Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
2882
Analisis Pengiriman Data Di Daerah Terpencil Menggunakan Dua Node
Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) Dengan Algoritme
Flooding
Bella Aulia Rahmataufany1, Rakhmadhany Primananda2, Aswin Suharsono3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1rahmataufany@gmail.com, 2rakhmadhany@ub.ac.id, 3aswin@ub.ac.id
Abstrak
Dengan Perkembangan teknologi informasi saat ini, pertukaran data dan informasi menjadi sebuah kebutuhan, tak terkecuali di daerah terpencil. Daerah terpencil memiliki karakteristik tersendiri, seperti keadaan geografis yang sulit terjangkau oleh jaringan. Dikarenakan keadaan tersebut pertukaran informasi menjadi suatu hal yang sulit dilakukan. Delay tolerant network (DTN) merupakan sebuah jaringan yang dapat beroperasi pada jarak yang sangat jauh. koneksi internet bisa dihadirkan di daerah tertinggal meskipun secara tidak langsung. Delay tolerant network juga dapat mengirimkan paket data di jaringan yang memiliki medan yang sulit atau tidak terus menerus tersedia koneksi. Arsitektur delay tolerant network mengimplementasikan metode simpan dan teruskan pesan dengan menggunakan lapisan protokol baru yang disebut lapisan bundle. Salah satu pengembang dari delay tolerant network adalah IBR-DTN. IBR-DTN adalah perangkat lunak yang efisien untuk embedded system. Ada beberapa penelitian sebelumnya yang terkait pengiriman data berbasis delay tolerant network. Akan tetapi, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan algoritme flooding untuk melakukan penelitian tentang analisis pengiriman data di daerah terpencil menggunakan dua node bergerak berbasis delay tolerant network dengan algoritme flooding. Pada penelitian ini menggunakan dua node bergerak untuk melihat proses broadcast dari algoritme routing flooding. Dua node tersebut digunakan untuk melihat pengaruh terhadap waktu, yang diperlukan ketika melakukan pengiriman data dari desa ke kota. Terdapat tiga pengujian untuk skenario yang telah ditentukan, antara lain adalah pengiriman data dengan dua node bergerak, pengiriman data dengan satu node bergerak terputus, pengiriman data menggunakan multiple file. Hasil pengujian yang didapatkan adalah simulasi yang dibangun dapat melakukan pengiriman data dengan keadaan terdapat dua node bergerak maupun hanya terdapat satu node bergerak. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah sedikit (tidak lebih dari 5 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan satu node perantara maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih kecil dibandingkan dengan dua node bergerak.
Kata kunci: DTN, bundle, algoritme flooding, ibr-dtn
Abstract
moving nodes, data transmission with one node moving disconnected, sending data using multiple files. The test results obtained are simulations built to make data transmission with the state there are two moving nodes or there is only one moving node. Despite having longer required data transfer, if the data is small (not more than 5 files, with a size of 1 to 5 Mb) with one intermediate node, the probability of data reaching the destination is smaller than the two moving nodes.
Keywords: DTN, bundle, flooding algorithm, ibr-dtn
1. Pendahuluan
Pada era perkembangan teknologi informasi saat ini, kebutuhan akan pertukaran informasi menjadi semakin tinggi. Pertukaran data juga diperlukan di daerah terpencil, akan tetapi dikarenakan daerah terpencil merupakan daerah yang sulit dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan, pegunungan, daratan, dan hutan). Dikarenakan daerah terpencil memiliki karakteristik geografi tersebut. Hal itu menyebabkan daerah terpencil tidak dapat dijangkau pertukaran informasi.
Delay tolerant network merupakan sebuah jaringan yang dapat beroperasi pada jarak yang sangat jauh. koneksi internet bisa dihadirkan di daerah tertinggal meskipun secara tidak langsung. Delay tolerant network adalah arsitektur jaringan untuk menyediakan solusi bagi jaringan yang memiliki konektivitas yang terputus-putus, long delay, kecepatan data yang berbeda dan tingkat kesalahan yang tinggi (Siswanti, 2013).
