• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Penelitian Politik Pemerintahan P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Desain Penelitian Politik Pemerintahan P"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Desain Penelitian Politik Pemerintahan:

Dari Paradigma & Pendekatan, sampai Taktik

David Efendi, MA

Dosen Ilmu Pemerintahan UMY dan Magister Ilmu Pemerintahan UMY

E: defendi@umy.ac.id | http://davidefendi.staff.umy.ac.id

Pendahuluan

Kajian ilmu pemerintahan (government studies) secara genealogis dan filosofis tidak pernah berbeda dengan studi ilmu politik (political science) karenanya kiblat riset di jurusan ilmu pemerintahan UMY sejatinya memiliki kiblat yang sangat stabil yaitu bidang ilmu politik yang merentang berbagai macam sub kajian misalnya dalam bentuk penjurusan dalam fakultas maupun genre ilmu sosial dan politik lainnya yang tidak pernah jelas demarkasinya—justru akhir-akhir ini riset ilmu sosial harus memperlihatkan dimensi multidisplin yang kuat. Misalnya, ilmu politik di dalam madzab Amerika memiliki bagian area studi seperti comparative politics, international politics, dan public policy atau public administration. Di saat yang sama terlihat dari mata kuliah yang ditawarkan kuatnya relasi antar disiplin ilmu seperti sosiologi politik, komunikasi politik, antropologi politik, politik Islam, dan berbagai studi kawasan yang membuat hubungan interseksi yang tidak terpisahkan.

Hal ini mengilustrasikan bahwa keberagaman topik dan judul penelitian di jurusan Ilmu pemerintahan UMY terutama lima tahun terakhir ini menunjukkan bahwa jurusan kita berada di track yang benar—alias tidak tersesat. Lebih menarik lagi di Jurusan kita ini, tidak ada saling baku olok antara riset kualitatif (naratif) dengan kuantitatif (statistic), case study dengan yang non-case; studi kepustakaan dengan grounded research, yang deksriptif dengan interpretatif, yang fenomenologi dengan yang biografi, dan sebagainya termasuk tidak ada debat sengit yang mem-viral antara klaster negara, intermediate, dan klaster masyarakat (Nurmandi et.al, 2006) dalam klaim obyektifikasi penelitian. Klasterisasi ini sekedar membingkai riset agar jelas genealoginya dan memang secara akademik ada kebutuhan untuk terlibat di tiga ranah tersebut baik dalam konteks makro: state, intermediate, dan society atau sedikit diturunkan dengan klaster governance, kolaborasi/politik perwakilan, maupun partisipasi publk/politik grassroot. Ada juga fokus governance yang dua decade terakhir menjadi konsen penelitian penting antara lain terkait isu demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas di lembaga pemerintahan. Juga termasuk memberikan kredit terhadap ‘proyek’ desentralisasi/otonomi daerah dengan segala konsekuensi sub kajian di dalamnya termasuk hadinya regulasi penguatan desa, dan resentralisasi peran pemerintah pusat (keadaan aktual).

(2)

gerakan sosial dan antor Non-negara. Nalar tipologisasi jenis ini tidak jauh berbeda dengan tiga klaster tersebut di atas sebagaimana yang dimani oleh jurusan IP UMY. Hanya perlu ditekankan tipe yang ketiga, politik keseharian, ini lebih dapat bekerja dalam konteks perilaku dan makna sehingga dapat didekati dengan metode etnografi (antropologi politik). Beberapa mahasiswa IP UMY sudah/sedang mencoba riset jenis ini.

Saking sepinya, kadang juga tidak terjadi perdebatan secara kritis antar berbagai metodologi penelitian yang dilakoni mahasiswa dan civitas akademika lainnya. Semua jenis wawancara dan observasi dilakukan di dalam kegiatan riset lapangan akan tetapi endingnya ternyata sama: banyak data menarik tidak didayagunakan oleh mahasiswa; mahasiswa tidak mau susah-susah transkrip dari rekaman; ada juga yang enggan merekam wawancara dan mencatat seingat seperlunya saja; di pembahasan juga tidak dicantumkan tangal wawancara sehingga kesan riset lapangan menjadi tidak penting. Nyaris, situasi buruk ini hanya menjadi concern penelitinya (baca: mahasiswa) saat diadili pada ujian skirpsi dan semua telah berakhir: tak lagi dapat diselamatkan karena kalua sudah ujian skripsi, seburuk apa pun karya anda, anda akan jadi sarjana!

