PEDOMAN PEMBUATAN SOP
A PengertianB
Tujuan Penyusunan
C Manfaat
a.Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
c. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya. D Petunjuk Pengisian
1 Logo
- Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/kota, dan lambang Puskesmas.
Logo Puskesmas (Permenkes no.75 th.2014) 2 Kotak Kop / Heading
- Heading hanya dicetak halaman pertama
-
Kotak FKTP diberi Logo pemerintah daerah, dan nama Puskesmas
-
Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya
-- No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.
- Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
-- Ditetapkan Kepala FKTP: diberi tandatangan Kepala FKTP dan nama jelasnya 3 Isi SOP
-berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “ Sebagai acuan / pedoman ……”. - Kebijakan :
- Referensi :
- Prosedur :
- Unit Terkait :
berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut. E Syarat penyusunan SOP
-- SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan
- Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan, dan mengapa. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan ak vitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan,
dimana dan oleh siapa dilakukan (Permenpan No. 035 tahun 2012).
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/ seragam dan
aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang
berlaku.
Logo Pemkot Singkawang
Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada keseragaman
Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua: 2/5, halaman terakhir: 5/5
Pengertian :
diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi
Tujuan :
berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka
bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu
Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas/FKTP hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut
- SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan objek SOP harus jelas
- SOP harus menggunakan kalimat perintah/ instruksi bagi pelaksana dengan bahasa yang dikenal pemakai - SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanaka
F Evaluasi SOP
- Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP
-- Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila:
a. Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
b.Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) pelayanan kesehatan c. Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru
d.Adanya perubahan fasilitas
- Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala FKTP Referensi :
"PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA" Depkes RI,2015
Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja
Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya
PEDOMAN PEMBUATAN SOP
c. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/kota, dan lambang Puskesmas.
Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
Ditetapkan Kepala FKTP: diberi tandatangan Kepala FKTP dan nama jelasnya
berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “ Sebagai acuan / pedoman ……”.
berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut.
SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan
Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan, dan mengapa. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan ak vitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan,
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/ seragam dan
aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang
Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di Puskesmas/FKTP
Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua:
diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi
berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014
berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka
bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas/FKTP hanya
SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan objek SOP harus jelas
SOP harus menggunakan kalimat perintah/ instruksi bagi pelaksana dengan bahasa yang dikenal pemakai
Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala FKTP
"PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA"
minimal dua tahun sekali yang dilakukan
Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart)
Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro. 1 2 o Awal kegiatan: o Akhir kegiatan: o Simbol Keputusan: o Penghubung: o Dokumen : o Arsip :
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkahlangkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/ bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman
langkah-langkahnya.
Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol balok:
Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut:
Ya
Tidak
Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart)
Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro. Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkahlangkah kegiatan
dilengkapi dengan diagram alir/ bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman
langkah-Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin
FORMAT SOP
JUDUL SOP SOP No.Dokumen : No.Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : Pengertian* Tujuan* Kebijakan* Referensi* Prosedur * Unit terkait**Wajib tersedia dalam form SPO
Penambahan seperti Alat/Bahan,Dokumen terkait dsb, disesuaikan dgn kebutuhan UPT.Puskesma s Singkawang Timur I Diagram alir (jika dibutuhkan)
FORMAT SOP
EDITA ACU,SKM 19590807 198210 2 003
Layanan klinis memuat jika terjadi pengulangan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau
pemberian obat, petugas kesehatan wajib memberitahu kepada dokter yang bersangkutan
SOP No.Dokumen : No.Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : Pengertian Tujuan Kebijakan Referensi
Alat dan Bahan 1. WIRELESS 2. LIST PASIEN
3. BUKU REGISTER POLI UMUM DAN ALAT TULIS 4. INFORMED CONSENT
5. ALAT MEDIS: STETOSKOP, SPHYGMOMANOMETER, TIMBANGAN, TERMOMETER, MICROTOICE, GV SET, HECTING SET, SIRKUM SET, KIE.
6. BLANKO RUJUKAN 7. PRINTER
Prosedur 1. Petugas dari masing-masing unit pelayanan mengidentifikasi kebutuhan pasien. 2. Petugas melakukan kajian sesuai dengan standar profesi yang telah dilakukan.
