• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP FILOSOFIS TENTANG visi ARTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP FILOSOFIS TENTANG visi ARTI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah.

Menurut Sidi Gazalba, filsafat adalah berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.

Dari uraian di atas jika dikaitkan dengan pendidikan Islam maka intinya adalah upaya secara sungguh-sungguh dengan menggunakan akal pikiran sebagai alat utamanya, untuk menemukan hakikat segala sesuatu, termasuk segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan Islam. Filsafat pendidikan Islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan.

Dalam makalah ini, penulis akan menyajikan pembahasan mengenai hakikat, prinsip-prinsip, dasar, dan tujuan pendidikan Islam secara filosofis.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Bagaimana Tinjauan Filosofis Tentang Hakikat Pendidikan dan Pendidikan Islam ?

B. Bagaimana Tinjauan Filosofis Tentang Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam ? C. Bagaimana Tinjauan Filosofis Tentang Dasar Pijakan Pendidikan Islam ? D. Bagaimana Tinjauan Filosofis Tentang Tujuan Pendidikan Islam ?

III. PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan dan Pendidikan Islam

Sebelum sampai kepada pengertian pendidikan Islam, perlu kiranya diketahui lebih dahulu mengenai pendidikan. Dalam bahasa Indonesia, kata pendidikan terdiri dari kata didik yang mendapat awalan pen dan akhiran an. Kata tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik. Pengertian ini memberi kesan bahwa kata pendidikan lebih mengacu kepada cara melakukan sesuatu perbuatan dalam hal ini mendidik. Selain kata pendidikan, dalam bahasa Indonesia terdapat pula kata pengajaran. Kata ini sebaimana dijelaskan Poerwadarminta adalah cara (perbuatan dan sebagainya) mengajar atau mengajarkan.kata lain yang serumpun dengan kata tersebut adalah mengajar yang berarti memberi pengetahuan atau pelajaran.

(2)

Didalam bahasa Arab dijumpai tiga term yaitu tabiyah, talim, dan ta’dib. Di dalam Alqur’an term tarbiyah diulang lebih dari 872 kali dan term talim diulang lebih dari 840 kali. Sedangkan term ta’dib tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an akan tetapi dijumpai dalam hadis. Namun para ahli pendidikan sendiri belum sepakat mengenai ketiga term ini untuk mewakili kata pendidikan.

Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya memberi kesan antara satu dan lainnya berbeda. Istilah talim mengesankan proses pemberian bekal pengetahuan, sedangkan istilah tarbiyah mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sementara istilah ta’dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan etika dalm kehidupan yang mengacu pada peningkatan martabat manusia.1 Orang-orang Yunani, lebih kurang 600 tahun Sebelum Masehi, telah menyatakan bahwa pendidikan ialah usaha membantu manusia menjadi manusia. Ada dua kata yang penting dalam kalimat itu, pertama “membantu” dan kedua “manusia.”

Manusia perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan telah menjadi manusia bila telah memiliki nilai (sifat) kemanusiaan. Itu menunjukkan bahwa tidaklah mudah menjadi manusia. Karena itulah sejak dahulu banyak manusia gagal menjadi manusia.2

Lebih lanjut, pendidikan dihubungkan dengan Islam, menurut Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy al-Syaibani pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidpan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan. Perubahan itu dilandasi dengan nilai-nilai Islami.

Menurut Dr. Muhammad Fadil Al-Djamaly, pendidikan Islam adalah proses mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).

Berdasarkan hasil rumusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan

1 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) hal 1-10.

(3)

hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.3

Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil).

Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.

Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sendiri sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya.4

B. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam

Prinsip-prinsip pendidikan Islam meliputi: prinsip integrasi, prinsip keseimbangan, prinsip persamaan, prinsip pendidikan seumur hidup dan prinsip keutamaan.

1. Prinsip Integrasi

Suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia ini merupakan jembatan menuju kampung akhirat. Karena itu, mempersiapkan diri secara utuh merupakan hal yang tidak dapat di elakkan agar masa kehidupan dunia ini benar-benar bermanfaat untuk bekal yang akan dibawa ke akhirat. Persiapan-persiapan merupakan kegiatan yang layak di dunia. Perilaku yang terdidik dan nikmat tuhan apapun yang didapat didalam kehidupan harus diabdikan untuk mencapai kelayakan-kelayakan itu, terutama dengan mematuhi ketetapan Tuhan. Disinilah letak pentingnya kedewasaan diri secara utuh sehingga dapat mengendalikannya supaya setiap perilaku sesuai dengan keinginan Tuhan untuk kesejahteraan hidupnya sendiri, sesama manusia, dan lingkungannya.

2. Prinsip keseimbangan

Prinsip keseimbangan merupakan keharusan dalam pengembangan dan pembinaan manusia sehingga tidak adanya kepincangan dan kesenjangan

3 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) hal 15-18.