Absennya perdebatan ini juga bisa menjadi keburukan jika tidak disikapi karena ilmu sosial itu menuntut dinamika metode di dalam menjelaskan realitas dunianya. Jangan sampai tekhnik mencari data dan analisis itu menjadi ‘machine’ dan kehilangan elan vital-nya akibat kemandegan berfikir dan berkreasi di dalam penelitian. Pentingnya kreasi dan pembaharuand alam riset ilmu politik pemerintahan atau ilmu sosial pada umumnya telah banyak disinggung penulis buku babon penelitian dengan melabeli penelitian sebagai ‘kerajinan’ (craft) atau sebagai seni (art of research) di mana itu semua menuntut daya kreatif orang yang menjalaninya. Tanpa kretifitas, seorang peneliti sebenarnya sedang meng-copy paste apa yang sudah dilakukan orang/peneliti sebelumnya. Ujung-ujungnya adalah situasi yang jauh dari memuaskan penulisnya: ‘ini adalah skripsi pertama dan terakhir, dan yang membaca dan peduli hanya saya sendiri; bahkan saya tidak terlalu peduli pun dosen pembimbing juga kurang peduli jika mahasiswa tidak serius menyelesiakan karyanya’.

Klinik skripsi ini adalah suatu trobosan kreatif untuk memfasilitasi mahasiswa akhir agar dapat menyelesiakan skripsi tepat waktu, berkualitas, dan layak terbit. Itu adalah mimpi yang sangat mulia dan membutuhkan dukungan kita semua. Pasti semua mahasiswa senang didampingi untuk mempercepat urusan skripsi yang kerap menjadi penghalang terbesar mahasiswa menjadi sarjana ini. Banyak hal bisa disemai dalam kelas klinik ini (tentu harus ada syarat bahwa mahasiswa harus punya masalah dengan skripsi) seperti mendiskusikan topik dan judul penelitian, bagaimana metode, literature, dan analisa yang harus divisualisasikan ke dalam proposal yang utuh, padat, dan jelas. Hal lain yang terpenting adalah hasrat mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Karenanya, kita mencoba mendiskusikan secara sporadis beberapa hal terkait desain penelitian sebagai berikut.

Topik dan Judul

(3)

Dari berbagai referensi, sebuah topik yang baik pada umumnya adalah kajian memiliki genealogi pengetahuan yang besar/luas tetapi ambil posisi yang paling menarik karenanya ada gap di dalam teori. Kedua, adanya referensi/sumber data yang mendukung. Ketiga, topik dikerucutkan dalam satu aspek yang dirumuskan dalam pertanyaan penelitian. Hal yang penting juga, tersediannya supervisor untuk memastikan proyek riset berjalan.

Apa saja yang diteliti oleh jurusan ilmu pemerintahan atau ilmu politik? Tentu saja banyak sekali merentang dari persoalan perebutan kekuasaan (who gets what and how?)1 dalam berbagai levl dan juga mengenai bagaimana alokasi sumber daya dipergukana untuk kepentingan publik. Kedua lokus llmu politik ini menjadi kajian ilmu pemerintahan. Prasyarat penting di dalam menentukan scope kajian atau penelitian adalah adanya sebuah ‘realitas’. Realitas di dalam ilmu sosial merupakan kondisi keseharian (pengulang/keadaan yang berulang, berpola) dari interaksi manusia/subyek (Berger & Luckmann, 2013). Kekagaman dan keingintahuan seringkali menjadi penanda hadirnya sebuah epistimologi—asal muasal kelahiran pengetahuan (Gallagher, 1994). Dinamisnya realitas dan ‘fakta; politik seharusnya mendorong produksi dan reproduksi ilmu politik lebih akseleratif dalam konteks Indonesia dan dunia. Cara pandang terhadap realitas inilah yang sangat dipengaruhi oleh paradigma peneliti (Salim, 2006).2

Kembali ke topik sub bahasan, dari mana datangnya judul/topik penelitian? Jawabannya sangat beragam. Mahasiswa dapat ditanya satu persatu bagaimana kemarin lusa menemukan judul skripsinya. Ada yang mendapatkannya dari skripsi ‘orang terdahulu’, ada yang dari buku, dari teman yang sedekah judul karena berlebih nafsunya, dari mata kuliah kelas penelitian, dari minat yang digeluti sejak lama, dari koran dan TV, dari dosen, dan ada juga yang mendapati judulnya dari sebuah peristiwa sakral: mimpi bin ilham. Bagaimana dengan anda? Dapat wahyu dari mana? Pada umumnya orang-orang ‘sholeh’ dan ‘shalehah’ selalu mendapatkan judul yang baik untuk diteliti maka jadilah warga dari salah satu dari kedua golongan tersebut.

