• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN PEMODELAN DAN SISTEM KONTROL TRASHRACK PADA SALURAN INTAKE PLTA BATANG AGAM PADANG SUMATERA BARAT BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANCANGAN PEMODELAN DAN SISTEM KONTROL TRASHRACK PADA SALURAN INTAKE PLTA BATANG AGAM PADANG SUMATERA BARAT BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PEMODELAN DAN SISTEM KONTROL

TRASHRACK PADA SALURAN INTAKE PLTA BATANG AGAM

PADANG SUMATERA BARAT BERBASIS PLC

(PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

Galih Reksa Prayoga 067002124

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Jl.Siliwangi No.24 Tasikmalaya

ABSTRACT

TrashRack-2 is garbage scraper tool. TrashRack-2 is designed to be applied in the hydro pool Tando Batang Agam as a tool to rake rubbish that get stuck in the filter outlet eight segments of the building. TrashRack-2 is equipped with a control system that can be operated with manual mode and automatic mode. The control system is also equipped with a functioning testing mode for maintenance.

Electromechanical control systems with the use of the relays has many drawbacks, including wear contacts easy to wear due to heat or fire due to short circuit, the current costly installation, maintenance and modification of the system that was created when these modifications are required. Using PLC of these things can be overcome, because the PLC system integrates a wide range of stand-alone components into an integrated control system and easily renovate without having to replace all the existing instruments.

From the modeling results TrashRack-TR2 Batang Agam TrashRack the program works as desired, despite the fall in the bucket is not precise on screen pin segment, minimal mechanical problems addressed by the program

Keyword :PLC CQM1H-CPU51, HMI Schneider, CX-Programmer, Vijeo Designer

ABSTRAK

TrashRack-2 adalah alat pengeruk sampah. TrashRack-2 dirancang untuk diaplikasikan di kolam tando PLTA Batang Agam sebagai alat untuk mengeruk sampah yang menyangkut pada saringan delapan segmen pada bangunan outlet. TrashRack-2 ini dilengkapi dengan sistem kontrol yang bisa dioperasikan dengan mode manual dan mode otomatis. Sistem kontrol tersebut juga dilengkapi dengan mode testing yang berfungsi untuk pemeliharaan.

Sistem pengontrolan dengan elektromekanik yang menggunakan relay-relay mempunyai banyak kelemahan, diantaranya kontak-kontak yang dipakai mudah aus karena panas atau terbakar karena hubungan pendek, membutuhkan biaya yang besar saat instalasi, pemeliharaan dan modifikasi dari sistem yang telah dibuat jika dikemudian hari diperlukan modifikasi. Dengan menggunakan PLC hal-hal ini dapat diatasi, karena sistem PLC mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri menjadi suatu sistem kendali terpadu dan dengan mudah merenovasi tanpa harus mengganti semua instrumen yang ada.

Dari hasil pemodelan TrashRack-TR2 Batang Agam yaitu program TrashRack bekerja sesuai yang diinginkan, walaupun pada sisi jatuhnya bucket tidak presisi pada pin screen segment, masalah pada mekanik seminimal mungkin diatasi oleh program

(2)

1. Pendahuluan

Terkait dengan masalah ini maka

muncullah sebuah piranti elektronik yang dapat

dapat mengatasi semua masalah tersebut, yaitu

yang dinamakan dengan PLC (Programable

Logic Controller). Hanya dengan mengeksekusi

program yang tersimpan dalam memori, PLC

dapat memonitor status dari suatu sistem

berdasarkan sinyal input yang masuk pada

PLC. Dalam pengontrolan suatu proses yang

sangat kompleks dimungkinkan untuk

menggunakan lebih dari satu PLC. Saat ini,

dengan semakin berkembangnya teknologi,

semakin banyak muncul PLC dengan merek

yang berbeda-beda, seperti Omron, Siemens,

LG, Mitsubishi, National, Festo, Sigma, dan

lain sebagainya. Karena adanya berbagai

keuntungan pada PLC inilah maka semakin

banyak industri yang saat ini menggunakan

PLC sebagai pusat dari seluruh proses produksi

mereka.

