• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENURUNNYA DAYA ANGKAT HOIST CRANE BERPENGARUH TERHADAP PELAKSANAAN OVER HOUL DI KAMAR MESIN MV. SRI WANDARI INDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENURUNNYA DAYA ANGKAT HOIST CRANE BERPENGARUH TERHADAP PELAKSANAAN OVER HOUL DI KAMAR MESIN MV. SRI WANDARI INDAH"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENURUNNYA DAYA ANGKAT HOIST CRANE

BERPENGARUH TERHADAP PELAKSANAAN OVER

HOUL DI KAMAR MESIN MV. SRI WANDARI INDAH

SKRIPSI

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pelayaran pada Politeknik Pelayaran Semarang

Oleh

HANAFI SETYA KUSWARA

52155830 T

PROGRAM STUDI TEKNIKA DIPLOMA IV

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN

SEMARANG

2020

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Motto dan Persembahan

1. Kemenangan yang seindah–indahnya dan sesukar–sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri.

2. Jika anda memiliki keberanian untuk memulai, anda juga memiliki keberanian untuk sukses.

3. Sukses di dunia dan sukses di akhirat adalah pedoman untuk kita selalu berusaha dan berdoa.

Persembahan:

1. Orang Tua saya ayah Kuswanto, Ibu Eni Wahyu Pinilih serta adik kandung saya Novita Dwi Kusuma

2. Almamaterku Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang 3. Crew kapal MV. Sri Wandari Indah

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan anugrah-Nya dan atas bantuan dari dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul “Menurunnya daya angkat hoist crane berpengaruh terhadap pelaksanaan over houl di kamar mesin MV. Sri Wandari Indah”. Sebelum penyusunan skripsi ini penulis telah melaksanakan tugas Praktek Laut (Prala) selama satu tahun penuh di atas kapal MV. Sri Wandari Indah.

Dalam penyusunan Skripsi ini adalah untuk memperoleh sebutan Sarjana Terapan Pelayaran (S.Tr. Pel) di bidang Keteknikan dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca karena penulis telah menyusun dengan sebenar-benarnya dan berusaha sebaik mungkin berdasarkan yang penulis pelajari serta alami sendiri selama Prala di atas kapal.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat saran dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Capt. Mashudi Rofik, M.Sc selaku Direktur Politeknik Ilmu

Pelayaran Semarang.

2. Bapak H. Amad Narto, M.Pd, M.Mar.E selaku Ketua Prodi Teknika PIP Semarang.

(7)

vii

3. Bapak H. Rahyono,S.P1, M.M., M.Mar.E selaku dosen pembimbing materi skripsi.

4. Mrs. Latifa Ika Sari selaku dosen pembimbing metodologi dan penulisan skripsi.

5. Seluruh dosen di PIP Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermamfaat dalam membantu proses penyusunan skripsi ini. 6. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa,

serta Adik kandung saya, Novita yang selalu menyemangati.

7. Perusahaan PT. Karya Teknik dan Karya Sumber Energy dan seluruh crew MV. Sri Wandari Indah yang telah memberikan saya kesempatan untuk melakukan penelitian dan praktek laut serta membantu penulisan skripsi ini.

8. Orang yang saya sayangi yang selalu memberi support Novia Widi Untari 9. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak hal yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan dalam penelitian ini, maka dengan tangan terbuka peneliti menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia penelitian, pelayaran dan pembaca yang budiman.

Semarang, 2020 Penulis

HANAFI SETYA KUSWARA

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAKSI ... xiii ABSTRACT ... xiv BAB I : PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar belakang ... 1 1.2 Rumusan masalah ... 2 1.3 Batasan masalah ... 3 1.4 Tujuan penelitian ... 3 1.5 Manfaat penelitian ... 3 1.6 Sistematika penulisan ... 5

BAB II : LANDASAN TEORI... 8

2.1 Tinjauan pustaka ... 8

2.2 Kerangka pikir penelitian ... 24

(9)

ix

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1 Tempat dan waktu penelitian ... 28

3.2 Sumber data ... 28

3.3 Metode pengumpulan data ... 29

3.4 Teknik analisa data ... 32

3.5 Teknik keabsahan ... 37

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Gambaran umum objek penelitian ... 39

4.2 Hasil masalah ... 50 4.3 Pembahasan masalah ... 63 BAB V : PENUTUP ... 78 5.1 Simpulan ... 78 5.2 Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN ... 82

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hoist crane... 9

Gambar 2.2 Hoist elektro motor ... 9

Gambar 2.3 Kerangka pikir ... 25

Gambar 4.1 Gambar teknik 4 ton hoist crane ... 40

Gambar 4.2 Real hoist crane ... 41

Gambar 4.3 Aplication hoist crane... 42

Gambar 4.4 Gambar teknik elektro motor hoist crane ... 43

Gambar 4.5 elektro motor hoist crane ... 41

Gambar 4.6 Kopling atau rubber kopling ... 64

Gambar 4.7 Gigi reduksi aus ... 66

Gambar 4.8 Bearing aus ... 72

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Spesifikasi hoist crane ... 48

Tabel 4.2 Hoisting elektro motor spesification ... 49

Tabel 4.3 Keausan roda gigi reduksi ... 65

Tabel 4.4 Keausan bearing ... 72

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Ship Particullar

Lampiran 2 Crew List MV. Sri Wandari Indah

Lampiran 3 Gambar slow speed section and reduction section Lampiran 4 Gambar Mechanical brake

Lampiran 5 Gambar Teknik 4 ton hoist crane MV. Sri Wandari Indah

Lampiran 6 Gambar Teknik elektromotor hoist crane MV. Sri Wandari Indah Lampiran 7 Hasil wawancara dengan Chief engineer

Lampiran 8 Gambar Electro Magnetic brake

(13)

xiii

INTISARI

Hanafi Setya Kuswara, 2020, NIT : 52155830.T, “Menurunnya daya angkat hoist

crane berpengaruh terhadap pelaksanaan over haul di kamar mesin MV. Sri Wandari Indah”, Program Studi Diploma IV, Politeknik Ilmu Pelayaran

Semarang, Pembimbing I : H. Rahyono,S.P1.,M.M.,M.Mar.E. Pembimbing II : Latifa Ika Sari,S.Psi,S.Pd,M.Pd.

