• Tidak ada hasil yang ditemukan

CENTERED PERSON APPLICATION TO IMPROVE STUDENT S INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS (Research in Class VIII SMP Negeri 13 Magelang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CENTERED PERSON APPLICATION TO IMPROVE STUDENT S INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS (Research in Class VIII SMP Negeri 13 Magelang)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

CENTERED PERSON APPLICATION TO IMPROVE STUDENT’S

INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS

(Research in Class VIII SMP Negeri 13 Magelang)

Trisniasari Rahmawan, Subiyanto, Indiati

FKIP, BK Unverstas Muhammadyah Magelang Emal: nee[email protected]l.com

Abstract

This study aims to determine the application of Person Centered can improve interpersonal communication students in class VIII SMP Negeri 13 Magelang City.

The method used in this study is action research guidance and counseling using a cycle consisting of: (1) planning the action, (2) the implementing measures, (3) observation / observation and reflection, (4) evaluation. The data collection techniques used interviews and observations, to determine changes increase interpersonal communication skills in class VIII SMP Negeri 13 Magelang.

The results of this study showed the improvement students interpersonal communication skills after three cycles treatments. At the end of cycles, student interpersonal communication skills increase until 83%. It can be concluded that the Person Centered approach can be applied to improve communication skills Interpersonal class VIII SMP Negeri 13 G in Magelang City School.

Keywords: Person Centered, Interpersonal Communication Skills. PENDAHULUAN

Komunkas merupakan hubungan antar dua orang atau lebh yang dlakukan secara langsung atau tdak langsung untuk membcarakan suatu hal. Komunkas bsa dlakukan dengan sengaja atau tdak sengaja.

Komunkas bsa dbag menjad dua yatu komunkas Interpersonal dan komunkas In-trapersonal. Komunkas Interpersonal ada- lah komunkas yang dlakukan dengan orang lan, sedangkan komunkas Intrapersonal adalah komunkas dlakukan dengan dr sendr. Dalam komunkas Interpersonal selalu dhubungkan dengan pertemuan antar dua, tga atau mungkn empat orang yang terjad secara spontan dan tdak berstruktur. Komnkas Interpersonal tdak bsa hanya dlakukan oleh satu orang, karena tu komunkas Interpersonal dlakukan oleh dua orang atau lebh yang salng bernteraks dengan hubungan yang bebas dan bervaras serta ada keterpengaruhan.

Mulyana (2005 : 24) menyatakan bahwa komunkas Interpersonal (Interpersonal Comunication) adalah pertemuan antara

orang-orang secara tatap muka yang memungknkan setap pesertanya menangkap reaks orang lan secara verbal maupun non verbal. Komunkas

yang efektf akan mencptakan hubungan Interpersonal yang bak. Karena dalam komu-nkas Interpersonal dlakukan dar mulut ke mulut yang terjad dalam nteraks tatap muka antar beberapa prbad, sehngga orang yang melakukuan nteraks tersebut akan bsa mengatakan reaks orang lan, bak yang bersfat verbal maupun non verbal.

Llwer (2007 : 20) komunkas Interpersonal merupakan komunkas yang dlakukan oleh dua orang atau lebih dengan jarak fisik di antara mereka yang sangat dekat, bertatap muka atau bermeda dengan sfat umpan balk yang maksud tdak berstruktur.

Pengertan komunkas Interpersonal d atas, dapat dpaham bahwa komunkas Interpersonal adalah bagamana kta bernteraks dan berkomu-nkas dengan orang lan, melalu hubungan tatap muka yang dlakukan oleh dua orang atau lebh. Hubungan tu dlakukan secara spontan dan tdak berstruktur, dalam kegatan tu terjad suatu proses pskolog yang bsa merubah skap, pendapat atau perlaku orang yang sedang melakukan nteraks tersebut, memlk tujuan atau maksud tdak berstruktur, dan adaptas pesan tersebut khusus.

(2)

D Kelas VIII SMP Neger 13 Kota Ma-gelang setelah penelt melakukan peneltan/ observas ada tga sswa yang mengalam ma-salah tentang komunkas Interpersonal yatu, tdak mempunya teman d sekolah, tdak beran berpendapat, perlu adanya tndak lanjut untuk menngkatkan komunkas Interpersonal yatu dengan menerapkan pendekatan Person Centered

sehngga yang tdak bak dan yang rendah menjad bak serta menjaga dan memelhara komunkas Interpersonal yang sudah bak agar tetap bak.

