• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 6 TAHUN 2000 SERI D NO. : 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 6 TAHUN 2000 SERI D NO. : 5"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 6 TAHUN 2000 SERI D NO. : 5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2000

TENTANG PERATURAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memantapkan penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Otonomi Desa dipandang perlu lebih mengutamakan prinsip-prinsip demokrasi yang mencerminkan peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi keanekaragaman masyarakat desa ;

b. bahwa Peraturan Desa merupakan induk dari segala Peraturan di Desa yang harus aspiratif dan sesuai dengan perkembangan masyarakat di Desa dan merupakan rambu-rambu terhadap pelaksanaan Pemerintahan Desa sehingga kegiatan Pemerintahan Desa dapat berjalan secara efektif dan efsien, maka di pandang perlu adanya ketentuan mengenai Peraturan Desa ;

c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan b, perlu diatur dengan Peraturan Daerah ;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2757) ;

(2)

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang

Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat Il Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3381) ;

4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Dan Rancangan Keputusan Presiden ;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Mengenai Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa ;

6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Dan Kelurahan ;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa ;

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BATANG MEMUTUSKAN :

(3)

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG TENTANG PERATURAN DESA.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Batang ;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Batang ; c. Bupati adalah Bupati Batang ;

d. Camat adalah Camat di Kabupaten Batang ; e. Desa adalah Desa di Wilayah Kabupaten Batang ;

f. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa di Wilayah Kabupaten Batang ;

g. Pemerintahan Desa adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa ;

h. Kepala Desa adalah Pemimpin Pemerintah Desa di Kabuhaten Batang ;

i. Badan Pemiakilan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Badan Perwakilan Desa di Wilayah Kabupaten Batang yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengarahan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa ;

j. Peraturan Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah mendapatkan persetujuan BPD.

BAB II PERATURAN DESA Pasal 2

Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa atas persetujuan BPD dalam rangka penyelenggaraan otonomi Desa dan Penjabaran lebih lanjut dari Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Pasal 3

Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, Peraturan Desa lain dan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

(4)

BAB III MUATAN PERATURAN DESA Pasal 4

(1) Peraturan Desa dapat memuat ketentuan tentang pembebanan biaya paksaan, penegakan hukum seluruhnya atau sebagian kepada pelanggar.

(2) Peraturan Desa dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,(lima juta rupiah) dengan atau tidak merampas barang tertentu untuk Desa, kecuali jika ketentuan lain dalam Peraturan Perundang-undangan.

BAB IV TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERATURAN DESA

Pasal 5

(1) Rancangan Peraturan Desa diajukan oleh Kepala Desa dan atau BPD. (2) Rancangan Peraturan Desa dibahas bersama antara Pemerintah Desa

dan Badan Perwakilan Desa, dengan dihadiri oleh : a. Kepala Desa dan Perangkat Desa ;

b. Anggota BPD.

(3) Dalam hal jumlah anggota Badan Perwakilan Desa yang hadir kurang dari dua pertiga dari jumlah anggota Badan Perwakilan Desa, pembahasan bersama dinyatakan tidak sah.

(4) Apabila pembahasan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan tidak sah, maka Kepala Desa bersama BPD menentukan waktu untuk mengadakan pembahasan berikutnya, paling lambat 3 (tiga) hari setelah pembahasan pertama.

Pasal 6

Dalam hal pembahasan Rancangan Peraturan Desa, Pimpinan BPD menghadirkan seluruh anggota BPD dan Pemerintah Desa dengan

(5)

memberikan surat undangan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelurn acara pembahasan dengan diIampiri naskah Rancangan Peraturan Desa.

Pasal 7

(1) Hasil kesepakatan pembahasan rancangan Peraturan Desa dapat menjadi Peraturan Desa.

(2) Apabila Rancangan Peraturan Desa yang diajukan ditolak oleh salah satu pihak, pembahasan rancangan Peraturan Desa ditunda dengan batas waktu yang ditentukan oleh BPD.

Pasal 8

(1) Dalam menetapkan Peraturan Desa, BPD mengadakan rapat yang dihadiri oleh paling sedikit dua pertiga dari jumlah anggota BPD, pengambilan keputusan penetapan Peraturan Desa dilaksanakan melalui musyawarah mufakat.

(2) Apabila dalam pengatnhilan krputusan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai kata sepakat, ketika mekanisme pengambilan keputusan paling sedikit disetujui lima puluh perseratus ditambalt satu dari jumlah anggota BPD.

Pasal 9

(1) Kepala Desa menetapkan Peraturan Desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.

(2) Peraturan Desa ditandatangani oleh Kepala Desa bersama Ketua BPD.

Pasal 10

(1) Peraturan Desa yang telah ditetapkan tidak perlu mendapatkan pengesahan dari Bupati.

(2) Peraturan Desa harus disampaikan kepada Bupati dengan tembusan Camat, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah ditetapkan.

(6)

Pasal 11

(1) Pengajuan Rancangan Peraturan Desa baik dari Pemerintah Desa maupun BPD harus dilampiri dengan Berita Acara hasii pembahasan. (2) Berita Acara hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditandatangani oleh Kepala Desa dan BPD serta dilampiri daftar hadir peserta dan hasil pembahasan.