Kelancaran perawatan dan perbaikan main engine diesel dibutuhkan peralatan yang lengkap dan memadahi. Hoist crane adalah peralatan yang digunakan untuk mengangkat dan memindah komponen mesin yang tidak bisa dipindahkan oleh tenaga manusia. Dengan hoist crane diatas kapal maka masinis diatas kapal lebih mudah mengangkat komponen-komponen main engine diesel seperti cylinder head, piston, dan cylinder liner saat melakukan perawatan dan perbaikan. Untuk menunjang proses mengangkat komponen main engine diesel saat perawatan dan perbaikan maka diperlukan hoist crane harus dalam keadaan baik. Pokok utama hoist crane yang baik adalah hoist crane bisa mengangkat beban sampai 4 ton.

Metode yang Penulis gunakan untuk membuat skripsi ini adalah dengan menggunakan metode fish bone. Salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan.

Melaksanakan langkah-langkah tersebut diharapkan dapat di temukan masalah-masalah yang menyebabkan ketidak mampuan angkat hoist crane dalam mengangkat 4 ton. Kerusakan hoist crane yang disebabkan oleh rusaknya rubber

kopling bisa dicegah dengan memperhatikan suhu didalam ruang rubber kopling

dibawah 40º.

(14)

xiv ABSTRACT

Hanafi Setya Kuswara, 2020, NIT: 52155830.T," The reduced lifting power of the hoist crane affects the implementation of over haul in the engine roomof the MV. Sri Wandari Indah ", Study Diploma IV, Marchant Marine Polytechnic

Semarang, Supervisor I : H. Rahyono,S.P1.,M.M.,M.Mar.E. Supervisor II : Latifa Ika Sari,S.Psi,S.Pd,M.Pd.

To smooth maintenance and repair of the equipment needed to main diesel engine complete. Hoist equipment crane is used to lift and move the machine components that can not be moved by human power. With hoist crane onboard the machinist on board more easily lift the main components such as diesel engine cylinder head, piston and cylinder liner when performing maintenance and repairs. To support the process of lifting the main components of the current diesel engine maintenance and repair it is necessary to hoist crane must be in good condition. The main principal is a good hoist crane hoist crane can lift loads up to 4 ton.

The method used to make the author of this thesis is using fish bones methods. Is one of the research procedures that produce descriptive data in the form of speech or writing and the behavior of those who observed.

By implementing these measures are expected to be found the problems that led to the inability of the lifting crane hoist lifting 4 ton. Crane hoist damage caused by damage to the rubber coupling can be prevented by paying attention to the temperature in the room below 40º rubber coupling.

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Hoist crane mempunyai peran yang sangat penting sebagai penunjang

proses kerja di dalam kamar mesin. Keberadaan hoist crane sangat membantu dan meringankan beban kerja dalam hal angkat junjung beban kerja. Hoist

crane berada pada kamar mesin dan ditempatkan tepat di atas mesin diesel

induk. Penempatan seperti ini dikarenakan hoist crane merupakan alat penunjang perawatan dan perbaikan pada mesin disel induk, hal ini terlihat pada saat dilaksanakan pekerjaan overhaul piston mesin disel induk di kapal MV. Sri Wandari Indah.

Dalam keadaan normal, hoist crane dapat mengangkat beban yang beratnya tidak lebih dari 4 ton dan tentunya dapat memindahkan barang dari satu tempat ketempat yang lain sesuai dengan kapasitas hoist crane (dengan syarat area di bawah lintasan hoist crane tidak terhalangi oleh apapun).

Pada saat penulis melaksanakan praktek kerja laut dalam perjalanan dari Tanjung Priok, Jakarta menuju Balikpapan pada tanggal 15 Maret 2018,

hoist crane di kapal penulis mengalami ketidaknormalan saat digunakan

untuk mengangkat cadangan exhaust valve yang selesai diperbaiki. Ketidaknormalan ini bisa menghambat pekerjaan perawatan dan perbaikan pada mesin diesel induk. Beberapa masalah yang terjadi pada hoist crane di kapal saya adalah antara lain: Hoist crane tidak bisa dijalankan, tidak bisa

(16)

2

digerakkan pada lintasan, tidak mampu mengangkat beban sesuai kemampuan hoist crane, dan tidak bisa menurunkan beban sampai bawah.

Ketidaknormalan ini bisa disebabkan oleh banyak faktor yang membuat pesawat bantu hoist crane tidak bekerja dengan baik sesuai SOP (Standard

Operating Procedure).

Melalui skripsi ini penulis ingin mengidentifikasi penyebab penurunan daya angkat hoist crane, dampak yang ditimbulkan akibat hoist crane tidak dapat bekerja maksimal serta cara penanganan masalah tersebut.

Dengan mempertimbangkan hal-hal yang dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut ke dalam suatu bentuk penelitian dengan judul: “Menurunnya daya angkat hoist crane berpengaruh terhadap pelaksanaan over haul di kamar mesin MV. Sri Wandari Indah”. 1.2. Rumusan masalah

Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang di atas, pesawat bantu

hoist crane berfungsi sebagai pembantu dalam hal angkat junjung dan

pemindahan barang kerja saat perawatan dan perbaikan pada mesin induk. Meskipun demikian, terkadang terjadi gangguan pada hoist crane sehingga proses perawatan dan perbaikan mesin induk menjadi terhambat karena pemindahan barang kerja tidak bisa dilakukan oleh tenaga manusia. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis mengambil rumusan masalah yaitu :

1.2.1. Apakah adanya keausan pada roda gigi reduksi mengakibatkan menurunnya daya angkat hoist crane di kamar mesin?

(17)

3

1.2.3. Apakah kurangnya pelumasan paada bearing mengakibatkan bearing aus dan menurunnya daya angkat hoist crane?

1.2.3. Apakah kurangnya perawatan elektromotor mengakibatkan menurunnya daya angkat hoist crane di kamar mesin?

1.3. Batasan masalah

Sehubungan dengan luasnya pembahasan masalah tersebut maka penulis membatasi lingkup penelitian dengan hanya membahas tentang

hoisting elektro motor pada hoist crane yang tidak bekerja dengan baik di

MV. Sri Wandari Indah. 1.4. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai penulis dalam skripsi ini adalah : 1.4.1. Untuk memberikan gambaran terkait penyebab penurunan yang ada

pada hoist crane yang di akibatkan oleh roda gigi reduksi atau transmisi

1.4.2. Untuk memberikan gambaran terkait dampak penurunan hoist crane di kamar mesin yang disebabkan oleh bearing yang aus.

