Traffic safety
Traffic safety
(k
l
t
l l li t
)
(k
l
t
l l li t
)
(keselamatan lalulintas)
(keselamatan lalulintas)
Penyebab kecelakaan di Indonesia: Penyebab kecelakaan di Indonesia:
a. Manusia 89,56 %
b J l d li k 5 64 %
b. Jalan dan lingkungan 5,64 %
c. Kendaraan 4,80 %
Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas
Penyebab kecelakaan di Indonesia
Penyebab kecelakaan di Indonesia
•
Manusia
I di id – Individu – Pola berlalulintas – Ketrampilan mengemudi•
Jalan
– Kerusakan permukaan G i l i l b ik– Geometeri: elevasi, lebar, tikungan
•
Lingkungan: kabut, asap tebal, hujan
K
d
•
Kendaraan
– Kondisi teknis: rem, ban
– Pengggunaaan tak sesuai ketentuan: overloaded – Pengggunaaan tak sesuai ketentuan: overloaded
Tipe tabrakan di Indonesia
Tipe tabrakan di Indonesia
Tipe tabrakan di Indonesia
Tipe tabrakan di Indonesia
• Tabrak orangg 25 %% • Depan - depan 24 % • Depan – sampingp p g 15 % • Depan – belakang 12 % • Samping – samping 7 % • Lepas kendali 5 % • Berganda 2 % • Menabrak benda 1 % • Lain-lain 9 %
Penanganan kecelakaan
Penanganan kecelakaan
Penanganan kecelakaan
Penanganan kecelakaan
• Sebelum kejadian: pencegahan agar tidakSebelum kejadian: pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan
– Penyuluhan dan pendidikany p
– Peningkatan kesadaran hukum dan sopan santun dalam berlalulintas
• Waktu kejadian: menolong kecelakaan secepatnya
• Sesudah kejadian: melihat sebab kejadian, agar tidak terulang lagi
Data kecelakaan
Data kecelakaan
Data kecelakaan
Data kecelakaan
• Accident severity ratio: jumlah korbanAccident severity ratio: jumlah korban
kecelakaan fatal (serius) dibagi dengan jumlah korban total yang terluka
korban total yang terluka
• Accident rate: jumlah kecelakaan dibagi dengan jumlah kendaraan/kilometer
Cara
Cara--cara pengurangan kecelakaan lalulintas
cara pengurangan kecelakaan lalulintas
• Pengurangan kecelakaan khusus di daerah rawan kecelakaan (single site): – Penentuan daerah rawan kecelakaan (black spot)
P b ik kh di d h b
– Perbaikan khusus di daerah tersebut
• Program menyeluruh (mass action plans): suatu jenis program yang dilaksanakan menyeluruh misalnya pelapisan perkerasan tertentu untuk dilaksanakan menyeluruh, misalnya pelapisan perkerasan tertentu untuk mengurangi kelicinan permukaan
• Program sepanjang suatu rute/jalan tertentu (route action plans):Program sepanjang suatu rute/jalan tertentu (route action plans):
pemasangan lampu jalan pada suatu ruas, pemasangan divider, perlengkapan rambu/marka.
• Program pada suatu kawasan (area wide schemes): pelarangan arus
lalulintas menerus pada daerah pemukiman, pengurangan kecepatan dengan conblock atau polisi tidur.
Daerah Rawan Kecelakaan Di Surakarta
Kawasan tertib lalulintas
Kawasan tertib lalulintas
Kawasan tertib lalulintas
Kawasan tertib lalulintas
• Suatu kawasan yang dijadikan percontohanSuatu kawasan yang dijadikan percontohan ketertiban lalulintas
• Rambu rambu marka marka jalan
• Rambu-rambu, marka-marka jalan,
penerangan jalan dan segala perlengkapan jalan pada kawasan tersebut harus lengkap jalan pada kawasan tersebut harus lengkap
• Di kawasan tersebut, semua aturan lalulintas dib l k k t
Sistem Informasi Kecelakaan
Sistem Informasi Kecelakaan
L l li t
L l li t
Lalulintas
Lalulintas
• Tujuan:Tujuan:
• Persepsi yang sama antar instansi/lembaga I f i k t t t k l k
• Informasi yang akurat tentang kecelakaan
• Mempermudah proses pengambilan keputusan
• Memperjelas organisasi penyelenggara untuk p j g p y gg menangani kecelakaan
Penggunaan data kecelakaan
Penggunaan data kecelakaan
l l li t
l l li t
lalulintas
lalulintas
Data digunakan oleh: Data digunakan oleh:
• Dinas Kimpraswil/PU
Di P h b /DLLAJ
• Dinas Perhubungan/DLLAJ
• Satlantas (Polisi)
Pencatatan data kecelakaan lalulintas
Pencatatan data kecelakaan lalulintas
Sistem 3 L: sistem komputer untuk pencatatan kecelakaan lalulintas, dikembangkan dari sistem dari Inggris MAAP (Microcomputer Accident Analysis Package)
• Lahta = pengolahan data
• Laka = kecelakaan
• Lantas = lalulintas
• Data kecelakaan lalulintas
– Lingkungan: lokasi, kondisi jalan, cuaca, waktu – Kendaraan: kendaraan yang terlibat kecelakaan – Data korban: rincian korban kecelakaan