Latpun (2008 : 92) pendekatan yang ber- pusat pada Person atau konsel, yang

me-mandang konsel sebaga partner dan perlu adanya keserasan pengalaman bak pada konsel maupun konselor dan keduanya perlu mengemukakan pengalamannya pada saat hubungan konselng berlangsung. Pendekatan n menaruh kepercayaan bahwa konsel memlk kemampuan untuk memecahkan masa-lahnya sendr. Hubungan teraps dan konsel merupakan alat untuk menngkatkan kesadaran dan menemukan sunber-sumber yang terpendam yang kemudan membangun konstruks dalam penguatan hdupnya.

Wahyun (2011 : 261) menyatakan pende-katan Person Centered yatu manusa yang

mencar bantuan pskologs dperlakukan se- baga konsel yang bertanggung jawab me- mlk kekuatan untuk mengarahkan drnnya sendr, kemudan karena luasnya area aplkas maka pendekatan n lebh dkenal sebaga pendekatan yang berpusat pada manusa.

Dar pendapat para ahl d atas dapat dtark kesmpulan bahwa pendekatan Person Centered merupakan pendekatan yang berpusat

pada manusa, yang ddalamnya konselor me-ngannggap konsel sebaga partner, konselor membangun rasa nyaman agar konsel dapat mencertakan permasalahan dan pengala- mannya secara terbuka dan menaruh rasa percaya kepada konselor serta konsel dapat mengaktualsaskan dr sendr dan menda-patkan kebutuhan dcnta dan dharga

Berdasarkan Latar Belakang d atas maka penelt kut berpartspas untuk melakukan peneltan dalam rangka menngkatkan ke-mampuan komunkas Interpersonal sswa melalu penerapan konselng perorangan dengan peneltan berjudul “Penerapan Person Centered untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa”.

METODE

Variabel Penelitian

1. Varabel Input yatu kemampuan

komun-kas nterpersonal sswa. Dengan cr-cr: kemampuan menjelskan kembal mater pelajaran, mampuan menjawab pertanyaan/ bertanya kepada guru, mampuan mengajak bercanda dengan teman, kemampuan berpendapat ketka sedang berdskus, mampu berkomunkas ketka dajak berman dengan teman.

2. Varabel Proses yatu cara tekns yang akan

dgunakan untuk menngkatkan kemam- puan yang akan d ngnkan menjad ke-mampuan yang dharapkan. Pada peneltan n varabel prosesnya adalah konselng n-dvdu melalu penerapan Person Centered.

3. Varabel Output, yatu konds akhr berupa

kemampuan yang dharapkan sebaga tolak ukur keberhaslan peneltan tndakan. Jad varabel output dalam peneltan n adalah terwujudnya kemampuan komunkas In-terpersonal sswa yang lebh bak setelah menjalan proses konselng Person Centered.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Komunkas nterpersonal adalah proses pertukaran nformas, komunkas yamg dlakukan oleh dua orang atau lebh dengan jarak yang dekat, bertatap muka yang dapat langsung dketahu balkannya, bersfat khusus, serta memlk tujuan atau maksud tdak berstruktur.

2. Person Centered adalah suatau proses terap

hubungan yang memandang bahwa konsel adalah sebaga partner serta perlu adanya keserasan pengalaman, bak pada konsel maupun konselor agar konsel dapat mengaktualsas dr, bertanggung jawab, serta dapat menerma dan mengharga sepenuhnya s dr (konsel) tersebut.

Metode Analisis Data

Adalah Proses mengatur urutan data, mengorgansaskan ke dalam suatu pola, kate-gor dan satuan uraan dasar.

(Afifudin, 2009 : 145) Analisis data meru-pakan proses pengorgansasan dan mengu-rutkan data dalam pola, kategor, dan satuan uraan dasar sehngga dapat dtemukan tema dan dapat hpotess kerja sepert yang ddasarkan

(3)

oleh data. Berdasar teknk dan pengumpulan data peneltan n menggunakan observas dan wawancara serta dokumentas. Dengan demkan peneltan n dkenal dengan analss data d lapangan bak tu data lama maupun data baru. Dalam penulsan atau aturan data, penuls mengacu pada pengungkapan, pembuktan dan pemaparan data sesua dengan realta.