BAB V PELAKSANAAN PERATURAN DESA Pasal 12

(1) Dalam pelaksanakan Peraturan Desa, Kepala Desa menetapkan Keputusan Kepala Desa.

(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Desa, kepentingan umum dan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya.

(3) Keputusan Kepala Desa dikirimkan kepada Bupati dengan tembusan Camat.

(4) Bentuk tata naskah Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan diatur kemudian dengan Keputusan Bupati.

BAB VI PENGAWASAN PELAKSANAAN PERATURAN DESA Pasal 13

(1) Kepala Desa memberikan pertanggungjawaban pelaksanaan Peraturan Desa kepada Badan Perwakilan Desa.

(2) Kepala Desa memberikan keterangan pertanggungjawaban kepada Bupati dengan tembusan Camat.

Pasal 14

(1) Pengawasan pelaksanaan Keputusan Desa dilakukan oleh Badan Perwakilan Desa dan Bupati.

(7)

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati bisa menunjuk Pejabat lain.

Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15

Semua Peraturan Desa yang sudah ada, masih tetap berlaku sampai dengan berlakunya peraturan Desa yang baru sesuai dengan Peraturan Daerah ini.

BAB VIII KET'ENTUAN PEN UTUP Pasal 16

Ketentuan-ketentuan sebagaimana tersebut dalam peraturan Daerah ini menjadi pedoman penyusunan Peraturan Desa di Kabupaten Batang.

Pasal 17

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang menganai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 18

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Batang.

(8)

Disahkan di Batang

pada tanggal 11 Maret 2000 BUPATI BATANG,

dto

DJOKO POERNOMO Diundangkan di Batang pada tanggal 20 Maret 2000

SEKRETARIS KABUPATEN BATANG, dto

M. SUSIGIT KUSBANDRIJO

LEMBARAN DAERAH KEBUPATEN BATANG TAHUN 2000 NOMOR 6 SERI: D NO.: 7

(9)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2000

TENTANG PERATURAN DESA

I. UMUM

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa.

Atas dasar pertimbangan tersebut diatas, maka perlu disahkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang tentang Peraturan Desa sebagai salah satu Peraturan Daerah yang merupakan penjabaran dan pelaksanaan Undang-undang Nornor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 s/d 5 ayat (2) : Cukup jelas Pasal 5 ayat (3) dan

Pasal 8 ayat (1) : Yang dimaksud hadir kurang dari dua pertiga adalah :

- Bila anggota BPD 5 (lima) orang, adalah 3 (tiga) orang.

- Bila anggota BPD 7 (tujuh) orang, adalah 5 (lima) orang.

(10)

- Bila anggota BPD 9 (sembilan) orang, adalah 6(enam) orang.

- Bila anggota BPD 11(sebelas) orang, adalah 8 (delapan) orang.

- Bila anggota BPD 13 (tiga belas) orang, adalah 9(sembilan) orang.

Pasal 6 s/d Pasal 7 ayat (1) : Cukup jelas.

Pasal 7 ayat (2) : Yang dimaksud dengan

penolakan oleh salah satu pihak adalah penolakan yang

didasarkan karena

bertentangan dengan kepentingan umum dan/ atau bertetangan dengan norma-norma hukum yang berlaku.

Pasa18 ayat (1) : Cukup jelas

Pasal 8 ayat (2) : Yang dimaksud disetujui lima puluh per seratus ditambah satu adalah :

- Bila anggota BPD 5 (lima) orang, adalah 3 (tiga) orang. - Bila anggota BPD 7 (tujuh)

orang, adalah 4 (empat) orang.

- Bila anggota BPD 9 (sembilan) orang, adalah 5 (lima) orang.

- Bila anggota BPD 11(sebelas) orang, adalah 6 (enam) orang.

- Bila anggota BPD 13 (tiga belas) arang, adalah 7 (tujuh) orang.

Referensi

Dokumen terkait

“Penolakan petani dan masyarakat adat terhadap perpanjangan HGU PTPN VI yang akan berakhir HGU nya pada tanggal 31 Desember 2017 tidak diindahkan oleh PTPN VI dengan bukti

Surat Pernyataan bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan

Peralatan P3K dan cara penggunaannya Disajikan wacana tentang P3K, peserta didik dapat menjelaskan pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dengan benar C2

Sebagai sekolah yang RSDBI maka perlu melakukan study banding dengan sekolah – sekolah yang biasa, untuk membagikan pengalaman kerja dan menerapkan kurikulum yang

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Tujuan utama penelitian ini adalah menerapkan pembelajaran berbasis industri (Living laboratory) pada beberapa mata kuliah yang objeknya adalah industri UMKM. Sumber data

Total jumlah karyawan perusahaan pada triwulan terakhir (April-Juni) (April-Juni) dibandingkan triwulan sebelumnya (Januari-Maret) :?. Daya saing perusahaan pada sektor yang

Model Analisis Wacana Kritis dalam Pengkajian Dwilogi Novel Saman dan Larung Karya Ayu Utami untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menganalisis Wacana Berideologi