• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL KULIAH AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM UNTUK KALANGAN SENDIRI MANAJEMEN RESIKO DAN PASAR MODAL. Joko Setiawan, SE., MM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL KULIAH AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM UNTUK KALANGAN SENDIRI MANAJEMEN RESIKO DAN PASAR MODAL. Joko Setiawan, SE., MM."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

MANAJEMEN RESIKO DAN PASAR MODAL

Joko Setiawan, SE., MM.

(2)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

INDEX NUMBER

BAB I. ... 4

PENGERTIAN RISK MANAGEMENT ... 4

1. Pengertian Dasar ... 4

2. Proses - Proses Manajemen Resiko ... 5

2.1. Wideman ... 5

2.2. COSO. ... 5

BAB II. ... 11

KATEGORI RESIKO ... 11

1. Resiko dari sudut pandang penyebab ... 11

2. Resiko dari sudut pandang akibat ... 11

3. Resiko dari sudut pandang aktivitas ... 12

4. Resiko dari sudut pandang kejadian ... 13

BAB III. ... 14

APLIKASI INTEGRASI MANAJEMEN RESIKO ... 14

1. Pada Bisnis Perbankan ... 14

2. Pada Bisnis Perangkat Lunak / Softwere ... 16

BAB IV. ... 19

PROSES IDENTIFIKASI RESIKO ... 19

1. Menentukan Unit Resiko ... 19

2. Memahami Proses Bisnis ... 19

3. Menentukan Aktivitas Krusial ... 20

4. Menentukan Barang dan Orang ... 20

5. Menentukan Bentuk Kerugian ... 21

6. Menentukan Penyebab Kerugian ... 22

(3)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

BAB V. ... 24

CAPITAL MARKET / PASAR MODAL ... 24

A. Mengenal Stock (Saham) ... 24

B. Mengenal Obligasi ... 26

(4)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Isi Modul

Bab I. Pengertian Risk Management / Manajemen Resiko

Setelah mempelajari Bab I, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mengetahui dasar – dasar dan sasaran dari manajemen resiko. 2. Memahami proses – proses manajemen resiko dan fungsi pengawasannya.

Bab II. Kategori Resiko

Setelah mempelajari Bab II, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Memahami istilah kategori resiko

2. Memahami kategori – kategori resiko dari sudut pandang .

Bab III. Aplikasi Integrasi Manjemen Resiko

Setelah mempelajari Bab III, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Memahami secara umum aplikasi integrasi manajemen resiko pada bisnis perbankan.

2. Memahami secara umum aplikasi integrasi manajemen resiko pada bisnis perangkat lunak / softwere.

(5)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Bab IV. Proses Identifikasi Resiko

Setelah mempelajari Bab IV, mahasiswa diharapkan dapat :

1. Mengetahui langkah – langkah dalam proses identifikasi resiko. 2. Memahami akan gambaran – gambaran umum terhadap identifikasi resiko.

Bab V. Capital Market / Pasar Modal

Setelah mempelajari Bab V, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengetahui secara umum mengenai pasar modal. 2. Mengenal produk – produk pada pasar modal.

(6)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

BAB I.

PENGERTIAN RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO)

1. Pengertian Dasar

Manajemen Resiko adalah suatu pendekatan terstruktur / metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.

Suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk : Penilaian Resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.

Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negative resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko – resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen resiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada resiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain

(7)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

pelaksanaan risk manajemen melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen resiko (manusia, staff, dan organisasi).

Dalam kacamata bisnis (termasuk perbankan), banyak salah kaprah memahami tentang keberadaan resiko; seperti, resiko bisnis dianggap sama dengan resiko finansial dan dianggap sama pula dengan kerugian. Padahal resiko finansial hanyalah salah satu komponen dari resiko bisnis, selain resiko proyek, resiko operasional, resiko pasar dan resiko yang berkaitan dengan regulasi.

Resiko pada hakekatnya adalah kejadian yang memiliki dampak negatif terhadap sasaran dan strategi perusahaan. Manajemen resiko terintegrasi merupakan suatu proses dimana berbagai resiko diidentifikasi, diukur dan dikendalikan di seluruh bagian organisasi. Kemungkinan terjadinya resiko dan akibatnya terhadap bisnis merupakan dua hal mendasar untuk diidentifikasi dan diukur. Melalui pengelolaan resiko terintegrasi, setiap keputusan strategik yang diambil selalu berdasarkan atas informasi yang valid dan reliable. Dengan demikian keputusan itu diharapkan mampu mengantisipasi secara efektif kejadian-kejadian di masa depan dan mengurangi ketidakpastian.

Ironisnya, seringkali pengelolaan risiko hanya terfokus pada resiko yang berhubungan dengan kegiatan operasional, yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan uang (resiko finansial). Pendekatan ini tentu saja kurang lengkap, karena tidak mengcover keseluruhan resiko yang melekat pada bisnis yang digeluti. Memang, setiap industri memiliki penekanan sendiri-sendiri terhadap resiko yang akan dikendalikannya. Dalam manajemen resiko terintegrasi, resiko yang dominan dijadikan sebagai acuan utama. Contoh, di industri keuangan dan perbankan, manajemen resiko lebih ditekankan pada aspek finansial tanpa mengabaikan aspek resiko lainnya.

