Abstrak— Dalam suatu sistem pembangkit masing masing komponen memiliki peranan yang sangat penting dalam kelangsungan proses produksi listrik. Dalam tugas akhir ini dilakukan analisa keterandalan dan sistem safety yang terpusat pada satu equipment yaitu turbin uap. Karena turbin uap merupakan salah satu equipment yang penting dalam pembangkitan energi listrik.Apabila turbin gagal maka PLTU akan mengalami trip sehingga dapat mempengaruhi pasokan listrik di PLTU. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa keterandalan dan sistem safety dari equipment tersebut. Dalam tugas akhir ini dilakukan analisa safety yang mengarah pada safety integrty level. Metode yang digunakan adalah FMEA (failure mode and effect analisys) dan FTA (fault tree analisys). Metode ini digunakan untuk mendapatkan jumlah mode kegagalan yang mengarah pada system proteksi equipment. Pengambilan data yang digunakan adalah diagram P&ID dan data maintenance per komponen yang ada pada turbin uap. Digunakan software weibull untuk mencari ditribusi kegagalan.Penentuan Keandalan dan SIL dilakukan perhitungan keandalan dan penyusunan FMEA dan FTA untuk menentukan nilai SIL dan risk priority number. Nilai safety integrty level yang di peroleh untuk loop emergancy pressure bearing turbin di dapatkan nilai SIL 1 dengan nilai PFD 1,009.Untuk Nilai safety integrty level pada loop vacuum trip didapatkan nilai SIL 1 dengan nilai PFD 0,04.Hasil perhitungan PFD turbin dari masing masing komponen yang digunakan untuk safety instrument sistem dari logika fault tree analsys di dapatkan nilai 0.0938. Dari analisa risk priority number untuk nilai terbesar dan memiliki frekuensi tertinggi adalah komponen main stop valve
Kata kunci: Safety integrty level, Turbin Uap, FTA dan FMEA
I. PENDAHULUAN
alam system PLTU terdapat equipment pembangkit yang terdiri dari boiler, condenser, evaporator, turbin dan generator untuk menghasilkan energi listrik. Seluruh sistem terebut saling berhubungan dan terintegrasi. Dalam proses produksinya masing masing equipment memerlukan evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja tersebut salah satunya di tinjau dari segi kehandalan. Permasalahan yang timbul dari tiap komponen sangat erat hubungannya dengan keandalan. Apabila keandalan sistem terganggu maka akan mangakibatkan pasokan listrik kepada konsumen terganggu. Karena turbin uap merupakan salah satu equipment yang penting dalam pembangkitan energi listrik.Apabila turbin gagal maka PLTU akan mengalami trip sehingga dapat mempengaruhi pasokan listrik di PLTU. Oleh karena itu dilakukan analisa keterandalan. Dimana keandalan dari turbin uap sangat berpengaruh pada maintain ability dan availability. Dan dapat di ketahui jangka waktu kehandalan equipment.
Dari kehandalan suatu equipment memengaruhi system keamanan dari equipment tersebut. Dalam tugas akhir ini dilakukan analisa safety yang mengarah pada safety integrty
level. Metode yang digunaka adalah FMEA( failure mode and effect analisys) dan FTA (fault tree analisys). Metode ini
digunakan untuk mendapatkan jumlah mode kegagalan yang mengarah pada system proteksi equipment. Dan fault tree
analisys digunakan untuk menetapkan kejadian puncak yang
munkin terjadi pada suatu system dalam equipment tersebut. Kedua metode tersebut di gunakan untuk menunjang perhitungan nilai safety integrty level atau SIL. Pada dasarnya setiap industri memiliki standar sistem proteksi yang berbeda – beda.
Standar ini merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut kehandalan dari suatu system terinstrumentasi. Standar sistem proteksi tidak hanya meliputi teknologi yang digunakan, tingkat redundansi, kalibrasi ataupun logika sistem. Ketika risk level yang dihadapi semakin besar maka diperlukan sistem proteksi yang lebih baik untuk mengendalikannya. Risk yang telah dihitung selanjutnya akan dibandingkan dengan performansi pada suatu sistem proteksi. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan performansi sistem tersebut adalah safety
integraty level (SIL). Dan pada PT PJB UP Gresik pada
dasarnya dalam perancangan awal telah di rancang sistem keamanan menurut laju kegagalan saat komponen tersebut dalam keadaan baru. Namun seiring dengan waktu operasi yang telah berjalan, laju kegagalan meningkat dan keandalan komponen bekurang dan sangat bepengaruh pada sistem proteksi.