Arsitektur DTN mengimplementasikan metode simpan dan teruskan pesan dengan menggunakan lapisan protokol baru yang disebut lapisan bundle. Adapun penelitian sebelumnya yang terkait pengiriman data berbasis DTN. Yaitu penelitian yang berjudul “Analisis Penggunaan Protokol Routing Prophet pada IBR-DTN untuk Sistem Berbagi Informasi Digital di Daerah Terpencil” (Magdalena, 2014). Pada penelitian ini membahas tentang peforma pengiriman file dengan konektifitas terbatas pada IBR-DTN dengan menggunakan protokol routing prophet. Penelitian lain terkait pengiriman data dengan jaringan DTN adalah “Analisis Kinerja dan Peforma Pengiriman File Hasil Tangkapan Kamera dengan IBR-DTN” (Hidayat, 2017).
Pada penelitian di atas, kedua peneliti menggunakan protokol routing yang sama yaitu menggunakan prophet. Akan tetapi, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan
algoritme flooding untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Pengiriman Data di Daerah
Terpencil Menggunakan Dua Node Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) dengan Algoritme flooding”.
Peneliti mengasumsikan terdapat dua node yang bergerak dari desa ke kota, node bergerak diibaratkan sebuah mobil perangkat desa yang memiliki tugas sebagai alat trasnportasi. Pada penelitian ini menggunakan dua node bergerak untuk melihat proses broadcast dari algoritme
routing flooding. Dua node tersebut digunakan untuk melihat pengaruh terhadap waktu, yang diperlukan ketika melakukan pengiriman data dari desa ke kota.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka diambil rumusan masalah yang diantaranya adalah Bagaimana membangun jaringan delay tolerant network dengan dua node tetap dan 2
node bergerak menggunakan algoritme flooding. Lalu bagaimana hasil analisis pengiriman data apabila koneksi putus ditengah pengiriman data. Maka tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan skripsi ini adalah membangun jaringan delay tolerant network dengan dua
node tetap dan 2 node bergerak menggunakan
algoritme flooding. Serta, mengetahui hasil analisis pengiriman data apabila koneksi putus ditengah pengiriman data.
2. Metodologi
START
Studi Literatur
Perancangan
Implementasi Sistem
Pengujian dan Analisis Sistem
Kesimpulan
END
2.1. Kebutuhan Simulasi
Analisis kebutuhan didapat dari hasil studi literatur yang sudah disusun menjaid dasar dasar teori yang menunjang penelitian. Kebutuhan dari penelitian ini dibagi menjadi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak
2.1.1. Perangkat Keras
Dalam membangun infrastruktur penelitian ini diperlukan 4 buah raspberry pi. Dalam penelitian ini 2 buah raspberry pi 2 model B sebagai pengirim dan penerima data, sedangkan 1 raspberry 2 model B dan 1 buah raspberry 3
model B sebagai router. Spesifikasi dari masing masing node yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
1. Raspberry 2 model B :
Processor : ARM 900MHz quad-core ARM Cortex-A7
Processor : ARM 900MHz quad-core ARM Cortex-A7
Processor : ARM 900MHz quad-core ARM Cortex-A7
Processor : ARM 900MHz quad-core ARM Cortex-A7
Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah IBR-DTN. Karena IBR-DTN salah satu perangkat lunak yang mendukung DTN. Perangkat lunak lain yang dibutuhkan adalah hostapd dan isc-dhcp-server, dimana kedua perangkat lunak tersebut
berfungsi untuk membuat jaringan access point
yang akan digunakan sebagai jaringan penghubung antar nodeDTN.
IBR-DTN diterapkan pada masing-masing
node (nodeDesa, node1, node2, nodeKota). Untuk menghubungkan node-node tersebut agar dapat melakukan komunikasi, dibutuhkan suatu proses routing. Algoritme flooding digunakan sebagai protokol untuk menghubungkan node
-node tersebut. Flooding merupakan salah satu modul protokol routing yang disediakan oleh
IBR-DTN.
2.2. Lingkungan Penelitian
Daerah terpencil merupakan daerah yang sulit dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan, pegunungan, daratan, hutan dan rawa). Dimana pada daerah tersebut terdapat akses koneksi yang terbatas.