Adalah seorang Indonesionis asal Amerika bernama Wlliam Liddle menuliskan artikel di Kompas terkait aktifitas risetnya di Indonesia. Ia meneliti tentang community development di DI Yogyakarta dimana penelitian dimulai karena ada persoalan di dalam literatur, kemudian diupayakan bagaimana tekhnik mencari data, dan membangun simpulan. Ia menusliskan begini:3

Kunjungan kami ke Yogyakarta melengkapi mata kuliah di Ohio State pada musim spring (semi) 2011. Topiknya, pembangunan di negara-negara sedang berkembang dengan Indonesia sebagai kasus. Melalui buku teks dan artikel di jurnal ilmiah, mahasiswa saya diperkenalkan pada dua macam literatur tentang pembangunan. Salah satu berasal dari ilmu ekonomi yang mengandalkan pasar dan insentif-insentif pribadi. Literatur yang satu lagi berasal dari tradisi sosiologi kritis yang mencemooh ilmu ekonomi sebagai ”neoliberalisme”.

1 Pengertian politik yang paling luas dianut dari Harold Laswell,

(4)

Perdebatan besar ini tentu tak bisa kami selesaikan dengan satu bulan penelitian lapangan diYogyakarta. Namun, setidak-tidaknya kami bisa menelusuri, melalui pendekatan pengamatan langsung, pengalaman beberapa individu dan kelompok di daerah itu. Sejauh mana pembangunan berhasil pada era reformasi di Yogyakarta dan faktor apa yang paling memengaruhi proses itu? Atas dasar pertanyaan pokok itu, kami memilih empat topik khusus. Topik pertama, pengembangan industri pariwisata dengan fokus pada program desa wisata sebagaimana terwujud di Candirejo, sebuah desa di Kabupaten Magelang yang berbatasan dengan Candi Borobudur.

Di dalam kajian politik pemerintahan, untuk memudahkannya kita bisa pilah-pilah dan kategorikan riset bidang ini menjadi tiga klaster besar yaitu klaster negara/pemerintahan; klaster antara/intermediate; dan klaster masyarakat. Ketiganya tidak terpisahkan secara jelas namun pembedaan ini memudahkan peneliti pemula untuk membangun fokus area kajian yang hendak dilakukan. Pembagian ini juga untuk memudahkan di dalam memburu literature yang diperlukan sejak tahap pra proposal, proposal, sampai laporan. Juga, pembagian klaster akan memudahkan rencana dengan siapa dan bagaimana peneliti akan berinteraksi.

Hemat saya, judul penelitian adalah manifestasi dari pergolakan perasaan, rasa ingin tahu, ambisi, dan jiwa estetik penulisnya. Judul penelitian kualitatif atau sosial pada umumnya antara 8-10 kata; tidak terlalu panjan dan tidak terlalu pendek. Pada umumnya, judul yang baik ada dimensi rasa, ada dimensi diksi, dan juga dimensi actualitas. Mahasiswa seringkali ada persoalan saat menjuduli sebuah proposal. saran saya, tulis saja sampai 10 alternatif judul kemudihan seleksi/pilih setelah minta masukan pada teman/pembaca satu sampai dua judul saja. Mengingat mendesaknya juudl, mari kita sejenak tadarus judul dan klaster/topik berikut ini:

|||||||||||||||||| Topik Judul Rumusan masalah

Negara/ state

Transportasi /manejemen

Peran pemerintah kota Yogyakarta dalam menangani masalah kemacetan Kota

Bagaimana peran pemerintah kota Yogyakarta dalam menangani masalah kemacetan di Kota Yogyakarta?

Lahan/Tanah/ evaluasi kebijakan

Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Upaya pengendalian Alih Fungsi Lahan di Desa Sariharjo, Sleman

Faktor-faktor apa saja yang menghambat upaya pengendalian alih fungsi lahan di Sariharjo?

Anggaran Publik

Praktik Transparansi Pengunaan dana Keistimewaan di Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta Tahun Anggaran 2016

Bagaimanakah praktik transparansi

(5)

Intermediate

Democracy Process in

Electing an

Alternative Candidate

in “Jogja

Independent” toward 2017 Mayor Election

How the process and by which an alternative candidate has been created in Yogyakarta Mayorals election? Kasus Judicial Review Muhammadiyah otoriter dengan rezim demokratik

Bagaimana

perbandingan respon Muhammadiyah dan peran gerakan terhadap rezim politik yang berbeda?

Konflik agraria dalam pembangunan

Bandara Baru di Kulon Progo

(6)

Masyarakat/ society

politik elektoral di Bangka selatan? Politik Keseharian;

Membaca Ekspresi Politik Seni Jalanan di Kota Yogyakarta

Bagaimana ekspresi dan makna politik keseharian dalam seni jalanan di kota Yogyakarta?

Local politics/Conflict

Political Violence and Local elites Politics in Sampang, Madura

How local politics contribute to the conflict in Sunni-syiah case in Sampang?

