• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN PEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN PEN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN

“PENGAMATAN SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU”

OLEH :

KELOMPOK 2

Christin H. Bonnu Frederikus D.H. Manlea Idris Beda

Kristofel K. Mahing Maria I. Kolo Venydora Soni Welhelmina D. Jelalu Yosua Ng. Dedy

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA

(2)

SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU

1.

TUJUAN

Tujuan pelaksanaan ini adalah:

a. Mengamati perkembangan kupu-kupu

b. Mengetahui lama waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan kupu-kupu

2.

DASAR TEORI

Serangga memiliki siklus hidup yang unik karena umumnya mereka mampu bermetamorfosis. Metamorfose serangga sangat beragam, namun demikian secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Ametabola atau primitif

Dalam metamorfose ini tidak terjadi perubahan-perubahan bentuk luar yang jelas, kecuali ukuran besarnya. Tipe metamorfose ini dijumpai pada serangga dari ordo Protura, Thysanura, dan Colembolla.

b. Metabola

Dalam metamorfose ini terjadi perubahan-perubahan yang nyata selama perkembangan tubuhnya. Perubahan tersebut dapat terjadi baik dalam ukuran tubuh maupun perkembangan beberapa alat tambahan. Dari tipe metabola dapat dibedakan lagi menjadi :

1. Paurometabola atau tipe metamorfose sederhana

Dalam metamorfose ini bentuk serangga yang belum dewasa menyerupai bentuk dewasa dan pada bentuk mudanya beberapa alat tambahan seperti sayap belum berkembang sempurna. Dalam metamorfose ini terjadi perubahan bentuk : Telur ---> Nymfa ---> Dewasa (imago). Tipe metamorfose ini dijumpai pada serangga dari ordo Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Isoptera, dan Thysanoptera.

2. Hemimetabola

Tergolong dalam tipe metamorfose tidak sempurna yang pada fase muda atau larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang karena hidup di dalam air, sedang yang dewasa hidup di luar air. Tipe metamorfose ini antara lain terjadi pada ordo Odonata.

(3)

Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera. Istilah ini berasal dari dua kata Bahasa Latin, yaitu lepis yang berarti sisik dan pteron yang berarti sayap. Sisik-sisik ini yang nantinya akan membuat sayap kupu-kupu mempunyai warna yang cerah.Hampir semua jenis Lepidoptera mempunyai struktur tubuh atau anatomi yang sama. Kita akan mengambil contoh kupu. Tubuh kupu-kupu dewasa terdiri dari 3 bagian , kepala (head), dada (thorax) dan perut (abdomen).

A. Siklus Hidup

Banyak yang percaya bahwa kupu-kupu memiliki umur yang sangat singkat. Sebenarnya, kupu-kupu dewasa mampu hidup selama seminggu maupun hampir setahun tergantung pada spesiesnya. Kebanyakan spesies melalui tingkat larva yang agak lama, dan ada yang mampu menjadi dorman ketika dalam tingkat pupa atau telur agar dapat mengarungi musim dingin.

Kupu-kupu bisa bertelur sekali atau banyak kali setiap tahun. Jumlah keturunan setahun berbeda pada pengaruh iklim, yang mana kupu-kupu yang tinggal di daerah tropis mampu

bertelur lebih sekali dalam setahun.

1.Telur

Telur kupu-kupu dilindungi oleh kulit berabung keras yang disebut khorion ditutupi dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari terjemur sebelum larva sempatberkembang sepenuhnya. Setiap telur memiliki pori-pori berbentuk corong yang halus di satu ujungnya, yaitu

mikropilyang bertujuan memungkinkan masuknya sperma untuk bergabung dengan sel telur. Lain spesies lain ukuran telurnya, namun semua telur kupu-kupu berbentuk bola maupun ovat.

Telur kupu-kupu dilekatkan pada daun dengan bahan perekat khusus yang cepat mengeras. Bila mengeras, bahan itu berkontraksi dan membengkokkan bentuk telur. Perekat ini mudah dilihat membentuk bahan meniskus yang mengelilingi tapak setiap telur. Perekat ini jugalah yang diproduksi oleh pupa untuk mengikat seta-seta kremaster. Perekat ini sungguh keras sampai lapik sutra yang melekatkan seta-seta tidak bisa dipisahkan.

