Tugas Perilaku Konsumen
PENGARUH KEPERCAYAAN KONSUMEN TERHADAP KOPERASI CIPAGANTI
Disusun Oleh:
Panji Rahman (1401154159)
Riska Imelda (1401154477)
Bella Ayuningthias (1401154671)
Eky Epraim Bukit (1401154275)
Qintara Rahmani (1401150317)
Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
MB39-09
Telkom University
2017
Dosen yang memberikan tugas : Pak Sumharadi Mata kuliah : Perilaku Konsumen
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis telah mampu menyelesaikan paper masalah berjudul “PENGARUH KEPERCAYAAN
KONSUMEN TERHADAP KOPERASI CIPAGANTI”. Paper ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Perilaku Konsumen.
Sejalan dengan perkembangan modernisasi yang begitu pesat sehingga mempengaruhi
masyarakat dalam segala hal,salah satunya dalam hal investasi. Pada saat ini investasi atau biasa
disebut dengan penanaman modal di perusahaan atau dimana saja. Orang-orang cenderung
memilih perusahaan memberikan keuntungan yang besar tapi keuntungan yang besar harus di
dasari dengan pengetahuan masyarakat untuk menyimpan modal di perusahaan yang tepat.
Dalam kasus ini , kami membahas masalah kepercayaan konsumen terhadap koperasi
CIPAGANTI yang dimana perusahaan ini sedang mengalami masalah tentang penanaman modal
atau investasi.
Paper ini bukanlah tulisan yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik
dalam hal isi maupun sistematika dan teknis penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.
Bandung, 19 Februari 2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... ...I
KATA PENGANTAR ... II
BAB I ... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Profil Perusahaan... Error! Bookmark not defined.
1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
BAB II ... Error! Bookmark not defined.
LANDASAN TEORI ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kepercayaan Konsumen ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Faktor – Faktor Pembentuk Kepercayaan ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Hubungan Antara Kepercayaan dan Loyalitas PelangganError! Bookmark not defined.
2.4 Pengukuran Kepercayaan Konsumen... Error! Bookmark not defined.
2.5 Elemen Kepercayaan Konsumen ... Error! Bookmark not defined.
BAB III ... Error! Bookmark not defined.
PENUTUP... Error! Bookmark not defined.
3.1.Kesimpulan... Error! Bookmark not defined.
3.2.Saran ... Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku konsumen adalah sebuah kegiatan yang berkaitan erat dengan proses pembelian suatu barang atau jasa. Mungkin Anda sedikit bingung, perilaku seperti apa yang dimaksud atau dikategorikan ke dalam perilaku konsumen. Melalui ulasan artikel berikut ini, akan dibahas secara menyeluruh mengenai perilaku konsumen. Mulai dari definisi, jenis, proses, hingga cara mengetahui masalah-masalah konsumen yang sering dihadapi ketika melakukan pembelian. Pada dasarnya cakupan mengenai perilaku konsumen ini sangat luas, mungkin Anda melakukan perilaku konsumen, namun tidak menyadarinya. Hal-hal seperti itu seringkali terjadi ketika melakukan proses pembelian.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Ketika memutuskan akan membeli suatu barang atau produk, tentu Anda sebagai konsumen selalu memikirkan terlebih dahulu barang yang akan Anda beli. Mulai dari harga, kualitas, fungsi atau kegunaan barang tersebut, dan lain sebagainya. Kegiatan memikirkan, mempertimbangkan, dan mempertanyakan barang sebelum membeli merupakan atau termasuk ke dalam perilaku konsumen. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perilaku konsumen sangat erat kaitannya dengan pembelian dan penjualan barang dan jasa.
1.2 Profil Perusahaan
Nama Lengkap : Cipaganti Citra Graha
Alias : PT. Cipaganti Citra Graha Tbk
Profesi : Perusahaan
Warga Negara : Bandung, Indonesia
BIOGRAFI
PT. Cipaganti Cipta Graha Tbk adalah perusahaan yang berfokus pada bidang jasa transportasi terpadu dan persewaan alat berat. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1985 ini baru saja mendaftarkan diri sebagai perusahaan publik pada 5 Juni 2013 lalu. Perusahaan ini memiliki unit-unit usaha seperti Cipaganti Transportasi, Cipaganti Heavy Equipment, Cipaganti Resources yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia.