Menurut Muslch (2010 : 162) pengubahan perlaku dapat dnyatakan kembal apabla : 1. Konsel dapat menngkatkan frekuens

munculnya kemampuan komunkas nter-personal ke arah lebh bak sebesar 60 % dar perlaku semula.

2. Konsel menunjukkan perubahan kemam-puan bak pada saat kegatan belajar mengajar dsekolah.

Data dalam peneltan n berupa data kualtatf, oleh karena tu data yang terkumpul akan danalss dengan menggunakan persentase. Menurut Ardana (Muslch, 2010 : 162) untuk mengetahu tngkat perubahan yang menjad sasaran peneltan menggunakan rumus :

Nla rata-rata ndkator yang dlaksanakan

P = x 100%

Indkator yang ada Keterangan :

P : Persentase perubahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneltan n dlaksanakan pada tanggal 12 Aprl 2015 sampa 25 Me 2016 d kelas VIII SMP Neger 13 Kota Magelang. Penelt memperoleh konsel dar rekomendas guru pembmbng dan dengan melakukan observas dan wawancara. Berkut yang menjad konselnya:

1. PRS sebaga konsel 1 2. DKA sebaga konsel 2 3. RMN sebaga konsel 3

Adapun tngkah laku yang dtelt adalah sebaga berkut: 1) Kemampuan menjelaskan kembal mater pelajaran. 2) Kemampuan menjawab pertanyaan dar guru., 3) Kemampuan mengajak berkomunkas dengan teman. 4) Kemampuan berpendapat ketka sedang dskus, 5) kemampuan berkomunkas ketka dajak berman dengan teman.

Selanjutnya 3 langkah sklus tentang pelaksa-naan peneltan yang penuls lakukan melput: a) Pelaksanaan sklus I; b) Pelaksanaan sklus II; c) Pelaksanaan sklus III. Penjelasan masng-masng pelaksanaan sklus sebaga berkut:

Pelaksanaan Siklus I Tindakan

Dalam tndakan n dlakukan pengamatan kemampuan komunkas nterpersonal sswa oleh subyek peneltan yang dlakukan sebelum dber tndakan konselng. Kemampuan komunkas Interpersonal yang d observas dalam peneltan n adalah : 1) Kemampuan menjelaskan kembal mater pelajaran. 2) Kemampuan menjawab pertanyaan dar guru. 3) Kemampuan me-ngajak berkomunkas dengan teman. 4) Kemampuan berpendapat ketka sedang dskus. 5) Kemampuan berkomunkas ketka dajak berman dengan teman.

Subyek yang dmaksud adalah PRS sebaga konsel 1, DKA sebaga konsel 2, RMN sebaga konsel 3 ketganya kelas VIII G SMP Neger 13 Kota Magelang. Selan dengan observas, juga dlakukan wawancara. Pada langkah n dlakukan observas terhadap konsel guna memperoleh data tentang frekuens kemampuan komunkas Interprsonal pada ketga subyek peneltan sebelum ada tndakan konselng, dan cara yang dtempuh adalah dengan mengamat dan mencatat ndkator yang muncul dar ketga subyek peneltan.

Kegatan observas atau pengamatan dlakukan tanggal 5 sampa 7 Januar 2016. Hasl observas menunjukkan bahwa ketga subyek peneltan memang memlk fre- kuens cukup tngg terkat dengan kemam-puan komunkas Interprsonal rendah. Berkut n data berupa jens dan frekuens kemampuan komunkas Interprsonal yang dlakukan oleh subyek peneltan.

Pelaksanaan Tindakan I dan II

Tndakan yang dtempuh adalah melalu pemberan layanan konselng Person Centered.

Tndakan I dan II, konsel 1, 2 dan 3 dlaksanakan tanggal 18, sampa 23 Januar 2016, haslnya pada lampran, setap pertemuan berlangsung 40 ment d ruang BK SMP Neger 13 Kota Magelang dengan mengambl jam mata pelajaran, dengan jn guru mata pelajaran dan Guru Pembmbng.