Telur kupu-kupu selalu diletakkan pada tumbuhan. Setiap spesies kupu-kupu memiliki rentang tumbuhan perumah yang sendiri, baik yang hanya satu spesies maupun berbagai spesies. Tingkat telur dilalui selama beberapa minggu untuk kebanyakan kupu-kupu, tetapi telur yang keluar tidak lama sebelum musim dingin, terutama di daerah beriklim sedang, harus melalui tingkat diapaus (istirahat) dan hanya menetas di musim semi. Ada spesies kupu-kupu yang lain yang bisa bertelur pada musim semi agar telur dapat menetas pada musim panas. Sekitar 2 minggu sampai 2 bulan kemudian telur itu menetas menjadi larva yang disebut ulat.

2.Ulat

Larva kupu-kupu, yaitu ulat, memakan daun tumbuhan dan menghabiskan seluruh waktunya sebagai beluncas untuk mencari makanan. Kebanyakan beluncas adalah maun, tetapi ada beberapa spesies seperti Spalgis epius dan Liphyra brassolis yang memakan serangga.

(4)

Beluncas membesar melalui serantaian tingkat yang disebut instar. Menjelang akhir setiap instar, larva menjalani proses yang disebut apolisis, yang mana kulit ari, yaitu lapisan luar keras yang terbuat dari campuran kitin dan protein-protein khusus, dikeluarkan dari epidermis yang lembut di bawahnya, maka epidermis membentuk kulit ari yang baru di bawah. Di akhir setiap instar, larva itu bersalin kulit lamanya, maka kulit baru berkembang lalu mengeras dan menghasilkan pigmen dengan cepat. Proses menyalin kulit ini bisa memakan waktu berhari-hari. Corak kepak kupu-kupu mulai berkembang pada tubuh beluncas menjelang instar yang terakhir.

Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang kaki tetap pada segmen toraks dan tidak lebih enam pasang prokaki yang tumbuh pada segmen abdomen. Pada prokaki ini ada gegelang kait halus yaitu krusye yang membantu beluncas menggenggam substrat.

Beberapa ulat bisa menggembungkan sebahagian kepalanya supaya mirip ular sebagai langkah pertahanan. Ada juga yang dilengkapi dengan mata palsu agar lebih efisien. Beberapa beluncas memiliki struktur khusus bergelar osmeterium yang dibokongkan untuk merembeskan bahan kimia yang busuk pada tujuan pertahanan juga.

Tumbuhan perumah sering mengandung bahan beracun di dalamnya yang dapat dipisahkan oleh beluncas untuk disimpan sampai tingkat dewasa agar tidak sedap dimakan burung dan predator-predator yang sejenisnya. Ketidaksedapan ini diperlihatkan dengan warna-warna peringatan merah, jingga, hitam atau putih, dalam kebiasaan yang dikenal sebagai

aposematisme. Bahan-bahan beracun dalam tumbuhan sering dikembangkan khusus untuk melindungi tumbuhan dari dimakan oleh serangga. Namun, serangga berhasil mengembangkan langkah balas atau memanfaatkan toksin-toksin ini untuk kemandirian dirinya. "Perlombaan senjata" ini telah memicu evolusi bersama sesama serangga dan tumbuhan perumahnya.

Kebanyakan ulat tubular, tubuh tersegmentasi. Mereka memiliki tiga pasang kaki sejati pada tiga segmen dada, hingga empat pasang proleg pada segmen tengah perut , dan seringkali satu pasang proleg pada segmen perut terakhir. Ada sepuluh segmen perut. Keluarga Lepidoptera berbeda dalam jumlah dan posisi dari proleg. Beberapa ulat yang fuzzy (yang berarti mereka memiliki rambut), dan mereka yang paling mungkin menyebabkan gatal-gatal tangan jika tersentuh.

Ulat tumbuh melalui serangkaian moults ; setiap tahap peralihan disebut instar. Tahap terakhir membawa mereka ke dalam pupa tidak aktif atau tahap kepompong.

Seperti semua serangga, ulat bernapas melalui serangkaian bukaan kecil di sepanjang sisi dada dan perut yang disebut spirakel . Cabang ini ke dalam rongga tubuh ke jaringan tracheae. Sebuah ulat beberapa keluarga Pyralidae adalah air dan memiliki insang yang membiarkan mereka bernapas di bawah air.

Ulat memiliki sekitar 4.000 otot (dibandingkan dengan manusia, dengan 629). Ulat rata-rata memiliki 248 otot di segmen kepala sendiri.