1.4.3. Untuk memberikan gambaran penyebab menurunnya hoist crane oleh elektromotor hoist crane di kamar mesin .

1.5. Manfaat penelitian

Hasil penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi menurunnya daya angkat hoist crane serta bagaimana cara mengatasinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

(18)

4

1.5.1. Manfaat Teoritis

1.5.1.1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau memperkaya teori mengenai ilmu permesinan di kapal khususnya terkait penurunan daya angkat hoist crane. 1.5.1.2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

sumbangan materi pada perkembangan dunia pendidikan

maritime, terutama pada jurusan Teknika sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan dan kompetensi Taruna. 1.5.1.3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan

materi pada institusi PIP Semarang. 1.5.2. Manfaat Praktis

1.5.2.1. Memberikan saran dan pemahaman yang tepat kepada semua pembaca agar memahami apa saja yang harus di lakukan apabila terjadi kerusakan pada hoist crane yang ada di kapal.

1.5.2.2. Sebagai sarana belajar penulis dalam mengintegrasikan pengetahuan dan pengalaman lapangan apakah sudah efektif dan efisien.

1.5.2.3. Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai penerapan teori yang telah didapat dari mata kuliah yang diterima kedalam penelitian yang sebenarnya.

(19)

5

Untuk mempermudah jalannya pemikiran dalam membahas permasalahan skripsi ini, maka sangat diperlukan adanya sistematika penulisan skripsi. Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam 5 (lima) bab dan dari masing–masing bab dibagi menjadi beberapa sub bab sebagai penjelasan dari bab yang ada, sehingga setiap bab yang di maksud dapat diketahui secara rinci. Hal ini dimaksudkan untuk mengungkapkan pokok–pokok permasalahan yang penulis sajikan pada bab-bab tertentu dan untuk memudahkan pembaca untuk memahami keterkaitan suatu bab dengan bab lainnya sehingga tujuan skripsi ini dapat tercapai.

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang masalah, cakupan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, orisinalitas penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini terdiri dari hasil kajian pustaka yang memuat tentang teori-teori dan istilah-istilah asing yang digunakan dalam membahas skripsi ini, Kerangka teoritis dan kerangka berfikir penilitian ini mencakup tentang pengertian hoist crane, penyebab penurunan daya angkat hoist crane, dampak yang terjadi terhadap penurunan daya angkat hoist crane, dan cara mengatasi penurunan daya angkat hoist crane

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari waktu dan tempat di mana penulis melakukan penelitian pada saat itu. Teknik pengumpulan data mengemukakan

(20)

6

cara pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun skripsi seperti observasi, wawancara, dan studi pustaka. Pada bagian mengenai jenis dan sumber data serta teknik analisis dimana penulis mengungkapkan cara atau metode yang dipakai dalam menggambarkan permasalahan serta memecahkan permasalahan pada skripsi ini.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini mengungkapkan data-data serta fakta-fakta yang pernah penulis alami selama melaksanakan praktek laut yang berkaitan dengan permasalahan yang penulis angkat.

Analisis data menyajikan penyebab timbulnya masalah serta menyederhanakan data-data yang ada sehingga mudah dalam membahas serta mudah dimengerti pembahasannya oleh para pembaca. Evaluasi pemecahan masalah menguraikan tentang cara terbaik yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang penulis angkat. Keterbatasan penelitian ini saya laksanakan pada satu kapal dan waktu yang terbatas selama penulis melaksanakan praktek laut. Perumusan masalah dan pembahasan dari hasil penelitian disesuaikan pada timbulnya masalah.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan merupakan ringkasan dari keseluruhan permasalahan. Saran merupakan gagasan atau pendapat yang berguna untuk memecahkan masalah tersebut pada masa sekarang atau masa yang akan datang.

(21)

7

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(22)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan pustaka

2.1.1. Pengertian crane

Hoist crane mempunyai fungsi yang penting di atas kapal, terutama

kamar mesin. Crane adalah suatu alat pengangkat dan pemindah material yang bekerja dengan prinsip kerja tali, crane digunakan untuk angkat muatan secara vertikal dan gerak kearah horisontal bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ke tempat yang telah ditentukan dengan mekanisme pergerakan crane secara dua derajat kebebasan (Rostiyanti, 2008).

Hoist crane adalah salah satu dari jenis pesawat angkat yang banyak

dipakai sebagai alat pengangkat dan pengangkut pada daerah-daerah industri, pabrik, bengkel maupun di ruang mesin kapal. Pesawat angkat ini dilengkapi dengan roda dan lintasan rel agar dapat bergerak maju dan mundur sebagai penunjang proses kerjanya. Hoist crane digunakan dalam proses pengangkatan muatan dengan berat ringan hingga dengan berat medium. Hoist crane biasa digunakan untuk pengangkatan dan pengangkutan muatan di dalam ruangan dan tidak terhalang apapun untuk beredarnya gerak kerja hoist. Letak Hoist crane berada di atas, dekat

dengan atap ruangan (United Ropeworks, 1970). Crane dapat dioperasikan secara manual dan juga dapat dioperasikan dengan listrik. Crane saat ini banyak digerakkan dengan motor listrik, sehingga hoist crane ini dikenal dengan over head electric traveling crane.

(23)

9

Hoist crane dalam hal ini digunakan di dalam kamar mesin untuk

membantu proses perawatan dan perbaikan mesin disel induk. 2.1.2. Cara Kerja Hoist Crane

Gambar 2.1 Hoist crane(sumber : lit.3) a. Trolley b. Hoist c. Hook d. Runway rail e. Wire roop f. Bridge grider g. Control Device bearing

Gambar 2.2 Elektromotor hoist crane (Ismanto. A, 2009) a b c d e f g

(24)

10

Dalam hal ini overhead crane mempunyai cara kerja sebagai berikut (manual book, 1998) :

2.1.2.1. Gerakan hoist

Gerakan hoist ini adalah gerakan naik dan turun untuk mengangkat dan menurunkan muatan yang telah dijepit oleh

spreader yang diikat melalui tali baja (wire rope) yang digulung

oleh drum, dimana drum ini digerakkan oleh elektromotor. Apabila posisi pengangkatannya telah disesuaikan seperti yang telah dikehendaki maka gerakan drum ini dapat dihentikan oleh rem (brake) yang dilakukan pada handle dan terdapat pada kabin operator.