2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian tugas akhir ini

adalah:

o Mampu memahami dasar-dasar unit

rancang bangun PLC

o Mampu memasukan dan menjalankan

program dasar di PLC

o Mampu membuat program atau diagram

ladder

3. Landasan Teori

3.1. PLC

Dalam bidang industri penggunaan mesin otomatis dan pemprosesan secara otomatis merupakan hal yang umum.

3.2. Cara kerja

Dengan menggunakan PLC hal – hal ini

dapat diatasi karena sistem PLC mengintegrasikan

berbagai macam komponen yang berdiri sendiri

menjadi suatu sistem kendali terpadu dan dengan

mudah merenovasi tanpa harus mengganti semua

instrumen yang ada.

3.3. Bahasa pemograman

Terdapat banyak pilihan bahasa untuk

membuat program dalam PLC. Masing-masing

bahasa mempunyai keuntungan dan kerugian

tergantung dari sudut pandang kita sebagai user

(programmer). Pada umumnya terdapat 2 bahasa

pemrograman sederhana dari PLC , yaitu

pemrograman Diagram Ladder dan bahasa

Instruction List (Mnemonic Code). Diagram

Ladder adalah bahasa yang umum dan dimiliki

oleh setiap PLC. Diantara nya adalah :

Intruksi Timer-TIM

Intruksi Set dan Rset

Intruksi @increment-INC

Intruksi Pulse Always On-P-ON

3.4. CX-Programmer

Aplikasi CX-Programmer adalah aplikasi

pemrograman untuk membuat program yang

termasuk dalam Vijeo Designer yang nantinya

diaplikasikan pada device Magelis XBTGT 2220 sebagai perangkat touch screen. CX-Programmer tidak dapat bekerja sendirian, untuk dapat

(3)

dibutuhkan suatu komunikator prosedur data

yang biasa disebut CX-Protocol.

Gambar 1. CX-Programmer

3.5. CX-Protocol

Aplikasi CX-Protokol menciptakan

prosedur komunikasi data (makro protokol)

untuk bertukar data antara perangkat serial

standar dengan PLC. Makro protokol

mendefinisikan protokol komunikasi untuk

komunikasi antara PLC dan perangkat yang

memiliki port serial port RS232

3.6. Vijeo Designer Sebagai Software Sebagai

Interface

Dalam membuat interface antar operator

dan mesin diperukan software Vijeo Designer

keuaran Scheider. Software tersebut berupa

grafis yang diterjemahkan oleh grafikal display

dengan alamat yang bersesuaian antara PLC

dan HMI.

Gambar 2. Vijeo Designer

3.7. Variable Tag

Variabe Tag adalah untuk

mengkomunikasikan PLC dan HMI maka

diperlukan variable tag yang bersesuaian antara

PLC dan HMI. Dalam menyusun variable tag bisa

dilihat dalam gambar dibawah ini.

Gambar 3. Variable Tag

3.8. Pengertian PLTA

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

adalah salah satu pembangkit yang memanfaatkan

aliran air untuk diubah menjadi energi listrik.

Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut

sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini

bekerja dengan cara merubah energi air yang

mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi

energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan

dari energi mekanik menjadi energi listrik

(dengan bantuan generator). Kemudian energi

listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan

yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik

tersebut sampai ke rumah.

3.9. Pengertian Bendungan

Bendungan (dam) adalah konstruksi yang

dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk,

danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan

juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah

Pembangkit Listrik Tenaga Air.

(4)

Bendungan terdiri dari beberapa komponen,

yaitu :

Badan bendungan (body of dams)

Adalah tubuh bendungan yang berfungsi

sebagai penghalang air. Bendungan umumnya

memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan

struktur lain seperti pintu air atau tanggul

digunakan untuk mengelola atau mencegah

aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik.

Kekuatan air memberikan listrik yang disimpan

dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk

menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.

Pondasi (foundation)

Adalah bagian dari bendungan yang

berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan.

Pintu air (gates)

Digunakan untuk mengatur, membuka

dan menutup aliran air di saluran baik yang

terbuka maupun tertutup

Bangunan pelimpah (spill way)

Adalah bangunan beserta intalasinya

untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke

dalam waduk agar tidak membahayakan

keamanan bendungan

Kanal (canal)

Digunakan untuk menampung limpahan

air ketika curah hujan tinggi.