(4)

Observasi dan Refleksi

Observasi dan refleksi konseli 1, 2 dan 3 dlaksanakan pada tanggal 25, sampa 27 Januar 2016, hasl observas bsa dlhat pada lampran halaman. Tujuannya untuk mengetahu kekurangan, kemajuan yang dcapa selama proses pelaksanaan tndakan sklus I dan rencana apa yang perlu dambl untuk tndakan berkutnya. Berdasarkan data-data datas dketahu bahwa mash ada belum mengalam perubahan penngkatan sesua target yang dharapkan dalam ndkator knerja yatu penngkatan mnmal lebh dar 60%, oleh sebab tu perlu dlanjutkan tndakan pada sklus II.

Evaluasi Akhir

Evaluas dlaksanakan berdasarkan hasl data yang dperoleh dar pelaksanaan tn- dakan. Evaluas dar hasl peneltan tersebut dapat dlhat pada lampran laporan konselng ndvdu halaman.

Berdasarkan data-data datas dketahu bahwa mash ada belum mengalam perubahan penngkatan sesua target yang dharapkan dalam ndkator knerja yatu penngkatan mnmal lebh dar 60%, oleh sebab tu perlu dlanjutkan tndakan pada sklus II.

Evaluasi Akhir

Evaluas dlaksanakan berdasarkan hasl data yang dperoleh dar pelaksanaan tndakan. Evaluas dar hasl peneltan tersebut dapat dlhat pada lampran laporan konselng ndvdu halaman.

Persentase perubahan d atas menun-jukkan menngkatnya kemampuan komun-kas Interpersonal namun menngkatnya kemampuan komunkas Interpersonal pa- da ke tga konsel belum menunjukkan ter- capanya target yatu lebh dar 60 %. Oleh karena tu tndakan dkatakan belum berhasl.

Berdasarkan data tabel d atas dketahu bahwa perubahan kamampuan kearah yang lebh bak yatu menngkatnya kemampuan komunkas Interpersonal pada ke tga konsel, akan tetap belum mencapa lebh dar 60%. Oleh sebab tu perlu dlanjutkan pada sklus II.

Pelaksanaan Siklus II Tindakan

Tndakan n untuk mengubah kemampuan subyek peneltan ke arah yang lebh bak adalah dengan melaksanakan wawancara konselng

dengan penerapan Person Centered. Konsel

dyaknkan bahwa kamampuannya tu benar-benar akan berguna dalam hdupnya nant, Oleh sebab tu, konsel harus berupaya menngkatkan kemampuan komunkas nterpersonal ter- sebut agar menjad ndvdu yang memlk kemampuan yang terampl dalam berko-munkas

Pelaksanaan Tindakan I dan II

Tndakan yang dtempuh adalah melalu pemberan layanan konselng Person Centered.

Tndakan I dan II Untuk konsel 1, 2 dan 3 dlaksanakan tanggal 1 sampa 6 Februar 2016, hasln dapat dlhat pada lampran hal, setap pertemuan berlangsung 40 ment d ruang perpustakaan SMP Neger 13 Kota Magelang pada saat jam bahasa jawa.

Observasi dan Refleksi Tindakan

MObservasi dan refleksi konseli 1, 2 dan 3 dlaksanakan pada tanggal 9 sampa 11 Februar 2016, hasl observas bsa dlhat pada lampran halaman. Tujuan kegatan pada tahap n adalah untuk mengevaluas proses kegatan selama sklus II.

Evaluasi Akhir Tindakan

Evaluas akhr tndakan dlaksanakan berdasarkan hasl data yang dperoleh dar pelaksanaan sklus II. Evaluas dar hasl peneltan tersebut dapat dlhat pada lampran laporan konselng ndvdu halaman

Berdasarkan hasl keterangan data pada tabel d atas dapat dketahu bahwa terjad penngkatan kemampuan komunkas nter- personal pada ke tga konsel.

Namun belum semua ndkator mencapa target yatu lebh dar 60%. Oleh sebab tu perlu dlanjutkan tndakan pada sklus berkutnya yatu pelaksanaan pada sklus III.