2.1.2.2. Gerakan transversal

Gerakan transversal ini adalah gerakan yang dilakukan oleh

trolley saat membawa muatan dengan arah dan pergerakanya

sejajar dengan gerder, melalui tali baja yang terlilit pada drum dengan penggerak mula ialah elektromotor, sehingga trolley akan bergerak pada rel yang terletak di atas boom dan gerder. Gerakan ini akan berhenti jika arus listrik pada elektromotor diputuskan dan sekaligus rem akan bekerja.

2.1.2.3. Gerakan longitudinal

Gerakan longitudinal ini disebut juga gerakan yang dilakukan oleh gantry yaitu gerakan memanjang pada rel besi yang terletak pada permukaan tanah yang dilakukan melalui roda gigi transmisi. Dalam hal ini elektromotor akan memutar roda gantry

(25)

11

dan gantry akan bergerak secara maju mundur ke arah yang diinginkan, dan setelah jarak yang dicapai telah pada tempatnya maka arus listrik akan terputus dan rem sekaligus akan berkerja mengunci gigi pengunci supaya drum tidak bergerak mengarea tali baja dengan beban kerja.

2.1.3. Jenis – jenis Hoist Crane

Hoist crane dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu

(Muin, 1970) :

2.1.3.1. Hoist crane Tipe Bridge

Bridge crane atau overhead travelling crane didefinisikan

sebagai crane yang mempunyai sebuah bridge beam (palang jembatan) atau palang yang ditopang pada kedua ujung, mampu bergerak travelling along elevated run ways dan memiliki satu atau lebih meknisme hoist dipasang disepanjang bridge. Over

head crane. Tipe ini pada umumnya terdiri 3 jenis, yaitu :

a. single girder (EKKE), b. single girder beam (ELKE), c. double girder (ZKKE). ELKE adalah tipe hoist

crane termasuk dalam EKKE (single girder) dimana struktur

girder terbuat dari struktur beam atau baja profil. Sedangkan perbedaan dari EKKE dan ZKKE terletak pada jumlah girder dan struktur girder untuk keduanya terbuat dari plat baja yang dibentuk sedemikian rupa menjadi kotak (box). Hoist crane tipe

Bridge dibagi menjadi dua yakni : a. Top Running Bridge Crane. b. Under Running Bridge Cranes.

(26)

12

2.1.3.2. Hoist crane Tipe Gantry

Gantry cranes memiliki dua penyangga (portal) tegak yang

bergerak sepanjang ground based rails. Tinggi portal tergantung pada tinggi maksimum hook atau kait. Gantry crane digunakan di pabrik-pabrik dan di daerah penyimpanan outdoor seperti

railway dan shipping storage areas.

Gantry crane merupakan suatu alat angkat yang berfungsi untuk

memindahkan muatan yang berat seperti peti kemas dari truk ke kapal laut atau sebaliknya. Mempunyai tinggi 40 meter dengan daya angkat maksimum sebesar 40 ton.

Gantry crane adalah termasuk dalam kelompok crane tipe

jembatan dimana jembatannya dilengkapi dengan kaki pendukung yang tinggi dan dapat bergerak pada jalur rel yang dibentang diatas permukaan tanah. Komponen utama pada

gantry crane ialah Trolley dan Spreader. Trolley berfungsi untuk

memindahkan muatan dari satu tempat ke tempat lain. Trolley terletak pada konstruksi boom dan girder. Pada trolley terdapat juga kabin operator. Untuk mengoperasikan gantry crane. Komponen pada trolley adalah sebagai berikut :

1. Roda trolley

Roda trolley adalah salah satu komponen yang terpasang pada trolley berfungsi untuk membantu pergerakan trolley ini berjalan di atas lintasan boom dan girder sewaktu pengangkatan, dimana trolley ini terdapat beberapa roda.

(27)

13

2. Tali baja ( wire rope )

Tali baja banyak sekali digunakan pada mesin atau perlengkapan pesawat pengangkat, dan pada tali baja jika mengalami keausan serat-serat tali bagian luar yang terpilin akan terputus terlebih dahulu dibandingkan dengan bagian dalamnya, sehingga tanda-tanda untuk pergantian tali baja akan mudah diketahui.

3. Puli dan sistem puli

Puli adalah tempat berjalannya wire rope yang terbuat dari logam dan pinggiran puli diberi alur (groove) untuk tali. Puli terbagi atas dua macam, yaitu puli tetap ( fixed pulley) dan puli bergerak (moveable pulley). Puli tetap terdiri dari cakra dan tali yang dilingkarkan pada groove di bagian atasnya dan pada ujungnya digantung beban. Puli bergerak terdiri dari cakra dan poros bebas. Pengertian Sistem puli adalah kombinasi dari beberapa puli tetap dan puli bergerak atau terdiri dari beberapa cakra puli (A. Troitsky diterjemahkan Foead, 1994).

Sistem puli ganda (multiplie pulley system) digunakan untuk menghindari kesalahan pada waktu operasi pengangkatan yang menggantungkan beban pada ujung tali. Kesalahan pengangkatan ini disebabkan oleh beban berayun. Sistem puli ganda yang mengangkat beban dalam arah tegak, dapat

(28)

14

mereduksi beban yang berkerja pada tali sehingga diameter puli dan drum lebih kecil.

4. Drum

Pada pesawat angkat, drum berfungsi untuk menggulung tali

(rope). Drum dengan satu tali tergulung hanya mampu

mempunyai satu helix ke kanan, sedangkan drum yang didesain untuk dua tali diberi dua arah, kekanan dan kekiri.

