SATINAN
PRES I DENREPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
106 TAHUN
2OL7TENTANG
KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a.bahwa
dalam rangka
memfasilitasi
tumbuh
danberkembangnya
industri,
khususnya
industri
kecilmenengah
berbasis
inovasi,
perlu
menyediakanlayanan bagi
industri
dalam
suatu
kawasan
yangdisiapkan
secara
khusus,
dan
wahana yang
akanmemfasilitasi
aliran invensi menjadi inovasi untuk
meningkatkan produktivitas
dan daya saing;bahwa Kawasan Sains dan Teknologi mempermudah
terjadinya interaksi
dan
komunikasi
antar
pelakuutama
yang
terlibat
dalam penciptaan inovasi,
baikpengembang teknologi, pengguna teknologi,
maupun
fasilitator
atau intermediator;bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimanadimaksud
dalarn
huruf
a
dan
huruf
b,
perlumenetapkan Peraturan
Presiden
tentang
Kawasan Sains dan Teknologi;b.
c.
Mengingat
PRESIDEN
REPUBLIK IN DO N ESIA
-2-Pasal
4
ayat
(i)
Undang-UndangDasar
Negara Repubiik IndonesiaTahun
1945;MEMUTUSI{AN:
MenetapKan
:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG KAWASAN SAINS DANTEKNOLOGI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden
ini
yangdimaksud
dengan:1.
Kawasan
Sains
dan
Teknologi
(Sci.ence
andTechnologg
Park),
yang selanjutnya disingkat
KSTadalah
wahana
yang
dikelola
secara
profesionaluntuk
mengembangkan
dan
mendorongpertumbuhan
ekonomi secaraberkelanjutan
melalui pengembangan,penerapan
ilmu
pengetahuan
danteknologi,
dan
penumbuhan perusahaan
pemula berbasis teknologi.2.
Penelitianadalah
kegiatanyang
dilakukan menurut
kaidah dan
metodeilmiah
secara
sistematis
untuk
memperoleh
informasi, data, dan
keterangan
yangberkaitan dengan
pemahaman
dan
pembuktian
kebenaran
atau
ketidakbenaran
suatu
asumsidan/atau
hipotesisdi
bidangilmu
pengetahuan danteknologi
serta
menarik
kesimpulan
ilmiah
bagikeperluan kemajuan
ilmu
pengetahuan
danteknologi.
3.
PRES I DEN REPUELIK INDONESIA
-3-Inovasi
adalah
kegiatan Penelitian,
pengembangan,dan/atau
perekayasaanyang
bertujuan
mengembangkan
penerapan
praktis
nilai
dankonteks
ilmu
pengetahuan
yang
baru, atau
carabaru untuk
menerapkan
ilmu
pengetahuan
danteknologi
yang telah
ada
ke
dalam produk
atauproses produksi.
Spin Off adalah proses penciptaan organisasi, objek,
atau
entitas
baru
yang merupakan
hasil
pemisahanatau
pemecahandari bentuk
yanglebih
besar.Inkubasi
adalah suatu
proses
pembinaan,pendampingan,
dan
pengembanganyang
diberikan olehinkubator
wirausaha kepada peserta inkubasi.Perusahaan
Pemula Berbasis Teknologi
adalahusaha
mikro,
kecil, dan menengah berbasis teknologiyang
berada
pada tahap
awal
kelahirannya
danmemerlukan berbagai
dukungan
untuk
tumbuh.
Maturitas
adalah
tingkatan
tahapan
kinerja
dari
Kawasan Sains
dan
Teknologi
yang
mencerminkantingkat
keberhasilanatas
operasionalisasipengelolaan
sesuai dengan rencana
induk
danrencana
aksi
sehingga
menghasilkan
kinerja
awaldan
secara
berkesinambungan
diharapkan
dapatterus
mencapaikinerja
yangmandiri.
8.
Badan
Usaha adalahbadan
atau
lembaga berbadanhukum
yang
melakukan kegiatan
usaha
sesuaidengan
peraturan
perundang-undangan.4.
5.
6.
7.
9. 10. 11. L2. PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-4-Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan
yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi.Pemerintah
Pusat
adalah
Presiden
Republik Indonesiayang
memegangkekuasaan
pemerintahan negaraRepublik
Indonesiayang
dibantu
oleh
WakilPresiden
dan menteri
sebagaimanadimaksud
dalamUndang-Undang
Dasar
Negara
Republik
IndonesiaTahun
1945.Pemerintah
Daerah adalah kepala daerah
sebagaiunsur
penyelenggara
Pemerintahan Daerah
yangmemimpin
pelaksanaanurusan
pemerintahan
yangmenjadi kewenangan daerah otonom.