Politik dan seni

Grafiti Sebagai gerakan Sosial Politik: Studi Kasus di Kota Yogyakarta

Bagaimana graffiti

menjadi gerakan sosial

politik dalam

merespon kebijakan

pembangunan di Kota Yogyakarta?

Pemilu/demokrasi

Partisipasi Politik Kaum Difable di Yogyakarta dalam Pemilihan Presiden tahun 2014

Bagaimana partisipasi Politik Kaum Difable di Yogyakarta dalam pilpres?

Sumber: Kelas-kelas MK di Ilmu Pemerintahan 2014-2017

Jika kita sedikit mengintip topik-topik apa saja yang menjadi minat mahasiswa ilmu pemerintahan UGM maka akan terlihat mapping yang sama hanya porsi berbeda. Roadmap riset kita sangat sporadis. Dari buku pengalaman penltian di UGM besutan Hasrul hanif (2010), di IP UGM, penelitian mahasiswa banyak mengambil politik informal, aktor informal, orang kuat lokal, dan besar di aspek intermediate dan society (citizenship) yang mengarah pada kajian ethnografi politik. Dukungan dari penerbitan internal itu benar-benar telag mamicu produksi pengetahuan yang melimpah bagi mahasiswa dan academia di kampus tersebut.

Daftar judul di atas hanya sebagian kecil keragaman riset di IP UMY. Ada banyak lagi yang belum terwakilkan misalnya skripsi kajian pemikiran tokoh dan pemimpin. Juga, ada baiknya, setelah melamunkan judul di atas dan menelaah dengan imajinasi, beberapa buku berikut adalah diterbitkan dari skripsi mahasiswa ilmu pemerintahan dan mahasiswa Ilmu Politik di Indonesia.

No Judul buku Penulis Penerbit

1 Transformasi strategi Gerakan petani)4 Rizza Kamajaya PolGOV, UGM 2 Politik Air di Indonesia: Penjarahan si

gedang oleh Korporasi Aqua danone5

Erwin Endaryanto PolGoV, UGM

3 Politik Pendidikan: Liberalisasi Pendidikan Tinggi di Indonesia dan India

Galih R.N Putra YOI, Jakarta

4 Decline of Bourgeoisie: Runtuhnya Pedagang Pribumi di Kotagede6

David Efendi PolGOV, UGM

4 Judul skripsi studi kasus ini aslinya: politik representasi Petani (sebuah studi mengenai transformasi gerakan petani pada kasus Forum Perjuangan Petani Batang, Jawa tengah.

5 Judul aslinya, Politik Air: studi politik privatisasi air dalam relasi ekonomi politik negara dan trans- national Corporation, studi kasus pemetaan kuasa dan eksploitasi sumber air si gedhang—Klaten oleh PT TIA-D (Aqua danone).

(7)

Kebutuhan menyajikan data di atas sebenarnya untuk memacu mahasiswa untuk sedikit menambah daya juang untuk menghasilkan karya-karya yang layak terbit dan menambal kebutuhan peneliti lain untuk referensi—mengisi gap atau kekosongan kajian yang belum dilakukan oleh peneliti lainnya. Sambal berharap, laboratorium ilmu pemerintahan UMY akan memberikan ‘reward’ bagi mahasiswa yang memiliki skripsi berkualitas tinggi untuk diterbitkan.

Literature review

Tantangan di dalam menyusun literature review dalam bidang politik pemerintahan adalah menghadirkan referensi yang dekat dengan riset yang sedang dilakukan baik dalam konteks teori atau hasil penelitian berbasis lokasi/area yang berdekatan. Selain itu, juga penting memperhitungkan kepastian definisi yang hendak dipakai mengingat beragam definisi yang ada di dalam ilmu politik pemerintahan. Misal: kata demokrasi, desentralisasi, partisipasi, dsb memiliki beragam definisi dan sebaiknya kita mengambil definisi yang paling mewakili kajian yang hendak kita lakukan (kontekstual).

Banyak orang salah paham tentang inti aktifitas mer-review literature/referensi ini dan jatuh pada urusan merangkum tulisan orang lain atau meng-cut dan glue milik orang lain ke dokumen peneliti baru. Sejatinya, literature review merupakan pembacaan kritis dan evaluative atas referensi yang memilki kesamaan topik dengan rencana penelitian seseorang. Jadi, penting sekali analisis dan kritik terhadap argumentasi peneliti/literature yang ada untuk mendapatkan posisi terbaik bahwa riset kita akan mengisi gap atau ruang kosong dari penelitian sebelumnya. Hal ini bisa dilakukan dengan mendiskusikan beberapa referensi yang kita pilih dari beberapa penulis yang berbeda mengenai aspek kelebihan dan kekurangannya, kesamaan (similarities) dan perbedaan (differences), konsistensi dan inkonsistensinya serta aspek yang kontroversial/provokatif dari hasil penelitian terdahulu. 