Mekanisme Pengumpulan Data, Pelaporan dan Analisis Data Kecelakaan Mekanisme Pengumpulan Data, Pelaporan dan Analisis Data Kecelakaan
PENGIRIMAN LAPORAN TERTULIS
POLRES POLRES
TEMPAT KEJADIAN PERKARA Petugas Polantas (FORM 3L)
Pengisian Form 3L
POLDA
Kumpulan Laporan dari Seluruh Polres
Pengisian Form 3L da Se u u o es Input data ke komputer Kirim disket DITLANTAS POLRI DATA & BLACK
SPOT
Masukan Dinas Perhubungan DEPKIMPRASWIL Kirim disket
Masukan pimpinan Kebijakan Pimpinan Instansi Terkait Propinsi Disket Dinas PU Propinsi DITJEN HUBDAT DEPHUB Kirim disket
Propinsi Buku Laporan Gubernur Kepala Daerah Pelaksanaan Penempatan Rambu dan Marka Perbaikan Jalan
Penempatan Pos dan Patroli Polisi
PERDA DIY 05/2004
PERDA DIY 05/2004
PERDA DIY 05/2004
PERDA DIY 05/2004
TENTANG TENTANGPENYELENGGARAAN LALU LINTAS DI WILAYAH
WILAYAH PROPINSI DIY
Ancaman:
Pidana kurungan maksimum 3 bulan Pidana kurungan maksimum 3 bulan Denda maksimum Rp. 3 juta
Tidak mampu mengendarakan kendaraan dengan baik: pidana kurungan maks. 3 bulan, denda maks. Rp. 3 juta
Ancaman: pidana kurungan maks. 3 bulan, denda maksimum Rp. 3 juta
Ancaman: pidana kurungan maks. 3 bulan, denda maks. Rp. 3 juta
Ancaman: pidana kurungan maks Ancaman: pidana kurungan maks. 3 bulan, denda maks. Rp. 3 juta
Ancaman: pidana kurungan maks. 1 bulan, denda maks. Rp. 1 juta
Ancaman: pidana kurungan maks.1 bulan, denda maks. Rp. 1 juta
Ancaman: Pidana kurungan maksimum 7 hari, denda maksimum Rp. 1 juta
UU LLAJ no. 22/2009
UU LLAJ no. 22/2009
UU LLAJ no. 22/2009
UU LLAJ no. 22/2009
• Dilarang menggunakan HP pada saatDilarang menggunakan HP pada saat mengemudi
• Kalau tidak ada rambu yang
• Kalau tidak ada rambu yang
memperbolehkan, ke kiri tidak boleh terus
M hid k l d t
• Mrenghidupkan lampu sepeda motor, walaupun di siang hari
• Memberikan isyarat saat membelok atau pindah lajur
Dilarang
Dilarang menggunakan
menggunakan HP
HP pada
pada
tt
di
di
saat
saat mengemudi
mengemudi
Pasal 283 jo Pasal 106 (1) Pasal 283 jo Pasal 106 (1)
S ti dik k d
• Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mengemudikan
k d d j d h
kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi di jalan
Menghidupkan
Menghidupkan lampu
lampu sepeda
sepeda
tt
d
d
ii
h i
h i
motor
motor pada
pada siang
siang hari
hari
Pasal 107 Pasal 107
(1) Pengemudi kendaraan bermotor wajib menyalakan lampu utama kendaraan
menyalakan lampu utama kendaraan
bermotor yang digunakan di Jalan pada malam hari dan pada kondisi tertentu
malam hari dan pada kondisi tertentu.
• (2) Pengemudi sepeda motor selain mematuhi k t t b i di k d d t ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyalakan lampu utama pada siang h i
Ke
Ke kiri
kiri tidak
tidak boleh
boleh terus
terus kalau
kalau tidak
tidak
d
d
b
b
b l hk
b l hk
ada
ada rambu
rambu yang
yang membolehkan
membolehkan
• pasal 112 ayat 3pasal 112 ayat 3
Pada persimpangan jalan yang dilengkapi alat pemberi Isyarat Lalu Lintas pengemudi
pemberi Isyarat Lalu Lintas, pengemudi
kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh rambu lalu lintas kecuali ditentukan lain oleh rambu lalu lintas atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas.
A b i l d d R 250 ib Ancaman bagi pelanggar: denda Rp 250 ribu.
Memberi
Memberi isyarat
isyarat saat
saat belok
belok,
,
b b lik
b b lik
h
h tt
i d h
i d h l j
l j
berbalik
berbalik arah
arah atau
atau pindah
pindah lajur
lajur
Pasal 112 Pasal 112
(1) Pengemudi kendaraan yang akan berbelok atau berbalik arah wajib mengamati situasi Lalu Lintas di j g depan, di samping, dan di belakang Kendaraan serta memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah
atau isyarat tangan.
(2) Pengemudi kendaraan yang akan berpindah lajur
b k k i jib i i i
atau bergerak ke samping wajib mengamati situasi Lalu Lintas di depan, di samping, dan di belakang kendaraan serta memberikan isyarat
kendaraan serta memberikan isyarat.
Pembatasan
Pembatasan Kecepatan
Kecepatan
Pembatasan
Pembatasan Kecepatan
Kecepatan
Melanggar aturan Batas Kecepatan paling Melanggar aturan Batas Kecepatan paling
Tinggi atau Paling Rendah
Pasal 287 ayat(5) jo Pasal 106 ayat (4) huruf Pasal 287 ayat(5) jo Pasal 106 ayat (4) huruf (g) atau Pasal 115 huruf (a)
Denda: Rp 500 000 Denda: Rp 500.000