• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (SDM). pendidikan yang bertumpu pada pengajian. Kendala sarana fisik masjid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (SDM). pendidikan yang bertumpu pada pengajian. Kendala sarana fisik masjid"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendampingan

Remaja masjid atau pemuda Islam merupakan generasi penerus bagi sebuah desa dalam melanjutkan sebuah pembangunan yang lebih baik. Generasi penerus ini bisa berkembang dengan memiliki kualitas yang baik kalau ada pembinaan secara maksimal dari pihak pemerintah serta pihak yang terlibat. Pembinaan ini bisa berupa meningkatkat skil atau potensi yang ada pada pemuda. Potensi ini berupa ketrampilan / keinginan / kekuatan yang ada pada individu pemuda yang bisa ditampung dalam organisasi / lembaga pemuda. Potensi ini merupakan pemanfaatan / pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Kondisi remaja masjid pada saat ini masih terlihat cukup memprihatinkan. Remaja masjid masih menghadapi berbagai kendala. Berbagai kendala menunjukkan adanya kendala kepengurusan, baik tingkat pemahaman, perhatian dan kepribadian yang belum memadai. Kendala program yang tidak banyak dan tidak bervariasi sehingga aktivitas remaja masjid kebanyakan baru sebatas bidang ubudiyah dan pendidikan yang bertumpu pada pengajian. Kendala sarana fisik masjid yang belum mampu menampung berbagai aktivitas. Karena bentuk masjid pada umumnya hanya terdiri dari ruang peribadatan, ditambah dengan tempat wudhu dan sekretariat. Kendala dana yang selama ini hanya mengandalkan subsidi dari masjid atau donatur temporer. Kendala

(2)

partisipasi anggota/masyarakat sekitar yang masih rendah dukungannnya terhadap kegiatan remaja masjid. Kendala manajemen dan administrasi yang belum diterapkan secara sungguh-sungguh dan profesional.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi tantangan masa depan yang semakin berat, maka remaja masjid perlu memiliki visi lebih utuh tentang sejarah Nabi dalam memberdayakan masjid. Meskipun dalam catatan sejarah Indonesia, masjid dan remaja masjid belum memiliki peran strategis di bidang siyasi, maka sudah saatnya bagi kita mengimplementasikan pola masjid sebagai tempat pengembangan peradaban.

Langkah-langkah kecil memulainya dapat diwujudkan lewat :

1) Meningkatkan pemahaman dan ketarampilan pengurus remaja masjid melalui pelatihan-pelatihan yang berlangsung secara berkala. Pelatihan yang dibutuhkan remaja masjid adalah pelatihan keislaman dan da'wah, pelatihan manajemen dan administrasi, pelatihan sosial politik kontemporer, dan pelatihan keterampilan tertentu.

2) Melakukan kemungkinan-kemungkinan perubahan metode dakwah dari metode da'wah konvensional menjadi metode dakwah yang lebih kreatif, variatif, dan persuasif sehingga menarik bagi masyarakat sekitar.

(3)

3) Membuat kegiatan usaha yang menguntungkan (profit oriented) dalam rangka subsidi silang kepada kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan remaja masjid.

4) Melakukan kegiatan pembinaan kepada kader-kader pengurus remaja masjid secara berkesinambungan, bertahap, dan sungguh-sungguh.

5) Mewujudkan kepemimpinan demokratis dalam kepengurusan remaja masjid, sehingga anggota memiliki rasa kepemilikan (sense of

ownership) yang tinggi dan merasa diakui serta dihargai eksistensi

dirinya.

6) Mengakselerasi rekrutmen anggota dengan cara melakukan dakwah fardiyah (interpersonal) yang persuasif dan bijaksana.

7) Meningkatkan kerjasama antar remaja masjid atau dengan lembaga-lembaga yang peduli terhadap perkembangan remaja masjid dalam rangka kerjasama program dan studi perbandingan.

8) Mempesar andil remaja masjid dalam memakmurkan masjid secara luas, sehingga masjid dapat menjadi pusat kegiatan masyarakat

(central Islamic activity).