(8)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

2. Proses – Proses Manajemen Resiko

2.1. Wideman

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.

Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menibulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah resiko (Risk).

Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga tergolong Resiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap resiko.

(9)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

2.2. COSO

Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah. Menurut COSO, proses manajemen risiko dapat dibagi ke dalam 8 komponen (tahap). Sebagaimana dijelaskan pada Gambar 3, komponen-komponen dari risiko dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Internal environment (Lingkungan internal)

Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen tentang risiko), integrity (integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko), risk-appetite (selera atau penerimaan terhadap risiko), ethical values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.

(10)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

(2) Objective setting (Penentuan tujuan)

Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan menjadi strategic objective dan activity objective. Strategic objective di instansi Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi instansi tersebut. Sementara itu, activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu (1) operations objectives; (2) reporting objectives; dan (3) compliance objectives.

Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki organisasi yang ada pada seluruh divisi dan bagian haruslah dilibatkan dan mengerti risiko yang dihadapi. Penglibatan tersebut terkait dengan pandangan bahwa setiap pejabat/pegawai adalah pemilik dari risiko. Demikian pula, dalam penentuan tujuan organisasi, hendaknya menggunakan pendekatan SMART [5] , dan ditentukan risk appetite and risk tolerance (variasi dari tujuan yang dapat diterima). [6]

Risk tolerance dapat diartikan sebagai variation dalam pencapaian objective yang dapat diterima oleh manajemen. Dalam penerapan pelayanan pajak modern seperti pengiriman SPT WP secara elektronik, diperkirakan 80% Wajib Pajak (WP) Besar akan mengimplementasikannya. Bila ditentukan risk tolerance sebesar 10%, dalam hal 72% WP Besar telah melaksanakannya, berarti tujuan penyediaan fasilitas

(11)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

tersebut telah terpenuhi. Disamping itu, terdapat pula aktivitas suatu organisasi seperti peluncuran roket berawak dengan risk tolerance adalah 0%.

(3) Event identification (Identifikasi risiko)

Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negative (risks).

Terdapat 4 model dalam identifikasi risiko, yaitu (1) Exposure analysis; (2) Environmental analysis; (3) Threat scenario; (4) Brainstorming questions. Salah satu model, yaitu exposure analysis, mencoba mengidentifikasi risiko dari sumber daya organisasi yang meliputi financial assets seperti kas dan simpanan di bank, physical assets seperti tanah dan bangunan, human assets yang mencakup pengetahuan dan keahlian, dan intangible assets seperti reputasi dan penguasaan informasi. Atas setiap sumber daya yang dimiliki organisasi dilakukan penilaian risiko kehilangan dan risiko penurunan (lihat Tabel 1).

(12)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

(4) Risk assessment (Penilaian risiko)

Komponen ini menilai sejauhmana dampak dari events (kejadian atau keadaan) dapat mengganggu pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat diketahui dari inherent dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif, yaitu: likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya risiko). Dengan demikian, besarnya risiko atas setiap kegiatan organisasi merupakan perkalian antara likelihood dan consequence.

Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu: (1) qualitative techniques; dan (2) quantitative techniques. Qualitative techniques menggunakan beberapa tools seperti self-assessment (low, medium, high), questionnaires, dan internal audit reviews. Sementara itu, quantitative techniques data berbentuk angka yang diperoleh dari tools seperti probability based, non-probabilistic models (optimalkan hanya asumsi consequence), dan benchmarking.

Yang perlu dicermati adalah events relationships atau hubungan antar kejadian/keadaan. Events yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun, bila digabungkan bisa menjadi signifikan. Demikian pula, risiko yang mempengaruhi banyak business units perlu dikelompokkan dalam common event categories, dan dinilai secara aggregate.

(13)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk response dari organisasi dapat berupa: (1) avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan risiko; (2) reduction, yaitu mengambil langkah-langkah mengurangi likelihood atau impact dari risiko; (3) sharing, yaitu mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain; (4) acceptance, yaitu menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak ada upaya khusus yang dilakukan.

Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti pengaruh tiap response terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal sehingga bersinergi dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost versus benefits, dan kemungkinan peluang (opportunities) yang dapat timbul dari setiap risk response.

(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)

Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies) dan prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi: (1) integritas dan nilai etika; (2) kompetensi; (3) kebijakan dan praktik-praktik SDM; (4) budaya organisasi; (5) filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen; (6) struktur organisasi; dan (7) wewenang dan tanggung jawab.

Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktifitas pengendalian. Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive, detective, corrective, dan directive. Sementara aktifitas pengendalian berupa: (1) pembuatan kebijakan dan prosedur; (2) pengamanan kekayaan organisasi; (3) delegasi wewenang dan pemisahan fungsi; dan (4) supervisi atasan. Aktifitas

(14)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

pengendalian hendaknya terintegrasi dengan manajemen risiko sehingga pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi dapat menjadi optimal.

(7) Information and communication (Informasi dan komunikasi)

Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi.

Informasi yang disajikan tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan, dan kualitas informasi dapat dipilah menjadi: (1) appropriate; (2) timely; (3) current; (4) accurate; dan (5) accessible. Arah komunikasi dapat bersifat internal dan eksternal. Sedangkan alat komunikasi berupa diantaranya manual, memo, buletin, dan pesan-pesan melalui media elektronis.

(8) Monitoring

Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah (separate evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan aktivitas rutin lainnya.

Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis). Pada monitoring ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi, dokumentasi, dan action plan.

(15)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies, yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak relevan). Kendala ini timbul dari berbagai faktor seperti sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan.

FUNGSI PENGAWASAN MANAJEMEN RESIKO MENURUT COSO

Perkembangan peranan pengawasan internal (internal control) terkini menggunakan kerangka COSO (COSO Framework). Kerangka ini memandang internal control sebagai sebuah proses, dan dirancang untuk memberikan keyakinan tentang efektivitas dan efisiensi dari operasi, keandalan informasi atau pelaporan keuangan, dan ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku. COSO Framework terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu control environment, risk assessment, control activities, information and communications, dan ongoing monitoring.

Bila dicermati secara seksama, terdapat kesamaan tujuan, cara pandang, dan materi pada risk management dan internal kontrol. Seluruh komponen COSO Framework ada pada risk management. Pemahaman manajemen risiko dalam pengawasan akan mengoptimalkan fungsi pengawasan berupa efektifitas pencapaian tujuan pengawasan dan efisiensi biaya pengawasan. Dengan demikian, di satu sisi dapat dikatakan bahwa internal control is the integral part of risk management.

(16)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

BAB II.

KATEGORI RESIKO

Istilah Kategori Resiko

Istilah Resiko dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Istilah resiko keuangan, resiko operasional, resiko bisnis, dan lain – lain, ini sebenarnya menunjukkan kategori resiko. Ada resiko yang bisa dikategorikan sebagai resiko keuangan, ada resiko yang masuk kategori resiko operasional, dan lain.

Kategori Resiko Berdasarkan Sudut Pandang

(17)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Resiko dapat dilihat dari sudut pandang sebab terjadinya resiko. Apabila dilihat dari sebab terjadinya resiko, ada dua macam resiko, yaitu : Resiko Keuangan dan

Resiko Operasional.

Resiko Keuangan adalah resiko yang disebabkan oleh faktor – faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing. Jadi, resiko yang disebabkan oleh terjadinya perubahan harga, perubahan tingkat bunga, atau perubahan mata uang asing disebut sebagai resiko – resiko keuangan.

Resiko Operasional adalah resiko – resiko yang disebabkan oleh faktor – faktor non-keuangan. Faktor – faktor non-keuangan tersebut yaitu manusia, teknologi, dan alam.

2. Resiko Dari Sudut Pandang Akibat

Resiko bisa dilihat dari akibat yang ditimbulkan. Ada dua kategori resiko jika dilihat dari akibat yang ditimbulkan, yakni :

a) Resiko Spekulatif

Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.

Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah resiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan.

(18)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Resiko yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.

b) Resiko Murni

Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ).

3. Resiko Dari Sudut Pandang Aktivitas

Ada beberapa macam aktivitas yang dapat menimbulkan resiko. Misalnya, aktivitas pemberian kredit oleh bank, resikonya disebut resiko kredit. Demikian juga seseorang yang melakukan perjalanan menghadapi resiko, resikonya disebut resiko perjalanan. Banyaknya resiko dari sudut pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada.

Perlu diketahui bahwa ada yang menganggap bahwa pemberian nama resiko keuangan atau resiko operasional itu berdasarkan atas aktivitasnya yaitu aktivitas

(19)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

keuangan dan aktivitas operasional. Anggapan ini tidak tepat karena yang sebenarnya dimaksudkan dengan resiko keuangan adalah resiko itu sendiri dilihat dari faktor penyebabnya dan bukan aktivitasnya. Demikian halnya dengan resiko operasional itu karena dilihat dari penyebabnya bukan aktivitasnya.

4. Resiko Dari Sudut Pandang Kejadian

Resiko sebaiknya dinyatakan berdasarkan kejadiannya, misalnya kejadiannya adalah kebakaran maka disebut “resiko kebakaran”. Jika kejadiannya adalah nilai tukar mata uang rupiah dibandingkan mata uang asing yang anjlok maka disebut “resiko anjloknya nilai tukar rupiah”, dan lain – lain.