Drum untuk tali baja dibuat dari bahan yang licin dengan flens yang tinggi untuk memungkinkan menggulung tali

dalam beberapa gulungan. Drum untuk tali baja terbuat dari baja cor, dengan mempertimbangkan gesekan bearing. 5. Transmisi

Roda gigi pada umumnya dimaksudkan adalah suatu benda dari logam ataupun non logam yang bulat dan pipih pada pinggirnya bergerigi. Roda gigi sangat berguna untuk mentransmisikan putaran dari putaran tinggi ke putaran rendah atau sebaliknya. Pada umumnya roda gigi dibuat dari bahan logam untuk mentransmisikan putaran yang berat, teknik pembuatan roda gigi dapat dikerjakan dengan cara di cor, dikerjakan pada mesin frais, dan hober. Secara umum fungsi roda gigi yaitu untuk meneruskan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, dan juga dapat memindahkan cairan dari suatu tempat ketempat yang lain, seperti yang digunakan pada pompa roda gigi. Roda gigi

(29)

15

dikelompokkan menjadi tiga kelompok, sesuai dengan kedudukan yang diambil oleh poros yang dipergunakan dalam industri. Putaran yang berubah-ubah juga dapat diperoleh dengan menggunakan roda gigi.

Maksud tersebut ialah dipergunakan pada perkakas pemindah kecepatan. Roda gigi dipergunakan pada kendaraan atau mesin yang memiliki gerakan putar.

6. Elektromotor

Elektromotor merupakan alat yang cukup penting dalam pengoperasian ini dikarenakan elektromotor adalah penggerak mula untuk menjalankan sistem yang terdapat pada crane. Elektromotor berfungsi merubah energi listrik menjadi energi mekanik yang dapat memutar poros untuk menjalankan trolley, dimana putaran elektromotor diteruskan ke sistem transmisi dan dari sistem transmisi akan di teruskan ke drum sehingga drum berputar dan tali akan terlilit dan terulur dari drum. Ketika elektromotor berputar secara otomatisakan mengalami pembebanan, ini dikarenakan oleh alat-alat yang terdapat pada sistem yang akan digerakkan oleh elektromotor.

Sehingga daya elektromotor perlu dihitung untuk memenuhi daya yang akan dikerjakan.

Dimana daya pada elektromotor : untuk peralatan pengangkat

(30)

16

𝑁𝑁 =75𝜂𝜂𝑄𝑄𝑄𝑄 Untuk peralatan penggerak

𝑁𝑁 =75𝜂𝜂𝑊𝑊𝑄𝑄 Keterangan:

N = daya yang diperlukan oleh elektromotor (hp), (kW) Q = bobot muatan yang diangkat (kg)

W = tahanan terhadap gerak (kg)

V = kecepatan benda yang digerakkan oleh elektromotor (m/s)

75 = harga dalam 1 hp = 0,75 kW η = efisiensi = 0,85

7. Rem (Brake)

Rem ini berfungsi untuk mengatur kecepatan penurunan muatan atau menahan muatan agar diam, rem digunakan untuk menyerap inersia massa yang bergerak. Tergantung pada kegunaannya rem dapat diklasifikasikan sebagai jenis penahan atau penurunan. Rem dapat dibedakan menjadi rem otomatis dan rem manual, dimana jenis rem yang termasuk rem manual ialah rem sepatu atau blok, rem pita, rem krucut dan rem cakram. Sedangkan rem pada automatis adalah rem sentrifugal untuk mengatur kecepatan yang digerakkan oleh bobot muatan yang

(31)

17

diangkat. Rem sepatu ganda digunakan pada mekanisme pengangkatan dan pemindahan dan pemutar crane yang berbeda dengan rem sepatu tunggal, rem sepatu ganda tidak menimbulkan defleksi pada poros rem, rem digerakkan oleh pemberat dan dilepaskan oleh elektro magnet. Biasanya rangkaian listrik dibuat saling mengunci antara motor dan magnet yang secara otomatis menghasilkan aksi pengereman walaupun motor berhenti secara mendadak. Momen statik yang diakibatkan pada poros rem. Bila rem dipasang pada poros motor, daya statik pengereman dapat dihitung dengan rumus:

𝑁𝑁𝑏𝑏𝑏𝑏 =𝑄𝑄𝑄𝑄𝜂𝜂75 Dimana:

N = daya pengereman (hp), (kW) Q = bobot muatan yang diangkat (kg) v = kecepatan benda digerakan elmot(m/s) 75 = harga dalam 1 hp = 0,75 kW

η = efisiensi = 0,85

Spreader berfungsi sebagai penjepit pada saat

pengangkatan dan penurunan, dimana spreader terletak pada posisi di bawah trolley supaya operator dapat melihat dengan jelas pada saat penempatan spreader.

(32)

18

2.1.4. Menurut Ismanto. A (2009) Komponen – komponen hoist crane adalah sebagai berikut :

2.1.4.1. Control Device

Komponen ini berfungsi secara umum untuk mengendalikan keseluruhan fungsi operasi hoist crane. Hoist crane kebanyakan dikontrol oleh pendant control, tidak tergantung dari struktur

crane, sehingga menggunakan suatu alat dan menjadikan hoist crane bekerja secara keseluruhan.

2.1.4.2. Remote Control

Remote control biasanya dipakai pada belt sekeliling pinggang. Remote control dapat menggunakan infra merah maupun radio

kontrol dan bisa juga menggunakan kabel yang terhubung langsung ke hoist motor.

Baik remote control infrared dan radio kontrol memiliki jangkauan yang terbatas.

2.1.4.3. Hand Held Pendant Control

Pendant control jenis hand held ini biasanya tergantung dari bridge (jembatan) pada seutas kabel yang dapat digerakkan dari

satu sisi crane ke sisi lainnya.

Control pada pendant biasanya berupa push button yang cara kerjanya dengan menekan tombol tersebut.

2.1.4.4. Hoist

Hoist merupakan bagian utama pada hoist crane yang berfungsi

(33)

19

melintang sepanjang cross travel girder yang berjalan dengan roda gigi.

Pada bagian ini terdapat beberapa komponen meliputi : 1. Rope

Rope yang digunakan pada hoist crane adalah jenis wire rope. Wire rope atau tali baja digunakan dalam mekanisme

pengangkatan sebagai flexible lifting appliances. Apabila dibandingkan dengan rantai, wire rope memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih ringan, lebih tahan terhadap sentakan, tidak berisik dalam pengoperasiannya pada kecepatan tinggi dan lebih handal. Wire rope dibuat dari kawat baja yang memiliki kekuatan sampai dengan 130-200 kg/mm2 kemudian melalui proses heat

treatment dikombinasikan dengan proses cold drawing lalu

dililit melingkar, sehingga didapat sifat-sifat mekanis yang lebih tinggi.