Oleh karena itu tugas akhir ini memilih judul analisa safety instrument sistem pada turbin uap di PT PJB UP Gresik unit 1. Dengan menggunakan metode FTA dan FMEA serta dilakukan perhitungan langsung dari data kegagalan
II. METODOLOGIPENELITIAN
Metodologi penelitian dilakukan dengan beberapa tahap. Berikut merupakan tahap tahap yang di lakukan :
1.Tahap identifikasi dan penelitian awal.
Pada tahap ini merupakan tahap yang bertujuan untuk mempresentasikan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang akan di jadikan bahan penelitian, menetapkan tujuan yang hendak dicapai dan menentukan asumsi sesuai batasan penelitian ini. Tahap ini terdiri dari
Analisa Safety Instrument System Dengan Metode
FMEA dan FTA Pada Turbin Uap di PT PJB Unit
Pembangkit Gresik
Ayrton Humardhani Putradhi dan Dr. Bambang Lelono W, ST, MT
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
• Identifikasi dan perumusan masalah • Study pustaka
• Study lapangan
• Penentuan instrument keritis 2. Tahap Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data dan informasi data yang di perlukan adalah berupa data primerdan seunder yaitu meliputi detail komponen dan system maintenance activity report dan machine history record (waktu antara kerusakan lama perbaikan dan jenis kerusakan). Dan dan primer didpatkan dari pihak departemen perawatan yang terdiri atas data data record waktu antara kerusakan dan lama perbaikan komponen yang di dapatkan melalui data record.
3. Tahap pengolahan Data
Pada tahap ini data data yang diperoleh setelah di lakukan pengumpulan data akan dilakukan pengolahan data secara kualitatif dan kuantitatif yang sesuai dengan metode. Adapun penglolahan data secara kualitatif adalah sebagai berikut:
1.Funtion blok diagram. 2.Control Diagram. 3.FTA.
TURBINE TRIP
T
EXT STEAM REVERSE CURRENT VALVE (CLOSE) A CONTROL VALVE (CLOSE) B EMERGECY TRIP DEVICE E VACUUM TRIP DEVICE D MASTER TRIP SELENOID H HAND TRIP PUSH BUTTON L TURBIN EXHAUST TEMP >107'C P THURST BEARING WEAR DET. TEST POSITON N BAERING OIL PRESSURE <0,7 K O BACK UP OVER SPEED 112% F EXHAUST VACUUM LOW G MASTER TRIP HANDLE (TRIP) I OVER SPEED J
OIL TRIP TEST HANDLE (TRIP) K Vibration Detector Brg no.1 Q Vibration Detector Brg no.4 T Vibration Detector Brg no.3 S Vibration Detector Brg no.2 R SHAFT VIBRATION HIGH M MAIN STOP VALVE (CLOSE) C EXT RELAY DUMP
VALVE A’
SPEED RELAY DUMP VALVE
B’
Gambar 1 Fault Tree Analisys Turbin Trip
4.FMEA.
Adapun pengolahan data secara kuantitatif adalah sebagai berikut:
1. Penentuan TTF(time to failure) 2. Penentuan distribusi
3. Penentuan Probability Density Funtion 4. Penentuan Reliability (R(t))
5. Penentuan Failure rete
6. Penentuan PFD(probability failure on
demand)
7. Penentuan SIL (safety Integrated Level) 4. Tahap Analisa dan Kesimpulan
Pada tahap ini dilakukan analisa dari hasil pengolahan data secaa kualitatif maupun kuantitatif. Kemudian dari hasil ersebut akan dapat menjawab tujuan dari penelitian ini.
III. HASILDANPEMBAHASAN
Analisa Kualitatif Fault tree analisys
Analisa Kualitatif dilakukan dengan menggunakan Fault
tree analisys. Untuk mengetahui alur dari sistem safety pada
turbine uap. Dalam Emergency Presure Bearing Turbin komponen yang berfungsi sebagai sistem proteksi dapat dilihat pada skema fault tree analisys berikut ini.