Hal yang sama dirasakan remaja masjid di Desa Candipari. Remaja masjid hanya menjadi nama tanpa ada aktifitas keagamaan rutin dan akfitas sosial lainnya. Di Desa Candipari terdapat tiga organisasi yang memiliki tugas untuk menaungi semua pemuda terutama remaja masjid.

(4)

Lembaga pemuda yang ada di Desa Candipari adalah IPNU-IPPNU, karang taruna tingkat RW, tim futsal / sepak bola. Tugas dari remaja masjid adalah mempunyai tugas pokok secara bersama-sama dengan pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

Namun amat disayangkan, remaja masjid sering terjebak didalam kegiatan yang bersifat rutinitas ‘ubudiyah semata, seperti hari besar islam (PHBI) dan sejenisnya. Padahal banyak sekali peran dan fungsi yang dimiliki oleh remaja masjid sehingga diperlukan kesungguhan dan keahlian yang seksama dalam mengelola sebuah masjid.

Realitas yang ada di Desa Candipari tentang organisasi pemuda adalah kurang minat pemuda dalam mengikuti organisasi Remaja Masjid. Kurang adanya partisipasi pemuda dapat dilihat ketika kegiatan desa seperti pengajian, pemuda hanya dijadikan sebagai tukang bersih sampah yang diakhir acara serta tidak diikut sertakan dalam kepanitiaan. Hal ini dikarenakan generasi tua di Desa Candipari mendominasi semua proses pembangunan desa.

Adanya lembaga pemuda dan remaja yang belandaskan sosial dan islam meupakan aset yang bagus unuk sebuah wilayah / desa. Aset di

(5)

wilayah / desa meupakan modal untuk membangun desa yang sesuai keinginan masyarakat.

Pada konsep community organizing (CO) dalam membangun desa yaitu :1

1. Masyarakat memiliki daya dan upaya untuk membangun kehidupannya sendiri.

2. Masyarakat mempunyai pengetahuan dan kearifan tersendiri dalam menjalani kehidupannya secara alami.

3. Upaya pembangunan masyarakat akan efektif apabila melibatkan secara aktif seluruh komponen masyarakat sebagai pelaku sekaligus penikmat pembangunan, serta masyarakat memiliki kemampuan membagi diri sedemikian rupa dalam peran pembangunan mereka.

Pengorganisasian masyarakat merupakan cara untuk melahirkan sebuah kesadaran kritis. Adanya kesadaran kritis dalam masyarakat merupakan awal dari perubahan dalam pembangunan desa yang ideal. Pemanfaatn Aset desa berupa lembaga – lembaga yang ada di desa merupakan awal dalam membangun desa yang bermanfaat pada masyarakatnya. Salah satu keinginan warga Desa Candipari yaitu

“memang begini mas disini wes ono Remaja Masjid tapi semua kegiatan dicekel ambek bapak dan ibu-ibu, coba lek onok Remaja Masjid mungkin desa ini bisa maju dan rame koyok sing biyen..”2

Masjid merupakan salah satu tempat untuk pemuda-pemudi desa berkumpul tidak hanya dalam kepentingan spiritual namun juga menjadi tempat bertukar pikiran untuk menyelesaikan masalah yang sedang

1

Agus Afandi, dkk, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam, (IAIN Sunan Ampel Press Surabaya, 2013), hal. 114

2

Wawancara dengan ibu fitriyah warga RW 04 Desa Candipari pada tanggal 15 maret 2016. Pukul. 11.00

(6)

dihadapi bersama. Remaja Masjid merupakan wadah yang dapat menjadi tempat pemuda ikut serta dalam pembangunan desa. Remaja bisa berpatisipasi aktif dalam pembangunan desa melalui organisasi Remaja Masjid yang diakui oleh desa dan masyarakat.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan Bagaimana peran remaja masjid dalam pembangunan desa khususnya dalam aspek ekonomi.

