38
BAB III
MONOGRAFI KENAGARIAN PASAR LAMA MUARA AIR HAJIKECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI
KABUPATEN PESISIR SELATAN 1. Gambaran Umum Nagari Pasar Lama Muara Air Haji
Nagari Pasar Lama Muara Air Haji berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Linggo Sari Baganti yang secara geografis memiliki batas wilayah sebagai berikut:
1.1 Sebelah utara berbatasan dengan nagari Muara Kandis Punggasan 1.2 Sebelah selatan berbatsan dengan nagari Air Haji Barat
1.3 Sebelah timur berbatasan dengan nagari Air Haji 1.4 Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia
2. Penduduk, Mata Pencaharian dan Tingkat pendidikan
2.1 Penduduk
Jumlah penduduk Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji 2.798 jiwa, sedangkan jumlah kampung ada 2 yaitu kampung Pasar Lama dan Muara Air Haji. Bila dilihat dari penduduknya, Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji ini umumnya berasal dari penduduk asli. (Data Monografi Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti: 2013)
Jumlah penduduk di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji lumayan banyak, setelah beberapa tahun yang lalu terjadi pemekaran wilayah di Kecamatan Linggo Sari Baganti yang dulunya terdapat 23 desa, sekarang dijadikan menjadi 6 Nagari yaitu Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji, Air Haji Tenggara, Air Haji Barat, Air Haji Tengah, Pasar Bukit Air Haji dan Rantau Simalenang. Akan tetapi, total jumlah keseluruhan penduduk adalah Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji adalah 2.798 jiwa yang terdiri dari
1.349 orang laki-laki dan 1.449 orang perempuan seperti termuat pada tabel di bawah ini, jumlah penduduk menurut jenis kelamin.
Tabel I
Data Jumlah Penduduk Pemerintahan Pasar Lama Muara Air Haji
Nama Kampung Jumlah Penduduk KK
Pasar Lama dan
Muara Air Haji 1.349 (laki-laki) dan 1.449 (perempuan) 735 Jumlah Total 2.798
(Data Monografi Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti: 2013)
2.2 Mata Pencaharian
Pelaksanaan untuk mata pencaharian diberbagai sektor perekonomian sudah dirasakan oleh masyarakat. Hal ini ditandai tidak adanya hambatan yang berarti terhadap aktifitas perekonomian penduduk. Pada umumnya penduduk masih mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Hal tersebut di atas bisa dilihat dari luasnya sawah, dan kebun yang digarap dan banyaknya pemilik sawah dan hasil panen yang mereka peroleh. Kemudian sawah-sawah membentang dengan persediaan air yang mengalir sepanjang tahun dari hulu sungai yang dijadikan semacam bendungan dan digunakan untuk keperluan irigasi. Pertanian dan nelayan merupakan andalan penopang kehidupan masyarakat.
Secara umum ada beberapa sistem mata pencarian masyarakat, mata pencarian itu antara lain:
2.2.1 Petani, disebabkan oleh daerah pertanian yang begitu luas. Selain pertanian sebagian mata pencarian masyarakat daerah ini ada juga diantara mereka yang bermata pencarian sebagai buruh.
2.2.2 Buruh, disebabkan karena masih banyak penduduk di sini yang berpendidikan rendah, sehingga banyak diantara mereka yang bekerja sebagai buruh.
2.2.3 Nelayan, disebabkan karena wilayah Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji berada dekat dengan laut. Jadi sebagian masyarakat memilih berkerja sebagai nelayan. 2.2.4 Berkebun, disebabkan oleh daerah perkebunan yang begitu
luas. Pada umumnya masyarakat yang bertempat tinggal di tepi laut memilih lahannya untuk ditanam pohon kelapa dan kelapa sawit. Masyarakat di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji memilih pekerjaan sebagai berkebun sebagai sampingan saja, karena selain berkebun mayoritas masyarakat Nagari Pasar Lama Muara Air Haji mata pencariannya sebagai petani.
