• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah PGSD 2012 Indralaya F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah PGSD 2012 Indralaya F"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

“Cara Menulis Karya Ilmiah”

Disusun Oleh Kelompok 10:

1. Neni Triana (06121013004) 2. Ririn Dinata (06121013002) 3. Eilwan Wahyudi (06121013028) 4. Herlina Wulandari (06121013040) 5. Khatarina Panjaitan (06121013023)

Dosen Pengasuh :

1. Drs. Marwan Pulungan, M.Pd 2. Drs. Umar Effendy, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

(2)

Cover ... 0

Daftar isi ... 1

A. Sistematika/cara Penyususnan Laporan Penelitian ... 2

1. Bagian Pembuka ... 2

2. Bagian Inti ... 3

3. Bagian Penutup ... 6

B. Sistematika penyusunan Makalah ... 7

C. Penyusunan Abstrak ... 13

1. Pengertian Abstrak ... 13

2. Kegunaan Abstrak ... 14

3. Sifat Abstrak ... 14

4. Karakteristik Abstrak... 15

5. Jenis Abstrak ... 15

6. Penyusunan Abstrak ... 16

D. Menyusun Proposal ... 22

1. Pengertian Proposal ... 22

2. Lingkup Penelitian ... 23

3. Komponen dan Sistematika Proposal ... 26

Daftar Pustaka

(3)

Laporan penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi antara peneliti dengan masyarakat umum terutama pembaca yang ditargetkan atau yang berkepentingan dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut (Wardani, 1997).

Laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan penelitian. Dengan demikian isi laporan bukan hanya tentang langkah-langkah yang telah dilalui oleh peneliti saja tetapi juga latar belakang permasalahan, kerangka berfikir, dukungan teori, dan lain sebagainya yang bersifat memperkuat makna penelitan yang dilakukan.

Beberapa penulis (Turk & Kirkman, 1982, Britowidjoyo, 1985: Arifin, 1987; Indriati, 2001), mengemukan bahwa unsur-unsur dari laporan penelitian adalah:

1. Judul tulisan 2. Abstrak 3. Pendahuluan

4. Bahan dan metode penelitian 5. Hasil

6. Pembahasan

7. Simpulan dan saran 8. Daftar pustaka

Secara umum, sistematika suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu:

1. Bagian Pembuka

Menurut Arifin (1987), bagian pembuka sebuah laporan penelitian lebih lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini:

a) Judul

b) Halaman judul

c) Halaman pengesahan

(4)

e) Kata pengantar

f) Abstrak

g) Daftar isi

h) Daftar tabel

i) Daftar grafik, bagan, atau skema.

j) Daftar singkatan dan lambing.

Bagian pembuka tersebut pada umumnya digunakan apabila laporan penelitian merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Dalam kasus tersebut biasanya yang digunakan hanyalah judul laporan.

Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah. Dalam judul karya ilmiah harus menampilkan fakta yang ingin diungkapkan, jelas, positif, singkat, khas, serta mampu menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan.

Halaman judul diletakkan sesudah halamaan depan atau cover. Pada halaman ini umumnya terdapat judul, penulis, dan penerbit. Selanjutnya halaman judul diikuti oleh pengesahan. Pengesahan terhadap laporan yang ditulis biasanya dilakukan oleh pemberi dana penelitian atau seseorang yang bertanggung jawab terhadap penelitian yang dilakukan.

Kata pengantar dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum kepada pembaca tentang latar belakang konteks penelitian. Pada bagian ini penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan laporannya.

Abstrak digunakan untuk menyampaikan gambaran singkat mengenai latar belakang, metode, serta temuan hasil penelitian.

(5)

Pada bagian inti seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap.

a. Pendahuluan

Secara umum bagian pendahuluan harus secara lengkap mengemukakan tentang latar belakang, ruang lingkup/pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan pertanyaan penelitian, serta anggapan dasar atau hipotesis.

Dalam latar belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal, yakni:

1) Penelaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain yang relevan dengan masalah yang ingin diteliti.

2) Penjelasan mengapa peneliti menganggap masalah/topik tersebut penting untuk dipelajari.

3) Manfaat hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasi dan praktek.

Rumusan atau formulasi tujuan penelitian dapat berupa pernyataan atau hipotesis. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai ada tidaknya hubungan antara 2 atau lebih variable/fenomena yang diteliti.

b. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori

Kajian pustaka merupakan bagian penting yang mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa.

Dalam sebuah laporan penelitian, seperti tesis atau disertasi biasanya disusun suatu kerangka teori berdasarkan hasil analisis atau tujuan pustaka yang telah dilakukan. Kerangka teori merupakan dasar pemikiran yang menerangkan dari sudut mana permasalahan ditinjau yang nantinya dijabarkan menjadi berbagai variabel penelitian.

(6)

Perbedaan utama antara karya ilmiah dengan bukan karya ilmiah adalah pada motodologi. Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara terperinci mengenai pendekatan atau desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan-kelemahan penelitian.

Uraian mengenai pendekatan atau desain penelitian pada umumnya menjelaskan tentang apakah, misalnya penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif atau kuantitatif, sensus/survey, cross-section atau time-series, eksplorasi atau korelasional, eksperimen murni atau eksperimen buatan, atau pendekatan umum lainnya.

Populasi menerangkan mengenai kolompok target yang menjadi sasaran dalam generalisasi temuan, sedangkan penjelasan mengenai sampel menjelaskan tentang kelompok wakil populasi yang dijadikan sumber data penelitian.