,Main Stop Valve (Close) Master Trip Selenoid (Energize) Emergency Trip Device (Trip) Turbin Trip Extraction Steam Reverse Cur Valve
(Close)
Control Valve (Close)
Extraction Relay Dump Valve (Close) Speed Relay Dump Valve Master Trip Handle (Trip)
Oil Trip Test Handle (oil trip) Emergency Governor (over speed) Bearing Oil Pressure ≤ 0,7K Shaft Vibration High Turbine Exhaust Hood Temperature High
Gambar 2 Skema FTA Emergency Pressure Bearing Turbin
Dari skema di atas yang bersumber dari control diagram yang di susun dalam fault tree analisys. Untuk emergency pressure trip device, basic event yang terjadi ketika bearing oil pressure berada pada tekanan di bawah 0,7 Kg/cm2 Pressure switch 07-1 akan mengirimkan sinyal electric ke master trip selenoid. Pada skema diatas memiliki gerbang logika OR karena tidak ada komponen yang memiliki fungsi yang sama dalam skema control diagram. Serta tidak ada komponen lain
yang berpengaruh. Saat pressure swicth energize dan master trrip selenoid bekerja, maka master trip seenoid akan mengirimkan sinyal hidrolik ke arah emergency trip device yang akan membagi sinyal hidrolik ke tiga arah komponen yang berfungsi untuk meng shut down kan turbin, yaitu main stop valve yang berfungsi untuk menghentikan laju aliran steam dari boiler. Extraction relay dump valve yang berfungsi menutup valve yang mengalirkan uap hasil ekstraksi turbin ke arah condenser. Speed relay dump valve yang berfungsi untuk menutup control valve turbin. Dan turbin mengalami trip.
Evaluasi kuantitatif Loop Emergency Pressure Bearing Turbin
Dalam sistem proteksi emergency pressure turbin,
komponen yang digunakan adalah Pressure Switch 07-1, Oil
Pump Starter, Emergency Oil Pump, Thrust Failure Relay.Main stop valve.
Dari data maintenance pada Sistem Emergency Turbine komponen main stop valve adalah komponen terenting untuk memnghentikan laju lairan uap menuju turbine. Untuk komponen tersebut didapatkan data kegagalan sebagai berikut:
• KomponenMain stop valve
Tabel 1. Data TTF Main stop valve
Raise date Finish date TTF (jam) TTF(hari)
04/03/2001 21/03/2001 0 0 27/04/2001 02/05/2001 888 37 04/05/2001 09/05/2001 48 2 24/06/2001 06/07/2001 1104 46 16/08/2001 20/08/2001 984 41 20/08/2001 18/10/2001 24 1 22/11/2001 26/11/2001 840 35 04/12/2001 13/12/2001 192 8 11/08/2002 13/08/2002 5784 241 02/04/2003 09/04/2003 5568 232 12/06/2003 25/06/2003 1536 64 25/06/2003 18/07/2003 24 1 11/07/2005 12/07/2005 16632 693 05/05/2008 07/05/2008 24672 1028 06/10/2008 07/10/2008 3648 152 31/07/2009 12/10/2010 7128 297 12/10/2010 03/03/2011 24 1 03/03/2011 10/02/2012 24 1
Berdasarkan data kegagalan yang di dapatkan, dilakukan pengujian distribusi waktu kegagalan (TTF) dengan mengunakan software Reliasoft Weibull. Dari data (TTF) di dapatkan distribusi kegagalan dengan pengujina yang sesuai adalah distribusi Weibull 2 dengan parameter Beta senilai 1,0119 dan Eta senilai 5474,891.
Dari parameter tersebut dapat dilakukan evaluasi laju kegagalan untuk nilai t (jam) dapat ditentukan seperti pada lampiran A. Untuk kenaikan laju gagalan dapat di lihat pada grafik dibawah ini dengan plot laju kegagalan berdasarkan waktu.
Gambar 3 Grafik Laju kegagalan Main stop valve
Dari hasil perhitungan dan plot grafik laju kegagalan dapat dilihat bahwa pada komponen Main stop valve terlihat pada waktu operasi diatas satu tahuin atau diatas 1000 jam mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat terjadi karena kememapuan komponen dalam keadaan terus menerus beroperasi.