Ulat bergerak dengan meluncur organ internal mereka maju menggunakan kontraksi otot-otot, yang memanjang pertama torso dan kemudian kontrak seperti Slinky. Mereka adalah salah satu-satunya organisme diketahui bahwa menggunakan metode bergerak.

3.Pupa (Kepompong)

(5)

ulat lalu akan memulai proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa. Tahap ini rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari.

Pada tahap ini, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna hampir semua bagian tubuhnya sendiri. Sehingga, yang tersisa di dalam kepompong hanya berupa semacam cairan yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk perkembangan menjadi kupu-kupu. Pada tahap kehidupan ini, ada beberapa fakta menarik yang berhasil diketahui melalui penelitian yang dilakukan di Georgetown University.Penelitian tersebut menemukan bahwa kupu-kupu masih memiliki setidaknya beberapa dari ingatan yang mereka miliki ketika mereka masih berwujud ulat.

Entah bagaimana, neuron yang menyimpan memori ulat dapat berhasil selamat dari proses pencernaan enzim yang mencerna hampir seluruh tubuh ulat. Selain itu, bagaimana neuron ini selanjutnya dimasukkan ke dalam otak kupu-kupu yang berukuran lebih besar dan lebih kompleks dibanding otak ulat masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Selain neuron, ada juga bagian tubuh ulat lainnya yang berhasil selamat dari proses "penghancuran diri" yang dilakukan oleh ulat, yaitu beberapa sel embrio khusus yang dimilikinya.

Sel embrio ini sudah ada sejak awal kehidupan ulat, tetapi mereka akan berhenti tumbuh pada titik tertentu dalam perkembangan ulat dan hanya mulai tubuh lagi bila telah waktunya bagi ulat untuk berubah menjadi kupu-kupu. Setelah waktu tersebut tiba, sel embrio akan menggunakan nutrisi yang berasal dari bagian tubuh ulat yang dicerna dan kemudian membentuk bagian-bagian dari tubuh kupu-kupu. Sel embrio ini juga terdiri dari beberapa jenis yang berbeda, dan sel embrio yang berbeda akan membentuk jaringan tubuh yang berbeda pula. Sebagai contoh, ada sel embrio yang akan membentuk kaki, antena, sayap, organ kupu-kupu dan lain-lain.

Proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu ini membutuhkan jumlah energi yang sangat besar. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa berat kupu-kupu dewasa ketika pertama kali muncul hanya sekitar setengah dari berat waktu sekitar 3 hari setelah kepompong terbentuk.

4.Kupu-Kupu

(6)

Gambar metamorfosis ngengat dan kupu-kupu.

Siklus hidup Ngengat Siklus hidup kupu-kupu

b.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Kupu-kupu

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan Lepidoptera, yakni mulai dari fase telur sampai fase imago, yaitu :

a. Distribusi dan kelimpahan sumber makanan ulat.

Distribusi sumber daya dan kelimpahan makanan ulat adalah merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup ulat kupu-kupu. Semakin tinggi

kelimpahan, akan menyebabkan pula ketersedian pakan ulat semakin banyak Sedangkan distribusi pakan akan berpengaruh kepada ketersediaan ruang dalam mencari pakan dan sekaligus berpengaruh terhadap sebaran jenis kupu-kupu.

b. Ketersediaan cairan nektar yang dibutuhkan imago.

Semakin banyak cairan nektar yang tersedia, yang dicirikan oleh kelimpahan tumbuhan berbunga penghasil nektar, akan semakin banyak pula imago yang datang mengunjungi tempat tersebut. Selain cairan nektar dari bunga-bungaan, kupu-kupu juga mengisap cairan dari bangkai atau cairan pembuangan air senih dari hewan dan manusia.

c. Iklim.

Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting bagi kupu-kupu. Pada umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang mempunyai kelembaban tinggi, seperti lokasi-lakasi yang berada dipinngir sungai yang jernih atau dibawah tegakan pohon sekitar gua yang lembab karena berair.

d. Organisme lain.

(7)

e.Kerusakan alami.

Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu, sehingga kupu-kupu tersebut bermigrasi untuk mencari habitat yang lebih bagus. Kerusakan alami yang dimaksud seperti longsoran, kemarau panjang, banjir dan sebagainya.

f. Kerusakan oleh ulah manusia.

Kerusakan habitat oleh manusia adalah merupakan faktor penting dan mungkin penyebab yang paling besar pengaruhnya terhadap menurunnya populasi atau bahkan menyebabkan punahnya satu jenis kupu-kupu. Kerusakan habitat oleh manusia dapat berupa

penebangan pohon sehingga menggangu kelembaban, pengambilan daun dan buah serta ranting kayu yang tidak terseleksi menyebabkan persaingan pakan terhadap larva kupukupu, atau mungin menginjak tumbuhan bawah dimana telur dan larva kupu-kupu

berada.

g. Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.

Kebersihan lingkungan habitat kupu-kupu adalah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kehadiran kupu-kupu tersebut di suatu tempat. Membuang sampah sembarangan, akan mengundang serangga lain datang kesitu, dan secara tidak langsung akan mengundang pula predator kupu-kupu untuk datang ke tempat tersebut.

c. Sistem Organ Lepidoptera

Sistem organ Lepidoptera dapat dilihat pada tabel berikut.

Sistem Organ Keterangan

Sistem pernapasan Organ pernapasan berupa trakea berspirakel yang terletak di kanan-kiri pada tiap ruas, sebagian larva bernapas dengan insang trakea pada bagian perutnya.

Sistem pencernaan

makanan Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga terjadi di mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus dan anus (dubur). Makanan dicerna secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di lambung kelenjar.

Sistem peredaran

darah Tipe sistem peredaran darahnya adalah terbuka (lakunair), tidak mempunyai pembuluh balik (vena). Darah tak mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi

mengangkut makanan.

Sistem syaraf Sistem syarafnya disebut tangga tali dengan penerima rangsangan berupa: a. mata faset (majemuk) b. Antena

Sistem ekskresi Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh Malpighi.

(8)

3. Alat dan Bahan

1) Disiapkan toples kaca/plastic sebagai wadah untuk meletakan ulat

2) Diambil beberapa ekor ulat dari pohon pisang, diletakkan di dalam toples

3) Diamati perkembangan setiap ulat setiap hari, dan diganti daun pisang yang segar 4) Dicatat hasil pengamatan dan difoto.

5. Hasil Pengamatan

Hari ke- Tanggal Keterangan

1 28 November 2013 Larva masih aktif bergerak dan makan,berwarna hijau tua 2 29 November 2013 Larva masih aktif bergerak dan makan

3 30 November 2013 Larva masih aktif bergerak dan makan

4 1 Desember 2013 Gerakan larva mulai melambat, warna mulai nampak putih berserat

5 2 Desember 2013 Warna larva semakin memudar ditutupi oleh serat tadi 6 3 Desember 2013 Warna larva kusam agak kuning, tubuh mulai mengeras 7 4 Desember 2013 Warna larva kuning kecoklatan, tubuh keras 8 6 Desember 2013 Warna larva kuning kecoklatan 9 9 Desember 2013 Warna larva coklat

10 11 Desember 2013 Warna larva semakin coklat gelap 11 13 Desember 2013 Pupa membusuk, dimakan semut

6. Pembahasan

Pada praktikum ini digunakan jenis ulat yang hidup pada pohon pisang, khususnya pada bagian daunnya. Praktikan tidak menemukan adanya telur dari jenis larva ini sehingga tidak diambil. Alasan tidak melakukan pengamatan dari fase telur adalah karena waktu yang dibutuhkan untuk telur menetas sangat lama sehingga akan menyulitkan praktikan dalam pengamatan.

(9)

larva ini aktif melakukan defekasi karena ditemukan banyak feses pada wadah/toples tempat diletakannya larva ini. Hal ini terus berlanjut hingga hari ketiga pengamatan. Kemungkinan besar larva ini sudah melewati instar ketiganya sehingga tubuhnya pun sudah besar dan prolegnya juga sangat kuat sehingga ketika akan diamati agak menyulitkan ketika diangkat. Selain itu juga Fetamor bahwa larva ini berada pada fase ketiga adalah karena tidak terjadi lagi penambahan ukuran tubuh tetapi larva malah mulai memasuki tahap/fase selanjutnya yaitu prepupa.

Pada hari keempat, Fetamo gerakan larva semakin melamban. Hal ini dibarengi dengan munculnya serat-serat berwarna putih yang menutupi sekujur tubuh larva, dan Fetamo jelas warna hijau larva semakin memudar. Masa/fase ini dapat dikategorikan sebagai fase prepupa karena ini mrupakan masa setelah menjadi ulat (tidak ada aktivitas makan lagi) dan sebelum menjadi pupa (tubuh larva belum keras). Fase ini berlangsung selama 2 hari. Pada hari keenam pengamatan terlihat proleg atau kaki semu dari larva hampir hilang, hal ini merupakan pengaruh dari pencernaan tubuh larva sendiri dengan bantuan sejenis enzim.

