• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasara (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasara (1)"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Tim Penyusun
  • Sekolah: Universitas Jakarta
  • Mata Pelajaran: Pengelolaan Prasarana dan Sarana Drainase
  • Topik: Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasara
  • Tipe: buku
  • Tahun: 2009
  • Kota: Jakarta

I. Pendahuluan

Dokumen ini memberikan pedoman untuk operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase perkotaan. Pentingnya pengelolaan drainase yang baik adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem serta mencegah genangan yang dapat merugikan masyarakat. Dengan adanya pedoman ini, diharapkan pengelola dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisien.

1.1 Latar Belakang

Kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana drainase sangat penting untuk menjaga fungsi sistem drainase agar tetap optimal. Hal ini bertujuan untuk mengalirkan air permukaan dan mencegah dampak negatif dari genangan air.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pedoman ini adalah untuk menyediakan panduan yang jelas dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan drainase perkotaan. Tujuannya adalah untuk menyediakan standar yang dapat digunakan sebagai acuan oleh pemerintah dan pihak swasta dalam pengelolaan drainase.

II. Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan

Sarana dan prasarana drainase terdiri dari berbagai komponen seperti saluran terbuka dan tertutup, bangunan persilangan, pintu air, dan kolam retensi. Setiap komponen memiliki fungsi spesifik dalam sistem drainase, yang berkontribusi terhadap pengelolaan air hujan dan mencegah banjir.

2.1 Fungsi Drainase Perkotaan

Fungsi utama dari sistem drainase perkotaan adalah untuk mengalirkan air permukaan, menjaga kelestarian air tanah, serta menghindari kerugian akibat genangan. Sistem ini juga berperan dalam mengurangi dampak banjir dan mendukung keberlangsungan ekosistem.

2.2 Jenis Pemeliharaan

Pemeliharaan drainase dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti pemeliharaan rutin, berkala, dan khusus. Pemeliharaan rutin dilakukan untuk menjaga kebersihan dan fungsi sistem, sedangkan pemeliharaan berkala dan khusus dilakukan sesuai kebutuhan yang lebih mendesak.

III. Operasi Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan

Operasi prasarana drainase meliputi pengelolaan dan pengoperasian berbagai komponen seperti pintu air, pompa, dan trash rack. Prosedur operasi harus mengikuti standar yang ditetapkan untuk memastikan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan air.

3.1 Pintu Air

Pintu air berfungsi untuk mengontrol aliran air ke dalam dan keluar dari sistem drainase. Prosedur pengoperasian pintu air harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari banjir di daerah perkotaan.

3.2 Sistem Pompa

Sistem pompa berfungsi untuk memindahkan air dari kolam retensi ke badan air penerima. Operasional pompa harus dilakukan sesuai dengan kondisi muka air untuk mencegah kerusakan pada sistem.

IV. Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan

Pemeliharaan merupakan kegiatan penting yang dilakukan untuk menjaga kondisi prasarana drainase. Kegiatan ini meliputi pengangkatan sedimen, perbaikan saluran, dan pemeliharaan bangunan pelengkap seperti pintu air dan pompa.

4.1 Pengangkatan Sedimen

Pengangkatan sedimen dilakukan secara rutin untuk menjaga aliran air tetap lancar. Metode yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan jenis saluran drainase.

4.2 Perbaikan Bangunan

Perbaikan bangunan seperti gorong-gorong dan pintu air harus dilakukan segera setelah terdeteksi kerusakan. Hal ini penting untuk memastikan fungsi sistem drainase tetap optimal dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

V. Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan

Pembiayaan untuk operasi dan pemeliharaan drainase harus direncanakan dengan baik agar semua kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Perhitungan biaya harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk jenis pekerjaan dan frekuensi pemeliharaan.

5.1 Anggaran Operasional

Anggaran untuk operasional meliputi biaya bahan, alat, dan tenaga kerja. Penting untuk melakukan evaluasi secara berkala agar anggaran tetap sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

5.2 Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan dapat berasal dari pemerintah daerah, hibah, atau kerjasama dengan pihak swasta. Diversifikasi sumber pendanaan penting untuk menjaga keberlanjutan program pemeliharaan.

Gambar

Gambar 2.1    Sistem Drainase Perkotaan
Gambar 2.2    Flowchart Perencanaan O&P
Gambar 2.4    Saluran Tipe Segi Empat
Gambar 2.9    Bangunan siphon drainase
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil simulasi pemodelan, untuk penanggulangan banjir menggunakan Kolam Retensi diperlukan lahan untuk kolam tampungan seluas 15 ha mampu menurunkan ketinggian muka air

Sistem rencana kolam retensi yaitu menampung air dari Sungai Premulung dengan pintu air yang dapat mengatur debit masuk ( inflow ) melalui saluran terbuka menuju

Untuk dapat menahan debit air yang masuk saluran inlet kolam retensi tersebut mesti diperbaiki nilai h saluran tersebut begitu juga dengan saluran outletnya mesti

retensi+modifikasi tata guna lahan ...59 Tabel 4.26 Perbandingan elevasi muka air banjir kondisi eksisting dan kolam. retensi+normalisasi+modifikasi tataguna

banjir), operasi pintu air segera disesuaikan dengan kebutuhan yang ada untuk setiap lahan rawa lebak. Apabila lahan dalam kondisi tidak membutuhkan air, maka

Apabila terjadi kondisi ekstrim (misalnya banjir), operasi pintu air segera disesuaikan dengan kebutuhan yang ada untuk setiap lahan rawa lebak. Apabila lahan

2. Sistem drainase dengan dimensi saluran adalah 2 m x 2 m, tanpa Kolam Retensi akibat limpasan air hujan yang terjadi, maka dimensi saluran drainase di

Potensi Penurunan Banjir Dari hasil analisis volume simpanan kolam retensi dan profil muka air pada kondisi eksisting dan setelah penambahan kolam retensi, dapat dihitung potensi