• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME TEORI SISTEM DUNIA K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RESUME TEORI SISTEM DUNIA K"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dibuat sebagai Tugas Teori Politik Dosen Pengampu

Dr. Asrinaldi, M.Si

Oleh

ALDHO SYAFRIANDRE

NIM. 1720862027

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK MAGISTER KONSENTRASI TATA KELOLA PEMILU

(2)

TEORI SISTEM DUNIA (TEORI SISTEM EKONOMI KAPITALIS)

Latar Belakang

Teori Sistem Dunia (World System Theory) merupakan sebuah kritik atas teori modernisasi dan teori dependensi. Motivasi teori modernisasi untuk merubah cara produksi masyarakat berkembang sesungguhnya adalah usaha merubah cara produksi pra-kapitalis ke kapitalis, sebagaimana negara-negara maju sudah menerapkannya untuk ditiru. Selanjutnya dalam teori dependensi yang bertolak dari analisa Marxis, dapat diakatakan hanyalah mengangkat kritik terhadap kapitalisme dari skala pabrik (majikan dan buruh) ke tingkat antar negara (sentral dan pinggiran), dengan analisis utama yang sama yaitu eksploitasi. Demikian halnya dengan teori sistem dunia yang didasari teori dependensi, menganalisis persoalan kapitalisme dengan satuan analisis dunia sebagai hanya satu sistem, yaitu sistem ekonomi kapitalis.

Pemikiran Teori Sistem Dunia

Pada pertengahan pertama tahun 1970-an, adanya ketidakpuasan kedua sistem pembangunan tersebut maka lahirlah ajaran baru sekelompok pemikir pembangunan yang di pimpin oleh Immanuel Wallerstein muncul dengan gagasan barunya yang radikal dengan menunjuk, bahwa banyak peristiwa sejarah tata ekonomi kapitalis dunia (TEKD) tidak dapat dijelaskan oleh kedua perspektif pembangunan yang telah mapan tersebut secara memuaskan, khususnya oleh teori dependensi baik yang klasik maupun yang temporer.

Pertama Negara-negara di Asia Timur (Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Hongkong dan Singapura) terus mampu mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi. Kenyataan ini menjadikan semakin sulit menggambarkan keajaiban ekonomi

Negara-negara teresebut sebagai sekedar “Hasil Kerja Imperialisme” pembangunan yang

bergantung, atau ketergantungan dinamis, karena Negara Industri di Asia Timur tersebut mulai memberikan tantangan nyata terhadap kekuatan ekonomi Amerika Serikat.

(3)

Sudah banyak ilmuwan yang mulai memikirkan kembali, bahkan meragukan, bahwa kebijaksanaan pemutusan hubungan dan pengisolasian negara Dunia Ketiga dengan tata ekonomi-kapitalis dunia sebagai model pembangunan yang tepat.

Ketiga, munculnya krisis di Amerika Serikat, Perang Vietnam, krisis Watergate, embargo minyak tahun 1975, inflasi dan stagnasi ekonomi Amerika akhir tahun 1970-an, kebijaksanaan perdagangan dan investasi produktif, defisit anggaran belanja pemerintah, defisit neraca pembayaran yang semakin melebar di tahun 1980-an, keseluruhannya merupakan tanda-tanda mulai robohnya hegemoni politik ekonomi Amerika Serikat.

Dengan demikian, menurut Wallerstein, teori sistem dunia menjelaskan bahwa suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia Internasional tidak boleh dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori ini berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang mendunia. Wallerstein menyatakan sistem dunia modern adalah sistem ekonomi kapitalis.

Menurut Wallersttein, dunia terlalu kompleks jika hanya dibagi atas 2 kutub (Negara Pusat dan Negara Pinggiran) karena pada kenyataannya terdapat negara-negara yang tidak termasuk dalam dua kategori itu. Ada negara yang tidak bisa digolongkan menjadi Negara pusat ataupun negara pinggiran. Oleh karena itu, Wallerstein membagi sistem dunia kapitalis dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

a. Negara core atau pusat, mengambil keuntungan yang paling banyak, karena

kelompok ini dapat memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu. Negara ini mempunyai karakteristik upah yang relatif tinggi, teknologi maju dan campuran produksi yang beragam, termasuk industri-industri pasar dunia dan

pertanian yang canggih.1

b. Semiperipheral atau setengah pinggiran mengambil keuntungan dari negara-negara pinggiran yang merupakan pihak eksploitir. Negara ini secara ekonomi bersifat

campuran, yang mencakup sebagian ciri area pusat dan area pinggiran.2

c. Negara peripheral atau pinggiran. Negara ini bercirikan upah yang rendah,

teknologi yang belum berkembang dan campuran produksi sederhana yang

1

Andrew Heywood. 2017. Politik Global. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Halaman 664