Pembahasan tentang metode pengumpulan dan analisis data pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis harus menyajikan bagaimana data dikumpulkan dari responden/sampel penelitian serta metode analisis. Misalnya, apakah data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner/daftar pertanyaan, wawancara atau observasi langsung.

Hal yang tidak kalah penting lagi dalam bagian metodologi penelitian adalah uraian tentang kelemahan-kelemahan yang membatasi penelitian yang telah dilakukan. Misalnya: keterbatasan jumlah sampel, kemungkinan kontaminasi data (apabila penelitian eksperimental), serta keterbatasan waktu dan dana penelitian.

d. Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan merupakan inti dari sebuah laporan penelitian. Pada bagian ini penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan sebelumnya.

Secara umum, bagian ini menekankan tiga hal, yaitu:

(7)

2) Hasil analisis pokok yang berhubungan dengan tujuan dan pernyataan/hipotesis penelitian

3) Pembahasan mengenai hasil tersebut dihubungkan dengan teori dan penelitian terdahulu yang di sajikan dalam bagian kajian pustaka dan kerangka teori.

e. Simpulan dan Saran

Bagian ini merupakan bagian akhir dalam dari laporan penelitian. Effendi (1991) mengemukakan bahwa simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang di lakukan.

Penulisan simpulan dapat dilakukan dengan menggunakan penomoran (1,2,3,4,5 dan seterusnya) ataupun secara naratif. Tapi untuk lebih baiknya, penulisan simpulan dipaparkan dalam bentuk kalimat dan paragraph.

Setelah simpulan, pada bagian ini juga dipaparkan pula saran-saran yang berkaitan dengan jenis penelitian lanjutan yang dapat dilakukan serta saran-saran lain yang terkait dengan hasil penelitian atau bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang telah dialami oleh penulis dalam penelitian yang telah dilakukan.

3. Bagian Penutup

Bagian ini tidak kalah penting dalam penulisan sebuah laporan penelitian lengkap adalah bagian penutup. Bagian penutup pada umumnya, terdiri dari:

a. Daftar pustaka

Daftar pustaka merupakan komponen wajib yang harus dicantumkan oleh penulis, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya di tulis jika diperlukan. Pada umumnya, hal-hal yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah:

1) Nama penulis

2) Tahun terbit

3) Judul pustaka

4) Tempat terbit

(8)

Pada umumnya urutan daftar pustaka mengacu pada urutan nama belakang secara alpabetikel. Secara terperinci, tata cara penulisan daftar pustaka biasanya mengikuti aturan yang berlaku secara internasional, yaitu standar dari association of American phychology (APA).

Contohnya:

Belawati, T. 2000. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

b. Lampiran

Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrument penelitian, seperti kuesioner atau daftar checklist untuk observasi dan bentuk lain yang telah dipaparkan dalam bagian inti laporan.

c. Daftar indeks atau glosarium.

Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat dalam pada laporan. Effendi (1991) mengemukakan bahwa penulisan daftar kata atau indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan. Penulisan indeks pada umumnya di tujukan agar pembaca cepat mencari istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut. Penulisan indeks disusun berdasarkan nama atau subjek secara alpabetikal.

B. SISTEMATIKA PENYUSUNAN MAKALAH

Salah satu bentuk karya ilmiah yang banyak ditulis adalah makalah, baik itu untuk dipresentasikan pada suatu pertemuan ilmiah, seperti seminar dan konferensi, maupun untuk dipublikasikan melalui suatu majalah ilmiah, seperti jurnal atau bulletin.

(9)

diartikan sebagai karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Namun demikian, makalah juga dapat berupa penyajian pemikiran ataupun mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah. Penyajian masalah sebuah makalah dapat didasarkan pada proses berfikir deduktif atau induktif.

Seperti halnya dengan laporan penelitian, secara umum makalah harus memiliki bagian pembuka, bagian inti, dan juga bagian penutup. Namun berbeda dengan laporan penelitian, bagian pembuka pada makalah biasanya hanya dengan terdiri dari halaman judul yang berisi keterangan tentang judul, penulis, dan istitusi afiliasi penulis, serta abstrak. Dengan demikian, bagian penutup suatu makalah biasanya hanya mengandung daftar pustaka atau referensi singkat yang berisi daftar pustaka yang benar-benar dicuplik/disitasi dalam bagian inti makalah.

Bagian inti, seperti halnya pada laporan penelitian akan berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran (Turk & Kirkman 1982; Britowidjoyo, 1985; Arifin, 1987; Indriati, 2001). Perbedaannya dengan laporan penelitian adalah penyampaian uraian unsur-unsur ini dalam makalah disajikan dalam versi yang lebih singkat. Sistematika unsur-unsur ini pada bagian ini dapat bervariasi selama keseluruhan esensi substansi unsur-unsur tersebut tersampaikan.

Pada umumnya, sistematika ini disesuaikan dengan format standar yang diberikan oleh panitia seminar/konferensi atau oleh redaktur majalah ilmiah yang dituju. Sebgaia contoh, berikut adalah sistematika makalah yang diminta oleh suatu jurnal penelitian.

1. Makalah hasil penelitian Judul

Nama penulis dan afiliasi institusi Abstrak

Kata kunci

(10)

Berisi uraian tentang latar belakang, tinjauan pustaka, masalah, tujuan, teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan dan analisis data, serta aspek lain yang relevan.