2. Pulley

Pulley atau puli berfungsi sebagai pemandu karena dapat

merubah arah dari flexible hoisting appliance, seperti wire

rope. Sistem pulley adalah kombinasi dari beberapa moveable pulley dan fixed pulley. Sistem ini digunakan untuk

mendapatkan gaya dan kecepatan yang lebih besar. Perhitungan drum dan puli didasarkan pada jumlah lengkungan tali yang terdapat pada sistem puli majemuk.

(34)

20

Satu lengkungan tali diasumsikan sebagai perubahan tali dari kedudukan lurus menjadi kedudukan melengkung, atau dari kedudukan melengkung menjadi kedudukan lurus. Di dalam menentukan jumlah lengkungan tali untuk sistem puli majemuk, jumlah lengkungan tali ditentukan oleh jumlah titik (puli, drum) tempat tali lewat.

Lengkungan dalam satu arah pada satu titik setara dengan lengkungan tunggal dan lengkungan variable setara dengan lengkungan ganda. Dalam perhitungan, puli kompensasi diabaikan karena puli ini tetap diam ketika muatan dinaikkan atau diturunkan. Pengaruh jumlah lengkungan dikompensasikan dengan suatu perubahan pada perbandingan 𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝑑𝑑 ( Dmin adalah diameter minimum puli dan d ialah diameter tali).

3. Roda puli tali

Roda puli tali dapat berupa desain tetap, bergerak dan kompensasi. Biasanya roda puli ini terbuat dari besi cor (besi kelabu) atau lasan. Efisiensinya η = 0,96- 0.97 dengan memperhatikan gesekan pada bantalan. Diameter roda puli tidak boleh kurang 10d, dengan d = diameter tali. Tali kawat diameter minimum roda pulinya ditentukan dari persamaan = 𝐷𝐷 ≥ e1.e2.d

(35)

21

D =diameter drum (mm) d =diameter tali (mm)

e1 =faktor yang tergantung pada alat pengangkat

dankondisi operasinya

e2 =faktor yang tergantung pada konstruksi tali

Keliling pelek roda puli dibuat sedemikian rupa sehingga tali tidak akan macet pada alurnya dan dapat bergerak cukup bebas terhadap bidang pusat puli tersebut. Untuk mencegah agar tali yang keluar menyimpang dari alur sisi dalam roda puli tanpa terjadi pelengkungan yang tajam (sudut simpang), titik pusat e dari penampang tali harus berada didalam alur. Untuk diameter pada roda puli kompensasi pada umumnya diambil 40% lebih kecil dari pada puli yang diberi beban.

2.1.4.5. Crab

Crab merupakan unit cross travel, dimana hook dinaikkan dan

diturunkan. Crab merupakan tempat hoist drive motor, tromol tali, braking device, limit seich, transmisi. Daya untuk crab dari bus bar atau kabel pada structure crane.

2.1.4.6. Bridge (jembatan)

Setiap crane memiliki jembatan yang memanjang melintasi struktur crane darirel ke rel. Pada bridge merupakan tempat

(36)

22

semua mekanisme operasi, drive motor dan peralatan pengendali

crane berada,biasanya pada bridge tertulis angka SWL (safe working limit) hoist crane.

2.1.4.7. Breaking device

rem digunakan untuk mengatur kecepatan gulungan tali saat menurunkan beban atau saat menahan beban ketika diangkat. Rem juga berfungsi untuk menyerap inersia dari beban yang bergerak. Hoist crane memiliki brake yang bekerja dengan prinsip apabila power dimatikan maka remnya bekerja sedang, apabila power dinyalakan maka remnya tidak bekerja karena pengunci yang bekerja pada roda gigi.

2.1.4.8. Drive Motor

Motor pada hoist digunakan sebagai penggerak dari wire rope, kemudian membawa beban untuk bergerak naik maupun turun. Perhitungan daya motor hoist menggunakan perumusan

𝑁𝑁 = 75𝜂𝜂 (𝐻𝐻𝐻𝐻)𝑄𝑄𝑄𝑄 Dimana:

Q = Daya angkat maksimal (kg) v = Kecepatan angkat (m/min) η = Efisiensi transmisi≈0,85 2.1.4.9. Transmissions

(37)

23

Transmisi dari hoist berfungsi untuk mengatur rasio putaran motor hoist tersebut, sehingga beban dapat berpindah dengan aman.

2.1.4.10. Hoist limit switch

Limit switch mencegah over winding dan over lowering hook block. Hoist limit switch terdiri dari upper dan lower limit switch. Upper limit switch berfungsi mencegah hook block berhubungan

dengan tromol tali. Lower limit switch mencegah hook block berhubungan dengan lantai.

2.1.5. Perawatan komponen hoist crane

Terdapat beberapa macam perawatan untuk komponen pada hoist

crane, yaitu sebagai berikut : Untuk melakukan perawatan pada

komponen hoist crane, dapat dilakukan dengan Predictive

Maintenance dan Periodic Maintenance. Predictive Maintenance

merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala. Predictive Maintenace menggunakan monitoring secara langsung dari kondisi mekanik, efisiensi sistem kerja, dan indikator lainnya.. Predictive Maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan Periodic

maintenance yang dilakukan berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih menitik beratkan pada Kondisi Mesin

(38)

24

adalah data. Perawatan ni termasuk jenis “condition-based

maintenance” dimana perubahan kondisi mesin atau peralatan dapat

dideteksi sehingga 13 tindakan yang bersifat proaktif dapat segera dilakukan sebelum terjadi kerusakan mesin (Higgins, 2002). Perawatan prediktif dilakukan berdasarkan proses monitoring condition yang dilakukan terhadap peralatan yang diinginkan. Hasil dari proses ini adalah data hasil pengukuran atau pengujian yang selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan data acuan yang telah diketahui sebelumnya untuk menentukan kondisi operasi dari peralatan. Teknik pemantauan yang umumnya digunakan dalam perawatan prediktif meliputi monitoring vibrasi, proses parameter, tribologi, metode thermografi, inspeksi visual dan metode nondestructive testing seperti metode ultrasonik. (Higgins, 2002). 2.2 Kerangka pikir

Penulis ingin membahas permasalahan yang dihadapi dan penyebabnya dalam penelitian ini ke dalam bentuk kerangka berpikir. Dalam penelitian ini akan diuraikan bahwa salah satu masalah yang timbul dalam identifikasi menurunnya kemampuan angkat hoist crane yaitu elektromotor yang tidak bekerja dengan baik sehingga dalam pengoperasian hoist crane menjadi terbatas. Berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis menggunakan fokus masalah terkait dengan bagaimana upaya mengatasi masalah yang menyebabkan menurunnya kemampuan angkat hoist crane. Gambaran kerangka pikir penelitian ini, sebagaimana ditunjukkan dalam bagan.