(4)

antara material, spiritual, maupun unsur jasmani, dan rohani. Di dalam Al-Quran Allah menyebutkan iman dan amal secara bersamaan. Iman adalah unsure yang menyangkut dengan hal spiritual, sedangkan amal adalah yang menyangkut dengan material, yaitu jasmani. Hal ini diperjelas dalam firman Allah swt.

3. Prinsip Persamaan

Prinsip ini berakar dari konsep dasar tentang yang mempunyai kesatuan asal yang tidak membedakan derajat, baik antara jenis kelamin, kedudukan sosial, bangsa, suku, ras, maupun warna kulit, sehingga siapapun orangnya tetap mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan. 4. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup

Prinsip pendidikan seumur hidup bukanlah hal yang baru, di kalang umat islam ada ungkapan seperti, tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat. Sesungguhnya prinsip ini bersumber dari pandangan manusia mengenai kebutuhan dan keterbatasan didalam hidupnya yang selalu berhadapan dengan tantangan dan godaan yang dapat menjerumuskan manusia itu sendiri kedalam jurang kehinaan. Dengan demikian, manusia dituntut untuk menjadi pendidik bagi dirinya sendiri agar dapat mempaerbaiki dan meningkatkan kualitas dirinya serta menyesali perbuatan yang menyimpang dari jalan lurus.

Manusia berkewajiban mendidik dirinya sendiri dengan senantiasa mengabdi kepada Tuhannya dengan penuh kesadaran serta berusaha untuk menambah ilmunya.

5. Prinsip Keutamaan

Dengan prinsip keutamaan ini, pendidik bukan hanya bertugas menyediakan kondisi belajar bagi subjek didik, tetapi lebih dari itu turut membentuk kepribadiannya dangan perlakuan dan keteladanan yang ditunjukkan pendidik tersebut. Penerapan prinsip keutamaan ini adalah tindakan nyata seperti, perlakuan dan keteladanan. karena itu prinsip keutamaan sebagai landasan penerapan konsep-konsep pendidikan sekaligus menjadi tujuan pendidikan itu sendiri, yakni merupakan sesuatu yang diharapkan terbentuk dan tertanam pada diri setiap hasil didik.5

C. Dasar Pendidikan Islam

(5)

Dasar pendidikan Islam diperlukan untuk memperoleh signifikansi atau kepentingan sekaligus menuju tercapainya tujuan-tujuan Islami. Dasar atau asas merupakan landasan berpijak dalam menyusun strategi pendidikan.6

Sebagai kegiatan yang bergerak pada proses pembinaan kepribadian muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja. Dengan dasar ini akan memeberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan dalam pendidikan Islam hendaknya peserta didik ke arah pencapaian pendidikan Islam. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah (hadis).

Menetapkan Al-Qur’an dan hadis sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan saja, namun juga karena dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman, Al-Qur’an tidak ada keraguan padanya. Ia tetap terpelihara kesucian dan kebenarannya, baik dalam pembinaan aspek kehidupan spiritual maupun aspek sosial budaya dan pendidikan. Demikian pula dengan kebenaran hadis sebagai dasar kedua bagi pendidikan Islam.7

D. Tujuan Pendidikan Islam

Sebagai suatu kegiatan yang terencana, pendidikan Islam memiliki kejelasan tujuan yang ingin dicapai. Kita sulit membayangkan dalam benak, jika ada suatu kegiatan tanpa memiliki kejalasan tujuan. Demikian pentingnya tujuan tersebut tidak mengherankan jika dijumpai kajian yang sungguh-sungguh dikalangan para ahli mengenai tujuan tersebut. Berbagai buku yang mengkaji masalah pendidikan Islam senantiasa berusaha merumuskan tujuan baik secara umum maupun secara khusus.

Ahmad D. Marimba menyebutkan ada empat fungsi tujuan pendidikan. Pertama, tujuan berfungsi mengakhiri usaha. Kedua, tujuan berfungsi mengarahkan usaha. Ketiga, tujuan berfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai tujuan lainnya. Keempat, fungsi dari tujuan adalah memberikan nilai (sifat) pada usaha itu.

Sedangkan, Ahmad Tafsir menjelaskan tujuan pendidikan Islam dengan merujuk kepada berbagai pendapat para pakar pendidikan Islam dan 6 Muhammad As Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2011),hal . 7.

(6)

membagi tujuan pendidikan Islam kepada yang bersifat umum dan bersifat khusus. Tujuan umum merupakan tujuan akhir dan tujuan khusus merupakan penjabaran dari tujuan umum. Menurutnya, untuk merumuskan tujuan pendidikan secara umum harus diketahui terlebih dahulu ciri manusia sempurna menurut Islam, yaitu mengetahui hakikat manusia menurut Islam.