Pelaksanaan Siklus III Tindakan

Tndakan n untuk mengubah kemam-puan ketga subyek peneltan kearah yang lebh bak adalah dengan melaksanakan wawancara konselng ndvdu. Konsel dyaknkan untuk menngkatkan kemauan dan usaha perubahan dar konsel. Konsel harus berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menngkatkan kemampuan ko- munkas nterpersonal agar terampl dalam berkomunkas d semua lngkungan. Sehngga menghaslkan kontrak perubahan kemampuan

(5)

konsel ke arah yang lebh bak dan berusaha untuk mempertahankannya.

Pelaksanaan Tindakan I dan II

Pelaksanaan Tndakan I dan II untuk konsel 1, 2 dan 3 dlakukan pada tanggal 18 sampa 20 Februar 2016, haslnya pada lampran halaman, tap pertemuan berlangsung 40 ment d ruang perpustakaan SMP Neger 13 Kota Magelang pada saat jam pelajaran.

Observasi dan Refleksi Tindakan

Observasi dan refleksi pada siklus III dlaksanakan pada 25 sampa 27 Februar 2016. Hasl observas pada sklus III pada konsel 1, 2 dan 3 dapat dlhat pada lampran halaman.

Evaluasi Akhir Tindakan

Evaluas akhr tndakan dlaksanakan berdasarkan hasl data yang dperoleh dar pelaksanaan tndakan. Evaluas dar hasl pe-neltan tersebut dapat dlhat pada lampran laporan konselng ndvdu pada halaman

Persentase perubahan menunjukkan menngkatnya kemampuan komunkas n-terpersonal yatu lebh dar 60 %.

Berdasarkan data datas dketahu bahwa penngkatan kemampuan komunkas Inter-personal pada kega konsel pada sklus III telah mencapa lebh dar 60 %, oleh sebab tu pelaksanaan tndakan dhentkan dan sudah dapat dkatakan bahwa bmbngan prbad melalu penerapan Person Centered untuk menngkatkan

komunkas Interpersonal sswa SMP Neger 13 Kota Magelang Tahun Ajaran 2015/ 2016 telah berhasl.

Hasil Akhir

Pada sklus III atau tndakan akhr ter- nyata dar ke tga subyek peneltan me-nunjukkan menngkatnya kemampuan ko- munkas Interpersonal, yatu dar komu-nkas nterpersonal rendah menjad terampl dalam berkomunkas Interpersonal. Hal n dapat dbuktkan dengan adanya penngkatan frekuens munculnya ndkator berkomunkas nterpersonal sesudah dber perlakuan tndakan penerapan Person Centered.

Untuk konsel 1 menunjukkan penngkatan frekuens munculnya ndkator berkomunkas nterpersonal sebaga berkut:

a. Kemampuan Menjelaskan kembal mater pelajaran. sebelum dlakukan tndakan sebanyak 2 kal. Setelah dberkan tndakan

berupa penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 15 kal, dengan prosentase perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 87%

b. Kemampuan Menjawab pertanyaan dar guru, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 2 kal. Setelah dberkan tndakan berupa penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 18 kal, dengan prosentase perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 89%.

c. Kemampuan mengajak Berkomunkas dengan teman, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 3 kal. Setelah dberkan tndakan berupa penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 16 kal, dengan persentase perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 81%

d. Kemampuan Berpendapat ketka sedang berdskus, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 3 kal. Setelah dber tndakan berupa penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 15 kal, dengan presentas perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 80%

e. Kemampuan Berkomunkas ketka dajak berman dengan teman, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 2 kal. Setelah dber tndakan berupa penerapan Person centered

pada konsel berubah menjad 19 kal, dengan presentas perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 89%

Secara keseluruhan penngkatan frekuens munculnya ndkator kemampuan berkomunkas nterpersonal oleh konsel I sebanyak 29 kal dan ndkator tersebut menngkat menjad 83 kal dengan persentase penngkatan sebanyak 65%.