Hasil dan Pembahasan

Berisi uraian tentang temuan penelitian dan pembahasannya Penutup (tanpa subjudul)

Berisi uraian tentang simpulan penelitian dan rekomendasi Referensi

Hanya berisi daftar pustaka yang benar-benar dirujuk dalam artikel/makalah

2. Makalah non hasil penelitian Judul

Nama penulis dan afiliasi institusi Abstrak

Kata kunci

Pendahuluan (tanpa subjudul)

Berisi uraian tentang latar belakang, acuan/konteks, tujuan dan signifikasi permasalahan/konsep/gagasan yang akan dibahas, serta aspek lain yang relevan.

Pembahasan (boleh lebih dari satu judul, dengan satu atau tanpa subjudul) Berisi uraian/kupasan/kajian dan pendapat/pendirian/sikap penulis tentang pokok permasalahan/konsep/gagasan. tentang temuan penelitian dan pembahasannya

Penutup (tanpa subjudul)

Berisi uraian tentang simpulan dan saran-saran penulis tentang permasalah/konsep/gagasan terkait.

Referensi

(11)

Dari contoh diatas terlihat bahwa ada sedikit perbedaan sistematika yang diminta oleh jurnal tersebut antara tata cara penulisan makalah hasil penelitian dan bukan hasil penelitian atau makalah tentang suatu konsep pemikiran tertentu.

a. Bagian Pembuka

Bagian pembuka pada penulisan makalah sangatlah sederhana dan umumnya dituangkan dalam halaman judul saja. Karena sifatnya yang singkat, pada umumnya terdiri dari 5-20 halaman tergantung keperluan dan aturan yang dikenakan maka pada makalah tidak lazim disertakan keterangan, mislanya “daftar isi” dan “kata pengantar”.

Untuk memberikan gambaran, berikut adalah contoh halamna muka suatu makalah yang ditulis untuk disajikan dalam suatu pertemuan ilmiah.

Sedangkan untuk abstrak, komponen dan penyusunannya tidak berbeda dengan abstrak untuk laporan penelitian. Cara penyusunan dan contoh abstrak akan dibahas pada kegiatan belajar berikutnya.

MEMBANGUN MASYARAKAT DIGITAL

Oleh:

Tian Belawati

Disajikan pada

National Workshop on ICT Infrastructure & E-readness Assessment, Kementrian Komunikasi

dan Informasi, Jakarta, 23 Mei 2002

UNIVERSITAS TERBUKA

(12)

b. Bagian Inti

Seperti telah diuraikan, bagian inti makalah hasil penelitian, seperti halnya pada laporan penelitian, berisi pengantar/pendahuluan, metodologi penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran (Turk & Kirkman, 1982; Britowidjoyo, 1985; Arifin 1987; Indriati, 2001). Perbedaannya dengan laporan penelitian, penyampaian uraian unsur-unsur ini pada bagian inti dapat bervariasi selama keseluruhan esensi substansi unsur-unsur tersebut tersampaikan.

1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan dalam penulisan makalah yang diperuntukan pada jurnal, biasanya merupakan suatu bagian utuh, tetapi terdiri dari 5 tahapan (Weissberg & Buker, 1990) berikut.

Tahap 1 Memberikan penjelasan tentang pernyataan umum mengenai bidang dan ruang lingkup topik yang dibahas.

Tahap 2 Memaparkan pernyataan yang lebih khusus mengenai aspek-aspek dari permasalahan yang telah diteliti/dikaji dan dilaporkan dalam karya ilmiah lain.

Tahap 3 Memaparkan signifikasi topik yang akan dibahas

Tahap 4 Menjelaskan tujuan penulisan

Tahap 5 Pernyataan lain yang dapat menambah penilaian atau justifikasi terhadap masalah yang dibahas

(13)

2. Metodologi

Pada bagian ini penulis harus menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan sehingga pembaca dapat memahami konteks hasil penelitian yang akan dilaporkan dalam makalah.

3. Hasil dan Pembahasan

Penyajian hasil penelitian dan pembahasannya harus disajikan secara ringkas, namun legkap dan jelas. Memang tidak mudah melakukan hal ini karena hasil suatu penelitian umumnya sangat ekstensif. Oleh sebab itu, hasil suatu penelitian lengkap biasanya dituangkan dalam lebih dari satu makalah yang masing-masing difokuskan kepada salah satu aspek saja dari penelitian yang telah dilakukan. Dengan demikian, topik atau aspek yang diangkat dan dituangkan dalam suatu makalah harus sangat fokus

c. Bagian Penutup

Bagian penutup, seperti halnya pada laporan penelitian digunakan untuk menyampaikan simpulan hasil penelitian yang dilaporkan dalam bagian inti malakah.

Dalam bagian penutup hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai penyusunan referensi. Referensi adalah berupa daftar pustaka yang benar dirujuk dalam artikel/makalh. Dengan demikian, penulis harus benar-benar memilih daftar pustaka mana yang dirujuk dalam artikel tersebut. Penulis tidak perlu menulis seluruh daftar pustaka, seperti yang disuusn dalam laporan penelitian lengkap.

(14)

penggunaannya konsisten. Salah satu aturan baku yang sering digunakan adalah standar internasional dari Association of America Psychology (APA).