Node1
Gambar 2. Lingkungan penelitian Pada Gambar 2 terdapat dua node tetap yaitu nodeDesa dan nodeKota yang tidak terhubung secara langsung, untuk dapat saling melakukan pertukaran data dibutuhkan infrastruktur jaringan. NodeDesa dan nodeKota digunakan sebagai pengirim dan penerima data,
raspberry pi sebagai nodeDesa dan nodeKota. Serta terdapat dua nodeDTN bergerak diantara
nodeDesa dan nodeKota yaitu node1 dan node2 yang juga merupakan raspberry pi. Dua node
bergerak tersebut diletakkan pada mobil perangkat desa. Kedua node DTN bergerak tersebut dalam waktu tertentu dapat berjalan dari
nodeDesa ke nodeKota atau sebaliknya.
Ketika nodeDesa akan melakukan pengiriman data ke nodeKota. NodeDesa akan melakukan broadcast ke semua neighboor yang dikenali oleh nodeDesa. Dikarenakan proses
forwading pesan dari nodeDesa ke nodeKota menggunakan protokol routing flooding pada
IBR-DTN. Ketika mobil yang menjadi node1 dan
node 2 mendekati dan dikenali nodeDesa sebagai neighboor, maka nodeDesa melakukan
broadcast data ke node bergerak (node1 dan
node2). Apabila mobil sebagai node bergerak mendekati dan mengenali nodeKota sebagai
neighboor, maka data tersebut juga di broadcast
ke nodeKota. Broadcast terus dilakukan sampai
ditujukan untuk nodeKota sendiri
2.3. Pengujian dan Analisis Sistem
Dalam pengujian terdapat beberapa parameter yang digunakan saat proses pengujian. Parameter-parameter tersebut digunakan untuk pengujian analisis efek jumlah file terhadap delivery ratio. Parameter pengujian tersebut terdapat dalam tabel 1.
Tabel 1. Parameter Pengujian
Parameter Nilai 1 node Nilai 2 node Jumlah
pengujian
5 kali 5 kali
Protokol routing
Flooding Flooding
Jumlah node bergerak
1 node 2 node
Range
pengujian
10 m 10 m
Besar file 1-5 Mb 1-5 Mb
Untuk menganalisis performasi dari
flooding sebagai routing dalam penelitian ini, dibutuhkan metrik yang dapat digunakan untuk mengukur performasi. Metrik yang digunakan adalah rata-rata delay dan delivery ratio.
Rata-rata delay digunakan untuk mengukur waktu rata-rata yang ditempuh file, ketika
file dikirim sampai file tersebut sampai di tujuan dan diterima.
Delivery ratio digunakan untuk mengukur rasio dari jumlah data yang terkirim ke tujuan, terhadap jumlah dari data yang dikirim pada pengirim data pada waktu tertentu.
Pengujian dilakukan setelah proses implementasi, dilakukan proses pungujian untuk melihat pengaruh pengiriman data terhadap waktu dan memastikan apakah sistem berjalan sesuai tujuan.
Terdapat tiga pengujian untuk skenario yang telah ditentukan, yaitu :
1. Pengiriman data dengan dua node bergerak 2. Pengiriman data dengan satu node bergerak
terputus
3. Pengiriman data menggunakan multiple file
3. Perancangan dan Implementasi
3.1. Implementasi
Hasil dari perancangan yang telah dilakukan menghasilkan landasan dasar
implementasi. Implementasi dilakukan pada perangkat keras dan perangkat lunak yang telah disiapkan. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada proses implementasi ini adalah IBR-DTN.
3.1.1. AccessPoint
Untuk menghubungkan antar node agar saling terhubung, maka diperlukan sebuah jaringan yang akan menghubungkan masing-masing node tersebut. Pada penelitian ini menggunakan jaringan access point yang akan menghubungkan node-node agar dapat melakukan pengiriman data.
3.1.2. Instalasi dan Konfigurasi IBR-DTN
IBR-DTN adalah adalah salah satu perangkat lunak pengembangan dari delay tolerant network .Untuk dapat saling mengirim dan menerima informasi dalam keadaan jaringan yang tidak selalu ada koneksi secara terus menerus. Instalasi IBR-DTN dilakukan di setiap
raspberry pi yang akan menjadi node. Sebelum menjalankan IBR-DTN diperlukan beberapa konfigurasi, agar dapat menggunakan IBR-DTN
sesuai kebutuhan. Konfigurasi dilakukan dengan cara mengedit file konfigurasi ibrdtn.conf yang berada di /etc/ibrdtn.