a. Data sosial yang meliputi, nama pasien, nama kepala keluarga, pekerjaan pasien, alamat, jenis kelamin dan tanggal lahir, agama, nomor rekam medis dan nomor kartu jaminan yang ada.
b. Data anamnesa (data subyektif) yang mencakup keluhan pasien, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit keluarga, riwayat alergi dan atau alergi obat.
c. Data pemeriksaan fisik (data obyektif) yang meliputi hasil pemeriksaan vital sign (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, tinggi badan, dan berat badan) hasil pemeriksaan spesifik yang mengacu dan sesuai dengan keluhan pasien serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjang kajian pasien.
d. Data diagnosis yang berupa diagnosis klinis pasien beserta kode ICD X pada kasus 10 besar penyakit.
e. Data terapi yang berupa jenis obat, jumlah obat yang diberikan dan cara pemakaian UPT.Puskesmas
Singkawang Timur I
Layanan klinis yang memuat jika terjadi pengulangan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau pemberian obat, petugas kesehatan wajib memberitahu dokter yang
bersangkutan merupakan jenis layanan di puskesmas yang diberikan kepada pasien untuk menghindari terjadinya kesalahan pemeriksaan, tindakan dan terapi pemberian obat kepada pasien.
Sebagai pedoman petugas dalam memberikan informasi kepada dokter pemeriksa jika pasien sudah mendapatkan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau pemberian obat, sehingga tidak terjadi pengulangan layanan dan pasien mendapatkan layanan optimal.
3. Petugas melakukan pencatatan hasil kajian pada rekam medis sesuai dengan standar profesi yang telah dilakukan meliputi :
Prosedur
obat.
f. Data penunjang lain seperti rujukan ke unit lain, dan edukasi yang diberikan.
g. Petugas mencatat semua hasil kajian pasien yang ada di rekam medis sesuai dengan standar profesi yang telah dilakukan.
h. Petugas membaca dan memberikan informasi kepada dokter pemeriksa bila terjadi pengulangan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau pemberian obat
EDITA ACU,SKM 19590807 198210 2 003
1. WIRELESS 2. LIST PASIEN
3. BUKU REGISTER POLI UMUM DAN ALAT TULIS 4. INFORMED CONSENT
5. ALAT MEDIS: STETOSKOP, SPHYGMOMANOMETER, TIMBANGAN, TERMOMETER, 6. BLANKO RUJUKAN
7. PRINTER
1. Petugas dari masing-masing unit pelayanan mengidentifikasi kebutuhan pasien. 2. Petugas melakukan kajian sesuai dengan standar profesi yang telah dilakukan.
a. Data sosial yang meliputi, nama pasien, nama kepala keluarga, pekerjaan pasien, alamat, jenis kelamin dan tanggal lahir, agama, nomor rekam medis dan nomor kartu jaminan yang ada.
b. Data anamnesa (data subyektif) yang mencakup keluhan pasien, riwayat pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit keluarga, riwayat alergi dan atau alergi obat.
c. Data pemeriksaan fisik (data obyektif) yang meliputi hasil pemeriksaan vital sign (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, tinggi badan, dan berat badan) hasil pemeriksaan spesifik yang mengacu dan sesuai dengan keluhan pasien serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjang kajian pasien.
d. Data diagnosis yang berupa diagnosis klinis pasien beserta kode ICD X pada kasus 10 besar penyakit.
e. Data terapi yang berupa jenis obat, jumlah obat yang diberikan dan cara pemakaian Layanan klinis yang memuat jika terjadi pengulangan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau pemberian obat, petugas kesehatan wajib memberitahu dokter yang
bersangkutan merupakan jenis layanan di puskesmas yang diberikan kepada pasien untuk menghindari terjadinya kesalahan pemeriksaan, tindakan dan terapi pemberian obat kepada
Sebagai pedoman petugas dalam memberikan informasi kepada dokter pemeriksa jika pasien sudah mendapatkan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau pemberian obat, sehingga tidak terjadi pengulangan layanan dan pasien mendapatkan layanan optimal.
obat.
f. Data penunjang lain seperti rujukan ke unit lain, dan edukasi yang diberikan.
g. Petugas mencatat semua hasil kajian pasien yang ada di rekam medis sesuai dengan h. Petugas membaca dan memberikan informasi kepada dokter pemeriksa bila terjadi pengulangan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau pemberian obat