Menteri
adalah
menteri
yang
menyelenggarakanurusan
pemerintahan
di
bidang
ilmu
pengetahuandan teknologi.
BAB II
TUJUAN, SASARAN, DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 2
KST
bertujuan
mengembangkandan
memanfaatkanilmu
pengetahuan
dan
teknologi
untuk
mendorongpertumbuhan
ekonomi.PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-5-Bagian Kedua Sasaran Pasal 3Sasaran pembangunan dan pengembangan KST adalah:
a.
terwujudnya sinergi
fungsi
dan
peran
akademisi,bisnis,
dan pemerintah;b.
tersedianya
lingkungan
yang
kondusif
bagiberlangsungnya kegiatan Penelitian, pengembangan,
dan bisnis teknologi yang
berkelanjutan;
c.
tumbuh
dan
terbinanya
Perusahaan
PemulaBerbasis Teknologi;
d.
terwujudnya
perusahaan
baru yang
merupakanhasil
SpinOff,
dane.
tersedianya
layanan teknologi
untuk
mendukung daya saingindustri.
Bagian Ketiga
Fungsi
Pasal 4
KST mempunyai
fungsi
sebagai:a.
wahana
untuk kerja
sama
Penelitian
danpengembangan
berkelanjutan
antara
PemerintahPusat,
Pemerintah
Daerah,
Perguruan
Tinggi,lembaga penelitian
dan
pengembangan,
danindustri;
b.
fasilitator
penumbuhan
perusahaan berbasis Inovasimelalui Inkubasi
dan/atau
Spin Off;dan
(1)
(2)
PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-6-c.
penyedia
layanan bernilai tambah
dan
berkualitaskepada penerima layanan KST.
Pasal 5
Dalam
menjalankan
fungsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, KST menyediakan layanan:a.
teknis;b.
pengembangan teknologi;c.
Inkubasi
bisnis teknologi; dand.
layanan pendukung.Layanan
teknis
sebagaimana
dimaksud
padaayat (1)
huruf
a palingsedikit
mencakup:a.
pelatihan;b.
peragaan;c.
konsultasi teknis;
dand.
informasi.(3)
Layanan
pengembangan
teknologi
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (1) huruf
b
paling
sedikit mencakup:a.
desain teknologi;b.
purwarllpa;
c.
manajemen kekayaanintelektual;
dand.
konsultasi hukum.
(4)
Layanan
Inkubasi
bisnis
teknologi
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)huruf
c
berupa dukungan
teknologi
dan
manajemenbagi
Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi.(s)
PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-7
-Layanan pendukung
sebagaimanadimaksud
ayat
(1)huruf
d palingsedikit
mencakup:a.
fasilitas produksi
skala terbatas;b.
ruangkantor;
danc.
ruang konferensi/seminarf
pameran.BAB
III
PENYELENGGARAAN KST pada Bagian Kesatu Umum Pasal 6Penyelenggaraan KST dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a.
tata
kelola yang baik;b.
akuntabel;c.
transparan;
dand.
profesional. Pasal 7 Penyelenggaraan KST meliputi :a.
pendirian;b.
pengelolaan; danc.
pengembangan. Pasal 8(1)
KST dapat berupa:a.
zona terintegrasi; ataub.
zorra terkoneksi.(21
(3)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-Zona
terintegrasi
sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)
huruf
a
merupakan area
yang
menyatudalam
menyediakan
sarana
dan
prasarana untuk
pengembangan
dan
penumbuhan ekonomi
melalui pemanfaatanilmu
pengetahuan dan teknologi.Zona
terkoneksi
sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)huruf
b merupakan kawasan yang beradadi
beberapa
lokasi
yang
terpisah
namun
salingterhubung
dalam
menyediakan
sarana
danprasarana
untuk
pengembangandan
penumbuhanekonomi
melalui
pemanfaatan
ilmu
pengetahuandan
teknologi.Lokasi
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(3) harusmempertimbangkan
efektivitas
dan
aksesibilitas masing-masing lokasi.(4)
Bagian Kedua
Pendirian
pasal 9
Tahapan
pendirian
terdiri
atas:a.
persiapan; danb.
pembangunan.(1) (2t PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA
-9
-Paragraf 1 Penyelenggara Pasal 10Penyelenggara KST
terdiri
atas:a.