Tabel II
Data Perkebunan Pohon Kelapa
No Nama
Kampung Jumlah Perkebunan Kelapa
1 Pasar Lama 17
2 Muara Air Haji 13
3 Jumlah Total 30
(Cendra Yulita 2017)
Tabel III
Data Jenis dan Jumlah Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 88
2 Buruh Tani 9
3 Buruh Migran Perempuan 5 4 Buruh Migran Laki-Laki 1 5 Pegawai Negeri Sipil 22
6 Karyawan Swasta 8
7 Pengrajin 1
8 Pedagang Barang Kelontong 66
9 Nelayan 165
11 Bidan Swasta 2 12 POLRI 1 13 Guru Swasta 3 14 Pedagang Keliling 3 15 Penambang 1 16 Tukang Kayu 6
17 Karyawan Perusahaan Swasta 3
18 Wiraswasta 113
19 Tidak Mempunyai Pekerjaan Tetap 2
20 Belum Bekerja 347
21 Pelajar 338
22 Ibu Rumah Tangga 342
(Profil Rekapitulasi Data Riad Bulanan Data Dasar Keluarga: 2012, 4)
Tabel IV
Data Pemilikan Lahan Perkebunan
No Pemilikan Lahan Perkebunan Jumlah
1 Memiliki kurang 0,5 ha 39
2 Memiliki 0,5-1,0 ha 48
3 Memiliki lebih dari 1,0 ha 6 (Profil Rekapitulasi Data Riad Bulanan Data Dasar Keluarga: 2012, 20)
2.3 Tingkat Pendidikan
Untuk mempersiapkan kader pemimpin dimasa depan perlu diadakan pembinaan terhadap generasi muda, karena mereka penerus generasi sebelumnya. Pembinaan terhadap generasi ini dapat dilakukan melalui pendidikan foemal dan informal.
Pendidikan masyarakat di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji sudah mulai berkembang semenjak Tahun 90-an. Pada masa ini sebagian masyarakat telah memiliki kesadaran terhada pentingnya pendidikan formal. Sehingga akhir-akhir ini bermunculan beberapa sekolah-sekolah di Kenagarian Pasar Llama Muaara Air Haji SD sebanyak 2 buah, SMA sebanyak 1 buah, TK sebanyak 1 buah dan PAUDsebanyak 1 buah. Seperti yang termuat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:
Tabel V
Data Jenis Dan Jumlah Sekolah
No Jenis Sekolah Jumlah(buah)
1 SMA 1
2 SD 2
3 TK 1
4 PAUD 1
(Data Monografi Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti: 2013)
Tabel VI
Data Jenis Dan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakhir Jumlah
1 Belum masuk TK 225
2 Sedang TK 23
3 Tidak pernah sekolah 23
4 Sedang SD 220 5 Tamat SD 470 6 Tidak tamat SD 113 7 Sedang SLTP 95 8 Tamat SLTP 263 9 Sedang SLTA 73 10 Tamat SLTA 365 11 Sedang D-1 2 12 Tamat D-1 4 13 Sedang D-2 2 14 Tamat D-2 6 15 Tamat D-4 9 16 Sedang S-1 5 17 Tamat S-1 15
(Profil Rekapitulasi Data Riad Bulanan Data Dasar Keluarga: 2012, 29)
3. Kehidupan Beragama, Adat Istiadat dan Sosial Masyarakat
3.1 Kehidupan Beragama
Apabila ditinjau dari segi beragama, masyarakat Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji menganut agama Islam yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam pelaksanaan ibadah, pada umumnya masyarakat Kenagarian Pasar Lama Muara
Air Haji merupakan penganut agama yang luas. Hal tersebut terlihat dengan maraknya kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Bentuk kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan oleh mereka seperti Shalat Berjamaah, Wirid Mingguan, Wirid Bulanan dan melakukan berbagai kegiatan pada bulan Ramadahan seperti melaksanakan ibadah pada malam bulan tersebut seperti shalat Tarwih, Witir, Ceramah Pengajian, tadarusan bersama.