4. Pengujian dan Hasil Analisis
4.1. Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi dan mengetahui
reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding. Pengujian ini melakukan pengiriman data dengan menggunakan flooding sebagai
protokol. Untuk dapat melakukan pengiriman data melalui IBR-DTN maka pada nodeDesa dibuat folder outbox dan mengaktifkan fungsi folder outbox sebagai pengirim file. Berbeda dengan nodeKota dibuat folder inbox untuk menerima file dan mengaktifkan fungsi folder
inbox tersebut.
Adapun beberapa pengujian menggunakan skenario, skenario pengujian yang telah dirancang sebelumnya antara lain adalah pengujian pengiriman data semua node
4.1.1 Pengujian Pengiriman Data dengan data menggunakan algoritme flooding, pengujian skenario 1 (pertama) di ilustrasikan pada Gambar 3.
Node1 dan Node2 bergerak menuju ke Kota
Gambar 3. Ilustrasi pengujian skenario pertama Pada skenario pertama, node2 yang merupakan node bergerak berada di area desa. Sedangkan node1 yang merupakan node
bergerak yang lain sedang berada di tengah perjalanan. Ketika nodeDesa melakukan pengiriman data sebesar 1 Mb menuju ke
nodeKota, nodeDesa akan melakukan broadcast
data ke node2. Dikarenakan node2 merupakan
node yang masih di kenali atau menjadi neighboor di nodeDesa, akan tetapi ketika node1 mendekati dan berada di area desa. nodeDesa akan melakukan broadcast data ke semua node
bergerak yang menjadi neighboornodeDesa. Setelah node bergerak berada di area desa,
node bergerak mulai melakukan perjalanan selama 3 menit mendekati nodeKota. Setelah mendekati dan berada di area kota, node
bergerak akan mengenali nodeKota sebagai
neighboor dan akan melakukan broadcast data kembali. Pengujian dengan menggunakan
skenario pertama ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast menggunakan flooding. Ketika melakukan pengiriman dari nodeDesa ke
nodeKota.
4.1.2 Pengujian Pengiriman Data Dengan Satu Node Bergerak Terputus
Pada pengujian ini data dikirim melalui jaringan DTN dari nodeDesa menuju ke
nodeKota. Data dikirim dari nodeDesa melalui
node1 dan node2. Pada pengujian pengiriman data menggunakan algoritme flooding, pengujian skenario 2 (kedua) di ilustrasikan pada Gambar 4. Node2 bertemu Node1 dan
bergerak menuju ke Kota
Gambar 4. Ilustrasi pengujian skenario kedua Pada skenario kedua, node2 yang merupakan node bergerak berada di area desa. Sedangkan node1 yang merupakan node
bergerak yang lain sedang berada di tengah perjalanan. Ketika nodeDesa melakukan pengiriman data sebesar 1 Mb menuju ke
nodeKota, nodeDesa akan melakukan broadcast
data ke node2. Dikarenakan node2 merupakan
node yang masih di kenali atau menjadi
neighboor di nodeDesa, akan tetapi ketika node2 mendekati node1 dan node1 mulai mendekati
node2. Node2 akan mendapatkan broadcast data dikarenakan menjadi neighboornode1.
Setelah mendekati dan berada di area kota, node
bergerak akan mengenali nodeKota sebagai
neighboor dan akan melakukan broadcast data kembali. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan
node2 mangalami putus koneksi. Pengujian dengan menggunakan skenario kedua ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast
menggunakan flooding hanya menggunakan satu node bergerak saja. Ketika melakukan pengiriman dari nodeDesa ke nodeKota.
4.1.3 Pengujian Pengiriman Data Menggunakan Multiple file
Pada pengujian ini data dikirim melalui jaringan DTN dari nodeDesa menuju ke
nodeKota. Data dikirim dari nodeDesa melalui
node1 dan node2. Pada pengujian pengiriman data menggunakan algoritme flooding, pengujian skenario 3 (ketiga) di ilustrasikan pada Gambar 5.