Untuk evaluasi keandalan komponen main stop valve di hitung dalam waktu operasi selama 0 sampai dengan 8760 jam. Grafik dari hasil perhitungan dapat di lihat pada gambar 4 grafik di bawah ini. Nilai kehadalan di gunakan untuk menambahkan evaluasi kuantitatif dari komponen. Dan nilai keandalan dapat menentukan nilai SIL dari komponen tersebut. 0 0.00002 0.00004 0.00006 0.00008 0.0001 0.00012 0.00014 0.00016 0.00018 0.0002 Laj u k eg ag al an Waktu (Jam) Lamda
Gambar 4 Grafik Keandalan Main stop valve
Terlihat pada gambar grafik 4.10 pada komponen
Main stop valve mengalami penurunan keandalan pada jam
operasi diatas 1000 jam sama hal nya dengan laju kegagalan yang meningkat, hal ini di sebabkan karena tidak di lakukannya inspeksi atau perawatan pada waktu tersebut, untuk waktu lebih dari 3000 jam perlu di lakkan perawatan karena pada saaat itu penurunan trus berlangsung sangat signifikan.
Evaluasi kuantitatif Probability Failure on Demand turbin
Analisa probability dilakukan untuk mengetahui kejadian dan waktu saat turbin mengalami trip dari failure rate komponen komponen penunjangnya. Alur perhitungan berdasarkan dari fault tree analisys pada gambar 1 di lengkapi dengan abjad untuk penamaan komponen.
Dari logika yang di peroleh pada turbin uap dapat di lakukan perhitungan sebagai berikut:
Untuk top event (T) T (P) = AUB = A’ U B’ = C = D U E = [ F U G U H ] U [ I U J U K ] = [ F U G U [ L U M U N U O U P ] U [ I U J U K] = [ F U G U [ L U[Q U R U S U T ] U N U O U P] U [ I U J U K ] = [0,00625 + 0,0012] + [0,00864 + 0,001 + 0,001+ 0,001+0,001] + 0,00291 + 0,054 + 0,000496] + 0.00864 + 0,00675 + 0,001] = 0.0938
Hasil perhitungan PFD dari masing masing komponen yang digunakan untuk safety instrument sistem dari logika fault tree analsys di dapatkan nilai 0.0938 untuk nilai probability failure on demand. Nilai tersebut dapat di konversi sesuai dengan standart SIL, nilai 0.0938 tergolong dengan SIL 1. Dari hasil nilai masing masing probability nilai komponen yang memiliki nilai tertinggi adalah pressure switch 07-1 yang mempengaruhi nilai probability dari turbin dengan logika fault tree analisys. Komponen tersebut memiliki nilai probability terbesar karena jam operasi yang terus menerus.
Analisa Safety integrty level
Analisa safety integrty level di tentukan dari Probability Failure on Demand dari masing masing komponen safety. Untuk perhitungan Probability failure on demand digunakan persamaan yang terdapat pada baab sebelumnya, persaman?? Dan perdi tungan RRF risk reduction factor di gunkan persaaan ?? yang terdapat pada bab sebelumnya.
Berikut ini merupakan hasil perhitungan Probabiloty Failure on Demand( PFD), Failure Rate (λ), dan risk reduction factor serta nilai safety integrty level (SIL) yang di tentukan.
Loop Bearing Oil Pressure
Tabel 2 Hasil Perhitungan Analisa Safety integrty level untuk Loop safety instrument sistem Bearing Oil Pressure Trip. Tabel PFD dan RRF dari Sensor Loop Bearing Oil Pressure
Instrument (Sensor)
Failure Rate PFD RRF
PS 07-1 0,003981 0,09554 10,5 Tabel 3 PFD dan RRF dari Control Loop Bearing Oil
Pressure Instrument (Control) Failure Rate PFD RRF Master Trip Selenoid 4,8399E-06 0,021198589 47,35 Emergency Trip Device 5,80375E-05 0,254204385 3,937 PFDavg 0,0053887 188,6
Tabel 4 PFD dan RRF dari Actuator Loop Bearing Oil
Pressure
Instrument (Actuator)
Failure Rate PFD RRF
Main Stop valve 0,000122931 0,010 100
Extraction Relay Dump Valve 0,002234699 0,187 5,34 Extraction Steam Reverse cur Valve 0,003665102 0,30 3,33 Speed Relay Dump Valve 1,09177E-05 0,047 21,2 Control Valve 0,002682227 0,22 4.54 PFDavg 0.00000580 PFDtotal 0,10009 9,90
SIL Bearing Oil Pressure 1
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Ke han dal an Waktu (Jam) R(t)
Dari hasil perhitungan diatas dapat ditentukan nilai safety
integrty level dari Sistem proteksi bearing oil pressure trip.