Reservoir

Digunakan untuk menampung/menerima

limpahan air dari bendungan.

Stilling basin

Memiliki fungsi yang sama dengan

energy dissipater.

Katup (kelep, valves)

Fungsinya sama dengan pintu air biasa,

hanya dapat menahan tekanan yang lebih tinggi

(pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan).

Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan

menutup aliran air dengan cara memutar,

menggerakkan kea rah melintang atau memenjang

di dalam saluran airnya.

3.10. Komponen Utama Hydropower Type

Run Off River

Bendung

Bendung, Intake gate dan Connecting

tunnel Bendung berfungsi untuk mengumpulkan

air yang akan digunakan untuk pembangkit listrik

tenaga air. Dari bendungan ini air memasuki pintu

masuk intake gate menuju saluran khusus air

(connecting tunnel) yang keluar jalur sungai (run

off river). Setelah melalui connecting tunnel maka

air melewati saluran pembawa (water way)

Gambar 4. Bendung

Sandtrap

Sandtrap (pengendap pasir) Bak

pengendap digunakan untuk memindahkan

partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak

(5)

melindungi komponen-komponen berikutnya

dari dampak pasir.

Gambar 5. Sandtrap

Water Way

Waterway Saluran pembawa (water way)

atau juga dinamakan head race mengikuti

kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi

dari air yang disalurkan dan menjaga energy

potensial air tetap pada nilainya.

Gambar 6. Water Way

Head Tank

Head Tank (Bak Penenang) Fungsi dari

bak penenang adalah untuk mengatur

perbedaan keluaran air antara sebuah penstock

dan headrace, dan untuk pemisahan akhir

kotoran dalam air seperti pasir dan

kayu-kayuan.

Gambar 7. Head Tank

Penstock

Penstock (Pipa Pesat/Penstock) Penstock

adalah penyalur air dari head tank yang akan

memutar turbine. Penstock dihubungkan pada

sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah

sebuah Turbin

(6)

FlowChart

RAKE STANBY SWITCH ON

AUTO OPERATION

TrasRack TOP Position / Bucket Touch Sensor HOIST TOP POSITION UP

WITH BUCKET

Gambar 9. FlowChart TrashRack-TR2 Batang Agam

3.11. Rotasi TrashRack TR-2 Batang Agam

Rotasi pada TrashRack TR2 – Batang

Agam menggunakan sistem penggerak hydraulic,

terdiri dari rotary table dan rotary arm. Untuk

operasi berputar satu segment memenuhi 450 ada

sequen dimana rotary arm akan berputar terlebih

dahulu diikuti rotary table, kebalikannya untuk

berputar -450 rotary table akan berputar terlebih

dahulu diikuti rotary arm.

Gambar 10. TrashRack TR-2 Batang Agam

4. Pemodelan TrashRack TR-2 Batang Agam

Pemodelan TrashRack TR2 – Batang Agam

TrashRack TR2 – Batang Agam baik rotasi,

bucket up – down dan bucket open – close secara

visual. Pemodelan ini di adaptasikan pada skala 1

: 100. Adapun perbedaan penggerak dipilih

menggunakan penggerak jenis lain tanpa

mengurangi sistem kerja yang sebenarnya.

(7)

Gambar 11. Blok Diagram Comunication

Board

4.1. Rotasi Pemodelan TrashRack TR-2

Batang Agam

Rotasi pemodelan pada TrashRake TR2 –

Batang Agam menggunakan sistem penggerak

motor 24 VDC. Untuk berputar ke kiri dan ke

kanan dengan merubah polaritas, sehingga bisa

bergerak 3600 baik ke kiri maupun ke kanan.

Pada pemodelan jumlah segment dikurangi dari

8 (delapan) segment menjadi 4 (empat) segment

dimana setiap segment memenuhi sudut 900.