(39)

25

Gambar 2.3 Kerangka berpikir 2.3. Definisi Operasional

2.3.1. Daya angkat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kekuatan atau kemampuan mengangkat beban.

2.3.2. Hoist crane menurut United Ropeworks, (1970) adalah suatu jenis pesawat angkat yang digunakan untuk pengangkat dan pengangkut pada daerah indutri, pabrik, maupun di ruang mesin kapal. Pesawat angkat ini dilengkapi dengan roda dan lintasan rel agar dapat bergerak maju dan mundur sebagai penunjang proses kerjanya.

2.3.3. Over haul dalam istilah otomotif merupakan ssuatu kata dalam Bahasa inggris yang mempunyai arti pemeriksaan yang sangat teliti. Dari

Hoist crane

Normal Tidak normal

Upaya mengatasi: Melakukan perawatan yang teratur pada Hoisting elekro motor.

Penyebab Kerusakan Hoist Elektro Motor:

1. Kerusakan pada rubber kopling 2. Kerusakan bearing elektro

motor

3. Rusaknya gigi-gigi reduksi

Dampak yang Ditimbulkan:

1. Perbaikan dan perawatan main

engine menjadi terhambat

2. Pengoperasian kapal tidak tepat waktu

Identifikasi kerusakan

Penyebab tidak Normalnya Hoist

Crane:

Terjadi Kerusakan Pada Hoist elektro motor

(40)

26

pemeriksaan yang sangat teliti tersebut, dapat didapat data data yang sah, sehingga perbaikan dapat dilakukan secara tepat dan sesuai. 2.3.4. Transmisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bagian dari

motor yang berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari mesin serta dapat mengatur rasio putaran.

2.3.5. Bearing adalah alat yang memungkinkan untuk mengurangi gesekan atara dua bagian, dimana bearing mempunyai Gerakan angular dan

linear.

2.3.6. Elektromotor adalah penggerak mula untuk menjalankan system pada

(41)

78

78 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah didapatkan melalui suatu penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, selanjutnya dianalisa dan ditinjau lebih lanjut, maka penulis membuat suatu Simpulan pada skripsi ini tentang penyebab menurunnya kemampuan angkat hoist crane di kamar mesin adalah seperti berikut :

5.1.1 Adanya keausan pada roda gigi transmisi mengakibatkan menurunnya daya angkat hoist crane kamar mesin. Penyebab menurunnya kemampuan angkat pada hoist crane adalah terdapat kerusakan pada rubber kopling yang berfungsi meneruskan gaya putar dari shaft rotor elektro motor ke gigi-gigi reduksi pada gear box, akibat hentakan besar dan beban yang besar dikarenakan tidak optimalnya kerja rubber kopling sambungan antara elektro motor dengan gigi-gigi reduksi. Maka perlu dilakukan perawatan dan pengecekan terhadap rubber kopling agar gigi reduksi berjalan normal dan tidak terjadi hentakan. Apabila sudah terjadi kerusakan maka rubber kopling harus diganti serta gigi reduksi dapat di tambah gigi dengan mengelas bagian gigi yang rusak, setelah gigi reduksi di las maka dapat di rapikan dengan gurinda atau kikir.

5.1.2 Kurangnya pelumasan pada bearing mengakibatkan bearing aus dan menurunnya daya angkat hoist crane kamar mesin. Bantalan (bearing) yang aus menyebakan trouble pada shaft electromotor, sehingga shaft akan mengalami bengkok karena gesekan yang diterima oleh shaft sangat besar.

(42)

79

Maka harus dilakukan perawatan dan pengecekan rutin dengan memberikan pelumasan yang cukup pada bearing, jangan sampai bearing kering atau kurang pelumasan. Jika sudah terjadi kerusakan maka dapat mengganti

bearing sesuai dengan ukuran bearing.

5.1.3 Kurangnya perawatan pada electromotor mengakibatkan menurunnya daya angkat hoist crane kamar mesin. Trouble pada shaft rotor elektro

motor yang berfungsi meneruskan gaya induksi magnet menjadi gaya putar. Melengkungnya shaft rotor hingga 1,5mm ini mengakibatkan putaran motor tidak sempurna dan menjadikan bearing menjadi rusak. Maka elektro motor harus dilaksanakan perawatan dan pengecekan sesuai dengan jadwal PMS dan manual book instruction. Jika sudah terjadi kerusakan maka shaft elektro

motor harus di bubutkan agar lurus kembali.

5.2 Saran

Dari simpulan diatas, penulis dapat menyampaikan beberapa saran yang dapat digunakan untuk mengatasi ketidak mampuan angkat hoist crane di kamar mesin sehingga perawatan dan perbaikan main engine diesel tidak terhambat yaitu :

5.2.1 Disarankan di atas kapal untuk selalu melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin dan berkala pada gigi reduksi atau transmisi. Sehingga pada saat

hoist crane bekerja tidak normal atau menurun, dapat segera dilakukan

perbaikan dan penggantian pada komponen yang rusak.

5.2.2 Disarankan di atas kapal untuk selalu melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin dan berkala pada bearing dengan selalu memberikan bering pelumasan yang cukup. Menggunakan tipe bearing yang sesuai dengan

shaft. Sehingga elektro motor bisa berputar dengan lancar dan dapat mengangkat beban kerja 4 ton.

(43)

80

5.2.3 Disarankan di atas kapal melakukan perawatan pada electromotor hoist

crane sesuai dengan running hours dan PMS yang sudah ada di dalam manual book instruction. Wajib melaporkan jika terjadi masalah. Mengecek

bagian-bagian elektromotor antara lain pemeriksaan shaft, pemerikaan rotor, dll.