Dari rata rata yang di dapatkan nilai Probabilty Failure on Demand tertingi ada pada komponen sensor yaitu pressure switch 07-1 sebesar 0,19 dari PFD yang di dapatkan nilai tersebut tidak memenuhi standart SIL. Untuk nilai rata rata PFD instrument control di dapatkan nilai 0,0315, nilai tersebut sudah memenuhi standart SIL 1. Untuk Instrument actuator di dapatkan nilai rata-rata PFD sebesar 0,11 nilai tersebut sudah memenuhi standart SIL 1. Dari keseluruhan instrument function yang berfungsi sebagai sistem safety bearing oil pressure. Didapatkan nilai PFD sebesar 0,103, nilai tersebut memenuhi standart SIL 1.
Loop Vacuum Trip
Hasil Perhitungan Analisa Safety integrty level untuk Loop
safety instrument sistem Bearing Oil Pressure Trip.
Tabel 5 PFD dan RRF dari Sensor Loop Vacuum Trip
Instrument (Sensor)
Failure Rate PFD RRF
Vacuum Trip Device 9,93E-06 0,043497 23.04
Tabel 6 PFD dan RRF dari Control Loop Vacuum Trip
Instrument (Control) Failure Rate PFD RRF Master Trip Selenoid 4,8399E-06 0,021198589 47.39 Emergency Trip Device 5,80375E-05 0,254204385 3.93 PFDavg 0,0053887 186.58
Tabel 7 PFD dan RRF dari Actuator Loop Vacuum Trip
Instrument (Actuator)
Failure Rate PFD RRF
Main Stop valve 0,000122931 0,010326218 97,08
Extraction Relay Dump Valve 0,002234699 0,187714706 5,56 Extraction SteamReverse cur Valve 0,003665102 0,307869 3,25 Speed Relay Dump Valve 1,09177E-05 0,047819571 20.92 Control Valve 0,002682227 0,2253071 7,69 PFDavg 0.000006416 PFDtotal 0,04886 20,4
SIL Vacuum Trip 1
Analisa Failure mode and effect analisys
Untuk analisa failure mode and effect analisys dilakukan pada tiap komponen berdasar kan sub komponen yang ada. Dan dilakukan untuk menentukan bagian komponen yang memiliki kemungkinan terjadi masalah. Dan di lakukan analisa mode kegagalan dan dampak ini digunakan untuk dapat mengatasi atau menganalisa dampak suatu masalah dalam subkomponen sehingga dapat dilakukan penanganan sesuai dengan mode kegagalan dan dampak yang terjadi, sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan laju kegagalan dan dapat meningkatkan keandalan dari komponen. Untuk hal ini di lakukan pada komponen sistem proteksi turbin sehingga di tujukan untuk meningkatkan nilai dari
safety integrity level untuk komponen safety. Berikut
merupakan analisa dari failure mode and effect analisys dari tiap komponen sistem proteksi turbin.
Untuk Loop sistem proteksi Bearing Oil Pressure Turbin Komponen Pressure switch PS 07-1
Dari analisa failure mode untuk pressure switch adalah gagal switch, karena spring loaded tidak sensitif, dan dampak kerusakan adalah tekanan minyak untuk bearing kurang dan menyebabkan pelumasan pada bearing turbin gagal dan menyebabkan bearing turbin rusak dan menyebabkan turbin trip
Komponen Emergency Trip Device
Dari analisa failure mode untuk Emergency Trip Device adalah piston tidak dapat bergerak. Hal ini di sebabkan terjadinya korosi atau penyumbatan pada saluran minyak hidraulic. Di karenakan fluida kerja bercampur dengan bahan lain yang menyebabkan korosi.