Node1
Node2 nodeKota
Area Kota Area Desa
nodeDesa Acces Point Node1 bergerak
menuju desa
Node1
Node2 nodeKota
Area Kota Area Desa
nodeDesa Acces Point
nodeKota
Area Kota Area Desa
nodeDesa Node1 dan Node2 bergerak
menuju ke Kota Node1
Node2
nodeKota
Area Kota Area Desa
nodeDesa Node1
Node2 Access
Point
Gambar 5. Ilustrasi pengujian skenario ketiga Pada skenario ketiga, node1 yang merupakan node bergerak berada di area desa. Sedangkan node2 yang merupakan node
bergerak yang lain sedang berada di tengah perjalanan. Ketika nodeDesa melakukan pengiriman data dengan jumlah file lebih dari dua menuju ke nodeKota, nodeDesa akan melakukan broadcast data ke node2. Dikarenakan node2 merupakan node yang masih
di kenali atau menjadi neighboor di nodeDesa. Kemudian node1 mendekati nodeDesa, maka
node 1 akan mendapatkan broadcast data dikarenakan menjadi neighboor.
Setelah 3 menit node bergerak melakukan perjalanan mendekati nodeKota. Pengujian pada skenario tiga memiliki tahapan yang sama seperti skenario pertama. Perbedaannya terdapat pada data yang dikirim, pada skenario ini data yang dikirim lebih dari dua. Pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini dilakukan untuk mengetahui reliable jaringan DTN
menggunakan algoritme flooding, dengan cara melakukan pengiriman data lebih dari dua file (multiple file).
4.2. Hasil Analisis
4.2.1 Hasil Analisis Pengujian Pengiriman Data Semua Node Terhubung
Pengujian pengiriman data menggunakan
algoritme flooding. Pengujian skenario pertama ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast
menggunakan flooding. Ketika melakukan pengiriman dari nodeDesa ke nodeKota.
Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengiriman data dengan ukuran mulai dari 1 MB sampai dengan 5 MB. Rata-rata delay dihitung mulai dari data dikirim dari nodeDesa, kemudian dikirim melalui dua node bergerak (node1 dan
node2) sampai data tersebut sampai di nodeKota. Berikut hasil dari penelitan tersebut :
Tabel 2. Hasil penelitian skenario pertama
Ukuran Data (Mb) Rata-rata Delay (s)
1 387
2 445
3 999
4 1506
5 2200
besar. Hal itu disebabkan karena ketika node
melakukan pengiriman bundle, bundle yang dikirim akan di forward dengan cara broadcast
ke semua jalur atau neighboor yang dikenali. Apabila saat melakukan pengiriman data terdapat dua jalur seperti pengujian skenario pertama. Maka saat bundle tersebut dikirim,
bundle akan di broadcast ke dua jalur yang dikenali tersebut. Dengan melakukan proses
broadcast, bundle yang dikirim ke node lain tersebut bukan hanya data asli melainkan ada
bundle lain. Bundle memiliki ukuran yang sama dengan ukuran data asli. Sehingga, ketika terdapat node yang melakukan broadcast ke
node lain ukuran dari bundle tersebut mempengaruhi bandwith yang terdapat pada jalur node.
Pada pengujian dengan menggunakan skenario pertama ini terdapat nodeDesa sebagai
node pengirim. Dimana saat melakukan pengiriman menuju nodeKota, terdapat dua node
bergerak yang bertugas sebagai penghubung antara penerima dan pengirim. Ketika nodeDesa melakukan pengiriman data menuju nodeKota,
nodeDesa melakukan broadcast data menuju
node2 dan node1. Proses broadcast data tersebut, yang dikirim ke node2 dan node1 merupakan bundle. Bundle yang dikirim bukan hanya berupa bundle asli melainkan terdapat juga bundle lain dengan ukuran yang sama. Proses broadcast pada algoritme flooding tidak dijalankan sekali, akan tetapi proses ini berlangsung secara terus menerus hingga terdapat node yang dikenali sebagai node tujuan. Pada proses broadcast secara terus menerus tersebut, dapat menyebabkan jalur bandwith
node penuh. Terlebih lagi bundle yang di
broadcast memiliki ukuran asli dari data yang dikirimkan untuk node tujuan.