Jadi, literature review berbeda dengan resensi buku. Dalam membuat literature review yang baik misalkan anda sedang mengarahkan riset hubungan antara tingkat kesejahteraan ekonomi dengan perilaku menerima politik uang anda perlu sekali membuat kajian dari bahan yang bertolak belakang. Satu berkorelasi, satunya tidak memilki korelasi dalam kasus pemilihan umum. Pun begitu, jika anda sedang ingin melihat bagaimana elit lokal memprioritaskan pembangunan demokrasi atau ekonomi yang diutamakan dalam konteks era desentralisasi sekarang ini. Banyak lagi contohnya, sehingga di dalam membuat kajian literature yang hebat, perlu sekali radius akses terhadap keragaman literature menjadi sebuah keniscayaan (sudahkan memaksimalkan online rjournal, perpustakaan universitas, jurusan, toko buku, komunitas yang mengelola referensi?). selain itu, disarankan sebelum melakukan kajian literature perlu membaca karya lain yang baik bagaimana penulisnya memiliki model sajian—pilihan kalimat dan diksinya, juga penting diperhatikan bahwa di dalam membuat literature review adalah penulis sedang memproblematisasi suatu topik penelitian sehingga menjadi legitimasi bahwa riset anda penting dan mendesak!

(8)

di media cetak juga sangat membantu memetakan jalan atau alur perburuan referensi. Ada baiknya, kita ikuti beberapa tekhnik menyiapkan bahan review sebagai berikut.

a) Teknik Snowball

Ini metode yang sangat perlu dicoba dan banyak orang bilang ini sangat efektif. Jika anda sudah menemukan satu buku dana tau satu jurnal yang relevan dengan riset anda, lacaklah di daftar pustakanya, di footnote atau end note-nya dijamin anda akan berselancar dengan menyenangkan memburu bukunya baik dengan online maupun offline. Di dalam buku pertama yang anda pegang, jika itu hasil riset, ada juga bagian literature reviewnya dan itu menjadi inspirasi model menulis/gaya menyajikannya.

b) Berburu ke katalog perpustakaan

Pergi ke perpustakaan banyak sekali manfaatnya selain meminjam dan mencari bacaan, mengunjungi perpustakaan lebih banyak memberi inspirasi dan instuisi mengenai tulisan da nisi tulisan yang sedang kita siapkan. Di banyak negara, perpustakaan universitas menyediakan pustakawan yang akan membantu setiap mahasiswa jurusan (spesialisasi) sehingga mereka menjadi penolong kita di saat banyak bahan yang harus diburu.

c) Library Article Databases

Katalog artikel online sangat perlu dicoba sebelum berburu bahan keluar kampus. Jika dapat akses e-journal sangat dianjurkan mendownload full text pdf atau bentuk lainnya dan disimpan ke delam folder proyek penelitian skripsi dan jangan lupa agar tidak kesulitan memanfaatkan bahan yang sudah didapatkan perlu rename file sesuai judul & nama penulisnya.

d) Google Scholar /google cendekia

Google Scholar baik berbahasa Indonesia ataupun inggris adalah sumber referensi luar bisa bernilai bagi peneliti/penulis. Tersedia full text yang downloadable. Ada jutaan artikel dan buku/bagian buku di sana serta dapat berinteraksi dengan penulisnya misalnya yang terhubung di data base serupa seperti researchgate.net dan academia.edu. beberapa scholar dari mancanegara biasa berbagi di laman tersebut dan juga di group facebook yang bertopik penelitian. Sangat dianjukan, peneliti memiliki akun di laman-laman yang tersebut di atas.

Jika sudah banyak bahan terkumpul, sebelum memulai/sambal memulai pembuatan literature review juga menyeleksi bahan-bahan dari aspek tahun yang terlalu lama, kasus yang jauh berbeda dalam konteks tertentu. dan sebagainya. Tahapan berikutnya, penulis dapat melakukan analisis dan ienterpretasi atas bahan yang sudah dibaca. Lalu, keep going dengan proses ini sampai literature review yang panjangnya kurang lebih 2-3 halaman benar-benar kelar. Berikut ini ada contoh penggalan dari bagian literature review oleh beberapa penelitian/penulis:

Contoh 1:7

Menurut Smith (1985), secara umum, tujuan desentralisai mencakup dua

(9)

bidang yaitu tujuan politik dan tujuan ekonomi. Adanya motiv ekonomi dibenarkan oleh Rondinelli (1983) bahwa desentralisasi akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan ekonomi di daerah. Hal ini dapat diartikan bahwa desentralisasi menjadi alat untuk membangun kesejahteraan kolektif masyarakat lokal dengan mengefektifkan pengelolaan sumber daya yang ada di daerah. Dukungan atas spirit ekonomi ini juga dikemukakan oleh Jurgen Ruland (1992) yaitu partisipasi masyarakat luas di daerah pada akhirnya akan mendukung agenda pembangunan sosial-ekonomi.