Pusat kegiatan keagamaan yang banyak dipakai adalah sarana Ibadah. Banyaknya sarana ibadah melambangkan bahwa daerah tersebut mempunyai rasa keagamaan yang sangat kuat. Bangunan ibadah yang digunakan adalah mesjid, selain itu ada juga mushallah yang dipergunakan untuk ibadah seperti ceramah agama dan pengajian al-Qur’an, yang terletak disetiap kampung yang ada di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji dapat dilihat pada table sebagai berikut:
Tabel VII
Data Jenis dan Jumlah tempat Ibadah No Jenis Tempat Ibadah Jumlah (buah)
1 Mesjid 2
2 Mushalla 5
(Data Monografi Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti: 2013)
3.2 Adat Istiadat
Adat istiadat di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji pada umumnya, seperti adat perkawinan, kelahiran, kematian dan kewarisan. Sedangkan mengenai sosial budaya di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji terutama sistem kekerabatan terlihat bahwa setiap anak yang lahir selalu mengikuti garis keturunan dari ibunya.
Namun adat istiadat Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji, yang sering terlihat dalam kebiasaan dalam perkawinan, kelahiran, kematian dan kewarisan. Contoh dari adat istiadat di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji yaitu sebagai berikut:
3.2.1 Perkawinan, dalam acara peminangan yaitu pihak keluarga laki-laki yang terdiri dari mamak, urang sumando, bersama-sama dan beberapa orang perempuan secara bersama-sama mendatangi kediaman rumah pihak perempuan atau sebaliknya. Apabila pinangan diterima maka setelah ada persetujuan atau kesepakatan kedua belah pihak dan sudah menetapkan hari peresmiannya oleh kedua belah pihak (niniak mamak masing-masing pihak). Mengenai pelaksanaan akad nikah disesuaikan dengan tata cara pelaksanaan yang terdapat daalam Hukum Islam. Selanjutnya baru pelaksanaan acara peresmian, dan pada waktu peresmian baru mempelai laki-laki dijemput oleh pihk keluarga dari mempelai perempuan. (Asril 2017)
3.2.2 Kelahiran, terdapat dalam acara aqiqah yaitu menyembelih hewan pada hari ketujuh dari haari lahirnya anak (laki-laki atau perempuan). Dalam acara tersebut anak yang baru lahir tadi didatangi oleh keluarga dari ayahnya beserta rombongan yang disebut dengan “Bako”, yang mana mereka membawah barang bawaan sesuai dengan kemampuannya (biasanya berupa perhiasan emas, dan perlengkapan dari anak tersebut/perlengkapan sehari-haari yang dibutuhkan). (Ramli 2017)
3.2.3 Kematian, apabila salah seorang warga meninggal dunia di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji, maka dalam hal penyelenggaraan jenazah disesuaikan dengan Syari’at Islam, mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkan. Kemudian pada malamnya di hari pertama pihak keluarga dari almarhum melakukan acara pembacaan Al-Qur’an dan Yasin-an. Selanjutnya pada malam di hari kedua pihak keluarga dari almarhum mengadakan kenduri, dan mengundang ustad dan tokoh agama yang ada di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji kemudian mengadkan acara pengajian dan ceramah. Acara tersebut berlangsung samapai hari ketiga dari hari kematian Almarhum.