Tabel 3. Delivery Ratio Skenario Pertama
Ukuran Data (Mb)
Delivery Ratio
Node2 Node1 NodeKota
1 1 1 1
2 1 1 1
3 1 1 1
4 1 1 1
5 1 1 1
Dari tabel 3. dapat dilihat bahwa nilai
delivery ratio dari node2, node1, dan nodeKota
memiliki nilai yang sama. Pada pengujian memiliki jumlah data 1 dengan ukuran data dari 1 sampai 5 Mb. Pada node2 delivery ratio
bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1
sampai 5 Mb. Kemudian, pada node1 delivery ratio juga bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran yang sama 1 sampai 5 Mb. Sama halnya dengan node2 dan node1, nilai delivery ratio nodeKota bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1 sampai 5 Mb. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan pengujian skenario pertama yaitu dengan menggunakan perantara dua node bergerak. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar.
4.2.2 Hasil Analisis Pengujian Pengiriman Data dengan Satu Node Bergerak Terputus
Pengujian dengan menggunakan skenario kedua ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses
broadcast menggunakan flooding akan tetapi hanya menggunakan satu node bergerak saja ketika melakukan pengiriman dari nodeDesa ke
nodeKota.
Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengiriman data dengan ukuran mulai dari 1 MB sampai dengan 5 MB. Rata-rata delay dihitung mulai dari data dikirim dari nodeDesa, kemudian dikirim melalui dua node bergerak (node1 dan
node2) sampai data tersebut sampai di nodeKota. Berikut hasil dari penelitan tersebut :
Tabel 4. Hasil penelitian skenario kedua
Ukuran Data (Mb) Rata-rata Delay (s)
1 1487
2 996
3 670
4 519
5 377
Gambar 7. Grafik penelitian skenario kedua
Hal itu disebabkan karena jalur node untuk melakukan forward bundle dengan cara
broadcast ke jalur atau neighboor yang dikenali hanya terdapat satu jalur. Maka saat bundle
tersebut dikirim, bundle akan di broadcast ke jalur node 2 saja. Dimana pada node1 saat melakukan pengiriman ke nodeKota mengalami putus koneksi. Dengan melakukan proses
broadcast, bundle yang dikirim bukan hanya data asli melainkan ada bundle lain seperti halnya pada pengujian pada skenario pertama.
Bundle memiliki ukuran yang sama dengan ukuran data asli. Sehingga, ketika terdapat node
yang melakukan broadcast ke node lain ukuran dari bundle tersebut mempengaruhi bandwith
yang terdapat pada jalur node. Dimana pada skenario kali ini hanya terdapat satu jalur penghubung menuju node tujuan.
Pada pengujian dengan menggunakan skenario kedua ini terdapat nodeDesa sebagai
node pengirim. Dimana saat melakukan pengiriman menuju nodeKota, hanya terdapat satu node bergerak yang bertugas sebagai penghubung antara penerima dan pengirim. Ketika nodeDesa melakukan pengiriman data menuju nodeKota, nodeDesa melakukan
broadcast data menuju node2. Proses broadcast
data tersebut berupa bundle, Bundle yang dikirim bukan hanya berupa bundle asli melainkan juga terdapat bundle lain dengan ukuran yang sama. Proses broadcast pada
algoritme flooding tidak dijalankan sekali, akan tetapi proses ini berlangsung secara terus menerus hingga terdapat node yang dikenali sebagai node tujuan. Pada proses broadcast
secara terus menerus tersebut, dapat menyebabkan jalur bandwith node penuh. Terlebih lagi bundle yang di broadcast memiliki ukuran asli dari data yang dikirimkan untuk node
tujuan dan node penghubung antar pengirim dan penerima hanya terdapat satu node.
Oleh karena itu berbeda dengan penelitian skenario pertama. Dapat dilihat dari hasil penelitian skenario kedua, dimana terdapat satu buah jalur penghubung anatar nodeDesa dengan
nodeKota. Pada penelitian kali ini data dengan ukuran 1 Mb memiliki delay yang lebih besar, dibandingkan dengan ukuran data yang lebih besar lainnya. Semakin kecil ukuran data yang di
broadcast, maka jalur bandwith akan dipenuhi dengan broadcast bundle dengan sangat cepat. sehingga menyebabkan proses delay yang lebih panjang. Sedangkan dengan ukuran bundle yang lebih besar. Maka delay yang terjadi akan semakin kecil, dikarenakan jalur bandwith tidak
dipenuhi broadcast data yg banyak.