C. PENYUSUNAN ABSTRAK 1. Pengertian Abstrak

Secara umum abstrak dapat diartikan sebagai versi mini dari sebuah karya ilmiah. Menurut Houghton (1975) abstrak dapat didefinisikan sebagai rangkuman informasi yang terdapat dalam sebuah dokumen. Menurut American National Standards Institute (I977) abstrak yang dipersiapkan dengan baik akan memungkinkan pembaca untuk mengidentifikasi materi inti dari sebuah dokumen secara cepat dan akurat sehingga pembaca dapat mengetahui apakah dokumen tersebut terkait dengan kebutuhan mereka, kemudian mereka dapat mengambil keputusan untuk membaca dokumen tersebut secara menyeluruh atau tidak.

Berkaitan dengan penulisan abstrak untuk karya ilmiah, sebuah abstrak harus menyajikan rangkuman singkat dari tiap bagian penting dalam karya ilmiah. Hal ini dikemukakan juga oleh Day (1993) yang menyatakan bahwa abstrak karya ilmiah harus memaparkan (1) tujuan utama dan ruang lingkup penelitian, (2) bahan dan metode yang digunakan, (3) memberikan ringkasan hasil, dan (4) simpulan untuk hal-hal yang mendasar. Sementara Weisberg & Buker (1990) menyebutkan bahwa abstrak laporan penelitian pada intinya terdiri dari 5 (Iima) hal penting, yaitu (1) latar belakang, (2) tujuan, (3) method, (4) hasil, dan (5) simpulan.

(15)

sebuah tulisan. Penjelasan ini menjawab mengapa abstrak walaupun diletakkan di bagian depan penulisan tetapi ditulis pada akhir sebuah penulisan.

Keringkasan (conciseness) dan keberartian (significance) merupakan dua konsep penting dalam pengabstrakan. Abstrak harus ditulis secara jelas, tepat, komprehensif, tidak terikat (independent) dan tidak dimaksudkan untuk memberikan kritik terhadap dokumen. Pembuatan abstrak dapat dilakukan oleh penulis (author) atau oleh pengabstrak (abstractor). Penulis merupakan orang yang paling mengetahui isi dokumen sehingga diharapkan dapat memilih bagian-bagian terpenting dalam dokumen yang harus dituangkan dalam abstrak. Adapun yang dapat bertindak sebagai pengabstrak adalah orang yang mempunyai pengetahuan yang memadai tentang subjek dokumen yang akan dibuatkan abstraknya dan memahami metode pembuatan abstrak.

2. Kegunaan Abstrak

Abstrak sebuah karya i1miah dapat diterbitkan bersama-sama dengan naskah aslinya, tetapi dapat juga diterbitkan secara tersendiri. Sekarang ini, banyak terdapat buku kumpulan abstrak. Apabila abstrak diterbitkan bersama dengan naskah aslinya maka abstrak dapat berfungsi sebagai petunjuk depan atau heading bagi pembaca. Dengan membaca abstrak, pembaca mengetahui tentang isi tulisan tersebut sehingga pembaca dapat menentukan secara cepat apakah dia perlu membacanya atau tidak atau membaca dengan cepat. Kegunaan lain dari abstrak adalah dengan membaca abstrak, pembaca dapat mengetahui secara cepat perkembangan ilmu dalam bidang tertentu yang ingin diketahui secara garis besar

3. Sifat Abstrak

(16)

1) Ringkas: dinyatakan dengan kata atau kalimat yang ringkas dan terhindar dari ekspresi yang berlebihan (redundancy).

2) Jelas: menggunakan kata atau kalimat yang jelas dan terhindar dari arti ganda (ambiguity)

3) Tepat: menggunakan ekspresi yang tepat dan spesifik dalam menggambarkan isi dokumen

4) Berdiri sendiri: deskripsi dari dokumen digambarkan secara lengkap dan dapat dimengerti sepenuhnya tanpa harus merujuk pada dokumen lain.

5) Objektif: terhindar dari interpretasi dan penilaian pribadi

4. Karakteristik Abstrak

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah sebagai berikut.

a) Bentuk tulisan bersifat: a) informatif kualitatif atau kuantitatif bergantung jenis laporan atau karya ilmiah, dan b) deskriptif, analisis, induktif, atau deduktif bergantung pada jenis laporan atau karya ilmiah.

b) Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata

c) Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara kerja, dan proses yang sudah dikenal atau lazim.

d) Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai penyimpulan dan data yang sudah diolah.

e) Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian sumber informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata atau istilah yang sama dengan tulisan aslinya.

f) Pengetikan berspasi satu, menggunakan tipe tulisan standar times new roman atau arial, dengan ukuran tulisan 12 pt.

5. Jenis-jenis Abstrak

(17)

dalamsebuah karya ilmiah, yang banyak digunakan dalam penulisan makalah jurnal atau penulisan karya ilmiah hasil penelitian. Pada umumnya, abstrak . informatif dirancang untuk merangkum sebuah karya ilmiah yang harus memaparkan permasalahan, metode penelitian, data utama hasil penelitian, dan simpulan. Sesuai dengan isinya, abstrak informatif sering kali mampu menggantikan kebutuhan pembaea untuk membaea karya ilmiah secara utuh. Dengan membaca abstrak informatif, para ilmuwan dapat memperluas wawasan mereka terhadap informasi tentang jenis-jenis penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan lainnya. Dengan karakteristik seperti ini, memang tepat bila abstrak jenis digunakan sebagai heading.