Untuk konsel 2 menunjukkan penngkatan frekuens munculnya ndkator berkomunkas nterpersonal sebaga berkut:

a. Kemampuan menjelaskan kembal mater pelajaran, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 2 kal. Setelah dberkan tndakan berupa penerapan Person centered pada konsel berubah menjad 11 kal, dengan persentase perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 81%

b. Kemampuan menjawab pertanyaan dar guru, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 3 kal. Setelah dberkan tndakan berupa

(6)

penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 15 kal, dengan prosentase perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 80%

c. Kemampuan mengajak berkomunkas dengan teman, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 2 kal. Setelah dberkan tndakan berupa penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 14 kal, dengan prosentase perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 85%.

d. Kemampuan berpendapat ketka sedang berdskus, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 2 kal. Setelah dber tndakan berupa penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 13 kal, dengan presentas perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 84%

e. Kemampuan berkomunkas ketka dajak berman dengan teman, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 3 kal. Setelah dber tndakan berupa penerapan Person centered

pada konsel berubah menjad 18 kal, dengan presentas perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 83%

Secara keseluruhan penngkatan frekuens kemampuan berkomunkas nterpersonal oleh konsel 2 sebanyak 12 kal dan menngkat menjad 71 kal dengan persentase penngkatan sebanyak 95%.

Untuk konsel 3 menunjukkan penngkatan frekuens berkomunkas nterpersonal sebaga berkut:

a. Kemampuan menjelaskan kembal mater pelajaran, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 1 kal. Setelah dberkan tndakan penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 12 kal, dengan persentase perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 91%

b. Kemampuan menjawab pertanyaan dar guru, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 3 kal. Setelah dberkan tndakan berupa penerapan Person centered pada konsel

ber-ubah menjad 15 kal, dengan prosentase perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 80%.

c. Kemampuan megajak berkomunkas de-ngan teman, sebelum dlakukan tndakan

sebanyak 3 kal. Setelah dberkan tndakan penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 14 kal, dengan prosentase perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 78%.

d. Kemampuan berpendapat ketka sedang berdskus, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 2 kal. Setelah dber tndakan berupa penerapan Person centered pada konsel

berubah menjad 13 kal, dengan presentas perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 84%

e. Kemampuan berkomunkas ketka dajak berman dengan teman, sebelum dlakukan tndakan sebanyak 3 kal. Setelah dber tndakan berupa penerapan Person centered

pada konsel berubah menjad 18 kal, dengan presentas perubahan ke arah yang lebh bak sebesar 83%

f. Secara keseluruhan penngkatan frekuens perlaku berkomunkas nterpersonal oleh konsel 3 sebanyak 12 kal dan perlaku tersebut menngkat menjad 72 kal dengan persentase penngkatan sebanyak 98%. g. Secara keseluruhan penngkatan prosentase

kemampuan berkomunkas nterpersonal mengalam perubahan lebh dar60% se-sudah dlakukan sklus III maka sesua dengan target yang telah dtetapkan.

h. Dengan demkan dapat dkatakan bahwa penerapan person centered dapat menngkatkan

kemampuan komunkas Interpersonal sswa pada ke tga konsel kelas VIII G sswa SMP Neger 13 Kota Magelang.

KESIMPULAN

Komunkas Interpersonalalah proses per-tukaran nformas, komunkas yang dlakukan oleh dua orang atau lebh dengan jarak yang dekat, bertatap muka yang dapat langsung dketahu balkannya, bersfat khusus, serta memlk tujuan menngkatkan kemampuan manageral dan hubungan socal, me-

nyampakan dan atau menerma nformas me-nyampakan dan menjawab pertanyaan.

Person Centered merupakan pendekatan

konselng dengan menaruh kepercayaan pe- nuh kepada konsel serta perlu adanya ke- serasan pengalaman bak pada klen maupun

(7)

konselor agar konsel menemukan solus sendr terhadap pemasalahannya.

Berdasarkan keselurahan apa yang sudah d- paparkan d bagan depan dapat dambl kesm-pulan bahwa melalupendekatan Person Centered

dapat menngkatkan kemampuan komunkas In- terpersonalpada sswa SMP Neger 13 Kota

Magelang Tahun Ajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dbuktkan dar adanya perubahan yang menunjukkan kemampuan berkomunkas Inter-personal rendah menjad lebh terampl dalam berkomunkas Interpersonal dan mencegah perlaku yang tdak dngnkan dar kedua subyek peneltan setelahmemperoleh layanan konselng ndvdual melalu pendekatan Person Centered.