Menurut konsep Islam, manusia adalah makhluk yang memiliki unsur jasmani dan rohani, fisik, dan jiwa yang memungkinkan diberikan pendidikan. Selanjutnya manusia ditugaskan untuk menjadi khalifah dibumi sebagai pengamalan ibadah kepada Tuhan, dalam arti yang seluas-luasnya. Konsepsi ini pada akhirnya membantu merumuskan tujuan pendidikan, karena tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah gambaran ideal dari manusia yang ingin melalui pendidikan.

Ahmad D Marimba menggambarkan manusia yang ideal adalah manusia yang berkepribadian yang utama, sementara Mohammad Athiyah al-Abrasy menggambarkan manusia yang ideal adalah yang berakhlak mulia. Hasan Langgulung dan M Natsir menggambarkan manusia ideal adalah manusia yang dapat melaksanakan tujuan hidupnya, yaitu menghambakan diri kepada Allah.

Dari definisi yang dikemukakan para ahli bahwa tujuan pendidikan Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi dengan sebaik-baiknya.

2. Mengarahkan manusia agar tugas kekhalifahan dilaksanakan untuk beribadah kepada Allah.

3. Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.

4. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan.

5. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Manusia yang memiliki ciri-ciri diatas secara umum adalah manusia yang baik. Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa para ahli pendidikan Islam pada hakikatnya sependapat bahwa tujuan umum pendidikan Islam adalah terbentunya manusia yang baik, yaitu manusia yang beribadah kepada Allah dalam rangka pelaksanaan fungsi kekhalifahannya di muka bumi.8

(7)

Tujuan umum pendidikan telah diuraikan diatas, demikian pula tujuan khusus pendidikan. Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany menjabarkan tujuan pendidikan menjadi 3 bagian:

1. Tujuan individuil ynag mencakup perubahan berupa pengetahuan, tingkah laku, jasmani, dan rohani, dan kemampuan-kemampuan yang harus di miliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.

2. Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, yang mencakup individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat serta memperkaya pengalaman masyarakat.

3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi, dan kegiatan masyarakat. 9

Adanya tujuan umum dan tujuan khusus dalam pendidikan Islam tersebut lebih lanjut dikemukakan oleh Ali Khalil Abu al-Aynain. Menurutnya, tujuan umum pendidikan Islam adalah membentuk pribadi yang beribadah kepada Allah. Sifat tujuan umum ini tetap berlaku disepanjang tempat, waktu dan keadaan. Sedangkan tujuan khusus pendidikan Islam ditetapkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan geografi, ekonomi, dan lain-lain yang ada di tempat itu.10

IV. KESIMPULAN

Pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam. Melalui pendekatan ini, ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sendiri sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakininya

Prinsip-prinsip pendidikan Islam meliputi: prinsip integrasi, prinsip keseimbangan, prinsip persamaan, prinsip pendidikan seumur hidup dan prinsip keutamaan.

Dasar filsafat pendidikan Islam diperlukan untuk memperoleh signifikansi atau kepentingan sekaligus menuju tercapainya tujuan-tujuan Islami. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan dalam pendidikan Islam hendaknya peserta didik ke arah pencapaian pendidikan Islam. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah (hadis).

Tujuan pendidikan Islam adalah meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. tujuan umum pendidikan Islam adalah membentuk pribadi yang beribadah kepada Allah. Sifat tujuan umum ini tetap berlaku disepanjang tempat, waktu dan

9 Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979) hal. 399

(8)

keadaan. Sedangkan tujuan khusus pendidikan Islam ditetapkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan geografi, ekonomi, dan lain-lain yang ada di tempat itu.

V. PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat diukur berdasarkan lamanya waktu yang dibutuhkan auditor untuk membuat audit laporan keuangan tahunan perusahaan yang

Hasil skoring menghasilkan 21 galur somaklon yang dianggap tahan terhadap serangan blas daun, karena tidak menunjukkan adanya gejala serangan pada semua ulangan pada ketiga ras

Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah wujud Allah, yaitu tempat berkumpulnya seluruh jagad alam mayapada, dunia akhirat, surga neraka, arsy kursi,

Pada penelitian ini akan dibahas tentang rancang bangun desalinasi air sistem vakum untuk mengolah air laut menjadi air tawar dan konsentrat garam, kebutuhan penggunaan daya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan rancangan antarmuka yang sesuai dengan keinginan dokter pada tahapan anamnesa dalam penegakan diagnosa

Hasil analisa dengan program HEC RAS dengan debit rancangan untuk periode ulang 25 tahun didapatkan ketinggian air di hilir Sungai Mookervart adalah 4.2 m dan air

Dari hasil regresi, nilai koefisien untuk variabel (LL) adalah 7.904141 dimana variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap produksi tanaman pangan di Indonesia. Hal

Oleh karena mekanisme constitutional question ini pada dasarnya adalah sebuah mekanisme pengujian undang-undang yang bermula dari proses litigasi atau persidangan atas suatu