Contoh 2:8

…Para aktor utama ini tidak cukup hanya memiliki kapasitas dasar. Mereka perlu memiliki visi, kepentingan, dan kekuatan untuk mencari alternative untuk pengembangan institusi demokrasi (Prasetyo, Priyono, Tornquist, 2003). Kemampuan inilah yang disebut sebagai kapasitas politik.

Sejauh ini, studi khusus membahasa kapasitas politik aktor sebagai basis informasi untuk mendorong demokratisasi belum banyak dilakukan. Studi tentang aktor biasanya dilakukan untuk secara langsung memotret kegiatan aktual aktifis gerakan demokrasi (Tornquist & Budiman, 2001; Prasetyo, Priyono, Tornquist, 2003; Priyono & Nur, 2009; Tornquist, 2009). Studi yang mereka lakukan kebanyak melacak strategi gerakan, egagalan, keberhasilan, dan implikasinya terhadap perkembangan demokrasi dari beragam konteks. studi tersebut belum menjelaskan konsistensi antara strategi yang dipilih dengan kapasitas politik aktor.

Desain Metodelogi: Data dan Analisis

Pertama-tama definisi mengenai metode saya pikir penting untuk diberikan di sini. Metodologi adalah tentang bagaimana seseorang mempelajari fenomena. Kesatuan prinsip, keyakinan, filosofis, konsep, strategi yang digunakan untuk memproduksi pemahaman/pengetahuan (knowledge) itu disebut metodologi. Proses yang darinya seseorang memahami ‘dunia’/fenomena/fakta/realitas. Pengertian lainnya, metodologi merupakan prinsip-prinsip dalam praktik penelitian dan logika pencarian secara sistematis. Jadi, metodelogi adalah alat untuk melakukan pencarian/penelitian/pemahaman ilmiah (scientific inquiry).

Di dalam dunia persilatan, metode penelitian yang lazim dipakai mahasiswa tingkat sarjana ilmu politik pemerintahan adalah case studies dan statistical analysis yang mewakili kubu kualitatif dan kuantitatif. Juga terdapat klasifikasi penelitian yang meliputi penelitian kepustakaan/library research, riset lapangan/field research, laboratory research, dan experimental research (Simanjuntak & Sosrodiharjo, 2014). Dan kategori lainnya juga ada banyak ragamnya.

Satu hal yang paling penting dari desain metode riset adalah berangkat dari pertanyaan mengenai bagaimana seorang peneliti/penulis skripsi akan menjawab rumusan masalahnya yang paling penting. Perlu juga mengakui bahwa setiap

(10)

metode/pendekatan memiliki kekuatan dan melekat di dalamnya aspek kelemahan masing-masing. Sebagai contoh, bagaimana kita menjelaskan hubungan antara kemiskinan dan terorisme. Menjelaksan dengan statistik sangat mungkin, juga menerangkan dengan kasus bagaimana proses terjadinya hubungan sebab akibat tersebut juga bukan hal yang tidak penting. Metode mana yang paling obyektif? Barangkali ini pertanyaan yang membutuhkan revisi? Atau salah pertanyaan?!

Terkait, objektifitas subjektif merupakan titik fokus pada penelitian kualitatif, yang memiliki berbagai model. Pemilihan model penelitian kualitatif sangat tergantung pada sudut pandang yang digunakan peneliti dan tujuan penelitian. Beberapa penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam perspektif Symbolic Interactionism, semiotics, existential phenomenology, constructivism dan critical (Searcy and Mentzer 2003).

Di dalam penelitian ilmu sosial dan ilmu politik, tidak dikenal kebenaran absolut atau obyektif 100% sehingga yang penting untuk dikenalkan adalah pendekatan dalam penelitiannya. Yaitu, yang biasa kita kenal terdapat empat pendekatan utama dalam penelitian sosial/politik: positifis (rationalis, naturalis), konstruksi sosial (ethnomethodology), action research, dan normative political theory. Dari sinilah beragam model/jenis penelitian dilahirkan. Berikut adalah tabel yang membantu memahaminya:

Pendekatan Posisi Desain penelitian Kelemahan metodologis

Positifis 6. melihat tiga hal:

validity, reliability and generalizability

1. Sudah ada hubungan sebab akibat yang sosial, ini tidak bisa diobservasi secara

(11)

obyektif dan dan 2. Membangun ‘trust’

dan interaksi yang npolitical choices as logical alternative

1. Identifikasi hal hal kontroversial di

2. Pengakuan pihak luar atas hasil

penelitian/analisis dan rekomendasi yang dihasilkan

Selain itu, ada juga yang membagi pendekatan penelitian sosial politik ini menjadi beberapa pendekatan yang lebih spesifik seperti Craswell (2008) yang mengkategorikan pendekatan ke dalam lima jenis yaitu, Narrative Research, Phenomenology, Grounded Theory, Ethnography, dan Case Study. Sementara Denzin memasukkan satu lagi yaitu jenis pendekatan biografis. Di dalam pengamatan saya grounded theory dan etnografi sangat sulit saya menemukan dipakai di tingkat sarjana di jurusan Ilmu pemerintahan UMY, sementara riset biografi sangat minoritas keberadaanya. Karenanya beberapa pendekatan saya singgung disini.

Pertama, riset ethnografi. Metode penelitian etnografi termasuk dalam metode penelitian kualitatif. Kata etnografi berasal dari kata-kata Yunani ethos yang artinya suku bangsa dan graphos yang artinya sesuatu yang ditulis. Menurut Emzir (2012:18) etnografi adalah ilmu penulisan tentang suku bangsa, menggunakan bahasa yang lebih kontemporer, Etnografi dapat diartikan sebagai penulisan tentang kelompok budaya. Menurut Ary, dkk (2010:459) etnografi adalah studi mendalam tentang perilaku alami dalam sebuah budaya atau seluruh kelompok sosial.

(12)

etnografi adalah prosedur penelitian kualitatif untuk menggambarkan, menganalisa, dan menafsirkan unsur-unsur dari sebuah kelompok budaya seperti pola perilaku, kepercayaan, dan bahasa yang berkembang dari waktu ke waktu. Fokus dari penelitian ini adalah budaya. Budaya sendiri menurut Le Compte dkk (dalam Creswell, 2012:462) adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perilaku manusia dan keyakinan. Termasuk di dalamnya adalah bahasa, ritual, ekonomi, dan struktur politik, tahapan kehidupan, interaksi, dan gaya komunikasi.

Jadi bisa disimpulkan penelitian etnografi adalah penelitian kualitatif yang meneliti kehidupan suatu kelompok/masyarakat secara ilmiah yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsikan, menganalisia, dan menafsirkan pola budaya suatu kelompok tersebut dalam hal perilaku, kepercayaan, bahasa, dan pandangan yang dianut bersama. Creswell (2012: 462) menjelaskan bahwa seseorang melakukan penelitian etnografi ketika penelitian kelompok tersebut mampu memberikan pemahaman tentang masalah yang luas. Seseorang melakukan etnografi ketika memiliki kelompok untuk belajar berbagi budaya dan telah bersama-sama selama beberapa waktu dan mengembangkan nilai-nilai kebersamaan, kepercayaan, dan bahasa. Orang tersebut akan menangkap aturan perilaku seperti ketika guru melakukan hubungan informal berkumpul di tempat favorit untuk bersosialisasi (Pajak & Blase dalam Creswell, 2012: 462).

Etnografi mampu memberikan informasi rinci tentang aktivitas sehari-hari, misalnya seperti pemikiran dan aktivitas komite untuk mencari kepala sekolah baru (Wolcot, dalam Creswell, 2012:462). Ketika melakukan peneltian etnografi, peneliti memiliki akses jangka panjang untuk berbagi budaya dalam kelompok sehingga dapat membuat catatan rinci tentang perilaku dan keyakinan anggota kelompok dari waktu ke waktu. Observasi dan wawancara menjadi prosedur standar dalam pengumpulan data di “lapangan" dalam riset etnografi. mengejutkan, kini sudah berkembang, ada pula metode online atau digital ethnografi. hal ini karena kehidupan manusia juga berubah. Dan yang advance dalam riset etnografi adalah tinggal di lokasi atau bersama keluarga, narasumber. Tipologi peneliti insider (orang dalam) sebagai pengecualian.

Kedua, penelitian birografi politik. Penelitian biografis merupa salah satu jenis metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat. Penelitian ini mengkaji sifat-sifat, watak, dan pengaruh baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikirannya, dan watak figur yang diterima selama hayatnya (Prastowo, 2013).

Dari berbagai literatur yang kompleks, sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin di dalam penelitian. Misalnya, ada pengalaman penelitian menarik yang say abaca dari buku karya Cristian Crumlish (2004) dengan judul the power of many: How the living web is transforming business, politics, and everyday life. Saya kira unik sekali buku ini, risetnya dilakukan saat liburan atau sambil berlibur—menemui responden sangat acak, mengejar dengan wawancara email, telpon, dll. Pengalaman riset yang menarik karena membuat penelitinya bergairah dan senang di dalam menjalani proses. Jadi kebebasan berexperimen itu selalu terbuka bagi yang mau melakukannya.