Dimulainya sejarah Cipaganti Group terjadi ketika dibukanya usaha penyewaan kendaraan pribadi " Cipaganti Motor " oleh Andianto Setiabudi (CEO) pada tahun 1985 di Jalan Cipaganti No. 84 Bandung. Cipaganti Motor dikembangkan menjadi Cipaganti Rental yang menyewakan segala jenis dan merk kendaraan dari kendaraan angkutan barang, penumpang, pernikahan hingga paket wisata. Pada tahun 2006, terbukalah peluang usaha baru dengan adanya akses jalan tol Cipularang sehingga Cipaganti Otojasa dapat menekuni jasa Shuttle Service Point to Point Bandung - Jabodetabek.
Perusahaan juga membuka bisnis properti sejak tanggal 30 September 1994. Perusahaan membangun lokasi perumahan pertama di Jalan Ciwastra, Bandung dengan nama perumahan Cipaganti Graha I yang disusul dengan pembangunan lokasi perumahan kedua di Ujung Berung dikenal dengan Cipaganti Graha II pada tahun 1999.
1.3 Rumusan Masalah
1. Mengetahui permasalahan dalam perusahaan cipaganti
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kepercayaan Konsumen
Kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya (Sunarto, 2006:153).
Dalam konsep relationship marketing, kepercayaan merupakan salah satu dimensi dari relationship marketing untuk menentukan sejauhmana yang dirasakan suatu pihak mengenai integritas dan janji yang ditawarkan pihak lain. Kepercayaan terhadap merek terbentuk dari pengalaman masa lalu dan interaksi sebelumnya. Suatu pengalaman konsumsi dapat didefinisikan sebagai kesadaran dan perasaan yang dialami konsumen selama pemakaian produk atau jasa (Sunarto, 2006:236).
Kepercayaan adalah keyakinan bahwa seseorang akan menemukan apa yang diinginkan pada mitra pertukaran. Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan memberikan apa yang ia harapkan dan suatu harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat dipercaya (Barnes, 2003:148).
2.2 Faktor – Faktor Pembentuk Kepercayaan
Pendekatan yang juga perlu dilakukan untuk membentuk kepercayaan dan hubungan adalah dengan mendengarkan, yang merupakan kunci membangun kepercayaan karena tiga faktor penting (Griffin, 2003:85) :
Pelanggan lebih cenderung mempercayai seseorang yang menunjukkan rasa hormat dan apa yang dikatakannya.
Pelanggan cenderung lebih mempercayai perusahaan bila perusahaan mendengarkan dan membantu masalah-masalahnya.
2.3 Hubungan Antara Kepercayaan dan Loyalitas Pelanggan
Sejalan dengan konteks relationship marketing, kepercayaan atas merek akan berpengaruh terhadap loyalitas hal ini dikarenakan kepercayaan menimbulkan suatu hubungan timbal balik yang bernilai sangat tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa loyalitas adalah suatu proses yang berkesinambungan sebagai akibat dari terbentuknya kepercayaan atas merek (Morgan dan Hunt, 1994 dalam Ellena, 2011:22).
Formasi kepercayaan secara langsung terjadi ketika konsumen melakukan aktivitas pemrosesan informasi. Informasi tentang atribut dan manfaat produk/ jasa yang diterima, dikodekan ke dalam memori, dan kemudian dibuka kembali dari memori untuk dipergunakan. (Sunarto 2006 h.164).
2.4 Pengukuran Kepercayaan Konsumen
Pengukuran kepercayaan menurut Zulganef (2002, p103) adalah: kinerja perusahaan secara keseluruhan memenuhi harapan, pelayanan yang diberikan perusahaan secara konsisten terjaga kualitasnya, percaya bahwa perusahaan tersebut akan bertahan lama.
Menurut Mukherjee dan Nath (dalam Maharsi, 2006, p37), kepercayaan dapat diukur melalui: 1. Technology Orientation
Besarnya kepercayaan konsumen terhadap suatu perusahaan dan produk atau jasa yang “dijual”
berkaitan dengan besarnya kepercayaan mereka terhadap sistem yang digunakan perusahaan tersebut Ketika konsumen memperkirakan faktor kepercayaan, beberapa persoalan muncul dalam pikiran mereka dan salah satu persoalan tersebut adalah kesesuaian kemampuan dari sistem tersebut dengan harapan konsumen. Konsumen menggunakan beberapa ukuran seperti kecepatan, keakuratan, kemampuan mengatasi masalah dan ketahanan terhadap situasi tertentu.
2. Reputation
Reputasi dapat diartikan sebagai “keseluruhan kualitas atau karakter yang dapat dilihat atau dinilai secara umum oleh masyarakat” Ketika konsumen bermaksud melakukan transaksi dengan suatu
perusahaan, mereka akan mempertimbangkan reputasi perusahaan tersebut dimana ketika konsumen merasa suatu perusahaan memiliki reputasi yang jelek, mereka akan malas menggunakan jasa atau produk perusahaan tersebut.