2

(4)

diarahkan pada barang-barang mentah seperti biji-bijian, kayu, gula dan sebagainya.3

Menurut Wallerstein negara-negara dapat “naik atau turun kelas” misalnya dari

negara pusat menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian menjadi negara pinggiran dan sebaliknya. Naik dan Turun kelasnya negara ini ditentukan oleh dinamika sistem dunia. Pernah suatu saat inggris, Belanda dan Perancis adalah negara pusat yang berperan dominan dalam sistem dunia, namun kemudian Amerika serikat muncul menjadi negara terkuat (pusat) seiring hancurnya negara-negara Eropa dalam Perang Dunia II.

Perubahan status negara pinggiran menuju negara semi pinggiran ditentukan oleh keberhasilan negara pinggiran melaksanakan salah satu atau kombinasi dari strategi pembangunan, yaitu stategi menangkap dan memanfaatkan peluang, strategi promosi dengan undangan dan strategi berdiri diatas kaki sendiri. Sedangkan upaya negara semi pinggiran menuju negara sentral bergantung kepada kemampuan negara semi pinggiran melakukan perluasan pasar serta introduksi teknologi modern termasuk juga kemampuan bersaing di pasar Internasional melalui perang harga dan kualitas.

Wallerstein merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas yaitu

 Kenaikan kelas dengan merebut kesempatan yang datang. Negara pinggiran tidak

lagi dapat mengimpor barang-barang industri yang menyebabkan komoditi mereka murah, maka negara pinggiran mengambil tindakan untuk melakukan industrialisasi subtitusi impor.

 Kenaikan kelas terjadi melalui undangan. Adanya perusahaan-perusahaan industri

raksasa di negara-negara pusat perlu melakukan ekspansi ke luar maka akan muncul Multi National Company

 Kenaikan kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan

negaranya. Contohnya Peru dan Chile yang melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing.

3

(5)

Gambar Peta Perdagangan Sistem Dunia

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_sistem_dunia

Dari gambar diatas terlihat kesenjangan diantara negara-negara sistem dunia. Hal ini dikemukakan oleh Wallerstein bahwa sistem globalisasi ekonomi merupakan proses hierarkis dan tidak merata, permainan yang menghasilkan pemenang dan

pecundang, yang menyaksikan kekuatan ekonomi terkonsentrasi di ‘pusat’ ekonomi

dengan dengan mengorbankan yang ‘pinggiran’. Kesenjangan ini juga, pada batas

tertentu, merefleksikan beragam level integrasi dalam ekonomi global, dimana wilayah-wilayah atau negara-negara pusat lebih terintegrasi secara penuh ke dalam ekonomi global dan karenanya meraup lebih banyak manfaat, sementara wilayah-wilayah atau

negara-negara pinggiran tetap berada di luar atau di pinggir.4

Indonesia sebagai negara berkembang perekonomiannya berlangsung pada jalur-jalur pertukaran dan tatanan-tatanan material yang sepenuhnya berada di luar pasar globar. Negara ini bahkan mungkin sangat besar perannya dalam menafkahi sejumlah besar penduduk dunia. Di Indonesia, 20 persen pendapatan rumah tangga dan 40

pasokan makanan domestik berasal dari perkebunan rumah tangga (Shiva, 1999).5

4

Andrew Heywood. Op. Cit. Hal 183

5

(6)

REFERENSI

Buku

Heywood, Andrew. 2017. Politik Global. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Web Site

Teori Sistem Dunia. https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_sistem_dunia diakses tanggal 1

Desember 2017 pukul 10.15

Puspita, Nurul. Tiga Teori Pembangunan

https://www.academia.edu/13975629/3_teori_pembangunan diakses tanggal 29 November 2017 pukul 15.30

Jurnal

Martinez-Vela, Carloz A. 2001. World System Theory. ESD.

Gambar

Gambar Peta Perdagangan Sistem Dunia

Referensi

Dokumen terkait