Pertanyaan tersebut diuraikan kedalam beberapa pertanyaan khusus yang merupakan permasalahan yang ingin diungkapkan melalui penelitian ini :

1. Bagaimana strategi pemberdayaan ekonomi remaja masjid berbasis masjid melalui kelompok usaha di Desa Candipari?

2. Bagaimana dampak kelompok usaha remaja masjid terhadap peningkatan ekonomi remaja masjid dan masyarakat Desa Candipari?

C. Pihak Pihak Yang Terlibat

Dalam melancarkan riset pendampingan ini, dibutuhkan stakeholder atau pihak-pihak terkait , diantaranya adalah:

1. Perangkat Desa Candipari

Peran perangkat desa adalah dalam bidang perizinan dan koordinasi. Peran ini sangat dibutuhkan oleh pendamping dalam

(7)

melakukan pendampingan di sebuah wilayah / desa. Adanya perizinan dan kordinasi dari perangkat desa bisa membantu agar berjalannya pendampingan dengan lancar.

2. Pembina Remaja Masjid dan IPNU-IPPNU

Peran pembina adalah sebagai konsultasi dan kordinasi untuk melakukan sebuah kegiatan yang akan dilakukan oleh pendamping.

3. Dinas / Instansi terkait

Peran dari dinas / instansi terkait adalah sebagai kordinasi dan konsultasi dalam melaksanakan pendampingan. Peran dinas / instansi terkait juga berfungsi untuk solusi dalam melaksanakan sebuah kegiatan yang diperlukan peran dari dinas / instansi terakait.

4. Remaja Masjid Al-Maghfur Desa Candipari

Remaja masjid di Desa Candipari memiliki peran untuk menjadikan masjid sebagai tempat diskusi serta menyelesaikan masalah sosial dan segala aspek. Jumlah seluruh remaja masjid adalah 45 remaja yang terbagi yaitu laki-laki 18 remaja dan 27 remaja putri.

5. Pemilik Modal

Pemilik modal yaitu perusahaan atau instansi yang berada di Desa Candipari yang berkontribusi dalam hal materi guna terlaksana program pemberdayaan remaja masjid.

(8)

D. Agenda Pendampingan

Agenda yang akan dilaksanakan dalam pendampingan remaja masjid Al Maghfur dalam peningkatan ekonomi remaja masjid Desa Candipari kecamatan Porong kabupaten Sidoarjo sebagaimana yang sudah dijadwalkan.

1) Inkulturasi

Proses inkulturasi ini membutuhkan waktu hampir 1 bulan, lebih tepatnya 29 hari mulai dari tanggal 02 Maret sampai dengan 31 Maret 2016. Banyak sekali hal yang dilakukan mulai dari wawancara dengan Kepala Desa, dan mengikuti kegiatan masyarakat seperti lailatul ijtima’, banjari dan diba’an remaja untuk menjadi bagian dari mereka hingga mempunyai modal sosial yang cukup untuk melakukan proses pendampingan pada tahap selanjutnya.

2) Discovery

Discovery ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2016 berletak di

masjid Desa Candipari, proses ini lebih menekankan pada bagaimana proses pemaparan pengungkapan hal–hal yang sudah ada dimasyarakat, berkaitan kejayaan yang pernah diraih di masa lalu oleh remaja serta masyarakat Desa Candipari Kec. Porong Kab. Sidoarjo.

(9)

3) Dream

Menjelaskan proses pendampingan serta memimpikan apa yang diinginkan masyarakat dan mengilustrasikannya dalam bentuk gambar. Proses ini berlangsung pada tanggal 20 Mei sampai 25 Mei 2016.

4) Design

Proses ini berlangsung pada Ahad, 26 Mei dan 28 Mei 2016. Proses ini merancang apa saja baik yakni hal yang dibutuhkan baik itu keuangan, material, pengetahuan, dan lain sebagainya. Langkah ini merancang dari mimpi yang telah diilustrasikan pada hari sebelumnya.

5) Define

Proses ini menentukan langkah–langkah selanjutnya setelah dari proses dream dan design. Pada proses ini dilakukan pada 26 Mei 2015, setelah define ini diteruskan lagi pada proses destiny agar proses pendampingan yang dilakukan agar efektif dan linier.