Pemerintah
Pusat dan/atau
pemerintahDaerah;
b.
Perguruan Tinggi; danc.
masyarakat.Masyarakat
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)huruf
cmeliputi:
a.
Badan Usaha;b.
perserikatan;atau
c.
perkumpulan.Penyelenggara
KST
sebagaimana
dimaksud
padaayat (1) dapat menyelenggarakan KST secara
sendiri-sendiri
atau secara bersama-sama.Dalam
penyelenggaraanKST,
penyelenggara
KST sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1),ayat
(2), d,anayat (3) membentuk pengelola KST.
Paragraf 2
Persyaratan
Pasal 11
Syarat pendirian KST paling
sedikit memiliki:
a.
sumber tekrrologi;b.
sumber daya manusia; (3)(4)
(1)
(1) PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-
10-c.
sumber pendanaan;d.
lahan/tempat;
dane.
bidang fokus yang akan dikembangkan.(2)
Ketentuan
lebih lanjut
mengenai
persyaratanpendirian
KSTdiatur
dengan Peraturan Menteri.Paragraf 3
Tahapan Persiapan
Pasal 12
Tahapan persiapan
sebagaimanadimaksud
dalam Pasalt
huruf
a mencakuppaling
sedikit:a.
pemetaan potensi sumber teknologi; danb.
pemetaan prospek pengembangan kawasan.Pemetaan
potensi sumber teknologi
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1)huruf
ameliputi:
a. dukungan lembaga penelitian
dan pengembangan terhadap beroperasinya KST;b.
tingkat
kesiapan teknologi
yang
tersedia
dan siapdihilirkan
oleh KST;c.
ketersediaan
tenaga
ahli/pakar yang
akan mendukung beroperasinya KST; dand.
potensi terjadinyaalih
teknologidi
dalam KST.Pemetaan
prospek
pengembangan
kawasansebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1) huruf
bmeliputi:
a.
komoditas unggulan lokal; (2)(3)
PRES I DEN REPUBLIK INOONESIA
-
11-b.
rencana pengembanganindustri;
c.
rantai
pasokan;d.
budaya masyarakat;e.
jenis
wirausaha yang adadi
daerah sekitar; danf.
prospek
pasar
dari
produk
yang
akandihasilkan
oleh KST.Pasal 13
Pemetaan
potensi sumber
teknologi
dan
pemetaanprospek pengembangan kawasan sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
12
melibatkan
unsur
akademisi,
bisnis, Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah.Paragraf 4
Tahapan Pembangunan
Pasal 14
Tahapan
pembangunan
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
t
huruf
b mencakup:a.
penyusunan
dan
pembentukan
kelembagaan
dan manajemen operasional;penyusunan rencana
induk;
penyusunan rencana aksi; dan
pembangunan sarana dan prasarana.
b.
c.
d.
(1) (21 PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
_t2_
Pasal 15KST
harus memiliki
sarana dan prasaranauntuk:
a.
pengembangan teknologi;b.
Inkubasi
bisnis teknologi; danc.
layanan teknologi.Sarana
dan
prasarana
pengembangan
teknologisebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)huruf a
dapatberupa pusat desain,
pusat
purwarupa
Qtrototypecentre),
ruang
untuk
konsultasi
hukum
dankekayaan
intelektual,
atau bentuk layanan
lainnya yang mendukung pengembangan teknologi.Sarana
dan
prasarana
Inkubasi
bisnis
teknologisebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)huruf
b
dapatberupa
kantor
bersama,
ruang usaha,
fasilitasi
produksi
percontohan,
pusat
layanan
bisnis,
ruangpelatihan,
akses pembiayaan,atau bentuk
layanan lainnya yang mendukungInkubasi bisnis
teknologi.Sarana dan
prasarana
layanan
teknologisebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)huruf c
dapatberupa ruang pelatihan, fasilitas
uji
produksi,
ruangpamer,
ruang data
dan
informasi/dokumentasi,
laboratorium
uji,
jejaring
tenaga
ahli/pakar,
ataubentuk layanan lainnya yang mendukung
layananteknologi.