Suatu resiko dapat dilihat dari keempat sudut pandang, misalnya resiko kebakaran. Dari sudut pandang penyebabnya, resiko kebakaran masuk kategori resiko operasional karena disebabkan oleh faktor – faktor operasional dan buka faktor keuangan. Dari sudut pandang akibatnya, resiko kebakaran masuknya masuk kategori resiko murni oleh karena kebakaran jika terjadi yang ada hanya rugi saja. Sedangkan dari sudut pandang aktivitas, resiko kebakaran dapat dimasukkan sebagai salah satu bagian dari aktivitas, misalnya mengendarai mobil. Banyak aktivitas yang bisa menimbulkan kebakaran, seperti memasang kabel listrik, memasak, dan lain – lain.

(20)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

BAB III.

APLIKASI INTEGRASI MANAJEMEN RESIKO

1. Pada Bisnis Perbankan

BI RATE & BUNGA KREDIT PERBANKAN

Penurunan BI rate untuk kesekian kalinya dalam kurun waktu 7 bulan terakhir mampu membantu stabilnya nilai rupaiah terhadap dolar, setelah BI rate diumumkan turun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa Indonesia kembali terangkat, koreksi rupiah pun tertahan. Pelaku pasar menafsirkan pemangkasan BI rate sebagai indikasi perbaikan ekonomi sehingga mereka menanggapi positif.

BI optimis atas perbaikan kondisi perekonomian di kawasan asia dan global, yang tercermin melalui progress semester I 2009 yang menurut BI lebih baik dari perkiraan semula. Hal ini dapat memacu pertumbuhan sektor riil dan

(21)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

membantu menekan tingginya bunga kredit, yang hingga kini masih berkisar 13-14% per tahun.

Memang menjaga kondisi kestabilan nilai tukar dan pedulinya pihak perbankan untuk menurunkan suku bunga deposito sebagai bentuk dukungan rerhadap kebijakan turunnya BI rate masih belum terealisasi dengan cepat. Hal lain yang menjadi catatan BI adalah tidak efisiennya pengelolaan perbankan dan terlalu berorientasi pada profit disamping belum pulihnya kondisi likuiditas secara keseluruhan.

Hal lain yang juga masih membuat perbankan menahan kebijakan untuk mendukung turunya BI rate adalah adanya kekhawatiran terhadap besarnya persepsi yang muncul terhadap risiko di sektor riil, sejalan dengan belum kondusifnya pesta demokrasi yang masih ditunggu oleh pelaku bisnis dan perbankan dalam perumusan kebijakan investasi dimasa mendatang…

PERBANKAN DAN STRATEGY MAP

Saat ini, masih menarik bicara masalah peningkatan kinerja perbankan agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang sangat pesat. Bank memerlukan sebuah alternatif strategy agar peningkatan kinerja dapat terlaksana secara strategis. Berikut ini mencoba membahas peran strategy map sebagai suatu bentuk aplikasi peningkatan kinerja. Strategy map sendiri adalah sebuah diagram yang menunjukan visi, misi, strategi organisasi diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari pada setiap unit bisnis dengan menggunakan key performance index (KPI). Dengan menggunakan strategy map bisa di dilihat dengan jelas

(22)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

keterkaitan antar visi, misi organisasi. Strategy map dibuat dengan menghubungkan strategic objective organisasi secara eksplisit dengan masing-masing KPI yang dikelompokan dalam ke empat perspektif balance scorecard (financial, customer, internal business process dan Learning & growth ).

MENGAPA RISK MANAGEMENT DIPERLUKAN PADA PERBANKAN ?

Sama halnya dengan perusahaan lainnya, perbankan perlu mengelola manajemen resiko dengan baik, apalagi jika termasuk klasifikasi perusahaan besar dan mempunyai beberapa anak perusahaan yang tersebar di berbagai titik. Perlunya suatu proses identifikasi, analisis, penilaian dan monitoring suatu risiko yang sangat cepat perubahannya pada perbankan dan kemudian perlu segera dilakukan pengukuran atas mitigasi resiko untuk kepentingan stakeholder’s dan dalam menyeimbangkan risk and reward.

Ada beberapa alasan mengapa manajemen risiko diperlukan dalam perbankan: 1. Merupakan salah satu aspek dalam good corporate govermance.

2. Membantu Top Management Bank dalam proses pengambilan keputusan bisnis.

3. Tersedianya ukuran penilaian secara kualitatif dan kuantitatif.

4. Mendorong bank beroperasi secara lebih efisien (more developed risk

measurement).

(23)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

6. Sebagai sarana early warning system bagi risk management unit dan risk

management committee.

7. Meningkatkan shareholder’s value (ultimate objective).

Para manajer dan pimpinan perbankan yang merupakan risk taking unit, bertanggung jawab pada operasional sehari-hari. Pada umumnya perbankan telah membuat prosedur standard, lengkap dengan built in control agar implementasinya dapat dilakukan sesuai kebijakan. Selanjutnya, perbankan membuat limit dan toleransi risiko yang dapat diterima. Pembuat kebijakan terpisah dengan manajer operasional, sehingga terdapat independensi dalam membuat kebijakan, yang telah memasukkan unsur manajemen risiko. Lantas, perbankan mengoptimalkan internal audit, yang akan memantau apakah implementasi yang dilakukan telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.

