• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA UNTUK ME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA UNTUK ME"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA UNTUK

MENDUKUNG PARIWISATA DI BATULAWANG

Laporan Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Matakuliah Metode Penelitian Sosial

oleh:

ASTRI SETIYANI PERMANA P. - (13030114120014)

ISIDORUS NADYAN D. - (13030114120017)

HENDRI MULYAWAN - (13030114120023)

WIWIT NOVITASARI - (13030114120026)

DEPARTEMEN SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami kepada Allah SWT yang telah memberi kemudahan dalam penyusunan makalah dari gagasan penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Eko-wisata untuk Mendukung Pariwisata di Batulawang” untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Penelitian Sosial.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mahendra Pudji Utama S.S dan Bapak Rabith Jihan Amaruli S.S,. M.Hum selaku dosen pengampu matakuliah Metode Penelitian Sosial atas dedikasinya sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Kami sebagai penyusun sadar betul bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi kontribusi dalam bentuk pemikiran kepada pembaca. Amin.

Semarang, 30 Mei 2016

(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Pantai Asari Timo 13

3.2 Suasana Tanjong Trekking Adventure 14

3.3 Pantai Bare di siang hari 15

3.4 Rumah adat Bugis yang dikelola oleh Balai Taman 17 Karimunjawa

3.5 Rumah adat Bugis milik warga dusun Batulawang 17

3.6 Menyisir bagian utara Batulawang 21

(4)

i

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT BATULAWANG ... 9

2.1 LETAK GEOGRAFIS ... 9

2.2 DEMOGRAFIS ... 9

2.2.1 KONDISI-KONDISI YANG RELEVAN ... 10

BAB III ... 12

EKO-WISATA SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN PARIWISATA DI DUSUN BATULAWANG ... 12

3.1 POTENSI WISATA BATULAWANG ... 12

3.2 ATRAKSI BUDAYA ... 15

(5)
(6)
(7)

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karimunjawa adalah gugusan pulau yang sangat indah dengan hamparan pasir putih menawan, meliputi 27 pulau dalam 1 kecamatan dan terbagi dalam 3 desa. Total luas tempat indah ini adalah 107.225 ha, sebagian besar wilayahnya berupa lautan yang total luas wilayahnya 100.105 ha . Secara administratif Karimunjawa merupakan kecamatan yang mengekor pada Kabupaten Jepara. Gugusan kepulauan Karimunjawa Pulau Kemujan, Pulau Sintok, Pulau Tengah, Pulau Cilik, Pulau Gundul, Pulau Cendikian, Pulau Bengkoang, dan Pulau Mrica1.

Disebelah utara Karimunjawa ada pulau Kemujan yang merupakan destinasi wisata berbau religi, di Kemujan masih memegang tradisi adat istiadat Bugis yang masih kental dan masih bisa ditemui khususnya di Dusun Batulwang, dusun yang terdiri dari 6 rukun tetangga selain suku Bugis etnis yang mendiami Batulawang suku Madura, dan suku Jawa adapun secara ekonomi mata pencaharian penduduk bervariasi antara lain menjadi nelayan, budidaya, pengusaha, pengerajin, buruh tani, buruh bangunan, pertukangan, pedagang, pegawai negeri sipil, polri, dan TNI2.

Nama Batulawang menurut penuturan tetua Bugis di Batulawang merupakan batu penanda yang menjadi pintu gerbang masuk ke pulau tersebut. Menurut keyakinan tetua Bugis dan masyarakat sekitar Batulawang, lokasi batu tersebut berada di laut yang diterjang ombak dan bentuknya seperti gerbang pintu yang tersusun dari dua batu yang sejajar.

Batulawang sangatlah potensial jika dikembangkan menjadi kawasan eko-wisata, spot-spot masih natural komposisi hutan bakau (mangrove), terumbu karang, dan budidaya rumput laut merupakan

1 http://karimunjawa.jeparakab.go.id/ 2

(8)

3 kawasan koservasi. Selain itu melalui atraksi budaya untuk melestarikan tradisi atau kebiasaan masyarakat diantaranya seperti pencak silat, rumah panggung adat bugis, dan adat pernikahan etnis Bugis yang berakulturasi dengan etnis lainnya yang mendiami Dusun Batulawang.

Namun ada ketimpangan ekonomi antara Karimunjawa dan Kemujan khususnya Batulawang hal ini disebabkan masyarakat sekitar Batulawang masih belum sadar tentang pariwisata sehingga dilihat dari segi industri pariwisata masyarakat Kemujan khususnya Batulawang hanya sebagai penonton.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja kegiatan masyarakat Batulawang dalam mendorong pengembangan ekonomi?