3. Perceived Risk
beranggapan resikonya lebih rendah dan karena itu mereka mempunyai kepercayaan yang lebih tinggi pada perusahaan tersebut.
2.5 Elemen Kepercayaan Konsumen
Menurut Barnes (2003, p149), beberapa elemen penting dari kepercayaan adalah: 1. Kepercayaan merupakan perkembangan dari pengalaman dan tindakan masa lalu. 2. Watak yang diharapkan dari partner, seperti dapat dipercaya dan dapat diandalkan. 3. Kepercayaan melibatkan kesediaan untuk menempatkan diri dalam risiko.
4. Kepercayaan melibatkan perasaan aman dan yakin pada diri partner.
Dari sudut pandang pemasaran, hal ini menyatakan bahwa perkembangan kepercayaan khususnya keyakinan, seharusnya menjadi komponen fundamental dari strategi pemasaran yang ditujukan untuk mengarah pada penciptaan hubungan pelanggan sejati. Pelanggan harus bisa merasakan bahwa dia dapat merasakan bahwa dia dapat mengandalkan perusahaan. Akan tetapimembangun kepercayaan membutuhkan waktu yang lama dan hanya berkembang setelah pertemuan yang berulang kali dengan pelanggan. Yang lebih penting, kepercayaan berkembang setelah seorang individu mengambil risiko dalam berhubungan dengan partnernya. Hal ini menunjukkan bahwa membangun hubungan yang dapat dipercaya akan lebih mungkin terjadi dalam sektor industri tertentu, terutama yang melibatkan pengambilan risiko oleh pelanggan dalam jangka pendek atau jangka panjang
Permasalahan
Koperasi tidak mencantumkan dengan jelas berapa dana yang dibutuhkan untuk ekspansi, & mereka terus menerima dana dari masyarakat dan karena Koperasi tidak mampu memutar modal yang berlebihan tersebut di bisnis yang hasilnya bisa lebih tinggi dari beban bunga ke Investor –> maka akhirnya penghimpunan modal yang berlebihan ini menjadi Skema Ponzi ( gali lobang, tutup lobang yang akhirnya gagal bayar )
Koperasi tidak mencantumkan dengan jelas kapan modal dari investor akan dikembalikan, yang ada investor yang menentukan berapa lama modal disimpan. Bahkan jika Investor ingin melanjutkan, maka Koperasi dengan senang hati akan menerima dana investor tersebut. Karena Koperasi menerima modal yang sangat berlebihan, maka Manajemen harus segera
mencari bisnis lain yang bisa memberikan tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi dari bunga yang dibebankan oleh investor. Maka Manajemen dengan sembrono masuk ke dalam bisnis batubara, dan penyewaan alat berat /heavy equipment yang bukan merupakan keahlian / kompetensi dari Manajemen Cipaganti Group ( Cipaganti Group memiliki kompetensi di bidang bisnis transportasi ) yang hasilnya bukan untung malah buntung / rugi dan mengakibatkan Koperasi Cipaganti mengalami gagal bayar.
Belum lagi keanehan, kenapa Cipaganti Group tidak meminjam uang saja kepada perbankan dari pada menghimpun dana masyarakat dengan beban bunga yang lebih berat daripada bungan dari perbankan.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Pada contoh kasus koperasi seperti ini hal yang paling penting jika ingin berinvestasi adalah harus mengerti dan mengetahui dimana kita menghimpun dana tersebut, apakah sudah memiliki ijin untuk menghimpun dana, dan harus jelas prosedur dan cara pengembalian modalnya. Dan untuk pihak manajemen seharusnya juga tidak mengalokasikan dana tersebut pada usaha yang bukan keahliannya sehingga dana tersebut bisa menghasilkan laba atau keuntungan yang diharapkan.
3.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. http://news.okezone.com/read/2014/07/25/526/1018334/kasus-koperasi-cipaganti-dan-nasabah-berakhir-di-pkpu
2. http://pinarta.wordpress.com/2014/08/26/analisa-kasus-gagal-bayar-koperasi-cipaganti-citra-graha/
3. http://lestarianggraini23.blogspot.co.id/2014/12/analisis-kasus-koperasi-cipaganti-dan.html
4. http://www.williamperkasa.com/2014/06/kasus-penipuan-dan-penggelapan-dana-masyarakat-Koperasi-Cipaganti-Karya-Guna-Persada.html
5. http://news.okezone.com/read/2014/07/25/526/1018334/kasus-koperasi-cipaganti-dan-nasabah-berakhir-di-pkpu
6. http://pinarta.wordpress.com/2014/08/26/analisa-kasus-gagal-bayar-koperasi-cipaganti-citra-graha/