• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL KEGIATAN DISKUSI PUBLIK NASIONA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL KEGIATAN DISKUSI PUBLIK NASIONA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KEGIATAN DISKUSI PUBLIK NASIONAL DAN

PENCANANGAN SERAGAM PEDAGANG KAKI LIMA

SE- KOTA TANGERANG SELATAN

Tema Kegiatan

:

“PERAN PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN”

Sub tema

:

“Mencari solusi dalam menangani dan menata pedagang kaki lima di kota Tangerang Selatan”

(2)

Dasar Pemikiran

Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan (Tangsel)dibentuk dengan dasar hukum UU No. 32/2007, tanggal 29 Oktober 2008, meliput Kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu. Sebelah tmur berbatasan dengan Kota Jakarta Selatan (DKI Jaya) dan Kota Depok (Jawa Barat), sebelah selatan berbatasan dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor (Jawa Barat), sebelah utara berbatasan dengan Kota Tangerang, dan sebelah tmur berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan meliput luas wilayah 210,49 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 1.4 juta jiwa, dengan kepadatan penduduk mencapai 4.589 jiwa per km2.

Dari segi kemampuan ekonomi, kecamatan-kecamatan di Tangerang Selatan merupakan lumbung bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Tangerang. Sektor perkotaan di kawasan ini sudah berkembang pesat, terdongkrak oleh pertumbuhan ekonomi di DKI Jaya, khususnya Jakarta Selatan. Untuk beberapa lokasi di perbatasan, menjadi sulit untuk membedakan apakah termasuk Kawasan Jakarta Selatan atau Tangerang Selatan, bahkan sebagian masyarakat ‘merasa’ sebagai penduduk Jakarta Selatan.

Perkembangan kawasan Tangerang Selatan, terutama untuk sektor perdagangan, jasa dan perumahan bisa dikatakan yang paling pesat di Indonesia. Serpong merupakan kecamatan yang memiliki fasilitas perkotaan paling lengkap, terutama dengan beroperasionalnya pengembang-pengembang besar sepert BSD City, Alam Sutera, Gading Serpong, dan sebagainya. Di kecamatan ini telah berdiri beberapa pusat perbelanjaan dan pusat bisnis berkelas internasional, sehingga Serpong telah menjadi Kota Wisata belanja. Selain itu di Serpong juga sudah ada beberapa perguruan tnggi sepert Insttut Teknologi Indonesia (ITI) dan Swiss German University (SGU), serta beberapa pusat penelitan milik pemerintah sepert Puspitek.

(3)

kemacetan mulai dapat diatasi. Di Ciputat sudah sejak lama berdiri beberapa perguruan tnggi sepert Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah (UIN), Universitas Muhamadiyah.

Kecamatan Pondok Aren merupakan sentra pengembangan kawasan pemukiman dan bisnis. Di Pondok Aren misalnya telah berkembang pemukiman Bintaro Jaya dengan berbagai kelengkapan infrastruktur perkotaannya. Selain itu di beberapa kelurahan sepert Parigi, Pondok Pucung dan Jurangmangu Barat saat ini berkembang industri rumah tangga untuk komodit sepatu, tas dan handuk. Tidak jauh berbeda dengan Kecamatan Serpong, Ciputat dan Pondok Aren, meskipun tdak berbatasan langsung dengan DKI Jakarta,

Kecamatan Pamulang pun mengalami pertumbuhan yang pesat, bahkan tngkat kepadatan penduduknya melampaui kawasan lain, saat ini sudah melampaui 8.000 jiwa per km2. Khusus Kecamatan Cisauk masih banyak memiliki ruang terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut, baik untuk pemukiman, industri atau bisnis agro. Kepadatan penduduk Cisauk masih sekitar 2.000 jiwa per km2.

Pedagang Kaki Lima di Kota Tangerang Selatan

Dengan potensi kota dan aktitas ekonomi yang ada di kota Tangerang Selatan, daerah ini mampu menjadi magnet bagi para pelaku usaha informal untuk turut berusaha mencari peluang dikota ini. Pelaku usaha informal, khususnya pedagang kaki lima mencoba mengais rejeki ditap-tap sudut jalan dengan menggunakan tepi jalan atau dipelataran parkir. Mereka tumbuh subur bagaikan jamur dimusim hujan. Tentu fenomena ini bukanlah sesuatu yang baru dan aneh dikota, terlebih di Tangerang Selatan yang menjadi sub urban dari Ibu kota Jakarta.