Komponen Extraction Relay Dump Valve
Dari analisa failure mode untuk Extraction Relay Dump
Valve adalah piston macet di karenakan terdapat korosi pada
body dan piston yang di sebabkan oleh minyak atau fluida kerja dari komponen terkontaminasi oleh air laut. Dari kegagalan tersebut menyebabkan Extraction Relay Dump
Valve tidak bekerja maksimal dalam nenekan minyak dan extraction current valve tidak menutup rapat sehingga uap
tetap mengalir ke arah steam extraction. Komponen Main stop valve
Dari analisa failure mode untuk main stop valve yang memiliki banyak sub komponen dan merupakan komponen utama dalam menghentikan laju aliran steam maka memiliki mode kegagalan tersendiri dari subkomponen, namun hal yang penting dalam dalam main stop valve adalah by pass valve dan
main valve. Yang memiliki kegagalan apabila terjadi
kemacetan dalam pergerakan piston atau plug sehingga steam tetap mengalir dan putaran turbin tetap berputar pada saat trip. Selain itu tempearature tidak dapat terjaga. Hal ini di karenakan pada saat operasi steam terus menerus mngalir sehina sifat bahan berubah dan kualitas maerial tidak baik. Untuk komponen penunjang lain berbasis sistem hidraulic memiliki mode kegagalan yang hampir sama yaitu kemacetan dalam pergerakan piston hidraulic. Yang di sebabkan oleh
terkontaminasinya fluida dan penurunan viskositas karena suhu yang panas dan terjadi korosi.
Analisa Risk Priority Number
Dari ranking severity yang di tentukan sebelumnya, untuk masing masing komponen di peroleh nilai severty yang terbesar ada pada komponen main stop valve. Karena pada saat beroprasi komponen ini memeliki frekuensi yang terbersar dalam kegegelannya, dan memliki banyak sub komponen yang sangat berpengaruh dalam sistem safety. Dan memiliki dampak yang signifikan pada proses. Untuk risk priority number, main stop valve denga subkomponen bay
pass valve dan main valve memiliki RPN yang tinggi. Karena
komponen ini sangat berpengaruh pada saat turbin beroprasi.
IV. KESIMPULAN
Dari analisa yang dilakukakan dengan metode FTA dan FMEA, serta di lakukan analisa kuantitatif dengan perhitungan langsung dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan langsung yang didapatkan dari data maintanance tiap komponen dapat di simpulkan bahwa Nilai safety integrity level yang di peroleh untuk loop emergancy pressure bearing turbin di dapatkan nilai SIL 1 dengan nilai PFD 1,009.
2. Untuk Nilai safety integrity level pada loop vacuum trip didapatkan nilai SIL 1 dengan nilai PFD 0,04. 3. Hasil perhitungan PFD turbin dari masing masing
komponen yang digunakan untuk safety instrument sistem dari logika fault tree analsys di dapatkan nilai 0.0938 untuk nilai probability failure on demand.Komponen yang memiliki nilai terbesar adalah 4. Dari hasil analisa FMEA seluruh komponen berbasis control hidraulic sangat berpengaruh pada fluida kerja dan korosi di tiap komponen.
5. Dari analisa risk priority number untuk nilai terbesar dan memiliki frekuensi terbanyak adalah komponen
main stop valve. Karena memilki sub komponen yang
kompleks dan sangat penting dalam sistem safety turbin.
V. UCAPANTERIMAKASIH
Terima kasih kepada seluruh dosen dan staff pengajar jurusan Teknik Fisika yang telah memberikan ilmunya, kepada seluruh Mahasiswa Teknik Fisika atas bantuan kerjasamanya selama kuliah di jurusan Teknik Fisika dan kepada Pembingbing Lapangan PT. PJB UP Gresik yang telah memberikan ilmu dan data pada penelitian tugas akhir ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Ir.Dwi Priyanta,MSE[2000], Keandalan dan Perawatan, Fakultas teknologi kelautan, Intitute Teknologi Sepuluh Nopember,Surabaya
[2]. Henley, E.J. and Hiromitsu Kumamoto [1992], Probabilistic Risk Assessment : reliability Engineering, Design, and Analysis, IEEE Press, New York.
[3] Rachman, Bobby.2008.”Penentuan nilai safety intrgrity level dengan metode faulty tree analysis pada unit boiler
daekyung machinery dan engineering di pabrik 1 PT. Petrokimia Gresik.” Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Pada penelitian ini digunakan metode FTA.
[4] Mahendra,Fanny Sukma. 2008. “ Simulasi penentuan
safety integrty level menggunakan prosedur hazop ANSI/ISA S84.01 1996 case: Pada primary reformer ammonia plant”.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Pada penelitian ini menggunakan prosedur hazop.
[5] Y. Wang, H. H. West and M. S. Mannan “ The Impact Of
Data Uncertainty In Determining Safety integrty level “ Mary
Kay O’Connor Process Safety Center, Chemical Engineering Department, Texas A&M University System, College Station, Texas, USA.