Penyediaan
sarana
dan
prasarana
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
sampai dengan
ayat
(41dapat
dilakukan
secara
bertahap sesuai
dengankebutuhan
dan kemampuan. (3)(41
(s)
PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-13-Pasal 16
Pemerintah
Pusat
dan/atau
Pemerintah
Daerahmenyediakan, mengelola,
dan
mengembangkan
saranadan
prasarana dasar
KSTkhususnya
jalan
akses,jalan
kawasan, drainase,
dan
pengelolaan
limbah,infrastruktur
air
bersih,
listrik,
dan
teknologi
informasidan
komunikasi, serta akses transportasi,
baik
orangmaupun
barang
menuju
KST sesuai dengan
tugas
danfungsinya berdasarkan ketentuan
peraturan
perundang-undangan.Pasal 17
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
tata
cara
tahapanpendirian
KSTdiatur
dengan Peraturan Menteri.Bagian Ketiga Pengelolaan
Pasal 18
Pengelolaan KST sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 7huruf
bmeliputi:
a.
fasilitasi
penelitian
dan
pengembangan
yangberkelanjutan
yang
berorientasi
pada
kebutuhan
pasar;
fasilitasi
kekayaanintelektual;
Inkubasi
untuk
menumbuhkembangkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi;b.
C.
(1)
PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-t4-d.
fasilitasi
pengembanganjejaring kerja
dan
kerjasama;
e.
fasilitasi
alih
teknologi;f.
fasilitasi konsultasi hukum;
g.
fasilitasi
pengembangan akses permodalan; danh.
fasilitasi
pengembangan akses pemasaran.Pasal 19
Pengelola KST yang diselerrggarakan oleh Pemerintah Pusat dapat berbentuk:
a.
unit
pelaksana
teknis
di
bawah
kementerianatau
lembaga pemerintah
non
kementerian;atau
b.
bentuk
lainnya sesuai dengan
ketentuanperaturan
perundang-undangan.Pengelola KST yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dapat berbentuk:
a.
unit
pelaksana
teknis
di
bawah
salah
satusatuan
kerja
perangkat daerah
atau
lembagateknis
daerahsetingkat satuan
kerja
perangkat daerah; ataub.
bentuk
lainnya sesuai dengan
ketentuanperaturan
perundang-undangan.Pengelola KST yang diselenggarakan
oleh
PerguruanTinggi
bentuknya mengikuti ketentuan
bentuk
pengelolaan Perguruan Tinggi penyelenggara.
Pengelola
KST yang
diselenggarakan
olehmasyarakat
berbentuk
Badan Usaha.(21
(3)
(4)
PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-
15-Bagian Keempat Pengembangan Pasal 20Pengembangan
KST
sebagaimana
dimaksud
dalamPasal 7
huruf
cmeliputi:
a.
pengembanganInkubasi
dan
pengembangan bisnis berkelanjutan;b.
pengembangan kapasitas sumber daya manusia;c.
pengembangankonsultasi, bimbingan
teknis,
dankapasitas informasi; dan
d.
pengembangan
teknologi
untuk
mendukungPerusahaan Pemula Berbasis Teknologi.
Pasal 21
Untuk
mendukung
pengembangandan
penerapanilmu
pengetahuan
dan
teknologi pada KST
dapatmengikutsertakan organisasi profesi
dan
lembagapenunjang lainnya.
Organisasi
profesi
sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1) merupakan organisasi profesi
yang
terkait
dengan
pengembangan
ilmu
pengetahuan
danteknologi serta
industri.
Lembaga penunjang
lainnya
sebagaimana dimaksudpada ayat
(1) merupakan
lembagapenunjang
yangterkait
dengan
pengembangan
ilmu
pengetahuandan teknologi serta
industri.
(1)
(2)
(3)
(1) (21 PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-16-BAB IV PENERIMA LAYANAN KST Pasal 22Penerima layanan KST dapat berupa:
a.
tenant KST; danb.
non tenant KST.Tenant
KST
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)huruf
a
merupakan
pihak yang
mendapatkanlayanan
dari
KST
dalam
jangka
waktu
tertentu
sesuai
perjanjian kerja
sama.Non
tenant
KST
sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)
huruf
b
merupakan
pihak yang
mendapat layanandari
KST tanpaperjanjian kerja
sama.Pasal 23
Tenant
KST
dan
nondimaksud dalam
Pasalhuruf
b dapat berupa:a.
industri;
b.
Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi;c.
inkubator;
d.
lembagaalih
teknologr;e.
lembaga penelitian dan pengembangan;f.
lembaga pembiayaan;g.
lembaga pelatihan;h.
kementerian/lembagalPemerintah
Daerah;i.
masyarakat (perseorangan atau kelompok);j.