2. Pada Bisnis Perangkat Lunak / Softwere

What is Risk Management

Analisis resiko dan manajemen resiko adalah serangkatan langkah yang membantu untuk memahami dan mengelola ketidakpastian.

Resiko adalah problem/masalah yang mungkin terjadi, mungkin juga tidak terjadi

Produk dari kegiatan ini: RMMM Plan=Risk Mitigation, Monitoring and Management Plan

Reactive Risk Management

(24)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Pengurangan— punya rencana untuk antisipasi resiko yang akan terjadi Mengatasi kegagalan— jalan keluar ditemukan dan dilaksanakan ketika

resiko terjadi.

Mengelola krisis— kegagalan tidak sesuai dengan yang dipersiapkan dan proyek hancur.

Proactive Risk Management

 Formal risk analysis (Analisis resiko formal) dilakukan.  Organisasi memperbaiki akar penyebab resiko.

Mengimplementasikan konsep TQM (Total Quality Management). Menguji sumber resiko.

Membangun kemampuan mengelola perubahan.

Software Risk

Sifatnya : tidak pasti dan merugikan Jenis resiko :

Resiko Proyek : jadwal, staff, anggaran.

Resiko teknis: desain, antarmuka, pemeliharaan, pengujian.

Resiko bisnis: reaksi pasar/klien, perubahan manajemen, komitmen klien yang berubah.

Jenis sifat :

(25)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Resiko yang diperkirakan.

Resiko yang tak dapat diperkirakan.

Seven Principles

Menjaga pandangan global – melihat resiko dalam konteks sistem dan masalah bisnis

Memiliki pandangan ke depan— pikirkan resiko yang mungkin dapat terjadi → rencana jangka panjang

Membangun komunikasi terbuka—jika ada yang memberi masukan tentang resiko yang mungkin terjadi, dengarkan

Menyatu—resiko sebaiknya disatukan.

Proses yang berkesinambungan harus ditekankan – tim harus waspada sepanjang proses pembangunan PL, modifikasi resiko yang ditemukan sesuai dengan informasi.

Membangun bersama visi produk — jika visi stakeholder terhadap software sama, identifikasi dan penilaian resiko akan lebih baik.

Dukunglah kerja tim— talenta, bakat dan pengetahuan dari stakeholder seharusnya disinergikan.

(26)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Risk Projection

Proyeksi Resiko atau perkiraan resiko berusaha untuk menghitung tingkat resiko dalam 2 cara :

 Kemungkinan resiko terjadi

 Konsekuensi masalah yang terkait dengan resiko jika terjadi Empat langkah Proyeksi Resiko:

 Buat skala untuk mewakili resiko yang mungkin  Tentukan konsekuensi resiko

 Perkirakan pengaruh resiko pada proyek dan produk

 Catat semua ketepatan proyeksi resiko secara menyeluruh untuk hindari salah paham

(27)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

BAB IV.

PROSES IDENTIFIKASI RESIKO

Langkah – langkah dalam proses identifikasi resiko adalah sebagai berikut :

1. Menentukan unit resiko.

2. Memahami proses bisnis dari unit tersebut.

3. Menentukan satu atau beberapa aktivitas yang krusial dari unit tersebut. 4. Menentukan barang dan orang yang ada pada aktivitas krusial tersebut.

5. Mencari tahu kerugian yang dapat terjadi pada barang dan orang dari aktivitas krusial tersebut.

6. Menentukan penyebab terjadinya kerugian atau resiko. 7. Membuat daftar resiko.

4.1. Menentukan Unit Resiko

Proses manajemen resiko dimulai dengan menentukan unit di dalam suatu organisasi dimana resiko akan diidentifikasi yang dikenal dengan istilah unit resiko.

(28)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Semua resiko yang ada pada unit resiko merupakan tanggung jawab dari pimpinan unit resiko tersebut.

Resiko – resiko yang ada pada unit resiko adalah milik dari unit resiko tersebut sehingga unit tersebut merupakan risk owner. Setiap resiko harus ada risk owner-nya. Dengan kata lain, suatu unit resiko adalah juga risk owner dari resiko – resiko yang terjadi di unit tersebut.

4.2. Memahami Proses Bisnis

Langkah selanjutnya dari proses identifikasi resiko adalah memahami proses bisnis (Business Process) dari suatu unit resiko.

Setiap unit dalam organisasi bekerja untuk memberikan pelayanan kepada unit yang lain atau kepada pelanggan, atau menghasilkan produk yang digunakan unit lain atau yang akan dijual kepada pelanggan. Dalam menghasilkan produk dan jasa ini, setiap unit melakukan berbagai aktivitas.