Jenis abstrak lainnya, yaitu abstrak deskriptif, yang dirancang untuk menunjukkan subjek atau bahasan dari sebuah karya ilmiah yang mempermudah ealon pembaca untuk memutuskan apakah mereka akan membaca seluruh karya tersebut atau tidak. Abstrak ini tidak dapat menggantikan karya ilmiah yang utuh. Oleh karena itu, abstrak jenis ini biasanya digunakan dalam publikasi berbentuk review materi, laporan seminar, dan lain-lain, dan biasanya berguna bagi pustakawan dalam memperluas koleksinya.

Walaupun abstrak dapat bersifat informatif atau deskriptif, namun biasanya penuli~n abstrak merupakan kombinasi dari keduanya. Dalam menulis abstrak, penulis memang seringkali dihadapkan dengan masalah "menyeimbangkan" antara pemaparan yang singkat versus terperinci, dan antara pemaparan informatif versus deskriptif.

6. Penyusunan Abstrak

(18)

Sekarang akan kita bahas secara lebih mendalarn bagaimana menyusun abstrak untuk karya ilmiah hasil penelitian. Dalam menyusun abstrak, bagian pertama yang harus ditulis adalah latar belakang. Latar belakang yang dituliskan di sini adalah menuliskan beberapa informasi latar belakang yang penting yang mendasari pelaksanaan penelitian secara singkat. Informasi yang melatarbelakangi penelitian harus cukup selektif agar penulisan tidak terjebak dalam pemaparan yang berpanjang panjang. Tuliskan informasi latar belakang yang dianggap penting dan perJu dituliskan serta mendukung pentingnya penelitian tersebut dilakukan.

Penulisan tujuan penelitian dalam abstrak juga harus dituliskan secara singkat, namun tidak mengurangi esensi tujuan penelitian. Tujuan yang dituliskan dalam abstrak dapat pula dilengkapi dengan ruang lingkup penelitian yang telah dilakukan.

Informasi lain yang harus dituliskan dalam abstrak adalah metode dan hasil penelitian. Tuliskan metode penelitian dengan singkat dan jelas, demikian pula hasil penelitian yang paling penting dan utama. Bagian terakhir dalam penyusunan abstrak adalah penulisan simpulan dan rekomendasi.

Selain memperhatikan struktur penyusunan abstrak, hal lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan dan pemilihan kata-kata yang tepat. Pemilihan kata-kata dalam penulisan abstrak menjadi sangat penting mengingat abstrak harus ditulis secara singkat. Apabila keseluruhan struktur dalam abstrak dapat dituliskan denga lebih pendek, namun jelas makna tidak perlu diperpanjang

Di samping penggunaan kata yang tepat, dalam abstrak juga tidak diperlukan bibliografi, gambar atau tabel. Walaupun abstrak ditulis secara singkat jangan gunakan singkatan. Namun, apabila singkatan tersebut digunakan berkali-kali dalam penulisan maka singkatan dapat digunakan setelah untuk pertama kalinya diberikan dalam versi lengkapnya.

(19)

Pada contoh tersebut, apabila dibaca dengan cermat kalimat pertama dan kedua merupakan latar belakang dari penelitian yang dilakukan, sedangkan berikutnya dipaparkan tentang tujuan dan ruang lingkup penelitian, diikuti dengan metodologi yang digunakan dalam penelitian. Kalimat berikutnya adalah penjelasan tentang hasil penelitian dan diakhiri dengan simpulan. Perlu diperhatikan bahwa jumlah kata pada contoh abstrak di atas hanya 89 kata, namun telah secara komprehensif menggambarkan keseluruhan isi karya ilrniah.

Menuliskan sesuatu secara singkat, tetapi jelas pada umumnya sulit untuk dilakukan. Dalam menulis abstrak, penulis kerap kali mengalami abstrak yang ditulisnya masih terlalu panjang. Jika hal ini terjadi maka penulis harus membaca kembali abstraknya dengan cermat kemudian mengurangi hal-hal yang tidak begitu penting. Walaupun demikian, perlu diperhatikan agar pengurangan tersebut tidak mengurangi kepentingan.

Menurut Weisberg & Buker (1990) dalam proses pengurangan atau memperpendek abstrak pada dasarnya hanya dapat dengan mengurangi dua atau 3 elemen dengan menfokuskan abstrak pada hasil penelitian. Hal pertama yang

Abstrak

(20)

dapat dikurangi adalah latar belakang. Kemudian, dapat pula dilakukan penyatuan antara tujuan dan metode penelitian yang digunakan. Pada bagian terakhir simpulan dan rekomendasi juga dapat dipadatkan dalam satu atau dua kalimat saja. Salah satu proses memperpendek abstrak dapat dilakukan dengan cara menyatukan metode serta mengintegrasikan simpulan dan rekomendasi. Contoh abstrak di atas merupakan abstrak yang sudah sangat pendek.

Namun, sebenarnya abstrak tersebut pada awalnya mencapai lebih dari 200 kata. Untuk dapat memberikan contoh bagaimana cara mengurangi abstrak yang terlalu panjang, perhatikanlah contoh berikut ini. Berikut adalah versi contoh abstrak di atas ketika masih terdiri dari 200 kata.

(21)

partisipasi rnahasiswa dalam tutorial on line dengan tingkat hasil belajar mereka. Berdasarkan hasil ini, penulis merekomendasikan bahwa kegiatan tutorial online perlu terus diakukan.