Tabel 5. Delivery Ratio Skenario Kedua
Ukuran
delivery ratio dari node2, node1, dan nodeKota
memiliki nilai yang berbeda. Pada pengujian memiliki jumlah data 1 dengan ukuran data dari 1 sampai 5 Mb. Pada node2 delivery ratio
bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1 sampai 5 Mb. Kemudian, pada node1 delivery ratio juga bernilai 0,33 dari jumlah data 1 dengan ukuran yang 1 sampai 4 Mb. Pada node1
ukuran data 5 Mb dengan jumlah data 1 memiliki
delivery ratio bernilai 1. Sedangkan, nilai
delivery rationodeKota bernilai 0,33 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1 Mb. Pada pegiriman ukuran 1 Mb terdapat deleted bundle sehingga menyebabkan bundle yang diterima node1
berkurang. Berbeda dengan ukuran 1 Mb, nilai
delivery ratio nodeKota bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 2 sampai 5 Mb. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan pengujian skenario kedua yaitu dengan menggunakan perantara satu node bergerak. Saat melakukan pengiriman data node1 mengalami putus koneksi di tengah pengiriman data. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan satu node perantara maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih kecil dibandingkan dengan dua node bergerak.
4.2.3 Hasil Analisis Pengujian Pengiriman Data Menggunakan Multiple file
Pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini dilakukan untuk mengetahui reliable
jaringan DTN menggunakan algoritme flooding, dengan cara melakukan pengiriman data lebih dari dua file (multiple file). Pada pengujian skenario ketiga sama dengan pengujian skenario pertama, perbedaanya terdapat pada jumlah file
yang dikirIm serta ukuran file yang dikirim dari
nodeDesa.
hasil dari penelitan tersebut :
Tabel 6. Hasil penelitian skenario ketiga
Ukuran Data (Mb) Rata-rata Delay (s) 15
(dengan jumlah file 5 buah)
45953
Pada pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini memiliki kesamaan proses
broadcast pada skenario pengujian pertama. Perbedaan pada pengujian kali ini terdapat pada jumlah data yang dikirim. Dimana pada percobaan pertama terdapat 1 file dengan ukuran yang berbeda-beda. Sedangkan, pada proses pengujian kali ini terdapat 5 file dengan ukuran berbeda-beda yang dikirim secara bersamaan dari nodeDesa menuju nodeKota. Proses
broadcast data yang dilakukan juga sama dengan pengujian skenario pertama. Akan tetapi, pada skenario ketiga terdapat beberapa bundle Expired yang terdapat pada log node1.
Proses broadcast pada algoritme flooding
tidak dijalankan sekali, akan tetapi proses ini berlangsung secara terus menerus hingga terdapat node yang dikenali sebagai node tujuan. Pada proses broadcast secara terus menerus tersebut, dapat menyebabkan jalur bandwith node penuh. Terlebih lagi bundle yang di
broadcast memiliki ukuran asli dari data yang dikirimkan untuk node tujuan. Sehingga menyebabkan delay yang besar pada skenario ketiga. Pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini dilakukan untuk mengetahui
reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding, dengan cara melakukan pengiriman data lebih dari dua file (multiple file). Dapat dilihat pada Gambar walaupun memiliki rata-rata delay yang cukup panjang, semua data yang dikirim oleh nodeDesa dapat diterima oleh
nodeKota.
Tabel 7. Delivery Ratio Skenario Ketiga
Ukuran Data (Mb)
Delivery Ratio
Node2 Node1 NodeKota
15 1 1 1
Dari tabel 7. dapat dilihat bahwa nilai delivery ratio dari node2, node1, dan nodeKota memiliki nilai yang sama. Pada pengujian memiliki jumlah data 5 dengan ukuran data dari 15 Mb. Pada node2 delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 5 dengan ukuran 15 Mb. Kemudian, pada node1 delivery ratio juga bernilai 1 dari jumlah data 5 dengan ukuran yang sama 15 Mb. Sama halnya dengan node2 dan node1, nilai
delivery ratio nodeKota bernilai 1 dari jumlah data 5 dengan ukuran 15 Mb.
Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan pengujian skenario ketiga yaitu dengan menggunakan perantara dua node bergerak seperti pada skenario pertama. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah lebih dari satu (5 file, dengan ukuran bervareasi dari 1 Mb sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar.
5. Kesimpulan
Dari hasil implementasi, pengujian dan analisis hasil pengujian yang telah dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk membangun Delay tolerant network
dengan dua node tetap dan 2 node bergerak menggunakan algoritme routing flooding. Perangkat keras yang digunakan yaitu
Raspberry pi. Terdapat 4 buah raspberry pi
yang digunakan sebagai nodeDesa, node2, node1, dan nodeKota. Pada masing-masing
raspberry pi dilakukan installasi perangkat lunak OS raspbian, ibr-dtn dan untuk node bergerak yaitu node2 dan node1 dilakukan installasi Hostapd dan udhcpd untuk access point yang akan menghubungkan node
-node agar dapat melakukan pengiriman data. Setelah melakukan installasi, maka dilakukan konfigurasi dengan cara mengedit file konfigurasi ibrdtn.conf yang berada di /etc/ibrdtn. Terdapat beberapa line yang harus diperhatikan saat melakukan konfigurasi salah satunya tipe
algoritme routing. Pada penelitian ini tipe
routing diubah menjadi flooding. Untuk konfigurasi ibr-dtn pada setiap node dapat dilihat pada bab 4 subab 4.2.2 diimplementasi. Setelah itu dibangun sebuah topologi dan membuat simulasi skenario untuk melakukan pengujian pengiriman data yang dijelaskan pada bab 5.
2. Hasil analisis pengiriman data apabila koneksi putus ditengah pengiriman dibagi menjadi tiga skenario, sebagai berikut : Pada skenario pertama, pengiriman
ukuran data maka semakin kecil rata-rata delay yang di dapat. Sedangkan nilai delivery ratio untuk data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan dua
node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar. Pada skenario kedua, pengiriman data
menggunakan dua node bergerak memiliki hasil nilai rata-rata delay dan nilai delivery ratio. Ketika melakukan pengiriman data dengan menggunakan satu node bergerak, semakin kecil ukuran data maka akan semakin besar rata-rata delay yang didapat. Sedangkan nilai delivery ratio untuk data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan satu
node perantara maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih kecil dibandingkan dengan dua node bergerak.
3. Pada skenario ketiga, pengiriman data menggunakan dua node bergerak jumlah
file 5 dengan masing-masing ukuran 1 sampai 5 memiliki hasil nilai rata-rata delay
dan nilai delivery ratio. Ketika melakukan pengiriman data dengan menggunakan dua node bergerak. Terdapat rata-rata delay
yang besar saat melakukan pengiriman data dengan jumlah 5 dengan ukuran data 1 sampai 5 Mb. Sedangkan nilai delivery ratio, meskipun memiliki rata-rata delay
lebih lama, jika data berjumlah lebih dari satu (5 file, dengan ukuran bervareasi dari 1 Mb sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar.
6. Daftar Pustaka
Rahmania, Lidya Amalia.2013. Penerapan Delay tolerant network (DTN) untuk Sistem Konsultasi Kesehatan Jarak Jauh Berbais Web. Universitas Brawijaya. Malang.
Widhiarti, Yuniar Ratna.2013. Digital Repository Materi Pembelajaran Bagi Daerah Tertinggal Berbasis Delay tolerant network (DTN). Universitas Brawijaya. Malang.
Pratama, Dimas Aji. 2015. Sinkronisasi Database pada Aplikasi E-Sensus untuk Pendataan Warga di Daerah Terpencil
Berbasis Delay tolerant network (DTN). Universitas Brawijaya. Malang. Magdalena. 2014. Analisis Penggunaan Protokol Routing Prophet Pada IBR-DTN untuk Sistem Berabagi Informasi Digital di Daerah Pedalaman. Universitas Brawijaya. Malang.