Proses bisnis adalah gambaran alur dari aktivitas yang terjadi di dalam suatu unit bisnis dalam menghasilkan produk atau jasa. Dengan memahami proses bisnis, kita dapat mengetahui aktivitas – aktivitas yang ada pada suatu unit

(29)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Pada umumnya proses bisnis terdiri dari dua kelompok aktivitas, yaitu aktivitas – aktivitas utama dan aktivitas – aktivitas pendukung.

4.3. Menentukan Aktivitas Krusial

Setelah memahami proses bisnis dari suatu unit resiko, selanjutnya adalah mencari tahu perbedaan aktivitas utama dan aktivitas pendukung yang krusial.

Dikatakan “krusial” apabila unit resiko tidak dapat menghasilkan produk atau jasa oleh karena aktivitas yang bersangkutan terganggu atau tidak berjalan dengan semestinya. Itu sebabnya aktivitas tersebut dikatakan krusial karena sangat menentukan keberhasilan produk atau jasa yang diberikan.

Didalam suatu unit, biasanya ada aktivitas – aktivitas yang tidak krusial. Artinya jika aktivitas tersebut tidak berjalan dengan baik, tidak akan mengganggu produk atau jasa yang dihasilkan. Jika aktivitas tersebut terganggu dapat diabaikan. Dikatakan dapat diabaikan oleh karena tidak akan berpengaruh secara signifikan pada produk atau jasa yang dihasilkan, kalaupun mengganggu secara signifikan namun sudah ada cara untuk segera ditangani.

Pada contoh unit penyelenggaraan pertunjukan, ada beberapa aktivitas yang tidak terlalu krusial seperti merencanakan pertunjukkan, mencari sponsor, membuat brosur, dan administrasi.

Aktivitas – aktivitas ini walaupun tidak akan membuat penyelenggaraan pertunjukkan batal untuk diadakan. Namun jika penyanyi tidak ada, penonton tidak ada, dan terjadi kerusakan pada peralatan (merupakan bagian dari perlengkapan), pertujukkan bisa batal terlaksana.

(30)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Itu sebabnya ada tiga aktivitas krusial yaitu mencari penyanyi, penonton dan perlengkapan.

4.4. Menentukan Barang dan Orang

Di setiap aktivitas akan ada barang atau orang, bisa kedua – duanya ada, atau hanya salah satu saja yaitu orang. Setiap aktivitas akan ada orang karena yang dimaksud dengan aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang. Sedangkan yang termasuk barang adalah semua peralatan dan perlengkapan, termasuk uang dan binatang jika ada. Dengan kata lain, barang adalah semua benda yang digunakan dalam melaksanakan aktivitas selain manusia.

Disini, perlu diidentifikasi barang – barang apa saja yang ada di aktivitas “krusial” tersebut dan orang – orang siapa saja yang terlibat.

Misalnya, dalam aktivitas mencari penyanyi (atau mungkin lebih sesuai disebut pengadaan penyanyi) maka aktivitas tersebut yang ada adalah orang dalam hal ini penyanyi. Selain penyanyi ada orang lain lagi yaitu yang mencari dan menjemput penyanyi.

Jadi aktivitas mencari penyanyi hanya ada orang saja dan tidak ada orang yang terlibat. Sedangkan dalam aktivitas perlengkapan terdapat orang yang menyiapkan

(31)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

perlengkapan dan barang – barang perlengkapan pertunjukkan. Barang – barang ini seperti alat – alat music, sound system, dan lain – lain.

4.5. Menentukan Bentuk Kerugian

Ada beberapa bentuk kerugian yang dapat terjadi pada orang atau barang yang perlu diketahui.

Bentuk – bentuk kerugian yang dapat terjadi pada orang, diantaranya :

Cedera Sakit Meninggal Hilang Demo Mogok kerja Berhenti bekerja

(32)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Pada tahap ini perlu ditentukan kerugian apa yang dapat terjadi pada orang yang berada di aktivitas “krusial”. Misalnya kerugian apa yang dapat terjadi pada penyanyi, mungkin saja penyanyinya berhalangan.

Demikian halnya juga kepada barang, bentuk – bentuk kerugian yang dapat terjadi pada barang seperti :

Rusak Hilang Tidak sesuai Usang Terbakar Tidak berkualitas Dicuri Diselewengkan

(33)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Perlu ditentukan kerugian apa yang dapat terjadi pada barang yang ada di aktivitas “krusial”.

4.6. Menentukan Penyebab Kerugian

Mengapa kejadian merugikan atau resiko terjadi oleh karena ada penyebabnya. Resiko jika dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan sebagai resiko keuangan atau resiko operasional.

Resiko keuangan adalah resiko – resiko yang disebabkan oleh : Perubahan harga

Perubahan nilai tukar Perubahan tingkat bunga

Sedangkan resiko operasional adalah resiko – resiko yang disebabkan oleh : Manusia

Teknologi Alam

Manusia dapat menjadi sumber resiko. Ada tiga hal dari manusia yang dapat menyebabkan resiko yaitu menyangkut :

(34)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Moral ( mencuri, merusak, mogok, dll )

Selera ( tidak puas, persepsi yang berbeda, dll ).