Penutup: Lebih cepat, lebih bermutu!

(13)

pengetahuan obyektif yang mana kita bisa belajar dari Berger dan Luckmann. Itu semua sudah termasuk dipikirkan serius sejak awal memikirkan topik penelitian.

Penelitian sosial di bidang politik pemerintahan dapat memilih cara dari beberapa metodologi yang tersedia. Pilihan tersebut sebenarnya tergantung lebih karena latar belakang pendidikan dan kesukaan dari pada masalah itu sendiri. Hakikat pilihan metodologi dan pendekatan di dalam penelitian itu bukan soal ekslusi—mengganggap yang lain buruk/tidak obyektif sementara menganggap pendekatannya lebih obyektif.

Percayalah, jika peneliti atau mahasiswa akhir mendekat kepada urusan-urusan skripsi, niscaya skripsi dan berbagai faktor pendukungnya akan mendekatimu juga. Inilah salah satu ‘mukjizat’ yang diberikan kepada mahasiswa semester akhir dan sesunggugnya Tuhan dan DPL-nya bersemayam di hati mahasiswa yang berjihad menyelesaikan skripsi. Bagian penutup ini semoga dapat memberikan inspirasi kepada mahasiswa untuk hebat di dalam menyusun kata pengantar, menyelesiakan halaman persembahan, dan juga halaman motto. Pastikan skripsi cepat selesai dan baik mutunya. Sekian, semoga bermanfaat dan selamat berjuang.

Daftar Pustaka

Berger, Peter L & Luckmann, Thomas. 2013. Tafsir sosial atas Kenyataan: risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.

Charmaz, Kathy. 2009. Constructing Grounded Theory: A Practical Guide Through Qualitative Analysis. Los Angeles-London-New delhi-Singapore: Sage Publication. Creswell, John W 2007. “Qualitative Inquiry& Research Design; Choosing Among Five

Approaches”

Denzin, N. K. and Lincoln, Y. S. (eds) (2000). Handbook of Qualitative Research, 2nd revised ed. London: Sage.

Galaghar, Kennet T. 1994. Epistimologi Fislafat Pengetahuan. Yogyakarta: Kanisius. Hanif, Hasrul. 2010. Pengalaman penelitian Kualitatif. Yogyakarta: POLGOV

Harahap, Syahrin. 2014. Metodologo Studi Tokoh dan Penulisan Biografi. Jakarta: Penerbit prenada.

Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Nurmandi, Achmad et al. 2006. Mencari Jati diri Ilmu Pemerintahan. Yogyakarta: Laboratorium Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Prastowo, Andi. 2011. memahami metode-metode penelitian: suatu Tinjauan Teoristis dan praktis. Yogyakarta: ar-Ruzz Media.

Salim, Agus. 2006. Teori dan paradigm Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara wacana.

Silverman, David & Marvasti, Amir. 2008. Doing Qualitative Research.Los Angeles-London: Sage Publication.

Simanjuntak, Bungaran A & Sosrodiharjo, Soedjito. 2014. Metode Penelitian Sosial (edisi revisi). Jakarta: penerbit Buku Obor.

Referensi

Dokumen terkait

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan ODHA dalam menemukan makna spiritual pengalaman sakit dan dirasa perlu melakukan study literature tentang “Bagaimana

Sobel dan canny digunakan untuk menganalisis tepi citra daun sirih dan Histogram ditampilkan untuk mengukur intensitas hasil metode sobel danny dalam bentuk grafik

Mardiana, ananda sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas kasih sayang yang telah diberikan dan dilimpahkan

Kolom pertama dan kedua merupakan hasil perkalian dari dua bilangan dengan hasil seperti pada baris pertama pada tiap tabel. Bilangan yang terbesar adalah 8. Jadi banyaknya maksimal

Cabang ini merupakan olah raga ketrampilan di atas permukaan air. Dalam pelaksanaannya dibantu dengan sebuah kapal bermotor. Pertari- dingan yang dilakukan dalam olah raga ini di-

Berdasarkan pembacaan, pemerhatian dan analisis terhadap kajian-kajian,penulisan, karya-karya (literature) yang telah dihasilkan oleh mereka yang mempunyai autoriti dalam isu

• Usahakan sitasi dan referensi penelitian hanya diambil dari journal ilmiah yang terindeks oleh SCOPUS atau ISI?. • Pengambilan sitasi dari literature yang tidak berkualitas

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan ODHA dalam menemukan makna spiritual pengalaman sakit, oleh karena itu dianggap perlu melakukan study literature tentang