6) Destiny

Proses ini berlangsung selama 2 minggu pada tanggal 26 Mei sampai 07 Juni 2016, di dalam PAR biasa disebut aksi atas semua yang ditentukan pada proses difine. Destiny ini sebagai klimaks atas semua proses yang ada pada pendampingan Asset Bassed Community Development.

(10)

7) Evaluasi

Proses ini berlangsung selama 1 kali pertemuan pada tanggal 12 Juni 2016, sebagai evaluasi yang telah dilakukan mulai proses ABCD yakni discovery hingga destinity.

8) Pelaporan

Pelaporan ini dilakukan sebagai kewajiban akademis, agar bisa dibaca dan dilihat agar menjadi releksi bersama. Serta sebagai bahan pendampingan membangun kesadaran masyarakat dalam pengelolahan asset desa dalam peningkatan ekonomi remaja masjid Desa Candipari.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penulisan pendampingan upaya pemanfaatan barang bekas dalam peningkatan ekonomi remaja masjid Al Maghfur Desa Candipari Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo, sebagai berikut:

1. Bab I membahas tentang realitas problematika yang ada pada Desa Candipari Kec. Porong Kab. Sidoarjo, yang meliputi penjelasan tentang pengembangan ekonomi dampingan itu seperti apa, prospek aset yang berupa bahan bekas, dan focus pendampingannya serta membahas tentang agenda yang akan dilakukan.

2. Bab II membahas teori–teori yang mengiringi pendampingan ini seperti: teori yang membahas teori pemberdayaan ekonomi

(11)

masyarakat, kesadaran, etos kerja, perubahan sosial dan teori dakwah bilhal. teori akan membangun kesadaran dan meningkatkan pendapatan yakni dari bahan bekas, serta membahas prinsip-prinsip pokok faktor produks, monitoring dan evaluasi pendampingan, hasil pendampingan terdahulu.

3. Bab III membahas tentang metodologi dan strategi pendampingan berbasis Asset Bassed Community Development (ABCD) lebih mendalam.

4. Bab IV membahas tentang profil lokasi dampingan yang meliputi realitas masyarakat Desa Candipari didalamnya ada letak geografis, iklim, dan demografi. Setelah itu membahas tentang upaya peningkatan ekonomi remaja masjid.

5. BabV membahas tentang asset dan potensi yang ada, meliputi: asset fisik, asset budaya, mata pencaharian, sosial, peluang dan tantangan dampingan.

6. Bab VI membahas lebih banyak proses pendampingan mulai proses discovery, dream, design, define, dan destiny. Kesemua itu diulas lebih mendalam dalam bab ini.

7. Bab VII membahas tentang refleksi atas dampingan yang dilakukan mulai dari proses pra-dampingan, saat dampingan, pasca-dampingan serta kesimpulan refleksi atas ketiga sub proses tersebut.

(12)

8. Bab VIII membahas tentang penutup dari proses pendampingan yang meliputi kesimpulan akan perubahan proses dampingan ini, adanya saran serta rekomendasi atas pendampingan yang dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan hal itu, untuk meningkatkan kinerja karyawan juga dapat dilakukan dengan menstimulasi faktor-faktor yang lain seperti kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan

Penelitian bertujuan untuk mengimplementasikan algoritma Fuzzy Logic pada sistem manajemen sumber daya manusia berbasis PHP, sehingga dengan sistem ini diharapkan suatu

Namun, pada penelitian ini akan dikembangkan lembar kerja eksperimen berbasis inquiry yang dapat mengarahkan siswa terlibat dalam proses mengajukan pertanyaan ilmiah,

Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang

Menimbang : bahwa untuk memenuhi dan melaksanakan ketentuan Pasal 65 ayat (3) dan Pasal 84 ayat (4) Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 11 Tahun 2017

Pengaruh Kekristenan telah menjadi besar atas manusia modem dan dunianya. Agama memperbudak manusia; Kekristenan sejati membebaskan mereka. Ketika Kristus mati, ajaran-Nya

Sementara itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sirup glukosa dengan cara hidrolisis asam dari tepung kulit ketela pohon, serta mencari pengaruh suhu, waktu