Teknologi juga bisa menjadi sumber resiko dalam hal : Keusangan (tidak berfungsi lagi, tidak sesuai lagi, dll)

Kualitas (kualitas yang rendah, tidak sesuai dengan standart, dll) Kesesuaian (bisa saja kualitas baik, tidak usang tetapi tidak sesuai).

Alam bisa juga menjadi sumber resiko, yaitu menyangkut : Bencana alam (banjir, gempa bumi, angin rebut, dll) Kondisi alam (lembab, panas, dingin, dll)

Mahkluk alam (kuman, binatang, dll)

Sangat penting untuk mengetahui penyebab resiko, karena dalam penanganan resiko nantinya penyebab resiko menentukan. Misalnya resiko kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik berbeda penanganannya dengan resiko kebakaran yang disebabkan oleh tabung gas yang meledak.

4.7. Membuat Daftar Resiko

Langkah terakhir yang dilakukan dalam identifikasi resiko adalah membuat daftar resiko. Daftar resiko berisi 2 hal penting, yakni :

(35)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

1. Pernyataan Resiko 2. Penyebab Resiko

Resiko harus dinyatakan dengan pernyataan yang benar. Jangan sampai yang dinyatakan sebenarnya bukan resiko tetapi masalah. Untuk mengetahui jika pernyataan tersebut adalah resiko, ketiga karakteristik harus ada, yaitu :

1. Merupakan suatu kejadian

2. Kejadian tersebut mengandung kemungkinan 3. Jika terjadi mengakibatkan kerugian

Selain itu dalam daftar resiko, pada setiap resiko sangat penting untuk dicantumkan penyebab – penyebabnya jika diketahui. Karena ada kata “jika diketahui” maka seolah – olah opsional, artinya bisa dinyatakan bisa juga tidak, namun sebaiknya dinyatakan. Karena penanganan resiko akan lebih baik jika diketahui penyebabnya.

(36)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

BAB V.

CAPITAL MARKET / PASAR MODAL

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan Pasar Modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan

(37)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan resiko masing-masing instrument.

A. Mengenal Saham ( Stock )

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

(38)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Keuntungan Investor Membeli atau Memiliki

a. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

b. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000

(39)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

RESIKO PADA SAHAM SEBAGAI INSTRUMEN INVESTASI

a. CAPITAL LOSS

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.

Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham

b. RESIKO LIKUIDASI

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.

(40)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor-faktor lainnya.

B. Mengenal Obligasi

Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

(41)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Jenis Obligasi

a. Dilihat dari sisi Penerbit :

 Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.  Goverment Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.  Municipal Bond : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk

membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

b. Dilihat dari sisi Sistem Pembayaran Bunga :

 Zero Coupon Bonds : obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

 Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

 Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

(42)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

 Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu.

c. Dilihat dari sisi Hak Penukaran / Opsi :

 Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

 Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

 Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

 Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

d. Dilihat dari segi Jaminan atau Collateral :

 Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.

(43)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

 Unsecured Bonds : obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

e. Dilihat dari segi Nilai Nominal :

 Konvensional Bonds : obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp. 1 Miliar per satu lot.

 Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

f. Dilihat dari sisi Perhitungan Imbal Hasil :

 Konvensional Bonds : obligasi yang diperhitungkan dengan menggunakan sistem kupon bunga.

 Syariah Bonds : obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil.

(44)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi

secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan

mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya.

Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.

At premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta

At discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

Yield Obligasi :

 Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.

(45)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Contoh:

Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka:

Current Yield = Rp 170.000.000 atau 17% Rp 980.000.000 98%

= 17.34%

 Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo.

Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM

approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:

C + R – P

YTM approximation = n x 100% R + P

2 C = kupon

n = periode waktu yang tersisa (tahun) R = redemption value

(46)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Contoh:

Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM approximationnya ?

C = 16%

n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun R = 94.25%

P = 100%

(47)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

C. Mengenal Pasar Uang

Pengertian

 Suatu kelompok pasar yang memperjualbelikan instrumen jangka pendek yang berkualitas tinggi.

 Pasar yang mempertemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang mengalami defisit.

(48)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Tujuan Pasar Uang

 Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek.

 Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas karena kekurangan uang kas.  Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.

 Membayar kekalahan dalam kliring.  Membiayai ekspor impor.

 Peluang untuk memperoleh pendapatan bunga.

 Spekulasi dengan harapan memperoleh pendapatan dalam waktu singkat.  Membantu pihak yang kesulitan keuangan.

(49)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Sarana alternatif khususnya bagi lembaga keuangan dan perusahaan non keuangan dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.

Untuk menjembatani adanya kesenjangan antara penerimaan dan pengeluaran dana.

Dimaksudkan secara tidak langsung sebagai sarana pengendali moneter.

Instrumen Pasar Uang

a. Treasury Bill ( T – BILLS )

 Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.

 Jangka waktu jatuh tempo ≤ 1 th.

b. Commercial Paper ( CP )

 Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor yang melakukan investasi di pasar uang.