Perguruan Tinggi; atauk.
lembaga penunjang
ilmu
pengetahuan
danteknologi lainnya. (3)
(1)
tenant
KST
sebagaimana22
ayat
(1)
huruf
a
dan(2)
REPUBLIK INDONESIA
-L7-Syarat
dan
ketentuan tenant
KST
dan non
tenantKST ditetapkan oleh pengelola KST.
BAB V
PENJAMINAN MUTU
Bagian Kesatu
Umum
Pasal24
Penjaminan
mutu
pengelolaana.
pendaftaran;b.
penilaian;c.
pemberian rekomendasi;d.
pemeringkatan;e.
pembinaan; danf.
pengawasan. KSTdilakukan
melalui: (1) (2) Bagian Kedua Pendaftaran Pasal 25Pendaftaran
KST
dilakukan
sebagai
tindak
lanjut
dari pendirian
KST.Pendaftaran
KST
sebagaimana
dimaksud
padaayat (1) dikelola oleh Menteri.
Ketentuan
lebih lanjut
mengenai
tata
carapendaftaran KST
diatur
dengan Peraturan Menteri. (3)(1) (2) (3) (4) PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA
-18-Bagian Ketiga Penilaian Pasal 26Penilaian
dilakukan
terhadap:a.
administrasi;b.
teknis;
danc.
kinerja.Penilaian
administrasi
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)huruf
adilakukan
untuk
memastikan bahwa KST memenuhi syarat sesuaiketentuan
pendirian.Penilaian
teknis
sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)huruf b
dilakukan
untuk
menjamin
prosespelayanan
kepada penerima
layanan
sesuaiketentuan.
Penilaian
kinerja
sebagaimana
dimaksud
padaayat (1)
huruf
c
dilakukan
untuk
mengukur
hasil dan dampakdari kegiatan/pelayanan
KST.Penilaian
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)dilakukan
olehtim
penilai.Ketentuan lebih
lanjut
mengenaitata
cara
penilaiandan
pembentukan
tim
penilai
ditetapkan
olehMenteri.
Bagian Keempat Pemberian Rekomendasi
(1)
MenteriPasal27
memberikan
rekomendasi
kepada penyelenggaradan
pengelola KSTberdasarkan
hasilpenilaian
sebagaimana dinraksud dalam Pasal 26. (s)(6)
(2)
PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA
_19_
Rekomendasi sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1) dapat berupa:a.
peningkatan kapasitas KST;b.
peningkatan pengelolaan KST; atauc.
peningkatankinerja
pengelola KST.Dalam
hal
rekomendasi
sebagaimana
dimaksudpada
ayat (2)tidak
dilaksanakan
oleh penyelenggaradan/atau
pengelolaKST,
Menteri
dapat
mencabutstatus
KST. Bagian Kelima Pemeringkatan Pasal 28 (3)(1)
PemeringkatanMaturitas
KST.dilakukan untuk
mengukur
Pemeringkatan sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)didasarkan pada dimensi
relevansi,
keberlanjutan,dan
kemandirian dengan
indikator
keberhasilan kinerja.Ketentuan
lebih lanjut
mengenai
tata
carapemeringkatan
KST
diatur
dengan
Peraturan Menteri. (2) (3)(1)
Menteri Bagian Keenam PembinaanPasal29
melakukan pembinaan dalam
penyelenggaraan KST.
(21
(3)
PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-20-Pembinaan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)ditujukan untuk
meningkatkan kinerja
KST.Pembinaan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1) dapat berupa:a.
pemberian insentif;b.
bimbinganteknis;
dan/atau
c.
penciptaan
iklim yang kondusif
bagipembangunan
dan
pengembangan KST dengandukungan keterlibatan
pemangku kepentingan.Dalam rangka pelaksanaan pembinaan sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) Menteri menetapkan:a.
norma, standar, prosedur,
dan
kriteria
KST;dan
b.
rencanainduk
pengembangan KST nasional. Pasal 30Pemberian
insentif
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal29
ayat (3)huruf
a dapat berupa:a.
pembiayaan penelitian dan pengembangan;b.
modal awal;c.
akses pemasaran;d.
fasilitas kekayaanintelektual;
e.
dana Inkubasi;f.
bantuan
pengembangan sarana dan prasarana;g.
pemanfaatan
fasilitas
laboratorium
lembagapenelitian dan pengembangan pemerintah;
h.
kemudahan perizinan;dan/atau
i.