(4)

Ketersediaan lapangan kerja sektor formal bukanlah satu-satunya indikator ketersediaan lapangan kerja. Keberadaan sektor informal pun adalah wujud tersedianya lapangan kerja. Cukup banyak studi dinegara Dunia Ketga yang menunjukkan bahwa tdak semua pelaku sektor informal berminat pindah ke sektor formal. Bagi mereka mengembangkan kewirausahaan adalah lebih menarik ketmbang menjadi pekerja di sektor formal.

DPD APKLI Kota Tangerang Selatan melihat ada 3 masalah yang muncul berkenaan dengan PKL di kota Tangerang Selatan :

1. Kurangnya ruang untuk mewadahi kegiatan PKL di perkotaan.

2. Konsep perencanaan ruang perkotaan yang tdak didasari oleh pemahaman informalitas perkotaan sebagai bagian yang menyatu dengan sistem perkotaan akan cenderung mengabaikan tuntutan ruang untuk sektor informal termasuk PKL.

3. Tidak adanya kordinasi yang baik antara swasta dan pemerintah bahkan SKPD-SKPD didalam pemerintahan itu sendiri dalam menangani pedagang kaki lima di Tangerang Selatan.

Kegiatan-kegiatan perkotaan di Tangerang Selatan didominasi oleh sektor-sektor formal yang memiliki nilai ekonomis yang tnggi. Alokasi ruang untuk sektor-sektor informal termasuk PKL adalah ruang marjinal. Sektor informal terpinggirkan dalam rencana tata ruang kota yang tdak didasari pemahaman informalitas perkotaan. Pedagang kaki lima (PKL) di beberapa ttk dikota ini sepert di Ciputat dan Pasar serpong identk dengan masalah kemacetan arus lalu lintas, karena PKL memanfaatkan trotoar sebagai media berdagang.Kelompok ini pun kerap diusir dan dikejar petugas karena mempergunakan lahan bisnis tdak sesuai dengan tata ruang perkotaan.

Akan tetapi, bagi sebagian kelompok masyarakat, PKL justru menjadi solusi mereka karena menyediakan harga lebih miring. Hal ini membuat pembersihan usaha mikro itu di lokasi-lokasi strategis tersebut menjadi kontroversial dilihat dari kaca mata sosial. Setap hari mereka berjuang untuk menghidupi keluarga, sembari kucing-kucingan dengan aparat. Mereka harus dihargai karena perjuangannya luar biasa, padahal mereka Tidak pernah menerima bantuan modal dari pemerintah maupun perbankan, akan tetapi bisa survive.

(5)

Mantan

Menakertrans Muhaimin Iskandar dalam sambutannya pada Kongres APKLI tahun 2011 berharap akan adanya penyempurnaan, pembenahan, dan dukungan politk dari pemerintah daerah (pemda) agar para pedagang kaki lima (PKL) mendapatkan ruang yang baik. Hal itu berupa kesempatan yang memadai, perlindungan sehinggga penyerapan tenaga kerjanya bisa berjalan dengan maksimal.

"Pemerintah memiliki perhatan tnggi agar PKL yang memiliki daya serap tnggi atas tenaga kerja. Tata kota boleh dilakukan dengan baik tapi harus ada solusi penempatan kaki lima yang baik. Ini menjadi solusi segi tga. Yaitu, mensuplai kebutuhan konsumsi masyarakat, menyerap lapangan kerja, dan penyangga ekonomi.

Kepmendagri No 41 tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pemberdayaan PKL, Peraturan Presiden No 125 tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima serta Perda Kota Tangerang Selatan No 08 tahun 2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima merupakan landasan hukum yang kuat sebagai acuan kerja pemerintah dan masyarakat di Kota Tangerang Selatan untuk bersama-sama bekerja dan berpikir mencari solusi penataan berkenaan dengan pedagang kaki lima. Keinginan politk yang kuat dari para pemangku kekuasaan di kota ini juga sangat diperlukan untuk meng-akselerasi penataan PKL. Tanpa good will dari Pemeritah Kota beserta jajarannya dalam penanganan masalah ini, maka semua yang diamanatkan regulasi dan peraturan tersebut diatas hanya menjadi etelase hukum yang tdak bermakna apa-apa didalam kehidupan bermasyarakat dikota ini.

Berdasarkan fakta lapangan diatas, kami DPD APKLI Kota Tangerang Selatan merasa ikut bertanggung jawab untuk mencari solusi yang membangun dalam memecahkan permasalahan di kota ini dengan mengadakan acara DISKUSI PUBLIK dan PENCANANGAN SERAGAM PKL SE-TANGERANG SELATAN yang berjudul “PERAN PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PEMBANGUNAN DI KOTA TANGERANG SELATAN”

pada hari …… di ………

Tujuan Kegiatan

Kegiatan diskusi publik dan Pencanagan Seragam PKL se-Tangerang Selatan periode ini bertujuan untuk : 1. Mendorong terjadinya pertukaran informasi, pengetahuan dan pengalaman dalam usaha-usaha

(6)

2. Meningkatkan kerjasama dan kordinasi kerja antara Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan DPD APKLI Kota Tangerang Selatan dalam menangani setap permasalahan pedagang kaki lima di Tangerang Selatan

3. Meningkatkan awareness para stakeholder pedagang kaki lima baik pemerintah, swasta maupun masyarakat itu sendiri guna mendukung pembangunan di kota Tangerang Selatan.

4. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman tentang tata kelola pedagang kaki lima yang selaras dengan tujuan pembangunan kota Tangerang Selatan dan visi misi Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia.

Target dan Sasaran

Target dan sasaran dari Diskusi Publik dan Pelantkan DPD APKLI Tangsel

1. Terbentuknya tata kelola yang terencana dan terukur bagi Pedagang Kaki Lima di Kota Tangerang Selatan.

2. Sosialisasi peraturan dan produk hukum yang berhubungan tentang pedagang kaki lima kepada masyarakat umum dan pelaku usaha

3. Terciptanya kerja sama yang baik dari pemerintah dan swasta dalam menangani permasalahan pedagang kaki lima di Kota Tangerang Selatan.

Sasaran Peserta

Adapun sasaran peserta dari kegiatan Diskusi Publik dan Pencanangan Seragam PKL se-Tangerang Selatan ini adalah :

1. Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang Selatan.

3. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Tangerang Selatan yang domain dan ruang lingkup kerjanya berhubungan dengan usaha penanganan PKL dan UKM.

4. BUMN / BUMD, serta pelaku usaha dan penanam modal swasta yang berada di Kota Tangerang Selatan.

5. Perhimpunan atau perkumpulan-perkumpulan organisasi dan wakil-wakil pedagang kaki lima se-Kota Tangerang Selatan.

(7)

7. Para stakeholder dan masyarakat umum yang perduli dengan PKL dan UKM dikota Tangerang Selatan.

Susunan Acara

 Registrasi : 8.00 – 8.30 WIB  Pembukaan : 8.30 – 9.00 WIB

1. Ketua Panita Diskusi Publik dan Pelantkan DPD APKLI Kota Tangerang Selatan. 2. Ketua DPD APKLI Kota Tangerang Selatan

3. Ketua Umum DPP APKLI

4. Walikota Tangerang Selatan (Sekaligus membuka acara)  Diskusi Publik : 9.00 – 11.00

“PERAN PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN”

Keynote speaker:

1. ……… (Kemenkop RI / Kemendag RI)

2. Ibu Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH (Walikota Tangerang Selatan)

3. Dr. Ali Mahsun, M. Biomed (Ketua Umum DPP APKLI Periode 2011-2016)

4. Akademisi Pemerhat Pedagang Kaki Lima / Tata Ruang Kota Tangerang Selatan.

Coffee break : 11.00 – 11.15 WIB

 Deklarasi Seragam PKL se-Tangerang Selatan: 11.15 – 11.45 WIB

 Pemberian Santunan dan Beasiswa kepada anak-anak PKL yang berprestasi 11.45 -12.30  Hiburan dan Makan Siang 12.30 – 13.00 WIB

(8)

Penutup

Demikian Proposal Diskusi Publik dan Pencanangan Seragam Pedagang Kaki Lima Kota Tangerang Selatan ini dibuat sebagai gambaran singkat bentuk, tujuan dan arahan kegiatan tersebut. Akhirnya partsipasi dari semua pihak sangat diperlukan untuk mensukseskan acara tersebut. Semoga ide dan upaya bagi penataan pedagang kaki lima tada hent-hentnya dalam rangka mewujudkan pembangunan yang sejalan dengan visi misi APKLI dan juga visi misi dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Amien

PANITIA DISKUSI PUBLIK DAN PENCANANGAN SERGAMA PEDAGANG KAKI LIMA SE- KOTA TANGERANG SELATAN

Eko Surachman,SH Lumdrin Sidabutar

Ketua Pelaksana Sekretaris

Mengetahui, Menyetujui,

Desman Ariando, S.Pd TB. Rahmatulloh

(9)

Aan Nurhandiat dr. Ali Mahsun, M.Biomed Ketua DPW APKLI Provinsi Banten Ketua DPP APKLI

Lampiran 1

ORGANISASI KERJA PANITIA DISKUSI PUBLIK DAN PELANTIKAN DPD APKLI

Penanggung Jawab

: DPD APKLI Tangerang Selatan

Steering Commitee

: dr. Ali Mahsun, M. Biomed

Desman Ariando, S.Pd (

ex officio

)

Ketua Panita

: Eko Surahman, SH

Pelaksana Diskusi Publik

: SIJI (Serikat Jurnalis Independent)a

Pelaksana Deklarasi dan Santunan

: Evelyn Torondek

Divisi Kesekretariatan

: Andi Syarifuddin

Divisi Kerjasama dan Publikasi

: Dede

Divisi Akomodasi

: Lie Daryanto Wibowo

Divisi Dokumentasi

: Hendra

(10)

Lampiran 2

PROFIL APKLI

ASOSIASI PEDAGANG KAKI LIMA INDONESIA

Indonesia Street Vendor Associaton

Perkembangan ekonomi secara global berimbas pada perkonomian di tngkat bawah dan

menggeser paradigma tentang konsep ekonomi kerakyatan sebagai sebuah cerita masa lalu

yang telah usang. Usaha informal khususnya pedagang kaki lima tdak dilihat sebagai sebuah

bagian dari system ekonomi yang menyeluruh secara nasional, namun dipandang sebagai

sebuah batu kerikil pembangunan. Untuk menyikapi ini perlu partsaipasi dari semua pihak,

perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan dalam bidang ekonomi, hukum, pendidikan dan

bidang lainnya untuk meretas permasalahan PKL di Indonesia. Pedagang kaki lima tdak boleh

hanya sebagai sector informal yang dipandang sebelah mata tetapi harus menjadi salah satu

pilar dari perekonomian Republik Indonesia. Menyikapi hal tersebut, APKLI terlahir dari

cita-cita luhur untuk mensejahterakan para pelaku usaha informal, khususnya PKL selalu berusaha

untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan PKL di Negara ini.

Bentuk APKLI

(11)

Kaki Lima disingkat PKL, yang merupakan bagian dari pelaku dalam dunia usaha dan

perekonomian di Indonesia.

Fungsi APKLI

APKLI berfungsi sebagai wadah dan wahana komunikasi, informasi, representasi, konsultasi,

dan fasilitasi bagi para pelaku Pedagang Kaki Lima yang berkaitan dengan pendataan, penataan,

pembinaan, advokasi, dan pemberdayaan dalam art luas yang mencakup seluruh kegiatan

usaha dan perekonomian yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial Pedagang

Kaki Lima di seluruh Indonesia.

Tujuan APKLI

1. Mewujudkan kepastan atas eksistensi Pedagang Kaki Lima dalam dunia usaha dan

perekonomian di Indonesia.

2. Mewujudkan kepastan kesempatan usaha dalam tata ruang, tata waktu, dan tata

wilayah bagi Pedagang Kaki Lima di seluruh Indonesia.

3. Meningkatkan kesejahteraan sosial bagi Pedagang Kaki Lima di seluruh Indonesia.

4. Mengembangkan sistem usaha dan lembaga keuangan, serta memberdayakan

kemampuan kegiatan usaha dan atau perekonomian Pedagang Kaki Lima di seluruh

Indonesia, serta menjadikan Pedagang Kaki Lima sebagai wirausahwan yang handal,

pengusaha kecil, pengusaha menengah, bahkan pengusaha besar.

5. Membangun, memperluas dan mengefektian komunikasi, kerja sama dan kemitraan

dengan lembaga pemerintahan, baik pemerintahan pusat maupun pemerintahan

daerah, dan lembaga non pemerintahan, baik perusahaan swasta, lembaga pendidikan

maupun lembaga terkait lainnya, baik dalam negeri maupun luar negeri dalam upaya :

a) Mendukung perencanaan dan realisasi pembangunan nasional dan atau

pembangunan daerah dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan

bagi seluruh rakyat Indonesia.

b) Mewujudkan kepastan hukum dan kesempatan usaha bagi Pedagang Kaki Lima di

seluruh Indonesia.

c) Pendataan, penataan, advokasi, pembinaan, dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima

di seluruh Indonesia.

(12)

e) Membangun, mengembangkan dan mengefektian pemberdayaan Pedagang Kaki

Lima di seluruh Indonesia melalui gerakan koperasi, serta sistem usaha dan lembaga

keuangan lainnya yang efektf dan eisien.

Lampiran 3

DISKUSI PUBLIK NASIONAL DAN PENCANANGAN SERAGAM PKL SE-TANGERANG SELATAN

Peran pedagang kaki lima dalam pembangunan di Kota Tangerang Selatan

ANGGARAN DANA

N

o Uraian Kegiatan Unit Durasi

Harga Satuan

Kontribusi

Total Sponsor APKLI

A KESEKRETARIATAN

Pengadaan proposal 30 eks 1 Periode 10.000 300.000

Sewa PC dan Printer 1 Unit 3 Hari 150.000 450.000 450.000

Penggandaan Materi 300 eks 1 Periode 1.000 300.000

Cartridge printer 1 Unit 1 Periode 300.000 300.000

Kertas HVS 3 Rim 1 Periode 30.000 90.000

Flashdisk 1 Unit 1 Periode 70.000 70.000

Guntng 2 Unit 1 Periode 7.500 15.000

Stapler 2 Unit 1 Periode 5.000 10.000

Isi Stapler 2 Box 1 Periode 3.500 7.000

Buku tamu 1 Unit 1 Periode 20.000 20000

Sertikat 50 eks 1 Periode 5.000 250.000

Honorarium OC 10 Orang 1 Periode 100.000 1.000.000

(13)

Cinderamata Pemateri 4 Unit 1 Periode 200.000 800.000

Fee Moderator 1 Orang 1 Periode 500.000 500.000

Fee MC 1 Orang 1 Periode 200.000 200.000

Sub total 8442000 450000 8892000

B PERLENGKAPAN DAN AKOMODASI

Sewa PC hari -H 1 Unit 1 Periode 150.000 150.000

Sewa LCD / Infocus 1 Unit 1 Periode 100.000 100.000

Sewa gedung 1 Unit 1 Periode 5.000.000 5.000.000

Sound System + Keyboard 1 Set 1 Periode 3.000.000 3.000.000

Coffee and Snack 500 pcs 1 Periode 20.000

10.000.00 0

Aqua 20 Dus 1 Periode 20.000 400.000

Sub total 30850000 30850000

C PUBLIKASI DAN DOKUMENTASI

Sewa handycam 1 Unit 1 Periode 200.000 200.000

Kaset handycam 2 Unit 1 Periode 40.000 80.000

Spanduk 8 Unit 1 Periode 200.000 1.600.000

Fee pers Nasional 8 Unit 1 Periode 500.000 4.000.000

Iklan dimedia massa

Cetak 5 Unit 1 Periode 1.000.000 5.000.000

Sub total 4280000 800000 5080000

D TRANSPORTASI

Sewa mobil 2 Unit 1 Hari 250.000 500.000

Bahan bakar mobil 20 liter 1 Hari 7.000 90.000

Sub total 590000

TOTAL ANGGARAN DANA 44162000 135000

0

4281200

0

(14)

Lampiran 4

SPONSORSHIP DAN KERJA SAMA

-DISKUSI PUBLIK NASIONAL DAN PENCANANGAN SERAGAM PEDAGANG KAKI

LIMA-DEWAN PIMPINAN DAERAH ASOSIASI PEDAGANG KAKI LIMA INDONESIA

(DPD APKLI) KOTA TANGERANG SELATAN

“PERAN PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PEMBANGUNAN DI KOTA TANGERANG SELATAN”

SPONSORSHIP

Dalam rangka kegiatan Diskusi Publik dan Pelantkan DPD APKLI Tangerang Selatan,

dengan mengambil tema “Peran pedagang kaki lima dalam pembangunan kota Tangerang

Sealatan”, panita pelaksana menawarkan kepada perusahaan/ instansi/ lembaga/ pribadi

untuk bekerjasama dalam bentuk:

1. Sponsor Tunggal

2. Sponsor Utama

3. Sponsor Pendukung

I. SPONSOR TUNGGAL

Sponsor tunggal dalam kegiatan ini yaitu perusahaan/instansi/lembaga/pribadi yang

bersedia memenuhi 75 % dari keseluruhan dana yang dianggarkan dari sponsor. Harga

sponsor tunggal adalah Rp …….

Sponsor Tunggal kegiatan memperoleh kontraprestasi berupa:

Hak untuk mengubah nama/ttel dan poin-poin kegiatan dengan ketentuan harus

dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pihak Panita.

Hak untuk mencantumkan logo perusahaan/instansi/lembaga/pribadi dalam ruang

sponsor di segala bentuk publikasi dan sarana yang disediakan.

(15)

b) Segala macam bentuk perijinan ditanggung Panita

c) Biaya pembuatan kontraprestasi ditanggung Panita

d) Hal-hal lain tentang sponsor tunggal bisa berhubungan dengan Panita lebih lanjut.

II. SPONSOR UTAMA

Sponsor Utama kegiatan adalah perusahaan/ instansi/ lembaga/ pribadi yang bersedia

memenuhi 50% dana yang dianggarkan dari sponsor. Harga dari Sponsor Utama adalah

Rp ………….

Sponsor utama akan memperoleh kontraprestasi berupa:

1. Dengan kesediaan Anda menjadi Sponsor Utama, perusahaan/ instansi/

lembaga/pribadi anda berhak atas ruang promosi pada:

a. 2 (dua) buah Baliho.

b. 4 (delapan) buah Spanduk Rentang.

e. Iklan media cetak dan Elektronik.

2. Pencantuman nama dan logo perusahaan/ instansi/ lembaga/ pribadi pada ruang

sponsor yang disediakan oleh Panita untuk peserta.

Syarat-syarat Sponsor Utama:

1. Panita diperbolehkan untuk mencari sponsor diluar sponsor utama.

2. Segala macam bentuk perijinan dan biaya kontraprestasi ditanggung Panita

3. Hal-hal lain tentang sponsor utama bisa berhubungan dengan Panita lebih lanjut.

I

III. SPONSOR PENDUKUNG

Panita menawarkan paket kerjasama. Panita juga menerima tawaran alternatf

sponsorship dalam bentuk lain sepanjang tdak menyimpang dari tema kegiatan.

Adapun paket sponsorship yang kami tawarkan tercantum dalam lampiran.

Persyaratan Umum Sponsor

1. Pendaftaran kontrak dilakukan dengan mengisi formulir terlampir dan bila diperlukan

dapat dibuat perjanjian hitam diatas puth.

2. Pembayaran uang kontrak tahap pertama minimum 50 % paling lambat tanggal ………..

3. Pelunasan uang kontrak paling lambat tanggal ………...

4. Bagi sponsor yang telah melaksanakan pembayaran sebagai sponsor, apabila

mengundurkan diri maka pembayaran kontrak dianggap hangus.

5. Bila ada kesalahpahaman antara pihak sponsor dan panita maka akan diselesaikan

dengan cara musyawarah.

KERJASAMA

(16)

dapat dinegosiasikan antara perusahaan/instansi/lembaga/pribadi dengan panita

pelaksana.

Syarat-syarat Kerjasama:

1. Bentuk kerjasama yang kami tawarkan meliput:

a. Perusahaan/instansi/lembaga/ pribadi dapat memberikan produk yang dihasilkan.

b. Perusahaan/instansi/lembaga/pribadi membantu panita dalam hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan.

2. Bentuk kerjasama sedapat mungkin berhubungan berkaitan dengan kegiatan yang akan

diselenggarakan.

3. Pelaksanaan kerjasama melalui produk, diberikan minimal 1 (satu) minggu sebelum

pelaksanaan kegiatan

4. Adapun kontraprestasi yang diberikan diatur kemudian melalui negosiasi dengan Panita.

5. Jika perusahaan/instansi/lembaga/pribadi menginginkan syarat-syarat khusus, maka

diadakan perjanjian hitam diatas puth.

DONATUR

Panita juga menerima sumbangan dana untuk maksud kegiatan ini. Dalam hal ini Panita tdak

memberikan kontraprestasi kepada perusahaan/instansi/lembaga/pribadi yang menjadi

donatur dalam kegiatan ini. Setelah memberi sumbangan, maka tdak ada ikatan antara panita

penyelenggara dengan perusahaan/instansi/lembaga/pribadi.

LAIN-LAIN

1. Dalam keadaan overmatch atau terpaksa yang mungkin dapat terjadi sehingga tertunda

atau batalnya acara ini, semua pihak tdak berhak melakukan tuntutan gant rugi. Dalam hal

ini, segala bentuk partsipasi dan kerjasama akan dikembalikan utuh setelah dikurangi

materi yang telah digunakan

2. Segala bentuk partsipasi dan kerjasama dilakukan dengan mengisi suarat pernyataan

kerjasama rangkap dua, dengan aturan helai puth untuk

perusahaan/instansi/lembaga/pribadi dan lembar kuning untuk panita yang dapat

diberikan langsung atau dikirim kesekretariatan panita.

3. Pembayaran partsipasi dan kerjasama dilakukan melaui rekening Bank …….

4. Hal-hal yang belum diatur diatas akan diatur kemudian.

5. Informasi lebih lanjut, hubungi:

Sekretariat Panita Pelaksana Diskusi Publik dan Pencanangan Seragam Pedagang Kaki Lima

DPD APKLI Kota Tangerang Selatan

Sekretariat, Taman Kota I BSD – Serpong, Jl. Letjend Soetopo – Kel. Lengkong Gudang Barat,

Kec. Serpong

(17)

1. Eko Surahman HP

2. Lie Daryanto

Atas perhatan, partsipasi dan kerjasama dari perusahaan/ instansi/ lembaga/pribadi, panita

kegiatan Diskusi Publik dan Pencanangan Seragam Pedagang Kaki Lima Se-Tangerang Selatan,

(DPD APKLI) Kota Tangerang Selatan Periode 2012 – 2016 mengucapkan banyak terimakasih.

Lampiran 4

Lembar I Untuk Sponsor/Donatur

PERNYATAAN KERJA SAMA

DISKUSI PUBLIK DAN PELANTIKAN DEWAN PENGURUS DAERAH PEDAGANG KAKI LIMA INDONESIA KOTA TANGERANG SELATAN PERIODE 2011 “PERAN PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN” Bersama ini kami

Nama : ... Instansi : ...

Alamat : ... Jabatan : ...

Telp. : ... Bersedia mendukung kegiatan sebagai

A. Sponsor*

a. Sponsor Tunggal b. Sponsor Utama c. Sponsor Pendukung

d. Lain-lain: ... *) PIlih Opsi

(18)

Kontraprestasi Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

November 2001

Pihak Panita Pihak Sponsor

(...) (...)

Lembar II Untuk Panita

PERNYATAAN KERJA SAMA

DISKUSI PUBLIK DAN PELANTIKAN DEWAN PENGURUS DAERAH PEDAGANG KAKI LIMA INDONESIA KOTA TANGERANG SELATAN PERIODE 2011 “PERAN PEDAGANG KAKI LIMA DALAM PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG SELATAN” Bersama ini kami

(19)

Total nilai Rp

Terbilang ... Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

November 2001

Pihak Panita Pihak Sponsor

Referensi

Dokumen terkait