• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN BIOGRAFI SINGKAT BEBERAPA ULAMA HADITS - Biografi Muhaddisin II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II PEMBAHASAN BIOGRAFI SINGKAT BEBERAPA ULAMA HADITS - Biografi Muhaddisin II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PEMBAHASAN

BIOGRAFI SINGKAT BEBERAPA ULAMA HADITS

1. Umar Ibn Abdul Al-Aziz ( 61-101 H)

Nama lengkapnya adalah Umar Ibn Abdul Aziz Ibn Marwan Ibn al-Hakam Ibn Abi al-Ash Ibn Umayyah Ibn Abdul Syams al-Qurasyi al-Umawi Abu Hafs al-Madani al-Dimasyzi, Amir al-Mu’minin. Ibunya adalah Umm’Ashim binti Ashim Ibn Umar Ibn al-Khaththab. Dengan demikian, dia adalah cucu dari Umar Ibn al-Khathathab dari garis keturunan ibunya, beliau lahir pada tahun 61 H.

Umar Ibn Abdul al-Aziz hidup dalam suasana atsmosfir ilmu pengetahuan cukup baik dan beliau sendiri sebagai Amir al-Mu’minin tidak jauh dri ulama. Dia sendiri menuliskan sejumlah hadits, selain mendorong para ulama untuk melakukan hal yang sama, menurut pandangannya, dengan cara demikian hadits Nabi Saw. dapat terpelihara, dengan demikian, salah satu kebijaksanaan Umar Ibn al-Aziz menggalakan para ulama dalam hal penulisan hadits serta memberikan kebolehan untuk itu, yang sebenarnya belum ada kebolehan resmi.

(2)

Selain perintah untuk mengumpulkan hadits, Khalifah Umar juga mengirim surat kepada para penguasa didaerah-daerah agar mendorong para ulama setempat untuk mengajarkan dan menghidupkan sunnah Nabi Saw. Meskipun masa pemerintahan beliau relative singkat, beliau telah mempergunakannya secara maksimal dan efektif untuk pemeliharaan hadits-hadits Nabi Saw, yaitu dengan mengeluarkan perintah secara resmi untuk pengumpulan dan pembukaan hadits, maka umumnya para ulama hadits menghubungkan permulaan hadits dengan Umar Ibn Abd al-Aziz yaitu pada awal abad kedua Hijriah dan orang yang mula-mula membukukan hadits adalah Ibn Syihab al-Zuhri. Ibn Syihab al-zuhri berhasil mengkoleksi hadits, beliau berkata :

‘Umar Ibn Abd al-Aziz telah memerintahkan kami untuk mengumpulkan sunnah Nabi SAW, maka kami pun menuliskannya dalam beberapa buku. Dia selanjutnya mengirimkan masing-masing satu kepada setiap penguasa didaerah.

Dan dia selanjutnya perkataannya :

Tidak ada seorang pun yang telah membukukan ilmy ini (hadits) sebelum pembukuan yang aku lakukan ini.

Meskipun seorang Khalifah, Umar Ibn Abdal-Aziz juga seorang perawi hadits. Beliau menerima hadits dari Anas, Al-Sa’ib Ibn Yazid, Abdullah, sedangkan yang meriwayatkan hadits-haditsnya diantaranya adalah Abu Salamah Ibn Abd al-Rahman dan kedua anaknya yakni Abdullah dan Abd al-Aziz, dua orang anak Umar Ibn Abd al-Aziz, saudaranya yakni Zuban Ibn Abd al-Aziz, anak pamannya yakni Maslamah Ubn al-Malik Ibn Marwan, Abu Bakar Muhammad Ibn Amr Ibn Hazm, Al-Zuhri, Anbasah Ibn Sa’id Ibn al-Ash dan lain-lain.

Penilaian para kritikus hadits mengenai diri Umar Ibn Abd al-Aziz adalah sebagai berikut : Ibn Sa’ad berkata, “Umar Ibn Abd al-Aziz adalah seorang yang tsiqat, ma’mun, dia seorang faqih, alim, dan wara’, dia meriwayatkan banyak hadits, dan dia adalah imam yang adil, Ibn Hibban memasukkan Umar ibn Abd al-Aziz kedalam kelompok Tabi’in yang tsiqat, Al-Bukhari, Malik dan Ibn Uyainah menyataka Umar ibn Abd al-Aziz adalah imam.

(3)

2. Muhammad ibn Syihab Al-Zuhri (50-124)

Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad ibn muslim ibn’ Ubaidillah ibn Syihab ibn Abdullah ibn al-Harits ibn Zuhrah ibn Kilab ibn Murrah al-Qurasyi al-Zuhri al-Madani, beliau lahir pada tahun 50 H, yaitu pada masa pemerintahan khalifah mu’awiyah ibn Abi Sufyan.

Al-Zuhri hidup pada akhir masa sahabat, dan dia masih bertemu dengan sejumlah sahabat ketia dia berusia 20 tahun lebih. Oleh karenanya, dia mendengar hadits dari para sahabat seperti Anas ibn Malik. Abdullah ibn Umar, Jabir ibn Abdillah, Sahal ibn Sa’ad, Abu At-Thufail, Al-Masur ibn Makhramah dan lainnya.

Menurut para ulama, seperti dikatakan Umar bin Abd al-Aziz, Ayyub dan al-Laits, tidak ada ulama yang lebih tinggi kemampuannya khususnya dalam bidang ilmu agama dari al-Zuhri, ia seperti yang dikatakan al-As-Zalani, mendapat beberapa gelar, antara lain al-Faqih, al-Hafizh al-Madani dan lain-lain. Ada sebuah kisah tentang kesetiaan dan keteguhan hafalannya terlihat ketika suatu hari Hisyam ibn Abd al-Malik memintanya untuk mendiktekan sejumlah hadits untuk anaknya. Lantas al-Zuhri meminta menghadirkan seorang juru tulis dan kemudian dia mendiktekan sejumlah 400 hadits. Setelah berlalu lebih sebulan, al-Zuhri bertemu kembali dengan Hisyam, ketika itu Hisyam mengatakan kepadanya bahwa kitab yang berisikan 400 hadits tempo hari telah hilang. Al-Zuhri menjawab, “Engkau tidak akan kehilangan hadits-hadits itu,” kemudian dia meminta seorang juru tulis, lalu dia mendiktekan kembali hadits-hadits tersebut, setelah itu, dia menyerahkan kepada Hisyam dan isi kitab tersebut ternyata satu huruf pun tidak berubah dari isi kitab yang pertama.

(4)

Menurut al-Nasdi ada empat jalur sanad yang terbaik dari beliau yaitu : a. Al-Zuhri dari Ali ibn al-Husain, dari ayahnya dari kakeknya.

b. Al-Zuhri dari Ubaidillah, dari ibn Abbas.

c. Al-Zuhri dari Ayyub, dari Muhammad dari Ubaidah dari Ali. d. Al-Zuhri dari manshur, dari ibrahim dari Al-Qamah dari Abdullah. Beliau meninggal dunia pada bulan Ramadhan tahun 124 H.

3. Muhammad ibn Hazm (W.117 H)

Nama lengkapnya adalah Abu Bakar ibn Muhammad ibn Amr ibn Hazm al-Anshari al-Khazraji al-Najjari al-Madani al-Qadhi. Ada yang menyebutkan bahwa namanya adalah Abu Bakar dan kuniyagnya Abu Muhammad dan ada bahka ada yang mengatakan bahwa nama dan kuniyahnya adalah sama. Tahun lahirnya tidak diketahui dan tahun meninggalnya, menurut al-Haitsam ibn Adi, Abu Musa dan ibn Bakir adalah tahun 117 H, dan pendapat ini dipegang oleh Ajjaj al-Khathib, sementara itu, al-Waqidi dan ibn al-Madini berpendapat bahwa ibn Hzm meninggal pada tahun 120 H, dan pendapat ini diikuti oleh Hasbi ash-Shidieqy.

Ibn Hazm adalah seorang ulama besar dalam bidang hadits dan dia juga terkenal ahli dalam bidang fiqh pada masanya, Imam Malik ibn Anas mengatakan, “saya tidak melihat seorang ulama seperti Abu Bakar ibn Hazm, yaitu seorang sangat mulia muru’ah-nya dan sempurna sifanya. Dia memerintah di Madinah dan menjadi hakim (qadhi) tidak ada dikalangan kami di Madinah yang menguasai ilmu al-Qadha’ (mengenai peradilan) seperti yang dimiliki oleh ibn Hazm, ibn Ma’in dan kharrasy mengatakan bahwa ibn Hazm adalah seorang yang tsiqat ; dan ibn Hibban memasukkan ibn Hazm ke dalam kelompok tsiqat.

(5)

4. Al-Ramahurmuzi (W. 360 H)

Namanya adalah Abu Muhammad al-Hasan ibn abd al-Rahman ibn Khallad al-Ramahurmuzi. Tahun kelahirannya tidak disebutkan secara ekspelesit oleh para ahli sejarah, namun dari riwayat perjalanan hidupnya dan kegiatan periwayatan hadits yang dilakukannya, Ajjaj al-Khathib menyimpulkan bahwa al-Ramahurmuzi lahir sekitar tahun 265.

Al-Ramahurmuzi adalah seorang ulama besar dan terkemuka dalam bidang hadits pada zamannya, dan beberapa karyanya muncul seiring dengan kebesarannya dalam bidang hadits tersebut. Al-Sam’ani berkata, “Dia (Al-Ramahurmuzi) adalah seorang yang termuka dan banyak pembendaharaannya dalam hadits. Komentar dari Al-Dzahabi yang mengatakan, “Al-Ramahurmuzi adalah seorang imam hafiz, seorang muhaddist non Arab, dia menulis, menyusun dan melahirkan berbagai karya ilmiah mengikuti jejak para ulama hadits dan juga ahli syi’ir, kemudian, dari segi kualitas pribadinya dia adalah seorang yang hafizh, tsiqat, ma’mun dan melalui kesan-kesan, pengalaman dan peninggalan karya ilmiahnya, dapat disimpulkan bahwa dia adalah seorang yang terpelihara muru’ah-nya, mulia akhlaknya dan bagus kepribadiannya.

Diantara para gurunya dalam bidang hadits adalah ayahnya sendiri, yakni Abd al-Ramahurmuzi, Abu Hushain Muhammad ibn al-Husain al-Wadi’I (W. 296 H), Abu Ja’far Muhammad Ibn al-Husain al-Khats’ami (221-315 H), Abu Ja’far Umar ibn Ayyub al-Saqthi (W. 303 H), dan lain-lain. Sedangkan diantara para muridnya yang meriwayatkan hadits-haditsnya adalah Abu al-Husain Muhammad ibn Ahmad al-Shaidawi, al-Hasan ibn al-Laits al-Syirazi, Abu Bakar Muhammad ibn Musa ibn Mardawaih, Al-Qadhi Ahmad ibn Ishaq al-Nahawindi, Abu al-Qasim Abdullah bin Ahmad ibn Ali al-Baghdadi, dan lain-lain.

(6)

kitab ini dipandang sebagai kitab yang pertama dalam bidang ilmu ushul al-Hadits (mushthalah al-Hadits).

Selain kitab al-Muhaddits al-Fashil, al-Ramahurmuzi juga menulis sejumlah kitab, yang diantarannya adalah : Adab Muwa’id, Abad Nathiq, Imam al-Tanzil fi al-Qur’an al-Karim, Amtsal al-Nabawi, al-Illal fi Mukhtar al-akhbar dan lain-lain.

Al-Ramahurmuzi meninggal dunia pada tahun 360 H di Ramahurmuzi.

5. Imam Bukhari (194-256 H)

Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn Al-Mughirah Ibn Bardizbah al-Ju’fi (al-Ja’fai) al- Bukhari. Dia dilahirkan pada hari jum’at 13 Syawal 194 H di Bukhara, ayahnya Isma’il adalah adalah seorang ulama hadits yang pernah belajar hadits dari sejumlah ulam terkenal seperti Malik ibn Anas, Hammad ibn Zaid, dan ibn al-Mubarak. Namun, ayahnya meninggal dunia ketika Bukhari masih dalam usia sangat muda.

Imam Bukhari mulai mempelajari hadits sejak usianya masih nuda sekali, bahkan sebelum mencapai usia 10 tahun. Meskipun usianya masih sangat muda, dia memiliki kecerdasan dan kemampuan menghafal yang luar biasa, menjelang usia 16 tahun dia telah mampu menghafal sejumlah buku hasil karya ulam terkenal pada masa sebelumnya, seperti ibn al-Mubarak, Waki’, dan lainnya. Dia tidak hanya menghapal hadits-hadits dan karya ulama terdahulu saja, tetapi juga mempelajari dan menguasai biografi dari seluruh perawi yang terlibat dalam periwayatan setiap hadits yang di hafalnya, mulai dari tanggal dan tempat tanggal lahir mereka, juga tanggal dan tempat mereka meninggal dunia, dan sebagainya.

(7)

tukar-tukar sanad dan matannya. Imam Bukhari di undangnya pada suatu pertemuan umum yang dihadiri juga oleh muhatdditsin dari dalam dan luar kota. Bahkan diundang juga ulam hadits dari khurasan.

Satu demi satu dari ulama 10 hadits tersebut menanyakan 10 hadits yang telah mereka persiapkan. Jawaban beliau terhadap setiap hadits yang dikemukakan oleh penanya pertama ialah saya tidak mengetahuinya.

Demikianlah selesai penanya pertama, majulah penanya ke dua dengan satu persatu dikemukakan hadits yang sudah dipersiapkan dan seterusnya sampai selesai penanya yang kesepuluh dengan hadits-haditsnya sekali, jawabannyapun saya tidak mengetahui. Tetapi setelah beliau mengetahui gelagat mereka yang bermaksud mengujinya, lalu beliau menerangkan dengan membenarkan dan mengembalikan sanad-sanadnya pada matan yang sebenarnya satu per satu sampai selesai semuanya.

Para ulama yang hadir tercengang dan terpaksa harus mengakui kepandaiannya, ketelitiannya dan kehafalannya dalan ilmu hadits.

Beliau telah memperoleh hadits dari beberapa hafidh, antara lain Maky bin Ibrahim, Abdullah bin Usman al-Marwazy, Abdullah bin Musa Abbasy, Abu Ashim As-Syaibany dan Muhammad bin Abdullah Al-Anshary. Ulama-ulama besar yang telah pernah mengambil hadits dari beliau, antara lain : Imam Muslim, Abu Zur’ah, At-Turmudzy, Ibnu khuzaimah dan An-Nasa’iy.

Karya-karya beliau banyak sekali, antara lain :

· Jami’us-shahih, yakni kumpulan tersebut berisikan hadits-hadits shahih yang beliau persiapkan selama 16 tahun lamanya. Kitab tersebut berisikan hadits-hadits shahih semuanya, berdasarkan pengakuan beliau sendiri, ujarnya, “saya tidak memasukkan dalam kitabku ini kecuali shahih semuanya.”

· Qadlayass-shahabah wat-tabi’in. · At-Tarikhu’I-Ausath.

(8)

Beliau wafat pada malam sabtu selesai sholaat Isya, tepat pada malam Idul Fitri tahun 252 H. dan dikebumikan sehabis sholat Dhuzur di Khirtank, suatu kampung tidak jauh dari kota Samarkand.

6. Imam Muslim (204-261 H)

Lengkapnya Imam Muslim adalah Abu Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairy, beliau dinisbatkan kepada Naisabury, karena beliau adalah putra kelahiran Naisabur, pada tahun 204 h, yakni kota kecil di Iran bagian timur laut. Beliau juga dinisbatkan kepada nenek memangnya Qusyair bin Ka’ab Rabi’ah bin Sha-sha’ah suatu keluarga bangsawan besar.

Imam Muslim salah seorang Muhaddisin, hafidh lagi terpercaya terkenal sebagai ulama yang gemar bepergian mencari hadits. Ia mulai belajar hadits pada tahun 218 H saat berusia kurang lebih lima belas tahun. Beliau kunjungi kota Khurasan untuk berguru hadits kepada Yahya ibn Yahya dan Ishaq ibn Rahawaih, didatanginya kota Rey untuk belajar hadits pada Muhammad ibn Mahran, Abu Mas’ad dan di Mesir beliau berguru kepada Amir ibn Sawad, Harmalah ibn Yahya dan kepada ulama hadis yang lain.

Selain yang disebutkan diatas masih banyak ulama hadits yang menjadi gurunya, seperti Qatadah ibn Sa’id, Qa’naby, Ismail Ibn Abi Muhammad ibn al-Mutsanna, Muhammad ibn Rumbi dan lain-lainnya.

Ulama-ulama besar, ulama-ulama yang sederajat dengan beliau dan para hafidh, banyak yang berguru hadits kepada beliau, seperti Abu Halim, Musa ibn Haram, Abu Isa al-Tirmidzi, Yahya ibn Sa’id, Ibnu Khuzaimah, dan Auwanah, Ahmad, ibnu al-Mubarak dan lain sebagainya.

Karya-karya Imam Muslim antara lain :

(9)

tidak lagi ditaruh di maudhu lain. Jadi kitab shahih ini berada satu tingkat dibawahi sahih Bukhari.

· Musnad Kabir. Kitab yang menerangkan tentang nama-nama Rijal Al-Hadits.

· Al-Jami’al-kabir

· Kitab I’al wa Kitabu Uhamil Muhadditsin · Kitab Al-Tamyiz

· Kitabu man Laisa lahu illa Rawin Wahidun · Kitabu al-Tahbaqat al-Tabi’in

· Kitab Muhadlramin

· Kitab lainnya adalah : Al-Asma wa al-Kuna, Irfad Al-Syamiyyin, Al-Agran, Al-Intifa bi Julus al-Shiba, Aulad Al-Sha-habah, al-Tharikh, Hadist Amr ibn Syu’aib, Rijal’urwah, Sha-lawatuh Ahmad ibn Hanbal, Masyayikh al-Tsauri, Masyayikh Malik dan Al-Wuhdan.

Imam muslim wafat pada hari ahad bulan Rajab 261 H dan dikebumikan pada hari senin di Naisabur.

7. Imam Malik bin Anas (93-179 H)

Imam Abu Abdillah Malik bin Anas bin Malik bin Abu Amir bin Amr bin Amr bin al-Harits adalah seorang imam Darul Hijrah dan seorang faqih, pemuka mazhab malikiyah. Silislah beliau berakhir sampai kepada Ta’rub bin al-Qahthan al-Ashbahy.

Nenek moyang kita, Abu Amir adalah seorang sahabat yang selalu mengikuti seluruh peperangan yang terjadi pada zaman Nabi, kecuali perang Badar, sedang kakeknya, Malik adalah seorang tabi’in yang besar dan fuqaha kenamaan dan salah seorang dari 4 orang tabi’in yang jenazahnya dihusung sendiri oleh khalifah Utsman kelompok pemakamannya.

Imam Malik bin Anas, dilahirkan pada tahun 93 Hijriah, dikota Madinah, setelah tak tahan lagi menunggu didalam rahim ibunya selama tiga tahun.

(10)

dahulu, kemudian duduk di atas shalat dengan tenang dan berwudhu. Beliau benci sekali memberikan hadits sambil berdiri, ditengah jalan atau dengan tergesa-gesa.

Beliau mengambil hadits secara qira’ah dari Nafi’ bin Abi Nua’im, Az-zuhry, Nafi’, pelayan ibnu Umar r.a dan lain sebagiannya. Ulama-ulama yang pernah berguru kepada beliau antara lain : al-Auza’iy, Sufyan ats-Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Ibnu’I Mubarak, asy-Syafi’iy, dan lain sebagainya.

Disamping keahliannya dalam bidang ilmu fiqih, seluruh ulama telah mengakuinya sebagai muhaddits yang tangguh , seluruh warga Negara Hijaz memberikan gelar kehormatan baginya “Sayyidi Fuqaha’i-Hijaz”. Imam Yahya bin Sa’id al-Qahthan dan Imam Yahya bin Ma’in menggelarinya sebagai Amirulmukminin Fi’I-Hadits.

Imam Bukhari mengatakan bahwa sanad yang dikatakan ashahu’i-asnaid, ialah bila sanad itu terdiri dari Malik, Nafi’I, dan Ibnu’Umar r.a.

Karya beliau yang sangat gemilang dalam bidang ilmu hadits, ialah kitab-kitab Al-Muwaththa tersebut ditulis pada tahun 144 H, atas anjuran khalifah Ja’far al-Manshur, sewaktu bertemu di saat-saat menunaikan ibadah haji.

Beliau wafat pada hari ahad, tanggal 14 Rabiul Awwal tahun 169 (menurut sebagian pendapat, tahun 179 H), di Madinah, dengan meninggalkan 3 orang putra : Yahya, Muhammad dan Hammad.

8. Imam Ahmad bin Hanbal

Imam Abu Abdillah bin Muhammad bin Hanbal al-Marwazy adalah ulama hadits yang terkenal kelahiran Bagdad. Disamping sebagai seorang muhadditsin, terkenal juga sebagai salah seorang pendiri dari salah satu mazhab empat yang dikenal oleh orang-orang kemudian, dengan nama mazhab Hanabilah (Hanbaly). Beliau dilahirkan pada bulan Rabi’ul Awal, tahun 169 H. dikota Bagdad.

(11)

Dari peratauan ilmiah, beliau mendapatkan guru-guru hadits yang kenamaan, antara lain : Sufyan bin Uyainah, Ibrahim bin sa’ad, Yahya bin qaththan. Adapun ulama-ulama besar yang pernah mengambil ilmu dari padanya antara lain : Imam-imam Bukhary. Muslim, Ibnu Abid-Dunya dan Ahmad bin Abil Hawarimy.

Beliau sendiri adalah seorang murid imam As-Syafi’I yang paling setia. Tidak pernah berpisah dengan gurunya kemana pun sang guru berpergian.

Para ulama telah sepakat menetapkan keimanan, ketakwaan, wara’-an dan ke-zuhud-an beliau, disamping keahliannya dalam bidang perhaditsan. Sehabis salat Ashar, beliau berdiri dengan bersandar pada tembok dibawah menara mesjidnya. Kemudian berkerumunlah orang untuk menanyakan hadits. Disambutnya pertanyaan mereka dengan gembira dan sekaligus meluncurkan berpuluh-puluh hadits dan hafalannya lewat mulutnya.

Dan menurut Abu zur’ah, beliau mempunyai tulisan sebanyak 12 macam yang semuanya sudah dikuasai diluar kepala. Juga beliau mempunyai hafalan matan hadits sebanyak 1.000.000 buah. Beliau dituduh bahwa beliaulah yang menjadi sumber pendapat, bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, sehingga mengakibatkan penyiksaan dan harus meringkuk dipenjara atas tindakan pemerintah diwaktu itu. Diantara karya beliau yang sangat gemilang ialah musnadu’I kabir kitab musnad ini merupakan satu-satunya kitab musnad terbaik dan terbesar diantara kitab-kitab musnad yang pernah ada.

(12)

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Diantara para ulama hadits yang telah berjasa dalam pengkodofikasian hadits dan ilmu hadits. Sejak masa pertama dikumpulkan secara resmi sampai pada penyelesaiannya antara yang shahih dan yang bukan shahih adalah

1 Umar ibn Abd Al-Aziz (61-101)

2 Muhammad ibn Syihab al-Zuhri (40-124 H)

3 Muhammad ibn Hazm (W. 117 H)

4 Al-Ramahurmuzi (W. 360 H)

5 Bukhari ( 194-296 H)

6 Muslim (204-261 H)

7 Imam Malik bin Anas (93-179 H)

8 Imam Ahmad bin Hanbal (169-241 H)

Adapun menurut urutan tahun mereka disusun mulai Umar ibn Abd al-Aziz, Muhammad ibn Syihab al-Zuhri, Muhammad ibn Hazm, al Ramahurmuzi, Imam Malik bin Anas, Imam Ahmad bin Hanbal, Bukhari dan terakhir Imam Muslim.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ilmu Hadits, Surabaya;Pustaka Progress

Rahman, Fatchur. Ikhtisar Mushthalahul Hadits (Bandung, PT Al-Ma’arif 19740

Suparta, Munzier. Ilmu Hadits (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003).

Yuslem, Nawir. Ulumul Hadits (Jakarta : PT Mutiara Sumber Widya, 2001)

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

Para ulama hadits, mulai dari kalangan sahabat Nabi SAW sampai kepada para ulama yang datang setelah sahabat, yang telah berhasil menghimpun dan melakukan kodifikasi hadits Nabi SAW dan bahkan telah pula melakukan penyelesaian antara shahih dan yang tidak shahid, mereka semua telah berjasa besar dalam memelihara dan menyebarluaskan hadits-hadits Nabi, yang merupakan sumber utama ajaran Islam setelah Al-Qur’an al-Karim. Berkat jasa mereka pulalah hadits-hadits Nabi SAW itu sampai ke tangan kita sekarang ini. Mereka itu, yang didalam istilah ilmu hadits disebut juga dengan para perawi hadits, jumlah banyak sekali.

Referensi

Dokumen terkait