(50)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

 Penerbit CP biasanya adalah perusahaan yang memiliki kredibilitas tinggi.  Dalam praktek, CP sering diterbitkan dengan :

1. Backup fasilitas credit line. 2. Dukungan asset perusahaan. 3. Dukungan Bank Garansi.

4. Jaminan dari perusahaan induknya.

c. Certificate of Deposits ( CDs )

 Merupakan instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu.

 Merupakan deposito berjangka yang dapat diperjualbelikan sebelum jatuh tempo.

 Diterbitkan atas unjuk.

 Di Indonesia diterbitkan oleh bank – bank umum.

 Untuk melindungi pemegangnya, diperlukan keseragaman bentuk, isi, dan redaksinya.

(51)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

 Time Draft ( wesel berjangka ) yang ditarik oleh seorang eksportir atau importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valas.

 BA diberi tanda Accepted apabila bank menyetujui wesel tsb dan biasanya jangka waktu BA adalah 30 – 80 hari.

e. Bill of Exchange (Wesel)

 Suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau pada tanggal tertentu kepada penarik atau pembawa wesel.

 Penarikan wesel selalu didahului dengan adanya transaksi jual beli barang.  Penjual akan menjadi penarik wesel, dan pembeli barang sebagai tertarik.  Jangka waktu jatuh tempo 6 – 180 hari.

 Bill of Exchange akan berubah menjadi BA apabila telah di accept oleh bank.

(52)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

 Transaksi jual beli surat – surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa si penjual akan membeli kembali yang dijual tersebut pada tanggal dan harga yang telah ditetapkan terdahulu.

 Instrumen dalam transaksi Repo adalah SBI, SBPU, CD, CP atau T – Bills.

g. Sertifikat Bank Indonesia ( SBI )

 Surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh BI sebagai pengakuan utang berjangka pendek.

 SBI merupakan salah satu instrumen kebijakan operasi pasar terbuka dalam kebijakan moneter.

h. Surat Berharga Pasar Uang ( SBPU )

 Surat – surat berharga jangka pendek yang dapat diperjual belikan secara diskonto dengan BI atau lembaga diskonto yang ditunjuk BI.

 SBPU juga merupakan salah satu instrumen dalam operasi pasar terbuka.  Bentuk SBPU : Promes, Surat Wesel.

(53)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

 Merupakan kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya yang harus segera dilunasi apabila sudah ada tagihan dari pemilik dana.

 Jangka waktu kredit berkisar antara 1 – 7 hari, dapat berbentuk One Day atau Two Days Call Money.

(54)

MODUL KULIAH

AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Referensi :

Anonym. 2015. Pasar Modal, http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_modaldiakses tanggal 1 Juni 2015.

Anonym. 2015. Pasar Uang, http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_uangdiakses tanggal 1 Juni 2015.

Ghendri. 2011. Pasar Uang, Pasar Modal, Pasar Barang, dan Pasar Tenaga

Kerja, barang-dan-pasar-tenaga-kerja/ diakses tanggal 1 Juni 2015.

Rachimanisa. 2009. Perbedaan Pasar Uang dan Pasar

Modal, dan-pasar-modal/ diakses tanggal 1 Juni 2015.

Anonym. 2014. Makalah Pasar Uang, Pasar Modal, dan Reksadana, dan.html diakses tanggal 1 Juni 2015.

Alfurqon. 2013. Pasar Uang dan Pasar Modal,

https://furqon95.wordpress.com/2013/11/24/pasar-uang-dan-pasar-modal/ diakses tanggal 1 Juni 2015.

Yuniasih, Eli. 2014. Pengertian Pasar Uang dan Pasar Modal, http://ekonomiplanner.blogspot.com/2014/06/pengertian-uang-dan- pasar-modal.html diakses tanggal 1 Juni 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Kertas disk ini yang nantinya akan digunakan ke dalam media agar untuk melihat diameter zona hambat dari pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli..

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin dalam berinvestasi Saham Syariah adalah tinggi

13 Menurut penyusun skripsi ini bahwa asas kebebasan berkontrak dalam jual beli adalah suatu asas yang menyatakan bahwa setiap orang pada dasarnya boleh membuat kontrak

bakteri salah satunya Lactobasillus yang dapat melarutkan unsur hara yang terkandung dalam tanah, meningkatkan kandungan humus dan menggemburkan tanah sehingga akar

Kahuite mengatakan, ”Lalat adalah musuh kita karena ada banyak bibit penyakit di kaki mereka yang

Dari hasil uji linearitas terhadap variabel sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade dan motivasi kerja diperoleh hasil F = 24.955 dengan p = 0.000 karena p<0.05

Dalam atletik, keharmonisan gerak tubuh atau koordinasi gerak merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Sebagai bagian dari koordinasi gerak, dibutuhkan penguasaan dan

Orang asing yang lahir dan bertempat tinggal di dalam Wilayah Republik Indonesia yang ayah atau ibunya, apabila ia tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan ayahnya, -