Berdasarkan hasl peneltan dapat dsmpulkan bahwa aplkas pendekatan konselng person centered, dapat menngkatkan kemampuan komunkas nterpersonal sswa hal tersebut ddukung dengan adanya perubahan komunkas nterpersonal pada masng-masng konsel yatu secara frekuens munculnya komunkas nterpersoanla pada konsel I yang semula frekuens kemampuan komunkas

nterpersonal sebanyak 12 perlaku menngkat menjad 83 perlaku dengan presentase penngkatan sebesar 85%, konsel II yang semula frekuens kemampuan komunkas nterpersoanal sebanyak 12 perlaku menngkat menjad 71 perlaku dengan persentase 83%, konsel III yang semula kemampuan komunkas nterpersoanl sebanyak 12 perlaku menngkat menjad 72 perlaku dengan presentase 83%.

Dar keseluruhan hasl peneltan yang dperoleh dapat dsmpulkan bahwa perubahan kemampuan yang menunjukkan adanya ke-mampuan komunkas nterpersonal dar ketga subyek pe-neltan menunjukkan perubahan yang signifikan dengan persentase perubahan semua ndkator mencapa lebh dar 60 % sesua dengan yang sudah dtargetkan.

Saran

Berdasarkan kesmpulan datas, selanjutnya dsarankan kepada Guru Pembmbng perlu dberkan konselng ndvdu person centered

bag sswa yang kemampuan komunkas nterpersonalnya rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Pustaka Seta

Depdknas. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Depdknas

Had, Sutrsno. 2000. Analisis Regresi. Jakarta: And Offset

Latpun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: Unverstas Muhammadyah Malang.

Llwer, Alow. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mcleod, John. 2010. Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Prenada Meda Group.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslch, Masnur. 2010. Melaksanakan PTK itu mudah . Jakarta : Bum Aksara.

Narbuko, Chold & Ahmad, Abu. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bum Aksara.

Suryabarata, Sumard. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafinda Persada.

Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bum Aksara

(8)

Wahyun, E., Gantna, K. & Karsh. 2011. Teknik-Teknik dan Konseling. Jakarta Barat: PT Indeks

Walgto. 2002. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Jakarta : PT Bum Aksara

Zurah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bum Aksara

<http://www.metroaktual.com/Rakhmat/read/Artkel-Cara-Menngkatkan-komunkas.html, (dunduh tanggal 21 Jul 2015)

<http://www.muhammad-jurnal-sdm-blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html, (dakses 31 januar 2015)

<http://www.tamjs.blogspot.com/2005/11/3cara-untuk-menngkatkan-kemahran.html. (dakses pada tanggal 3 februar 2015)

<http://www.safrlfaqat.blogspot.com/2010/12/tahap-tahap-hubungan-nterpersonal.html. (dakses pada tanggal 2 februar 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian ini, penulis membahas tentang pengaruh pengambilalihan tersebut terhadap daerah, pengaruhnya dalam mengatasi masalah buruknya

Jumlah sel yang sama pada dosis 30 mg/kgbb dengan kelompok tanpa perlakuan dan kelompok per oral aquades dimungkinkan akibat flavonoid dalam ekstrak kulit buah

Hasil pengujian pengaruh ukuran populasi terhadap algoritme genetika pada kasus ini, semakin banyaknya individu dalam satu populasi tidak dapat menjamin akan

akan secara tidak langsung parameter (siswa normal/tanpa keterbatasan fisik) yang terdapat pada sistem eDuCourse telah disepakati oleh kedua belah pihak sebelum proses pembelajaran

Penelitian deteksi virus dengue dengan metode RT- PCR dilakukan di Laboratorium Virologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor untuk mendeteksi DENV pada nyamuk

Berisi sidang utama dan sidang komisi (konferensi), dengan acara, tema atau topik khusus, yang didukung kegiatan pameran/ eksibisi.. Disebut juga muktamar, diskusi bersifat

Kolom (7) untuk baris program diisi dengan jumlah/besaran dalam bentuk angka dan nama satuan dari hasil atau capaian yang ditargetkan untuk setiap program didalam RPJMD

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada anak usia sekolah berkulit hitam di Soweto Johannesburg pada tahun1972, dimana kejadian PJR pada