Pada abstrak tersebut langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi hal yang kurang begitu diperlukan, yaitu latar belakang. Untuk memperpendek kalimat maka tujuan dan metode penelitian diupayakan untuk menjadi satu kalimat. Mengingat hasil penelitian adalah merupakan hal yang 'utama dan penting maka pengurangan tidak perlu dilakukan. Untuk menghemat penggunaan kata tanpa menghilangkan makna dari sebuah abstrak maka simpulan dan rekomendasi dapat digabung menjadisatu atau dua kalimat. Perhatikan perbaikan yang dilakukan pada abstrak tersebut dengan cara menghilangkan (dengan mencoret) dan menggabungkan kalimat-kalimat yang terkait berikut sehingga jumlah kata menjadi hanya 89 dari sebelumnya 200:

(22)

tutorial online terhadap upaya untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Secara spesifik makalah ini melaporkan hasil penelitian yang dilakllkan untuk melihat korelasi antara partisipasi mahasiswa dalam tutorial online sengan hasil belajar mereka. Berdasarkan data dikumpulkan dari 1000 mahasiswa dalam 160 mata kuliah tutorial online selama dua semester, yaitu semester 2002.1 dan 2002.2. Data dianalisis sengan uji t dan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat partisipasi mahasiswa dalam tuterial online dengan tingkat hasil belajar mereka. Berdasarkan hasil ini, penulis merekomendasikan bahwa kegiatan tuterial online perlu terus dilakukan.

Jika coretan-coretan tersebut dibersihkan maka abstrak di atas menjadi persis, seperti yang disampaikan sebelumnya denganjumlah kata 89.

Tutorial merupakan bagian integral dari sistem pendidikan jarak. Universitas Terbuka (UT) telah mengembangkan, mengujicobakan dan menawarkan berbagai layanan tutorial melalui berbagai media. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi UT juga menyediakan tutorial on line melalui Internet. Makalah ini melaporkan basil penelitian yang dilakukan untuk melihat korelasi antara partisipasi mahasiswa dalam tutorial on line dengan hasil belajar mereka. Berdasarkan data dari 1000 mahasiswa dalam 160 mata kuliah tutorial on line selama dua semester, hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat partisipasi mahasiswa dalam tutorial online dengan tingkat hasil belajar mereka

Kata kunci: pendidikan jarak jauh, tutorial on line, hasil belajar

(23)

D. Menyusun Proposal 1. Pengertian

Proposal penelitian adalah perencanaan penelitian yang berisi langkah-langkah sistematis dan rasional yang ditetapkan oleh peneliti sehingga dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan dan mengendalikan penelitian.

Setiap penelitian baik penelitian yang menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif perlu direncanakan dalam bentuk proposal penelitian. Dengan membuat proposal ini berarti peneliti telah melaksanakan salah satu fungsi manajemen penelitian yaitu membuat perencanaan. Karena terdapat perbedaan mendasar antara metode kuantitatif dan kualitatif maka proposal antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif juga berbeda. Perbedaan mendasar antara metode kuantitatif dan kualitatif adalah terletak pada aksioma, proses penelitian, dan karakteristik kedua metode tersebut.

2. Lingkup Penelitian Kualitatif

Sebelum peneliti membuat proposal penelitian dengan metode kualitatif, maka terlebih dahulu harus diketahui lingkup penelitian kualitatif. Lingkup ini berkenaan dengan permasalahan yang cocok diteliti dengan metode kualitatif serta scope konteks sosial yang diteliti. Metode kualitatif cocok digunakan untuk meneliti hal-hal sebagai berikut:

(24)

b. Bila ingin memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan mata, memiliki makna tertentu. Sering terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi tanda tanya menurut penelitian kualittaif. Sebagai contoh ada 99 orang menyatakan bahwa A adalah pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada istri dapat diukur dari banyaknya sehari dicium. Menurut penelitian kualitatif, semakin banyak suami mencium istri, maka malah tanda tanya, jangan-jangan hanya pura-pura. Data untuk mencari makna dati setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik wawancara mendlam, observasi berperan serta dokumentasi.

c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas.

d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulsn data wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.

(25)

pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka akan menjadi tesis atau teori.

f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara triangulasi/gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data tertentu belum dapat menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain), maka kepatian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh. Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator, maka sebelum ditemukan siapa provokator yang dimaksud maka penelitian belum dinyatakan selesai.

g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka sejarah perkembangan kehidupan raja-raja di Jawa, sejarah perkembangan masyarakat tertentu sehingga masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang etos kerjanya tinggi atau rendah. Penelitian perkembangan ini juga bisa dilakukan di bidang pertanian, bidang teknik seperti meneliti kinerja mobil dan sejenisnya, dengan melakukan pengamatan secara terus menerus yang dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan berkembangnya bunga tertentu, atau mesin mobil tertentu.

(26)

Place/tempat

Actor/orang Activity/aktivitas

Gambar 8.1 Situasi sosial (Social situation)

Inti dari situasi sosial adalah orang-orang (actor) yang melakukan aktivitas pada tempat/lokasi (space) tertentu.

SCOPE OF RESEARCH SOCIAL UNITS STUDIES

Macro

Micro

Complex Society (masyarakat yang kompleks) Multiple communities (beberapa kelompok masyarakat)

A single community study (sekelompok masyarakat) Multiple social institutions (beberapa lembaga sosial) A single social institution (sau lembaga sosial) Multiple social situation (beberapa situasi sosial) Single social situation (satu situasi sosial)

Gambar 8.2 Scope penelitian kualitatif

3. Komponen dan Sistematika Proposal Social situatio

(27)

A. Proposal Penelitian Kuantitatif

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendukung dan menghambat terlaksananya penelitian.

Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah merupakan “penyimpangan” dari apa yang seharusnya dengan apa terjadi,

penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori

dengan praktek, dan penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.

(28)

a. Latar Belakang Masalah

Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu objek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik standar yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini, peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.

b. Identifikasi Masalah

Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek yang diteliti. Semua masalah dalam objek, baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan.

Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasikan.

Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya di mana di antara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.

c. Batasan Masalah

(29)

mana akan dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.

Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah penelitian.

d. Rumusan Masalah

Setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan (variabel apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik.

e. Tujuan Penelitian

Terdapat hubungan antara tujuan dan kegunaan penelitian dengan permasalahan. Akan tetapi, tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar Magister), tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan

f. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu:

1. Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis.

2. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti.

II. Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis a. Deskripsi Teori

(30)

memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian.

Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya. Di sini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima, maka jumlah teori yang akan dikemukakan juga ada lima.

b. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.

Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila dalam penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti di samping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang akan diteliti.

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir.

c. Hipotesis

(31)

III. Prosedur Penelitian a. Metode

Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Untuk itu dibagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan.

b. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan dan sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi ) maka sampel yang digunakan sebagai sumber data harus respresentasif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu.

c. Instrumen Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan menggunakan lima instrumen.

d. Teknik Pengumpulan Data

(32)

e. Teknik Analisis Data

Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Jadi sebab membuat rancangan, maka teknik analisis data ini telah ditentukan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian ilmiah itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab, maka sulit membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang digunakan, tidak berlaku untuk populasi.

IV. Organisasi dan Jadwal Penelitian a. Organisasi Penelitian

Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya organisasi pelaksana peneliti. Minimal ada ketua yang bertanggung jawab dan anggota, sebagai pembantu ketua.

b. Jadwal Penelitian

Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan, dan berapa lama akan dilakukan.

V. Biaya yang diperlukan

(33)

transpor, sewa alat-alat komputer. Semua biaya yang dibutuhkan perlu diuraikan secara rinci.

B. Proposal Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah jelas, realitas dianggap tunggal, tetap, teramati pola fikir deduktif, maka proposal penelitian kuantitatif dipandang sebagai “blue print”yang harus digunakan sebagai pedoman baku untuk melaksanakan dan mengendalikan penelitian. Sedangkan dalam metode kualitatif yang berpandangan bahwa, realitas dipandang sesuatu holistik, kompleks, dinais dan penuh makna, dan pola fikir induktif, sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian/situasi sosial.

Oleh karena itu proposal penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan seeperti seseorang yang akan merencanakan piknik. Yang direncanakan dalam piknik adalah baru tempat-tempat yang akan dikunjungi, dann apa yang ingin diketahui lebih dalam dari tempat tersebut, akan tergantung pada situasi setelah seseorang berada ditempat piknik tersebut.

Proposal peneltiian kualitatif berisi garis-garis besar rencana yang mungkin akan dilakukan. Jadi perbedaan utama antara proposal yang menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah terletak pada, yang kuantitatif proposalnya spesifik dan sudah baku, dan yang kualitatif masih bersifat umum dan sementara.

Komponen dan Sistematika Proposal

(34)

SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Fokus Penelitian C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian II. STUDI KEPUSTAKAAN

A. ... B. ... C. ... III. PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan alasan menggunakan metode B. Tempat Penelitian

C. Instrumen Penilaian D. Sampel Sumber Data E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data IV. Organisasi dan Jadwal Penelitian

(35)

I. Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Walaupun dalam penelitian kualitatif, masalah bersifat sementara, namun perlu dikemukakan dalam proposal penelitian. Masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, penyimpangan antara tujuan dengan hasil yang dicapai, dan pelaksanaan, penyimpangan antara tujuan dengan hasil yang dicapai, dan penyimpangan antara pengalaman masa lampau dengan yang terjadi. Setiap masalah pasti ada yang melatarbelakangi.

Dalam latar belakang masalah ini perlu dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi selanjutkan dikaitkan dengan peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori, pengalaman, sehingga terlihat adanya kesenjangan yang merupakan masalah. Masalah ini perlu dikemukakan dalam bentuk data.

Masalah yang dikemukakan dalam bentuk data, bisa diperoleh dari sudi pendahuluan, dokumentasi, laporan penelitian, atau pernyataan orang-orang yang dianggap kredibel dalam media baik media cetak maupun elektronika. Penelitian juga tidak harus berangkat dari masalah, tetapi dari potensi. Potensi tersebut dapat berkembang menjadi masalah karena potensi tersebut tidak dapat didayagunakan.

Setelah masalah yang dikemukakan belum dapat diatasi, dan mungkin ada potensi yang belum dapat didayagunakan, maka perlu dilakukan penelitian. Jadi dalam latar belakang masalah ini intinya berisi tentang jawaban atas pertanyaan, mengapa perlu dilakukan penelitian.

b. Fokus Penelitian

(36)

Pada penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dipandang ahli. Fokus dalam penlitian ini juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti di lapangan.

c. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian tersebut, selanjutnya dibuat rumusan masalahnya. Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian, yang jawabannya dicarikan melalui penelitian. Rumusan masalah ini merupakan panduan awal bagi peneliti untuk penjelajahan pada objek yang diteliti. Namun bila rumusan masalah ini tidak sesuai dengan kondisi objek penelitian, maka peneliti perlu mengganti rumusan masalah penelitiannya.

Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak berkenaan dengan variabel penelitian, yang bersifat spesifik, tetapi lebih makro dan berkaitan dengan kemungkinan apa yang terjadi pada objek/situasi sosial penelitian tersebut.

d. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan membuktikan pengetahuan. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan. Menemukan berarti sebelumnya belum pernah ada atau belum diketahui. Dengan metode kualitatif, maka penelitian penemuan pemahaman luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang kompleks, memahami interaksi dalam situasi sosial tersebut sehingga dapat ditemukan hipotesis, pola hubungan yang akhirnya dapat dikembangkan menjadi teori.

(37)

e. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah. Bila peneliti kualitatif dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengendalikan suatu gejala.

f. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis. Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi, kemutkahiran, dan keaslian. Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkait dengan keaslian sumber, maksudnya supaya peneliti menggunakan sumber aslinya dalam menggunakan teori. Jangan sampai peneliti mengutip dari kutipan orang lain

II. Studi Kepustakaan

(38)

III. Metode Penelitian

Komponen dalam metode penelitian kualitatif adalah: alasan menggunakan metode kualitatif, tempat penelitian, instrumen penelitian, sampel sumber data, teknik pengumplan data, teknik analisis data, rencana pengujian keabsahan data.

a. Metode dan Alasan menggunakan Metode Kualitatif

Dalam hal ini yang pelu dikemukakan, mengapa metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pada umummnya alasan menggunakan metode kualitatif karena, permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna.

b. Tempat Penelitian

Dalam penelitian kualitatif juga dikemukan di mana penelitian tersebut akan dilakukan.

c. Instrumen Penelitian

Yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan menjadi instrumen penelitian, atau mungkin setelah permasalahannya dan fokus jelas peneliti akan menggunakan instrumen. Instrumen yang akan digunakan perlu dikemukakan pada bagian ini.

d. Sampel Sumber Data

Sampel sumber pada proposal masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan.

e. Teknik Pengumpulan Data

(39)

f. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan penelitian kualitatif adalah tahap memasuki lapangan. Tahap kedua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan datadengan minitour quetions, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap selection

g. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Dalam proposal perlu dikemukakan rencana uji keabsahan data yang akan dilakukan. Uji keabsahan meliputi kredibilitas data, uji depenabilitas (reliabilitas) data, uji transferbilitas, atau uji komfirmabilitas. Namun yang utama adalah uji kredebilitas data.

IV. Organisasi dan Jadwal Penelitian

Dalam penelitian kualitatif organisasi penelitian dan jadwal penelitian juga harus dikemukan seperti dalam penelitian kuantitatif.

a. Organisasi

Organisasi penelitian ini perlu dikemukakan, bila penelitian dilakukan oleh tim. Dalam organisasi penelitian ini terdiri atas, Ketua Tim Peneliti, beberapa anggota peneliti, pengumpul data, bendahara, tenaga administrasi. Masing-masing perlu dikemukakan uraian tugas dan waktu yang tersedia.

b. Jadwal Penelitian

(40)

No Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 1 Penyusunan proposal

2 Diskusi proposal

3 Memasuki lapangan, grand tour dan miniatour question, analisis domain

4 Menentukan fokus, minitour question, analisis taksonomi

5 Tahap selection, structural question, analisis komponensial

6 Menentukan tema, analisis tema 7 Uji keabsahan data

8 Membuat draf laporan penelitian 9 Diskusi draf laporan penelitian 10 Penyempurnaan laporan

V. Biaya yang diperlukan

Dalam penelitian kualitatif jumlah biaya juga perlu dikemukakan seperti yang terdapat dalam penelitian kuantitatif.

Daftar Pustaka

(41)

Kusmana, Suherli. 2010. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sandjaja. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Subana. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2014. Memahamai Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 8.2 Scope penelitian kualitatif

Referensi

Dokumen terkait

Yang tetap mengharap bahagiamu meski luka tak akan kembali semula Yang tetap melukis senyum meski ketulusan tak pernah berharga. *Untuk N, yang

Pertimbangan Hakim dalam memutus perkara Cerai Gugat putusan nomor: 0876/Pdt.G/2013/PA.TA dengan melakukan tahap pembuktian yang penting dalam persidangan untuk

Selain  itu,  survey  pemerintah  Jepang  mengindikasikan  terdapatnya  potensi  pelemahan  kembali  pada  perekonomian  Jepang  pada  beberapa  kwartal  mendatang. 

Bukti bahwa gen yang diintroduksikan dapat terekspresi dengan baik pada tanaman Arabidopsis thaliana transgenik adalah dari hasil analisis transkrip menggunakan

- Diamati yang keluar dari kaca penghubung - Air dalam gelas kimia diuji dengan kertas lakmus - Selang dikeluarkan dari dalam air.. - Gas yang keluar diuji dengan kertas saring

Kesepakatan harga transfer (Advance Pricing Agreement/APA) adalah kesepakatan antara Wajib Pajak dan Direktur Jenderal Pajak mengenai harga jual wajar produk yang

Half breadth plan kapal (pandangan atas) Half breadth plan atau rencana dari setengah lebar bagian yang ditinjau dari kapal, ini diperoleh jika kapal dipotong

Hasil pengamatan pada polen pepaya IPB 6 yang telah disimpan selama 4 minggu dalam 3 suhu rendah menunjukkan bahwa suhu dan lama penyimpanan tidak ber- pengaruh