Gambar 12. Rotation Pemodelan

TrashRackTR2 Batang Agam

4.2 Bucket Up Down dan Bucket Open Close

Pemodelan TrashRack TR-2 Batang Agam

Bucket up – down pada pemodelan

TrashRack TR2 – Batang Agam menggunakan

penggerak motor DC yang menggerakkan drum

hoist dengan catu daya 24 V. Bucket bergerak

naik – turun ditarik dan diulur menggunakan

kabel sling baja pada 3 (tiga) titik paralel dan

yang tengah berfungsi sebagai pengungkit open –

close bucket. Kabel sling digulung pada drum

hoist yang dibuat beralur seperti alur screw

sehingga setiap 1 (satu) putaran menempati alur

tertentu dan tidak bertumpuk. Drum hoist terbuat

dari as drat diameter 20 dan mur sebagai cam

switch untuk up dan down.

Gambar 13. Bucket Up Down Pemodelan

(8)

Gambar 14. Bucket Open Close Pemodelan

TrashRack- TR2 Batang Agam

4.3 Screen Segmen Pemodelan

TrashRack-TR2 Batang Agam

Jumlah segment dibuat menjadi 4

(empat) segment tanpa mengurangi fungsi dari

simulasi TrashRack-2 Batang Agam.

Pembuatan screen hanya untuk

mendeskripsikan bahwa TrashRack-2 Batang

Agam hanya mengeruk sampah yang ada pada

screen

4.4. Slip Ring Pemodelan TrashRack TR-2

Batang Agam

Fungsi slip ring adalah untuk sebagai

penghantar arus pada benda yang bergerak

putar. Pada pemodelan TrashRack-2 Batang

Agam penghantar arus adalah sepasang disc

yang dibuat statik dan yang ikut berputar adalah

sepasang carbon brush dengan tegangan 220

VAC. rendah, relatif lebih sering

Gambar 15. Slip Ring Pemodelan

TrashRack-TR2 Batang Agam

4.5. System Kontrol Pemodelan

TrashRack-TR2 Batang Agam

Untuk mensimulasikan TrashRack-2

Batang Agam diperlukan sistem kontrol yang

mendekati sistem kontrol yang sebenarnya. Dalam

hal ini diperlukan beberapa tombol dan sebuah

HMI touchscreen untuk mewakili mimik

TrashRack-2 Batang Agam. Pada pemodelan ini

digunakan PLC yang akan memproses input baik

input konvensional dan HMI menjadi output.

 Nama heading adalah untuk menampilkan

nama sistem tanggal, bulan, tahun dan

jam Yang harus dilakukan untuk membuat

heading dengan menggunakan pilihan text

pada toolbar HMI.

Gambar 16. Nama Heading

 Panel ini adalah menu untuk menuju ke

(9)

Gambar 17. Panel Mode Operation

 Panel ini adalah mode manual, untuk

memilih mode mana yang akan

dioperasikan

Gambar 18. Panel Mode Manual

 Panel ini adalah mode semi auto yang

sebelumnya dipilih pada panel operation

mode

Gambar 19. Panel Mode Semi Auto

 Panel ini adalah mode auto yang

sebelumnya dipilih pada panel operation

mode

Gambar 20. Panel Mode Auto

4.5. Konfigurasi Sistem Kontrol Pemodelan

TrashRack-TR2 Batang Agam

Untuk mengendalikan pemodelan

TrashRack-2 PLTA Batang Agam menggunakan

PLC (Programmable Logic Controller), tombol –

tombol, limit switch, proximity switch, toogle

(10)

antara operator dan mesin dinamakan HMI

(Human Machine Interface).

4.6. Pemograman Pemodelan TrashRack

TR-2 Batang Agam

Setelah menentukan konfigurasi control

dan menentukan input dan output PLC,

selanjutnya dilakukan pemrograman.

Pemrogram yang dimaksud adalah

pemrograman PLC dan pemrograman HMI.

Rotating Left Right Ladder Diagram

PLC

Gambar 21. Ladder Diagram Sistem Rotation Left

Righ

Gambar diatas adalah untuk mode auto

pada ladder diagram yang berkomunikasi

dengan HMI, serta terjadinya proses berputar

ke kanan dan ke kiri.

Bucket Up Down Ladder Diagram

Gambar 22. Ladder Diagram Bucket Up Down

Gambar diatas menunjukkan proses

terjadinya sistem bucket naik dan turun. Pada

pemodelan TrashRack-TR2 ini menggunakan

motor 24 VDC dengan menggunakan kabel sling

yang digulung dengan drum hoist.

Bucket Open Close Ladder Diagram

Gambar 23. Ladder Diagram Bucket Open Close

Gambar diatas menunjukkan proses

terjadinya sistem bucket buka tutup. Pada

pemodelan TrashRack-TR2 ini menggunakan

motor 24 VDC dengan menggunakan kabel sling

(11)

Setting PLC

Pemrograman PLC dilakukan dengan

menggunakan software CX-Programmer 9.0.

pertama yang dilakukan adalah melakukan

setting CPU PLC, komunikasi.

Setting CPU PLC adalah menentukan

CPU yang dipakai dan network yang dipakai.

Gambar 24. CPU dan Network

Selanjutnya setting PLC, setting PLC

disini adalah menentukan startup dan host link

port.

PLC setting startup adalah setting untuk

menentukan kondisi PLC pada saat dinyalakan.

Berikut adalah setting PLC

CQM1H-CPU51 yang diaplikasikan pada pemodelan

TrashRack Batang Agam.

Gambar 25. Setting Starup

Selanjutnya adalah melakukan setting

untuk komunikasi. Pada sistem kontrol pemodelan

TrashRack-2 Batang Agam PLC dikomunikasikan

dengan HMI sebagai programmable terminal

menggunakan serial komunikasi. Serial

komunikasi tersebut dengan kabel jenis RS 232

dengan pin 9.

Comunication setting menggunakan

standard komunikasi, hal ini dikarenakan

kecepatan transfer dan receive sudah terpenuhi.

Untuk melakukan setting

Gambar 26. PLC Setting Communication

4.7. Setting HMI ( Human Machine Interface )

Untuk membuat software HMI, pertama

kali yang dilakukan adalah membuat file baru

kemudian beri nama projectnya, tentukan type,

(12)

Gambar 27. Setting HMI

Kemudian tentukan type HMI, lalu

tekan next seperti yang terlihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 28. Setting Target Type dan Model

Kemudian tentukan HMI tersebut

dikomunikasikan dengan PLC yang akan

digunakan. Pada pemodelan TrashRack-2

Batang Agam menggunakan PLC CQM1H

CPU51 dengan driver Symac Link (Sysmac

Way) (SIO) dengan equipment C Link.

Komunikasi tersebut menggunakan kabel RS

232 pin 9. Seperti yang terlihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 29. Setting Driver dan Equipment

5. Kesimpulan

Dari uraian dan hasil pengamatan mengenai

rangkaian Pemodelan TrashRack-TR2 Batang

Agam yang menggunakan PLC CQM1H CPU51

ini dapat ditarik beberapa kesimpulan,

diantaranya:

 TrashRack bekerja sesuai dengan yang

diinginkan, walaupun pada sisi jatuhnya

bucket tidak presisi pada pin screen

segment.

 Masalah pada mekanik yang ada pada

pemodelan TrashRack-TR2, seminimal

mungkin di atasi oleh program.

 Pada pemodelan TrashRake-TR2 Batang

Agam menggunakan interface HMI,

sehingga lebih menghemat ruang pada

sistem kontrol dan pengkabelan, sehingga

(13)

6. Saran

Untuk dapat meningkatnya keandalan

enjadi lebih baik, kiranya dapat diperhatikan

beberapa hal dibawah ini.

 Kurangnya presisi pada sistem rotary karena tidak ada lock pada rotary,

sehingga tidak pas pada pin antara

bucket dengan screen.

 Pada progam tidak dibuat kondisi

dimana bila pemodelan TrashRack

bucket berada pada posisi dibawah

dapat di perintah untuk berputar,

sehingga dapat merusak mekanisme

pemodelan TrashRack tersebut.

7. Daftar Pustaka

1. L.A. Bryan, Programmable controller theory and implementation second edition. An Industrial text company publication atlanta. Georgia. USA

2. Manual book PLC CQM1H CPU-51, 1999 OMRON asia pacific PTE LTD

3. Manual book scheider HMI 2220 4. Siemens technical education program 5. William Bolton, Programmable logic

Referensi

Dokumen terkait