3.2.4 Kewarisan, dalam hal kewarisan di Minang kabau, yang mana warisan dibagikan untuk satu perut atau satu rumah secara toeri dikuasai oleh tungganai atau mamak kepala waris tetapi secara praktis dikuasai oleh perempuan tertua diperut atau dirumah itu. Ibu menggunakan harta itu untuk keperluan anak-anaknya, dan pada waktu ia akan mewariskan kepada anak-anak dan cucunya dari anak perempuan dan seterusnya melalui garis perempuan. Sedangkan anak- laki-laki hanya boleh mengelola dan tidak boleh memiliki ataupun mewariskan kepada anak-anaknya. 3.2.5 Masyarakat di Minangkabau mempunyai
bermacam-macam suku, begitu juga di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji, diantaranya suku panai, jambak, kampai, caniago dan melayu. Akan tetapi Jumlah Datuk yang ada di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji hanya 2 orang, yaitu suku panai nama penghulu atau datuk adalah Dt. Rangkayo Mudo, dan suku caniago nama penghulu atau datuk adalah
Dt. Rangkayo Sati Mulie, seperti yang termuat pada tabel dibawah ini sebagai berikut:
Tabel VIII
Data Nama Suku Dan Nama Penghulu/Datuk
No Nama
Suku NamaPenghulu/Datuk
1 Panai Dt. Rangkayo Mudo 2 Caniago Dt. Rangkayo Sati Mulie 3 Kampai
4 Jambak 5 Melayu
(Asril 2017)
Kehormatan yang diperlukan dalam adat Minangkabau terhadap kaum ibu (bundo kanduang) sejiwa pula dengan maksud hadis, seperti: “Bahwa surga itu terletak dibawah kaki ini”, yakni bahwa kebahagiaan lahir dan batin dapat diperoleh dengan menghormati ibu.
Di Minangkabau orang sangat kecewa bila tidak mempunyai keturunan anak kemenakan perempuan, karena mengakibatkan putusnya (punah) keturunan dalam lingkungan keluarga. Lain halnya kalau sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan (diutus menjadi rasul), kaum laki-laki sangat membenci keturunan perempuan, bahkan merasa hina kalau dalam suatu keluaga istri melahirkan anak perempuan, kalau terjadi maka anak perempuan tadi di kubur hidup-hidup.
Di dalam ajaran Islam setiap anak dilahirkan disunatkan mengaqiqahkannya. Aqiqah adalah menyembelih hewan pada hari ketujuh dari hari lahirnya anak (laki-laki atau perempuan). Hukum aqiqah adalah sunnah bagi orang yang wajib menanggung belanja si anak. Hendaklah disembelih untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan seekor kambing dan hendaklah disembelih pada haari ketujuh dari hari kelahiran anak, tetapi kalau
tidak mampu, boleh juga kemudian dari hari itu, asalkan anak belum sampai berumur baligh (dewasa).
3.3 Sosial Masyarakat
Kalau penulis perhatikan sosial kemasyarakatan di Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji belum terpengaruh dengan sosial kemasyarakatan warga di kota, meskipun mempunyai jumlah penduduk yang lumayan banyak. Namun masyarakat tersebut masih memegang teguh semangat gotong royong, tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Sebagai bentuk kekompakan dari masyarakat tersebut, terlihat dengan adanya kerja sama untuk membuat suatu acara pada hari Raya Idul Fitri diantaranya Buayan Kaliang sebagai hiburan untuk anak-anak, dan untuk penutupannya Orgen Tunggal. Serta adanya saling tolong menolong apabila salah satu warga mengadakan pesta pernikahan. Kemudian adanya sarana olahraga baik itu yang disediakan oleh pemerintah Nagari maupun partisipasi dari para pemuda yang ada di Kenagarian tersebut serta ada sebagian dari masyarakat yang mengikuti suatu lembaga pemerintahan seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel IX
Data Jenis Dan Jumlah Sarana Olahraga Dan Kepemudaan
No Jenis Sarana Olahraga
Dan Kepemudaan Jumlah
1 Lapangan Sepak Bola 1 2 Lapangan Bulu Tangkis 2 3 Lapangan Bola Voli 3 4 Lapangan Tenis Meja