kemudahandi
bidang perpajakan.(41
(1)
(21 (3) (4) (1) (21 (3) PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-2t-Pemberian
insentif
yang
berasal
dari
penerimaannegara
bukan pajak dilakukan
sesuai
denganketentuan peraturan
perundang-undangan.Pemberian
kemudahan
perizinan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
huruf
h
dan
kemudahanbidang
perpajakan
sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1) huruf i
dilaksanakan
sesuai
denganketentuan peraturan
perundang-undangan.Ketentuan
lebih lanjut
mengenai
insentif
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1)huruf
a
sampai denganhuruf
gdiatur
dengan Peraturan Menteri.Pasal 31
Bimbingan
teknis
sebagaimana
dimaksud
dalamPasal
29
ayat (3)huruf
bmeliputi:
a.
pengembangan
kapasitas
substansi
dan manajemen pengelola KST;dan/atau
b.
penempatan tenaga ahli.Menteri
dapat
menunjuk
kementerian/lembagaterkait untuk
melakukan
bimbingan
teknissebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Menteri
menyusun
dan
menetapkan
pedomanbimbingan teknis.
Bagian
Ketujuh
Pengawasan
Pasal 32
(1)
Untuk
menjamin
mutu
penyelenggaraan
KST,Menteri
melakukan
pengawasan.PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
_22_
Pengawasan sebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1)meliputi administrasi, teknis,
dan kinerja.Pengawasan sebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1)dan
ayat
(2)dilaksanakan
sesuai dengan ketentuanperaturan
perundang-undangan.BAB VI
PELAPORAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI
Bagian Kesatu Pelaporan
Pasai 33
(1)
Pengelola
KST wajib
menyampaikan
laporankemajuan
setiap
tahun
secara
tertulis
kepadaMenteri.
Laporan kemajuan
setiap
tahun
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
dilakukan melalui
sistemdatabase
dan
informasi
yang
dikelola
olehkementerian
yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan
di
bidang
ilmu
pengetahuan
danteknologi.
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenaitata
cara pelaporansebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)
dan
ayat
(2)diatur
dengan Peraturan Menteri.(21
(3)
(21
(3)
(1) (2) PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-23-Bagian Kedua Pemantauan Pasal 34Pemantauan
terhadap
penyelenggaraan
KSTdilakukan
secara berkala oleh Menteri.Pemantauan
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)ditujukan untuk
meningkatkan
efektivitaspenyelenggaraan KST.
Efektivitas
penyelenggaraan
KST
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(21
diukur
dengan
3
(tiga)dimensi pengukuran
kinerja
Yaitu:a.
dimensi relevansi;b.
dimensikeberlanjutan;
danc.
dimensi kemandirian.Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
pemantauanpenyelenggaraan
KST
diatur
dengan
PeraturanMenteri.
Bagian Ketiga Evaluasi
Pasal 35
(1)
Menteri
melakukan evaluasi
untuk
menilaiMaturitas
KST,Evaluasi
sebagaimana
dimaksud
pada ayat
(1)dilakukan
berdasarkan
indikator pertumbuhan
danperkembangan
kinerja
KST.Ketentuan lebih
lanjut
mengenai evaluasi,indikator,
danMaturitas
KSTdiatur
dengan Peraturan Menteri. (3)(4)
(21
(3)
PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
-24-BAB VII PENDANAAN Pasal 36Pendanaan
penyelenggaraan
KST
bersumber
dari
Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja Negara,
AnggaranPendapatan
dan
Belanja Daerah,
dan
sumber
lain
yangsah
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 37
Pada
saat
Peraturan Presiden
ini
mulai
berlaku,Penyelenggara
KST
yang
telah ada
tetap
dapat menyelenggarakan KSTdan
harus
menyesuaikan denganketentuan
dalam
Peraturan Presiden
ini
paling
lama3
(tiga)tahun
sejak Peraturan Presidenini
diundangkan.BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 38
Peraturan Presiden
ini
mulai
berlaku pada
tanggaldiundangkan.
REPUJ'T,t=,'55f;*u=,o
-25-Agar
setiap orang
mengetahuinya,
memerintahkanpengundangan
Peraturan Presiden
ini
denganpenempatannya
dalam
Lembaran
Negara
Republik Indonesia.Ditetapkan
diJakarta
pada tanggal 22 November
2Ol7
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di
Jakarta
pada tanggal 22 November
2Ol7
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA
H.
LAOLYLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
2OI7
NOMOR 243Salinan
sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
ti
Bidang Pembangunan Manusiaan
Kebudayaandan Perundang-undangan, Asisten De