(44)

81

81

DAFTAR PUSTAKA

A. Muin, Syamsir, 1990, “Pesawat – Pesawat Pengangkut”, CV. Rajawali, Jakarta Ariany, Zulfaidah, 2012, “Teknik Kelistrikan Kapal”, UPT Undip Press, Semarang Bogdan. & Taylor., 1992, “Metode penelitian”, PT. Pustaka Baru Press,

Yogyakarta

Foead, Nazar, 1992, “Mesin Pemindah Bahan”, Erlangga, Jakarta

Lexy J, Moleong., 2005, “Metodologi Penelitian Kualitatif” Remaja Rosdakarya, Bandung

Rostiyanti, Susy Fatena, 2002, “Alat Berat untuk Proyek Konstruksi”, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Sekigahara Seisakusho, 1998, “4 ton engine room crane”, PT. Sasebo Heavy Industries Co.,LTD, Japan

Strauss. & Corbin.,1997, “Metode penelitian”, PT. Pustaka Baru Press, Yogyakarta Sugiyono., 2014, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta,

Bandung

Sujarweni, Wiratna, 2014, “Metodologi Penelitian”, PT. Pustaka Baru Press, Yogyakarta

(45)

82

LAMPIRAN 1

(46)

83

LAMPIRAN 2

(47)

84 LAMPIRAN 3

Slow speed section and reduction section

(1) slow speed shaft (2) key

(3) collar (4) oil seal

(5) slow speed bearingA (6) horisontal casing (10)ring gear housing (11)spacer ring (12)ring gear pin

(13)accentric asembly bearing (14)key (15)spacer (17)cycloid disc A (18)cyloid disk B

(19)slow speed sharft roller

(20)retaining ring (21)Cover

slow speed shaft bearingB

(48)

85

LAMPIRAN 4

(49)

86

LAMPIRAN 4

Foto Rubber kopling electromotor hoist crane

No. Part 13 accenteric assembly bearing (rubber kopling) Maker : Sekigahara Seisakusho LTD

(50)

87

LAMPIRAN 5

(51)

88

LAMPIRAN 6

(52)

89

LAMPIRAN 7 WAWANCARA

Wawancara yang saya lakukan di kapal MV. Sri Wandari Indah terhadap beberapa responden untuk memperoleh beberapa informasi sebagai bahan masukan bagi skripsi yang saya buat, sehingga diperoleh data yang mendukung terhadap penelitian yang saya lakukan. Adapun wawancara yang saya lakukan terhadap responden adalah sebagai berikut:

Wawancara kepada chief engineer.

Teknik : Wawancara

Penulis/EngineCadet : Hanafi Setya Kuswara KKM/Chief Engineer : Bakrun

Tempat, Tanggal : Engine Control Room, 17 Maret 2018

Cadet : Selamat malam chief?

Chief engineer : Selamat malam cadet

Cadet : Maaf menggangu waktunya sebentar Chief, saya mau

bertanya-tanya seputar permasalah kerusakan yang terjadi pada hoist crane kemarin?

Chief Engineer : Oh gak masalah cadet, mari silahkan masuk.

Cadet : Chief kira kira apa saja yang dapat menyebabakan

kerusakan pada hoist crane seperti yang terjadi pada saat kemarin?

(53)

90

menyebabkan kerusakan tersebut terjadi, diantaranya adalah high temperature dari elektro motor. Elektro motor menjadi panas bias saja karena beban yang di terima tidak seimbang dikarenakan adanya keausan pada bearing dan adanya kerusakan pada roda gigi. Jadi semua itu akan berkesinambungan det.

Cadet : Maaf chief, maksut dari high temperature elektro motor tersebut bagaimana? Tolong dijelaskan lebih detail

Chief Engineer : High temperature di elektro motor adalah kenaikan suhu pada permukaanya yang dikarenakan kurangnya pendinginan. Temperatur yang normalnya 80°C (176°F) naik menjadi 100°C (212°F). Kondisi ini bila terjadi pada jangka waktu yang lama akan menyebabkan kerusakan pada permukaan rotor.

Cadet : Bagaimana hoist crane roda gigi bisa aus chief?

Chief Engineer : Itu terjadi karena adanya kerusakan pada bearing. Bearing aus dikarenakan kurangnya pelumasan grease yang menyebabkan bearing menjadi panas dan tidak mampu menahan beban putaran. Maka shaft electromotor akan bengkok karena putaran tidak sempurna. Jika shaft bengkok maka gigi reduksi akan berbenturan dengan gigi reduksi yang lain dan menyebabkan keausan pada gigi reduksi. Semua itu terjadi karena kita kemarin kurang

(54)

91

melakukan perawatan pada Elektromotor hoist crane.

Cadet : Ok chief saya rasa informasi yang saya butuhkan sudah

cukup, terima kasih chief saya ijin kembali ke kamar

chief.

Chief engineer : Ok cadet, kalau ingin bertanya lagi silakan datang lagi ke kamar saya.

TTD

Chief Engineer

(55)

92

LAMPIRAN 8

(56)

93

LAMPIRAN 9

Foto perbaikan elektromotor hoist crane

(57)

94

(58)

95

LAMPIRAN 9

Gambar pelumasan pada bearing atau bantalan

(59)

96

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

1. Nama : Hanafi Setya Kuswara

2. NIT : 52155830 T

3. Tempat, tanggal lahir : 18 Juni 1995

4. Alamat : Jetak Pabrik, RT02/RW01, Jetak, Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, Indonesia

5. Agama : Islam

Nama Orang Tua

1. Nama Ayah : Kuswanto

2. Nama Ibu : Eni Wahyu Pinilih 3. Saudara : Novita Dwi Kusuma Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Palur 02 : Tahun 2001 - 2007 2. SMP MUH 1 Sragen : Tahun 2007 - 2010 3. SMK N 2 Sragen : Tahun 2010 - 2013 4. PIP Semarang : Tahun 2015 - 2020 Praktek Laut

1. Perusahaan : PT. KARYA TEKNIK 2. Kapal : MV. Sri Wandari Indah

Gambar

Gambar 2.1  Hoist crane(sumber : lit.3)  a.  Trolley  b.  Hoist  c.  Hook  d.  Runway rail e
Gambar 2.3 Kerangka berpikir  2.3.   Definisi Operasional
Gambar Mechanical brake electromotor hoist crane
Foto Rubber kopling electromotor hoist crane
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait