• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN ANTAR PELAKU DOSA BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBANDINGAN ANTAR PELAKU DOSA BESAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN ANTAR PELAKU DOSA BESAR

A. Latar Belakang Masalah

Akidah bagi setiap muslim merupakan salah satu aspek ajaran Islam yang wajib diyakini. Dalam al-Qur’an akidah disebut dengan al-Iman (percaya) yang sering digandengkan dengan al-Amal (perbuatan baik) tampaknya kedua unsur ini menggambarkan suatu integritas dalam ajaran Islam.

Dasar-dasar akidah Islam telah dijelaskan Nabi Muhammad Saw melalui pewahyuan al-Qur’an dan kumpulan sabdanya untuk umat manusia generasi muslim awal binaan Rasullullah Saw telah meyakini dan menghayati akidah ini meski belum diformulasikan sebagai suatu ilmu lantaran rumusan tersebut belum diperlukan.

Pada periode selanjutnya, persoalan akidah secara ilmiah dirumuskan oleh sarjana muslim yang dikenal dengan nama mutakallimun, hasil rumusan mutakallimun itu disebut kalam, secara harfiah disebut sabda Tuhan ilmu kalam berarti pembahasan tentang kalam Tuhan (al-Qur’an) jika kalam diartikan dengan kata manusia itu lantaran manusia sering bersilat lidah dan berdebat dengan kata-kata untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan pembahasan tentang perbandingan antar aliran, khususnya membahas tentang

1. Pelaku Dosa Besar 2. Iman dan Kufur

3. Perbuatan Tuhan dan Perbuatan Manusia 4. Sifat-sifat Tuhan dan

5. Kehendak Mutlak Tuhan dan Keadilan Tuhan

BABII PEMBAHASAN

A. Perbandingan Antar Aliran Tentang Pelaku Dosa Besar 1. Aliran Khawarij

Khawarij mempunya banyak subsekte, yaitu azariqah, najdah, al-muhakimat, an-najdat, as-sufriyah. Senmua pelaku dosa besar menurut subsekte khawarij kecuali najdah adalah kafir dan akan disiksa dineraka selamanya.

2. Aliran Murji’ah

Murji’ah terbagi atas dua subsekte yaitu:

Pertama murji’ah ekstrim mereka berpendapat pelaku dosa besar tidak akan disiksa dineraka.

Kemudian yang kedua yaitu murji’ah moderat mereka berpendapat pelaku dosa besar tidakalah menjadi kafir, meskipun mereka disiksa dineraka, ia tidak kekal didalamnya.

3. Aliran Mu’tazilah

Menurut pendapat mu’tazilah, setiap pelaku dosa besar, mereka berada diposisi tengah antar mukmin dan kafir. Jika pelakunya meninggal dunia dan belum sempat bertobat, ia akan dimasukkan kedalam neraka selama-lamanya.

4. Aliran As’ariyah

al-asy’ari sebagai wakil ahlus sunnah, tidak mengkafirkan orang-orang yang sujud kebaitullah walaupun melakukan dosa besar, seperti berzina dan mencuri.

5. Aliran Maturidiyah

Aliran maturidiyan baik samarkand dan bukhara sepakat menyatakan bahwa pelaku dosa besar masih tetap mukmin karena adannya keimanan dalam dirinya.

6. Aliran Syi’ah Zaidiyah

(2)

B. Perbandingan Antar Aliran Tentang Iman Dan Kufur 1. Aliran Khawarij

Iman dalam pandangan khawarij, tidak semata-mata percaya kepada allah. Mengerjakan segala kewajiban perintah agama juga merupakan bagian dari keimanan. Semua perbuatan yang berbau religious, termasuk didalamnya masalah kekuasaan adalah bagian dari keimanan. Dengan demikian, siapapun yang menyatakan dirinya iman kepada allah dan bahwa Muhammad adalah rasulnya, tetapi tidak melaksanakan kewaiban agama dan malah melakukan perbuatan dosa, ia dipandang kafir.

2. Aliran Murji’ah

Untuk murji’ah yang ekstrim, mereka berpandangan bahwa keimanan terletak didalam kalbu. Adapun ucapan dan perbuatan tidak selamanya menggambarkan apa yang ada didalam kalbu.

Untuk murji’ah moderat, mereka berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidakalah menjadi kafir. Meskipun disiksa dineraka, ia tidak kekal didalamnya, bergantung pada dosa yang dilakukannya.

3. Aliran Mu’tazilah

Seluruh pemikir mu’tazilah sepakat bahwa amal perbuatan merupakan salah satu unsure terpenting dalam konsep iman. Bahkan hamper mengidentikkannya dengan iman. Ini mudah dimengerti karena konsep mereka tentan amal-sebagai bagian penting keimanan-memiliki keterkaitan langsung dengan masalah janji dan ancaman yang merupakan salah satu dari “pancasila” mu’tazilah.

4. Aliran Asy’ariyah

Al-asy’ari berkata, iman adalah membenarkan dalam kalbu. Sedangkan mengatakan dengan lisan dan melakukan berbagai kewajiban utama hanyalah merupakan cabang-cabang iman. Oleh sebab itu, siapapun yang memberikan keesaan tuhan dengan kalbunya dan juga membenarkan utusan-utusannya beserta apa yang mereka bawa darinya, iman yang semacam itu merupakan iman yang sahih . . . dan keimanan seorang tidak akan hilang kecuali jika ia mengingkari salah satu dari hal-hal tersebut.

5. Alirah Maturidiyah

Maturidiyah samarkad berpendapat bahwa iman adalah tasdiq bi qalb, bukan semata-mat iqrar bi al-lisan.

Sedangkan maturidiyan bukhar berpendapat bahwa iman tidak dapar berkurang, tetapi bias bertambah dengan adanya ibadah-ibadah yang dilakukan.

C. Perbandingan Antar Aliran Tentang Perbuatan Tuhan Dan Perbuatan Manusia 1. Perbuatan Tuhan

a) Kewajiban-kewajiban tuhan terhadap manusia

Mu’tazilah berpendapat bahwa tuhan mempunyai kewajibah-kewajiban terhadap manusia.

Bagi kaum asy’ariyah paham tuhan mempunyai kewajiban tidak dapat diterima, karena hal itu bertentangan dengan paham kekuasaan dan kehendak mutlak tuhan yang mereka anut.

Kaum maturidiyan golongan bukhara sepaham dengan kaum asy’ariyah. Sedangkan maturidiyan bukharadapat menerima paham adanya kewajiban-kewajiban bagi tuhan. b) Berbuat baik dan terbaik

Mu’tazilah berpendapat kewajibah tuhan berbuat baik bahkan yang terbaik bagi manusia. Asy’ariyah berpendapat bahwa tuhan tidak berkewajiban berbuat baik dan terbaik bagi manusia.

Kaum maturidiyan dengan keduan golongannya, juga tidak sepaham dengan kaum mu’tazilah dalah hal ini. c) Beban diluar kemampuan manusia

Mu’tazilah tak dapat menerima paham bahwa tuhan dapat memberikan kepada manusia beban yang tak dapat dipikul.

Asy’ariyah dapat menerima paham pemberian beban yang diluar kemampuan manusia ini. Maturidiyah golongan bukhara sependapat dengan kaum asy’ariyah, sedangkan

golongan samarkandsependapat dengan mu’tazilah. d) Pengiriman rasul-rasul

Bagi kaum mu’tazilah dengan kepercayaan mereka bahwa akal dapat mengetahui hal-hal terntang alam ghaib, pengiriman rasul-rasul sebebarnya tidak begitu penting.

Kaum asy’ariyah, sungguhpun pengiriman rasul-rasul dalam teologi mereka mempunyai arti penting

menolak sifat wajibnya pengiriman demikian, karena hal itu bertentangan dengan keyakinan mereka bahwa tuhan tidak mempunyai kewajiban apa-apa terhadap manusia.

(3)

e) Janji dan ancaman

Mu’tazilah berpendapat bahwa janji dan ancaman merupakan salah satu dari salah satu lima dasar kepercayannya.

Asy’ariyah berpendapat bahwa tuhan tidak mempunyai kewajiban menepati janji dan menjalankan ancaman.maturidiyah golongan bukhara berpendapat tidak mungkin tuhan melanggar janjinya untuk memberi upah kepada orang yag berbuat baik, tetapi sebaliknya bukan tidak mungkin tuhan membatalkan ancaman untuk memberi hukuman terhadap orang yang jahat.

Golongan samarkand dalam hal ini mempunyai pendapat yang sama dengan mu’tazilah. 2. Perbuatan Manusia

a) Jabariyah

Dalam persoalan tersebut memahami bahwa manusia tidak berkuasa atas perbuatannya. Hanya allah sajalah yang memutuskan segala amal perbuatan manusia.

b) Qadariyah

Aliran qadariyah memahami bahwa manusia itu bebas memilih atas perbuatannya. c) Mu’tazilah

Dalam persoalan ini aliran mu’tazilah sependapat dengan aliran qadariyah. d) Asy’ariyah

Aliran asy’ariyah dalam persoalan ini dengan dengan paham jabariyah daripada paham mu’tzilah. Untuk menggambarkan pahamnnya,mengenai perbuatan manusia asy’ari menggunakan teori al-kasb.

e) Maturidiyah

Ada perbedaan antar maturidiyah samarkand dan maturidiyah bukhara mengenai perbuatan manusia. Kelompok pertama lebih dekan dengan mu’tazilah, sedangkan kelompok kedua lebih dekat dengan fahan asy’ariyah.