5 Lapangan Basket 6 Lapangan Sepak Takraw
(Data Monografi Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti: 2013)
Tabel X
Lembaga Politik Yang Di Ikuti Keluarga
No Lembaga Politik Yang Di Ikuti Keluarga Jumlah
1 Tidak Di Isi 641
2 Lembaga Politik Yang Di Ikuti Keluarga 1
3 Pengurus DPS 1
4 Anggota Partai Patriot Pancasila 2
5 Tidak ada 1.286
(Data Monografi Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti: 2013)
Tabel XI
Lembaga Kemasyarakatan Yang Di Ikuti Keluarga
No Lembaga Kemasyarakatan Yang Di Ikuti
Keluarga Jumlah
1 Tidak Di Isi 643
2 Pengurus PKK 1
3 Anggota Tim Penanggulangan Bencana 8
4 Tidak Ada 1.280
(Data Monografi Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti: 2013)
Tabel XII
Lembaga Pemerintahan Yang Di Ikuti Keluarga
No Lembaga Pemerintahan Yang Di Ikuti
Keluarga Jumlah 1 Tidak Di Isi 639 2 Kepala Dusun/Lingkungan 5 3 Wakil Ketua BPD 2 4 Anggota BPD 10 5 Tidak Ada 1.276
(Data Monografi Kenagarian Pasar Lama Muara Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti: 2013)
Sistem dan bentuk perkawinan mempengaruhi sistem kekerabatan, dan sistem kekerabatan mempengaruhi hukum waris adat. Hal ini disebabkan karena hukum waris dapat mempunyai kaitan yang erat dengan hukum kekerabatan dan hukum perkawinan.
Dalam kehidupan bermasyarakat terutama pada masyarakat pedesaan, sistem keturunan dan kekerabatan adat masih tetap dipertahankan dengan kuat. Sifat kekerabatan tersebut sangat menentukan masalah kewarisan dalam hal meninggalkan warisan, ahli waris dan harta waris. Di Indonesia pada berbagai derah terdapat adat kekerabatan yang berbeda dan pada prinsipnya susunan kekeluargaan dan kekerabatan tersebut berlandaskan pada tiga macam garis keturunan yaitu:
3.3.1 Garis keturunan Ibu (matrilinial), sistem kekeluargaan yang membuat garis keturunan berdasarka garis keturunan ibu. Disini kedudukan wanita lebih menonjol pengaruhnya dari keddukan laki-laki di dalam kewarisan. 3.3.2 Garis keturunan bapak (patrilinial) atau menarik garis
keturuan menurut garis keturunan bapak. Sistem ini meletakkan kedudukan pria lebih menonjol dari kedudukan wanita di dalam pewarisan.
3.3.3 Garis keturunan bapak dan ibu (parental) menarik garis keturunan kedua orang tua. Dalam sistem ini kedudukan pria dan wanita tidak dibedakan hubungan hukum terhadap kedua belah pihak berlaku sama.
Bila ditelesuri, sistem kekerabatan atau kekeluargaan masyarakat Minangkabaau merupakan bangsa yang menghormati kaum perempuan khususnya masyarakat Kenagarian Pasaar Lama Muara Air Haji, mereka menasabkan diri kepada ibu dan menamakan harta pusaka dan rumah gadang atas nama kaum perempuan. Mereka telah tersusun dan terbentuk karena menarik gaaris keturunan dari pihak ibu.
Ketentuan yang diatur oleh adat Minangkabau terhadap kaum ibu adalah suatu kehormatan kalau dibandingkann dengan
adat-adat lainnya di Dunia. Kaum ibu dalam Minangkabau biasanya disebut dengan Bundo Kanduang, ini sama halnya dengan “ibu pertiwi” dalam Negara Indonesia ini. Kaum ibu mempunyai kedudukan yang khas dalam hukum adat Minangkabau, terutama sistem keturunan diambil menurut garis dari ibu, susunan yang telah lama berlangsung, mulasi lingkungan hidup yang kecil sampai dengan lingkungan yang lebih besar, dari keluarga sampai kepada negeri (adat lamo pusako usang). Ketentuan yang disusun menurut garis ibu yang disebut dalam istilah sehari-hari sebagai kehidupan menurut adat. Sistem keturunan ibu ini mempengaruhi ruang lingkup yang lebih luas dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang senantiasa menghayati mustika yang terkandung di dalam adat Minangkabau.