Fase berikutnya yaitu pupa, terjadi pada pengamatan hari ke 7, artinya seminggu sejak masa ulat/larva diamati. Perlahan-lahan warna larva berubah menjadi kuning kecoklatan dan kulit luarnya semakin kaku Fetamorph. Praktikan secara berkala mengamati perubahan pada pupa ini selama seminggu kemudian tetapi pada beberapa hari kemudian pupa ditemukan membusuk dengan kondisi dikerubungi oleh ulat-ulat kecil lain/belatung. Penyebab hal ini diduga karena kelalaian praktikan dalam menjaga kesterilan wadah sehingga mengundang serangga lain untuk memakan pupa ini.

Dengan demikian praktikan tidak dapat mengamati siklus hidup spesies kupu-kupu ini hingga akhir sehingga tidak dapat mengidentifikasi spesies ini. Kesalahan dan kelalaian praktikan ini merupakan factor eksternal yang mempengaruhi siklus hidup kupu-kupu di mana ada beberapa hal yang menyebabkan gagalnya praktikum, yaitu:

a. Organisme lain, di mana bukan hanya semut saja yang berperan di dalam pembusukan pupa tetapi dari praktikan sendiri yang tidak memperhatikan secara intensif perkembangan pupa sehingga lalai dalam proses penyimpanan pupa dan serangga lain memiliki peluang untuk merusaknya. Adanya enzim pencernaan yang dikeluarkan mungkin menjadi suatu umpan bagi jenis serangga lain karena dapat dijadikan sebagai umber makanan bagi larva mereka. Ketidakintensifan pengamatan ini dikarenakan setelah menjadi pupa, dibutuhkan waktu yang cukup lama (2 minggu) untuk pupa menjadi imago sehingga praktikan memutuskan untuk mengamati pupa hanya 2 atau 3 hari sekali padahal kemungkinan besar justru pada saat tidak dilakukan pengamatan itulah telah berlangsung pembusukan. b. Kurang bersihnya habitat. Praktikan sendiri kurang intensif memperhatikan kebersihan habitat (toples) sehingga dengan mudah organism lain yang cocok dengan kondisi ini mampu hidup di dalamnya dan memberi sumbangsi pembusukan bagi pupa.

(10)

Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:

1. Kupu-kupu merupakan serangga holometabola (metamorphosis sempurna) dengan fase hidup : telur~ulat~pupa~kupu-kupu.

2. Lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali siklus hidup kupu-kupu adalah sekitar 3-6 minggu (telur: 2 minggu, ulat: 6 hari, pupa: 2 minggu)

8. Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Farizi, Amirul Rosid. 2012. Makalah Tentang Holometabola (Metamorfosis

Sempurna).http: //amirulrosid.blogspot.com/makalah tentang holometabola (Fetamorphosis sempurna).diakses tanggal 20 Februari 2013

Apriyanti, dkk.2007.Laporn Hasil Pengamatan Metamorfosis Kupu-kupu (Papilio memnon).http://mitrapustaka.blogspot.com.Diakses pada 20 Desmber 2013

(12)

LAMPIRAN

Hari pertama pengamatan Hari keempat dan kelima pengamatan

Hari keenam pengamatan Hari ketujuh pengamatan

Gambar

Gambar metamorfosis ngengat dan kupu-kupu.

Referensi

Dokumen terkait

Architecture Tradeoff Analysis Method dapat digunakan untuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap arsitektur sistem RFID pada Universitas Telkom dengan menurunkan

Skripsi dengan judul Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu syarat untuk

Analisis studi gerakan dan waktu dengan Menggunakan Toyota Production System dilakukan di assembly shop, pada line Trimming 1, proses persiapan booster, karena

Excel visual basic tutorial free download : free top selling pc / laptop software training microsoft office word excel 2007 free,macros in excel 2007 tutorial pdf free for

geometri struktur, atau [2] pembebanan notional atau beban lateral ekivalen dari sebagian prosentasi beban yang

Terjadinya sengketa mengenai hak cipta karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun

f. Sebagaimana ketentuan Pasal 344 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah,

Sedangkan dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa pada bila client meminta file streaming satu atau dua file, kedua file tersebut dapat di-streaming dan dinikmati dengan lancar, hal