D. Perbandingan Antar Aliran Tentang Sifat-Sifat Tuhan 1. Alirah Mu’tazilah

Mu’tazilah berpendapat bahwa tuhan tidak mempunyai sifat. Jika tuhan mempunyai sifat, sifat itu mestilah kekal seperti halnya dzat tuhan. Jika sifat-sifat itu kekal, yang bersifat kekal bukan hanya satu sifat, tetapi banyak.

2. Alirah Asy’ariyah

Kaum asy’ariyah berpendapat bahwa tuhan mempunyai sifat. Menurut al-asy’ari tidak dapat diingkari bahwa tuhan mempunyai sifat karma perbuatan-perbuatannya.

3. Aliran Maturidiyah

Maturidiyah bukhara berpendapat bahwa tuhan mempunyai sifat-sifat. Sedangkan

golongan samarkand dalam hal ini tidak sepaham dengan mu’tazilah karena al-maturidi mengatakan bahwa sifat bukanlah tuhan, tetapi tidak lain dari tuhan.

(4)

Sebagian besar syi’ah rafidhah menolak bahwa allah senantiasa bersifat tahu. Mereka menilai bahwa pengetahuan itu bersifat baru, tidak qadim. Mereka berpendapat bahwa allah tidak tahu terhadap sesuatu sebelum kemunculannya.

E. Perbandingan Antar Aliran Tentang Kehendak Mutlak Dan Keadilan Tuhan

1. Kehendak Mutlak Tuhan a) Mu’tazilah

Mu’tazilah berpendapat bahwa kekuasaan tuhan sebenarnya tidak bersifat mutlak lagi. Seperti terkandung dalam uraian nadzir, kekuasaan mutlak tuhan telah dibatasi oleh kebebasan yang menurut paham

mu’tazilah yang telah diberikan kepada manusia dalam menentukan kemauan dan perbuatan. b) Asy’ariyah

Bagi kaum asy’ariyah tuhan berkuasa dan berkehendak mutlak. Tuhan tidak tunduk kepada siapapun diatas tuhan tidak ada suatu dzat lain yang dapat membuat hokum dan dapat menentukan apa yang boleh dibuat dan apa yang tidak boleh dibuat tuhan.

c) Maturidiyah

Maturidiyah golongan bukhara menganut pendapat bahwa tuhan mempunyai kekuasaan mutlak.

Sedangkan golongan samarkand tidaklah sekeras golongan bukhara dalam mempertahankan kemutlakan kekuasaan tuhan.

2. Keadilan Tuhan a) Aliran Mu’tazilah

Kaum mu’tazilah karena percaya pada kekuatan akal dan kemerdekaan serta kebebasan manusia,

mempunyai tendensi untuk meninjau wujud ini dari rasio dan kepentingan menusia. Memang dalam paham mu’tazilah semua makhluk lainnya diciptakan tuhan untuk kepentingan manusia.

b) Aliran Asy’ariyah

Kaum asy’ariyah menolak paham mu’tazilah bahwa tuhan mempunyai tujuan-tujuan dalam perbuatannya. Bagi mereka perbuatan tuhan tidak mempunyai tujuan, tujuan dalam arti sebab yang mendorong tuhan untuk berbuat sesuatu.

c) Aliran Maturidiyan

Dalam hal ini kaum maturidiyah golongan bukhara mempunyai sikap yang sama dengan kaum asy’ariyah. Menurut al-badzdawi, tidak ada tujuan yang mendorong tuhan untuk menciptakan kosmos ini. Tuhan berbuat sekehendak hatinya.

Kaum matuaridiyah golongan samarkand dalam hal ini lebih dekat dengan kaum mu’tazilah daripada kaum mu’tazilah daripada kaum asy’ariyah.

(5)

Dalam perkembangannya, Ilmu kalam berkembang dengan berbagai permasalahannya yang menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari permasalahan pelaku dosa besar, penentuan iman dan kufurnya manusia, dan juga tentang perbuatan Tuhan dan manusia yang aliran-aliran dalam Ilmu Kalam mempunyai pendapat yang berlainan.

Aliran-aliran dalam Ilmu Kalam masing-masing mempunyai pendapat yang berlandaskan kepada dalil-dalil Naqli dan Aqli, oleh sebab itu masing-masing mereka tidak dapat disalahkan atau bahkan mencap salah satu mereka adalah aliran sesat.

Siapa yang benar dan salah, hanyalah Allah yang tahu semuanya, dan kita akan mengetahui semuanya itu kelak di negeri akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rozak Dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 2011. Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, 1998.

Referensi

Dokumen terkait