Kurikulum Matematika di Indonesia
Perkembangan Kurikulum Matematika di Indonesia:
1. Matematika Tradisional (Ilmu Pasti).
2. Matematika Modern
3. Kurikulum Matematika 1984
4. Kurikulum Tahun 1994
5. Kurikulum Tahun 2004
• Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah berbenah diri menyusun program
pendidikan.
• Matematika diletakkan sebagai salah satu mata pelajaran wajib.
• Pembelajaran matematika lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung.
• Pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan
yang selisihnya positif, dsb.
• Pembelajaran lebih menekankan hafalan dari pada pengertian.
• Menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya.
• Lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan.
• Bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas.
• Urutan operasi hitung pada era pembelajaran
matematika tradisional adalah kali, bagi, tambah dan kurang.
• Cabang matematka yang diberikan di SMP adalah aljabar dan Ilmu ukur (geometri) bidang.
• Sedangkan yang diberikan di SMA adalah aljabar, geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik bidang.
Matematika Modern
•
Resmi dimulai setelah adanya kurikulum
1975.
•
Muncul karena adanya kemajuan
teknologi.
Matematika Modern
Pada kurikulum 1975 dimana matematika mempunyai karakteristik sebagai berikut ;
• Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah himpunan, statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno,
penulisan lambang bilangan non desimal.
• Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran
bermakna dan berpengertian dari pada hafalan dan ketrampilan berhitung.
• Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinyu.
Matematika Modern
•
Programnya dapat melayani kelompok
anak-anak yang kemampuannya heterogen.
•
Menggunakan bahasa yang lebih tepat.
•
Pusat pengajaran pada murid tidak pada
guru.
•
Metode pembelajaran menggunakan meode
menemukan, memecahkan masalah dan
teknik diskusi.
Kurikulum Matematika 1984
• Pembelajaran matematika pada era 1980-an
merupakan gerakan revolusi matematika kedua.
• Diawali oleh kekhawatiran negara maju yang
akan disusul oleh negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman barat, Jepang, Korea, dan
Taiwan.
Kurikulum Matematika 1984
•
Perkembangan matematika di luar
negeri tersebut berpengaruh terhadap
matematika dalam negeri. Tahun 1984
pemerintah melaunching kurikulum
Kurikulum Matematika 1984
Alasan penerapan kurikulum 1984:
1. Kurikulum sebelumnya sarat dengan materi
2. Perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi
3. Adanya kesenjangan antara program kurikulum antara pelaksana sekolah dengan kebutuhan di lapangan.
4. Belum sesuainya materi kurikulum dengan taraf kemampuan siswa.
Kurikulum Matematika 1984
•
Di sekolah dasar diberi materi aritmatika
sosial, sementara untuk siswa sekolah
menengah atas diberi materi baru seperti
komputer.
•
Memasukkan bahan-bahan baru yang sesuai
dengan tuntutan di lapangan.
•
Permainan geometri yang mampu
Kurikulum Matematika 1984
Langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil adalah melakukan hal-hal sebagai
berikut:
Guru harus meningkatkan profesinalisme
Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan komputer. Sinkronisasi dan kesinambungan pembelajaran
dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan
Pembelajaran matematika mempunyai karakter yang khas:
Struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak
Materi keahlian seperti komputer semakin mendalam
Model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok
Intinya pembelajaran matematika saat itu
mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi
Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan
pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
Kurikulum Tahun 2004
Pertimbangan perubahan kurikulum matematika:
• Pada kurikulum 1994 masih menerapkan pola-pola lama, seperti:
1. Guru menerangkan konsep 2. Guru memberikan contoh
3. Siswa secara individual mengerjakan latihan 4. Siswa mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah
• Keragaman pikiran dan kemampuan siswa dalam
Kurikulum Tahun 2004
• Siswa umumnya belajar tanpa ada kesempatan untuk mengkomunikasikan gagasannya,
mengembangkan kreatifitasnya.
• Jawaban soal seolah membatasi kreatifitas dari siswa karena jawaban benar seolah-lah hanya otoritas dari seorang guru
• Sehingga akhirnya hanya menghasilkan lulusan yang kurang terampil secara matematis dalam menyelesaikan persoalah-persoalan seharai-hari. • Pembelajaran semakin memunculkan kesan kuat
Kurikulum Tahun 2004
Pada kurikulum 2004 (KBK), secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan:
• Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi
• Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta
mencoba-coba.
• Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
Matematika Kurikulum KTSP
• Matematika dikembangkan sesuai SI dan SKL
• Pada proses pembelajaran langsung masuk kepada materi abstrak.
• Banyak rumus yang harus dihafal untuk
menyelesaikan permasalahan (hanya dapat menggunakan)
Matematika Kurikulum KTSP
• Tidak membiasakan siswa untuk berpikir kritis (hanya mekanistis).
• Metode penyelesaian masalah matematis tidak terstruktur.
• Materi data dan statistik dikenalkan di kelas IX saja.
Matematika pada K13
• Pada proses pembelajaran mulai dari masalah konkrit kemudian semi konkrit dan akhirnya abstraksi permasalahan.
• Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan oleh siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa menggunakan tetapi juga
memahami asal-usulnya).