• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENURUNAN MUKA TANAH AKIBAT PEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENURUNAN MUKA TANAH AKIBAT PEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENURUNAN MUKA TANAH AKIBAT PENAMBANGAN

BATUBARA BAWAH TANAH METODE LONG WALL

PT. GERBANG DAYA MANDIRI, TENGGARONG, KALIMANTAN TIMUR

Timbul Mangara Pasaribu H.1, Dr. Ir. Budi Sulistianto, MT.2

1

Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung 2

Dosen Program Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung

Sari

Metode longwall adalah salah satu metode penambangan batubara bawah tanah dengan produktivitas tinggi (Peng, 1984) sehingga banyak diterapkan di berbagai belahan dunia. Akan tetapi, metode ini memberikan dampak di permukaan tanah yang cukup signifikan dan tidak dapat dihindari, yaitu penurunan muka tanah. PT. Gerbang Daya Mandiri adalah perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur yang akan menerapkan metode ini dalam rencana penambangannya. Untuk itu, dilakukan analisis untuk memprediksi penurunan maksimum, profil, dan luas area dari penurunan muka tanah yang mungkin terjadi. Analisis dilakukan dengan pemodelan numerik menggunakan metode elemen distinct dan dengan perhitungan menggunakan grafik penurunan muka tanah yang dikembangkan oleh UK National Coal Board. Pemodelan numerik menggunakan perangkat lunat 3DEC versi 4.0. Selain itu, dilakukan juga analisis prinsip superposisi untuk melihat pengaruh dari penggalian setiap panel terhadap penurunan muka tanah akhir akibat penggalian seluruh panel dengan melakukan perbandingan hasil superposisi penurunan muka tanah akibat penggalian panel tunggal terhadap hasil penurunan muka tanah akibat penggalian seluruh panel.

Abstract

Longwall method is one of the underground coal mining method with high productivity (Peng, 1984) that widely applied in the world. However, this methods gives a significant impact on the ground that can not be avoided, the land subsidence. PT. Gerbang Daya Mandiri is a coal mining company in East Kalimantan that will apply this method in the mining plan. Therefore, an analysis to predict the maximum vale, the profile, and the area of land subsidence that may occur. Analyses were performed by numerical modeling using distinct element method and the calculation of surface subsidence using charts developed by the UK National Coal Board.Numerical modeling using software 3 DEC version 4.0 dari Itasca. In addition, the analysis of the principle of superposition also conducted to see the effect of excavation every panel on land subsidence caused by the whole panel excavation with a comparison result of superposition of land subsidence due to single panel excavation on the results of land subsidence caused by entire panel excavation.

I. PENDAHULUAN

Tambang batubara PT. Gerbang Daya Mandiri telah memulai penambangan dengan metode tambang terbuka (open pit) pada bulan Oktober 2009. Namun, PT. Gerbang Daya Mandiri tidak dapat melanjutkan penambangan dengan metode open pit pada bagian Barat Laut lokasi penambangan karena kendala yang berkaitan dengan peraturan lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, PT. Gerbang Daya Mandiri berencana melakukan penambangan bawah tanah dengan metode

longwall.

Mengingat bahwa penurunan muka tanah merupakan permasalahan yang tidak bisa dihindari dalam penerapan metode penambangan bawah tanah metode

longwall, maka diperlukan suatu kajian mengenai penurunan muka tanah untuk memperkirakan nilai maksimum dan luas area dari penurunan tanah yang mungkin terjadi di permukaan sehingga bisa dilakukan hal yang dianggap perlu oleh PT. Gerbang Daya Mandiri untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan di permukaan. Lokasi yang menjadi fokus penelitian adalah panel A F4, A F5, NB F3, dan NB F4.

II. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi penurunan muka tanah yang terjadi akibat pembukaan keempat panel tersebut. Penelitian dimulai dari perumusan masalah, studi literatur, pengumpulan data seperti, geometri dan peta tambang, sifat fisik dan mekanik batuan di lokasi penelitian. Dilanjutkan dengan pengolahan data secara numerik dengan menggunakan perangkat lunak 3DEC version 4.0 dari Itasca dan perhitungan secara grafis dengan menggunakan UK National Coal Board Chart untuk memprediksi nilai maksimum, profil, dan luas area penurunan muka tanah Kemudian dilakukan analisis dan pembahasan dari hasil kedua pendekatan tersebut. Setelah itu dapat ditarik kesimpulan mengenai prediksi penurunan muka tanah akibat pembukaan keempat panel di lokasi penelitian. Secara umum, diagram alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran A.

III. GAMBARAN UMUM PT GERBANG DAYA

MANDIRI

(2)

2 2010 adalah 400.000 ton. PT. Gerbang Daya Mandiri

tidak dapat melanjutkan penambangan dengan metode open pit pada bagian Barat Laut lokasi penambangan, karena kendala yang berkaitan dengan peraturan lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, PT. Gerbang Daya Mandiri berencana melakukan penambangan dengan metode tambang bawah tanah.

Berdasarkan hasil eksplorasi diketahui bahwa PT. Gerbang Daya Mandiri memiliki beberapa lapisan batubara (multi-seam) dengan kemiringan rata-rata 3° - 13° dan ketebalan yang bervariasi dari 0,12 – 9,8 meter. Dari hasil pemodelan sumberdaya batubara juga diketahui karakteristik dari lapisan batubara seperti geometri, sebaran dan orientasi. Berdasarkan karakteristik lapisan batubara tersebut maka sistem penambangan bawah tanah yang sesuai adalah metode tambang bawah tanah long wall.

Gambar 3.1. Lokasi PT. GDM

Secara administratif, lokasi lahan PT. Gerbang Daya Mandiri terletak di daerah Desa Karang Tunggal dan Desa Manunggal Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dengan luas wilayah IUP seluas 1.758 Ha. Tambang batubara PT. Gerbang Daya Mandiri terletak 15 km dari Samarinda, Kalimantan Timur.

Lahan daerah pertambangan merupakan ladang, persawahan dan pemukiman, dimana jenis-jenis tumbuhan yang ada di sebagian besar sudah ditanami dan dibudidayakan penduduk, seperti padi, durian, rambutan, nangka, kelapa, elay, ketela, nanas, dll.

III.1. GEOLOGI BATUBARA

Wilayah penambangan PT. Gerbang Daya Mandiri termasuk dalam cekungan Kutai. Litologi di wilayah studi ini berupa endapan sediment berumur Miosen dan Pliosen yang mendasari daerah Kalimantan Timur, terlipat menjadi beberapa anticline dan sinkline berarah Utara hingga Timur Laut membentuk Antiklinorium Samarinda.

Basement atau bagian dasar dari Cekungan Kutai terbentuk sejak zaman Kretasius hingga aman Tersier, dan sedimentasi terjadi hingga delta Mahakam dan bahkan saat ini hingga mencapai lautan. Cekungan Kutai terdiri dari sedimen laut (umumnya lempung), endapan delta dan endapan fluvial dengan stratigrafi utama berupa perlapisan batupasir dan batubara. Pada cekungan Kutai juga mengandung batugamping laut dangkal. Cekungan Kutai adalah cekungan terbesar di

Indonesia dengan luasan 60.000 km2 dan ketebalannya mencapai 9.000 m.

Gambar 3.2. Tatanan geologi regional Kalimantan (Sumber : Draft Laporan Akhir Kajian Kelayakan

Tambang Bawah Tanah PT.GDM, 2012)

Formasi Balikpapan dan Formasi Pulau Balang yang merupakan formasi utama pembawa batuabara di cekungan Kutai.

Gambar 3.3. Stratigrafi umum wilayah kajian (Sumber : Draft Laporan Akhir Kajian Kelayakan

Tambang Bawah Tanah PT.GDM, 2012)

III.2. METODE PENAMBANGAN

Berdasarkan pada laporan studi kelayakan PT. Gerbang Daya Mandiri maka sistem penambangan yang akan diterapkan adalah sistem penambangan bawah tanah metode longwall. Alat yang digunakan pada proses produksi batubara pada sistem penambangan bawah tanah long wall di PT. Gerbang Daya Mandiri ini adalah drum shearer. Drum shearer akan terintegrasi dengan armored face conveyor

(3)

3 Gambar 3.2. Skematik sistem penambangan bawah

tanah longwall

(Sumber : Draft Laporan Akhir Kajian Kelayakan

Tambang Bawah Tanah PT.GDM, 2012)

IV. DATA DAN PENGOLAHAN

IV.1. PANEL YANG DITELITI

Panel yang diteliti adalah panel A F4, A F5, NB F3, dan NB F4 seperti tampak pada gambar 4.1 dan gambar 4.2.

Gambar 4.1. Panel AF4 dan Panel AF5 di lapisan batubara A yang diteliti

(Sumber : Draft Laporan Akhir Kajian Kelayakan

Tambang Bawah Tanah PT.GDM, 2012)

Gambar 4.2. Panel NB F3 dan Panel NB F4 di lapisan batubara BC upper yang diteliti

(Sumber : Draft Laporan Akhir Kajian Kelayakan

Tambang Bawah Tanah PT.GDM, 2012)

IV.2. GEOMETRI PANEL, PERLAPISAN, DAN STRUKTUR GEOLOGI

Untuk membuat suatu model yang dapat merepresentasikan keadaan aktual di lapangan, maka dilakukan pengukuran geometri lubang bukaan (panel) untuk dijadikan input bagi model yang akan dibuat. Geometri meliputi dimensi panel (panjang, lebar, tinggi, dan kemiringan), perlapisan batuan, dan struktur geologi. Perlapisan batuan diperoleh dari hasil korelasi lubang bor. Data yang diperoleh dari korelasi lubang bor tidak hanya perlapisan batuan saja tetapi juga dip dan strike batuan, termasuk batubara. lapisan batubara A memiliki dip sebesar 9.90 dengan strike N 299.26 0 E dan lapisan batubara BC upper memiliki dip 9.30 dengan strike N 299.26 0 E. Data scanline struktur geologi yang ada pada daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran B.

Tabel 4.1. Data dimensi panel

Seam Panel Kemiringan (0

)

Lebar (m)

Tinggi (m)

Panjang (m)

Kedalaman (m)

A A F4 8,7 141,6 2,8 729,73 197,8 A F5 8,7 141,6 2,8 920,88 234

BC upper

NB F3 8,1 141,6 2,8 1249,86 244 NB F4 8,1 141,6 2,8 1029,22 284,8

Gambar 4.3. Perlapisan batuan di sekitar panel

IV.3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN Sifat fisik batuan di lokasi meliputi densitas batuan sedangkan sifat mekanik meliputi kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, poisson’s ratio, sudut gesek dalam dan kohesi. Untuk bidang kontak (interface maupun kekar) dibutuhkan data kohesi kontak, sudut geser dalam kontak, kekakuan normal serta kekakuan geser dari bidang kontak. Sifat fisik dan mekanik dari masing-masing material pada lokasi diperoleh dari data sekunder berdasarkan sampel U

(4)

4 batuan yang telah diuji sebelumnya di Laboratorium

Geomekanika ITB. (Tabel 4.2 dan 4.3).

Tabel 4.2. Sifat fisik dan mekanik batuan dilokasi penelitian (Sumber : Draft Laporan Akhir Kajian Kelayakan

Tambang Bawah Tanah PT.GDM, 2012)

Tabel 4.3. Properties kekar dan bidang kontak untuk pemodelan numerik (Sumber: W. Keilich, Numerical Modelling Of Mining

Induced Subsidence, 2006)

IV.4. PERHITUNGAN METODE GRAFIS Prediksi penurunan maksimum muka tanah akibat penggalian suatu panel tunggal dapat dilakukan dengan menggunakan metode grafis yang dikembangkan oleh U.K. National Coal Board. Metode grafis ini menjelaskan bahwa penurunan maksimum (S) yang diakibatkan suatu lubang bukaan merupakan hasil kali dari faktor penurunan muka tanah (F) dengan ketebalan lapisan batubara (m) yang diambil dimana faktor penurunan muka tanah didapatkan dari grafik hubungan antara lebar bukaan (face) dengan kedalaman dari lubang bukaan (depth).

Gambar 4.4. Grafik hubungan antara faktor penurunan muka tanah dengan lebar dan kedalaman bukaan,

U.K. National Coal Board

(Sumber: Peng, Coal Mine Ground Control, 1978)

Metode grafis ini juga dapat digunakan untuk prediksi profil penurunan muka tanah dengan menggunakan tabel hubungan antara w/h dan d/h untuk berbagai titik pada profil penurunan muka tanah pada Gambar 4.6 dimana w adalah lebar bukaan panel, h adalah kedalaman titik pusat panel, dan d adalah jarak titik pengamatan dari titik pusat panel.

Gambar 4.5. Relationship between w/h and d/h for various points on a subsidence profil

(Sumber: Peng, Coal Mine Ground Control, 1978)

Dari data dimensi masing-masing panel maka diperoleh nilai faktor penurunan dam w/h untuk masing-masing panel.

Tabel 4.4. Nilai faktor penurunan dan w/h panel

Panel Faktor

IV.5. PEMODELAN NUMERIK

Tahap pertama pada pemodelan numerik adalah pembuatan geometri model. Geometri model yang dibuat disesuaikan dengan rencana penambangan yang ada secara tiga dimensi. Berdasarkan data sekunder seperti peta topografi, data scanline, dan peta situasi penambangan serta perlapisan batuan yang telah dibuat, geometri model penambangan terlihat seperti pada Gambar 4.6, Gambar 4.7, dan Gambar 4.8. Tahap kedua dalam pemodelan numerik adalah pemodelan karakteristik material dan bidang diskontinu. Tahap ini mencakup pengertian:

1. penentuan sifat dari material dimana material didefinisikan memiliki sifat dapat terdeformasi (deformable) dengan kriteria pecah mohr-coulomb dalam penelitian ini,

(5)

5 bukaan harus memiliki ukuran mesh yang lebih

kecil dari ukuran lubang bukaan,

3. pendefinisian karakteristik material dengan memasukkan parameter-parameter batuan seperti modulus elastisitas (E), nisbah Poisson (v), massa

jenis (γ), kohesi (C), sudut gesek dalam (θ),

modulus geser (G), modulus bulk (B), dan kuat tarik (σt), dan

4. pendefinisian karakteristik struktur geologi dengan memasukkan parameter-parameter seperti kekakuan normal (Kn), kekakuan geser (Ks), kohesi (C), kuat tarik (σt), dan sudut geser dalam

(θ).

Gambar 4.5. Model geometri 3DEC

Gambar 4.6. Model panel A F4 dan A F5 seam A

Gambar 4.7. Model panel NB F3 dan NB F4 seam BC

Tahap ketiga dalam pemodelan numerik adalah pemodelan pembebanan dan kondisi batas dari model yang akan disimulasikan. Dalam rangka mendapatkan solusi yang benar dan yang dapat dianggap mewakili keadaan sebenarnya maka dilakukan pendefinisiaan kondisi batas pada batas barat dan timur dimana perpindahan yang diijinkan hanya kearah y dan z saja, pada batas utara dan selatan dimana perpindahan yang diijinkan hanya kearah y dan x saja, dan pada batas bawah dimana perpindahan hanya diijinkan kearah x dan z saja. Selain itu, dilakukan juga pembebanan kepada model berupa horizontal insitu stress (σh ) kearah x dan z dengan besar σh=2/3 σv dan percepatan gravitasi sebesar 10 m/s2.

Gambar 4.8. Penampang melintang Utara-Selatan model dan zonasinya tiap lapisan

Gambar 4.9. Kondisi batas bagian barat, timur, dan bawah model

Gambar 4.10. Kondisi batas bagian utara dan selatan model

BC upper

(6)

6 Tahap yang terakhir adalah simulasi penggalian yaitu

pemberian alterasi kepada model. Simulasi yang dilakukan adalah simulasi penggalian panel tunggal dan penggalian seluruh panel.

IV.6. SUPERPOSISI PENURUNAN MUKA

TANAH PANEL TUNGGAL

Prinsip superposisi menyatakan bahwa jika dua bukaan yang berdekatan digali di bawah suatu titik di permukaan (P), penurunan total pada titik tersebut adalah jumlah dari penurunan muka tanah akibat dari bukaan pertama dan bukaan kedua. S1 adalah penurunan akibat penggalian A1 dan S2 adalah penurunan akibat penggalian A2. Penurunan total di titik P adalah S = S1 + S2.

Gambar 4.11. Superposisi penurunan muka tanah (Sumber: Peng, Coal Mine Ground Control, 1978)

Prinsip ini digunakan untuk memprediksi penurunan muka tanah akhir akibat penggalian keempat panel. Perhitungan superposisi panel tunggal akan dilakukan pada hasil pemodelan numerik.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 PREDIKSI PENURUNAN MUKA TANAH

PENGGALIAN PANEL TUNGGAL Dari hasil perhitungan menggunakan metode grafis dan pemodelan numerik maka diperoleh prediksi nilai maksimum penurunan yang mungkin terjadi untuk penggalian masing-masing panel seperti pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Prediksi nilai maksimum penurunan muka tanah akibat penggalian panel tunggal

Penggalian Panel

Penurunan Muka Tanah

Maksimum (m) Selisih Metode

Grafis

Metode

Numerik m % A F4 1,82 0,9 0,92 50,55%

A F5 1,62 1 0,62 38,42%

NB F3 1,54 0,85 0,69 44,81%

NB F4 1,29 0,75 0,54 41,77%

Sedangkan prediksi profil penurunan muka tanah akibat penggalian masing-masing panel dapat dilihat pada gambar 5.1, 5.2, 5.3, dan 5.4 dimana profil ini adalah penampang melintang yang melewati daerah penurunan muka tanah maksimum yang tegak lurus dengan arah penggalian panel.

Prediksi luas area penurunan muka tanah akibat penggalian panel tunggal dapat dilihat pada tabel 4.8

yang diperoleh dengan bantuan perangkat lunak Surfer

dimana inputannya berupa peta topografi yang menggambarkan penurunan muka tanah yang diperoleh dari simulasi perangkat lunak 3DEC.

Tabel 5.2. Luas area penurunan muka tanah akibat penggalian panel tunggal

Penggalian Panel Luas Area (m2 )

A F4 619.902,9 A F5 851.851,9 NB F3 978.201,2 NB F4 940.682,1

Gambar 5.1. Profil penurunan muka tanah A F4

Gambar 5.2. Profil penurunan muka tanah A F5

Gambar 5.3. Profil penurunan muka tanah NB F3

Gambar 5.4. Profil penurunan muka tanah NB F4

(7)

7 daerah pengaruh dari masing-masing panel dimana

daerah pengaruh ditentukan oelh limit angle panel. Dari analisis secara tiga dimensi terhadap penurunan muka tanah yang terjadi dan posisi dari masing-masing panel maka diketahui nilai limit angle untuk masing-masing panel seperti pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Lower limit angle dan Upper limit angle

panel Panel Kemiringan Panel

(0 )

Lower limit angle (0

)

Upper limit angle (0

)

A F4 8,7 55 49

A F5 8,7 54 50

NB F3 8,1 50 44

NB F4 8,1 49 44

Gambar 5.5. Daerah pengaruh panel A F4

Gambar 5.6. Daerah pengaruh panel A F5

Gambar 5.7. Daerah pengaruh panel NB F3

Gambar 5.8. Daerah pengaruh panel NB F4

Dari analisis secara tiga dimensi, diketahui bahwa kemiringan panel mempengaruhi titik pusat penurunan muka tanah. Kemiringan panel sebesar 8,70 pada panel A F4 dan panel A F5 menyebabkan titik pusat penurunan muka tanah berubah sebesar 60 dari titik pusat panel. Kemiringan panel sebesar 8,10 pada panel NB F3 dan panel NB F4 menyebabkan titik pusat penurunan muka tanah berubah sebesar 40 pada panel NB F3 dan 50 pada panel NB F4.

V.2 PREDIKSI PENURUNAN MUKA TANAH

PENGGALIAN KEEMPAT PANEL Dari hasil perhitungan prinsip superposisi penurunan muka tanah akibat penggalian panel tunggal dan pemodelan numerik untuk simulasi penggalian keempat panel maka diperoleh prediksi nilai maksimum akhir akibat penggalian keempat panel seperti pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Prediksi nilai maksimum penurunan muka tanah akibat penggalian seluruh panel

Penggalian Panel

Penurunan Muka Tanah Maksimum (m)

Superposisi Panel

Tunggal Pemodelan Numerik A F4, A F5, NB F3,

NB F4 2.55 2.27

Sedangkan prediksi profil penurunan muka tanah akibat penggalian seluruh panel dapat dilihat pada gambar 5.5 dimana profil ini adalah penampang melintang yang melewati daerah penurunan muka tanah maksimum yang tegak lurus dengan arah penggalian panel.

Gambar 5.9. Prediksi profil penurunan muka tanah akibat pembukaan seluruh panel

(8)

8 Gambar 5.10. Prediksi area penurunan muka tanah

akibat penggalian seluruh panel berdasarkan hasil pemodelan numerik

Gambar 5.11 Prediksi area penurunan muka tanah akibat penggalian seluruh panel berdasarkan hasil

superposisi

Gambar 5.12 Superposisi akibat daerah pengaruh masing-masing panel

VI. KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil prediksi penurunan muka tanah menggunakan perhitungan grafis dan pemodelan numerik menggunakan metode elemen distinct dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang penurunan muka tanah yanag akan terjadi di atas panel penambangan dengan metode

longwall.

2. Prediksi penurunan muka tanah yang mungkin terjadi dari penambangan panel A F4, A F5, NB F3, dan NB F4 memiliki nilai maksimum 2,27 meter berdasarkan hasil pemodelan numerik dan 2,55 meter berdasarkan perhitungan superposisi pembukaan panel tunggal.

3. Prediksi penurunan muka tanah yang mungkin terjadi dari penambangan panel A F4, A F5, NB F3, dan NB F4 mencakup area seluas 1.760.566,9 m2 berdasarkan hasil pemodelan numerik dan mencakup area seluas 1.777.677,9 m2 berdasarkan perhitungan superposisi pembukaan panel tunggal.

VI.2. SARAN

Saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisis potensi penurunan muka tanah untuk seluruh panel yang akan ditambang untuk memprediksi besar maksimum dari penurunan muka tanah dan wilayah yang berpotensi mengalami penurunan muka tanah.

2. Melakukan tindakan pencegahan pembangunan struktur bangunan di wilayah yang berpotensi mengalami penurunan muka tanah.

3. Melakukan tindakan proteksi kepada struktur bangunan yang ada pada wilayah yang berpotensi mengalami penurunan muka tanah.

4. Melakukan monitoring perkembangan besar penurunan muka tanah dan luas wilayah yang mengalami penurunan muka tanah untuk tahap penambangan dan pasca-penambangan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf akademik di Program Studi Teknik Pertambangan FTTM-ITB, terutama kepada Dosen Pembimbing, Dosen Wali, dan Ketua Program Studi.

DAFTAR PUSTAKA

Peng, S.S., “Coal Mine Ground Control”, John Wiley & Sons New York, 1978.

Whittaker, B.N. & Reddish D.J., “ Subsidence: Occurrence, Prediction, and Control”, Elsevier, 1989.

Itasca, 3DEC User’s Guide, 1999. version 4.0, Itasca Consulting Group Inc, Minnesota.

Keilich, W., Numerical Modelling Of Mining Induced

Subsidence. Underground Coal Operators'

Conference Paper, University of Wollongong & the Australasian Institute of Mining and Metallurgy, 2006.

Draft Laporan Akhir Kajian Kelayakan Tambang Bawah Tanah PT.Gerbang Daya Mandiri, 2012. 1.760.566,9 m2

(9)

9 Lampiran A :Diagram Tahapan Penelitian

Kesimpulan

- Prediksi nilai maksimum , luas area, dan profil

subsidence

- Analisis subsidence

Pemodelan Numerik

-Metode Elemen Distinct 3Dimensi

Metode Empirik

-UK Coal Board Chart

Analisis

- Prediksi nilai maksimum , luas area, dan profil

subsidence

- Subsidence

Analisis

- Prediksi nilai maksimum dan profil subsidence

Latar Belakang

PT. Gerbang Daya Mandiri akan menerapkan sistem penambangan bawah tanah metode long wall dalam rencana penambangannya

Problem Statement

Penurunan muka tanah akibat penambangan batubara bawah tanah metode longwall

Kondisi Awal

- Topografi Permukaan

Pe modelan 3D:

- Penentuan Perlapisan Batuan - Penentuan Geometri Panel - Penentuan Struktur Geologi

Data Properties Material:

- Sifat fisik : , n, d, s, SG, w, s, n,e

- Sifat mekanik : c, t,E, v, C ,  Data Properties Joint:

(10)

10 Lampiran B Data scanline interburden seam A dan seam BC

No Strike Dip

Jarak kekar n – (n-1) (m)

Kondisi Bidang Diskontinyu

Keterangan Pemisahan

(mm)

Kemenerusan

(m) Pengisi Kekasaran

Tingkat

Pelapukan Air Tanah

1. N 120o E 31o 100 1 Sepanjang IB

seam A dan B -

Planar,

Slickensided Segar Kering

Kekar pada Interburden Seam A dan B

2. N 164o E 15o 100 1 Sepanjang IB

seam A dan B -

Planar,

Slickensided Segar Kering

Kekar pada Interburden Seam A dan B

3. N 151 o E 21o 100 1 Sepanjang IB

seam A dan B -

Planar,

Slickensided Segar Kering

Kekar pada Interburden Seam A dan B

5. N 25o E 680 100 1 Sepanjang IB

seam A dan B -

Planar,

Slickensided Segar Kering

Kekar pada Interburden Seam A dan B

6. N 55o E 59o 100 1 Sepanjang IB

seam A dan B -

Planar,

Slickensided Segar Kering

Kekar pada Interburden Seam A dan B

7. N 56o E 56o 100 1 Sepanjang IB

seam A dan B -

Planar,

Slickensided Segar Kering

Kekar pada Interburden Seam A dan B

8. N 58o E 61o 100 1 Sepanjang IB

seam A dan B -

Planar,

Slickensided Segar Kering

Kekar pada Interburden Seam A dan B

9. N 54o E 57o 100 1 Sepanjang IB

seam A dan B -

Planar,

Slickensided Segar Kering

Kekar pada Interburden Seam A dan B

Gambar

Gambar 3.2. Tatanan geologi regional Kalimantan (Sumber : Draft Laporan Akhir Kajian Kelayakan Tambang Bawah Tanah PT.GDM, 2012)
Gambar 3.2. Skematik sistem penambangan bawah
Gambar 4.4. Grafik hubungan antara faktor penurunan
Gambar 4.6. Model panel A F4 dan A F5 seam A
+4

Referensi

Dokumen terkait

TERHADAP PENURUNAN MUKA AIR DlSEKlTAR 3UMUR PRODUKSI AKIBAT PEMOMPAAN PADA DEBIT KONSTAN, Dl DAERAH CARUSAN.. PROYEK PENGEMBANGAN AIR TANAH SUB PROYEK

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan permukaan tanah pada saat muka air tanah diturunkan yang dikarenakan terjadinya proses penurunan kadar air tanah yang

Dalam penelitian ini menggunakan Citra Sentinel-1A pada tahun 2015 dan 2016 untuk mengetahui penurunan muka tanah yang terjadi di Jakarta Utara dengan menggunakan metode

Selain kerugian ekonomi langsung (direct losses), penurunan muka tanah juga menyebabkan kerugian ekonomi secara tidak langsung (indirect losses) seperti berkurangnya

Hasil dari penelitian PS-InSAR menunjukkan terjadi penurunan muka tanah (subsidence) di kota Gresik dengan kecepatan penurunan muka tanah rata-rata tertinggi pada

Pola deformasi akibat berat bangunan tersebut dianalisis menggunakan software Plaxis versi 7,0 dengan pemodelan tanah Mohr-Coulomb pada tiga kondisi muka air tanah yaitu muka

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa secara spasial daerah yang tergenang akibat naiknya air pasang pada tahun 2018 dan menganalisa laju penurunan muka tanah pada tahun

iv HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir ini diajukan oleh : NAMA : SAFFIRA NOOR CHOTIMAH NIM : 21110117130064 PROGRAM STUDI : TEKNIK GEODESI Judul Skripsi : ANALISIS PENURUNAN MUKA