2. Bagaimana cara menerapkan strategi yang sesuai untuk pengembangan pariwisata berbasis eko-wisata di Dusun Kemujan?

3. Apa saja potensi pariwisata di Dusun Batulawang, Karimunjawa? 4. Bagaimana cara mengembangkan pariwisata berbasis eko-wisata di

Dusun Kemujan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui mengenai potensi-potensi pariwisata yang bisa dioptimalkan di Dusun Kemujan untuk mendorong pengembangan ekonomi.

2. Mengidentifikasi langkah-langkah atau cara mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata di Dusun Kemujan.

3. Mengamati dan memahami kegiatan masyarakat di Batulawang dalam mendorong pengembangan ekonomi.

(9)

4

1.3 TINJAUAN PUSTAKA

Menurut KBBI luar jaringan versi 2.6 devinisi pengembangan pariwisata adalah suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung.

Perencanaan dan pengembangan pariwisata bukanlah sistem yang berdiri sendiri melainkan terkait erat dengan sistem perencanaan pembangunan yang lain secara intersektoral dan inter regional. Perencanaan pariwisata haruslah didasarkan pada kondisi dan daya dukung dengan maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian tujuan pembangunan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat, dan berkelanjutan daya dukung lingkungan di masa mendatang.

Penjelasan dari artikel Umardino yang berjudul Pengembangan Objek Wisata Taman Nasional Laut Kepulauan Karimunjawa sangat mendukung penelitian ini dikarenakan kedekatan bahan objek penelitian yaitu kaitannya mengenai pengembangan objek wisata di Karimunjawa dengan penerapan eko-wisata. Dalam artikel tersebut memuat berbagai informasi mengenai objek wisata di Karimunjawa khususnya di Dusun Batulawang.

1.4 KERANGKA TEORITIK

Untuk memperkuat kajian yang akan diteliti, maka peneliti mengadakan studi pustaka dengan cara mencari dan menemukan teori-teori serta pembahasan untuk memperkuat dalam membahas permasalahan yang telah dipaparkan diatas.

1. Pengertian Pariwisata

(10)

5 2. Pengertian Strategi Pengembangan Pariwisata

a. Menurut A. Yoeti (1997)

Menyatakan bahwa dalam perencanaan strategis suatu daerah tujuan wisata dilakukan analisis lingkungan dan analisis sumber daya. Tujuan analisis ini tidak lain adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi sumber daya utama, terutama untuk mengetahui tentang kekuatan (strenght), dan kelemahan (weakness) organisasi atau lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengembangan pariwisata didaerah tujuan wisata tersebut.

b. Menurut Gamal Suwantoro

Menyatakan bahwa pengembangan pariwisata bertujuan untuk mengembangkan produk yang pelayanan yang berkualitas, seimbang, dan bertahan.

c. Menurut Bayu Rocco

Strategi adalah rencana-rencana fundamental untuk mencapai tujuan bersama sedangkan pengembangan pariwisata adalah kegiatan yang meliputi pengamatan secara hati-hati terhadap persaingan , inflasi, dan siklus bisnis yang pada tahap akhir memberikan kepuasan bagi konsumen.

d. Menurut Turismo

Menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat lokal secara aktif memiliki peran strategis dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. e. Menurut Harry Waluyo

Menyatakan bahwa perencanaan pengembangan pariwisata sapta pesona sudah dilaksanakan sejak tahun 1988 dan sejak itu pula daerah-daerah tujuan wisata seluruh Indonesia.

(11)

6 tujuan memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu objek dan daya tarik wisata sehingga mampu menjadi mapan dan ramai untuk dikinjungi oleh wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat baik bagi masyarakat disekitar objek dan daya tarik lebih lanjut akan menjadi devisa bagi pemerintah daerah dan meningkatkan taraf hidup sekitar Dusun Batulawang.

3. Eko-wisata menurut Siburian

Eko-wisata merupakan paradigma pengelolaan lingkungan dalam pengembangan wisata diupayakan tetap mengutamakan kelestarian lingkungan, namun di satu sisi juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Ekowisata menjadi suatu bentuk wisata berwawasan lingkungan yang dari hari ke hari semakin mendapat perhatian dari masyarakat dunia, terutama oleh negara-negara berkembang karena ekowosata lebih menekankan pada pemanfatan sumber-sumber lokal untuk konservasi, pendidikan pembelajaran, dan pemberdayaan masyarakat setempat dalam upaya peningkatan ekonomi lokal.

4. Sustainable Development

Menurut Turismo dalam artikelnya tentang perencanaan dan pengembangan produk wisata dare, salah satu faktor yang dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana cara memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

(12)

7 5. CBT (Community Based Tourism)

Konsep pengembangan suatu destinasi wisata melalui pemberdayaan masyarakat lokal dimana masyarakat ikut andil dalam perencanaan, pengelolaan, dan pemberian suara berupa keputusan dalam mengadakan pembangunan terkait industri pariwisata yang berada di Dusun Batulawang. Ada tiga kegiatan pariwisata yang mendukung konsep CBT yaitu penjelajahan ( adventure travel), wisata budaya (culture tourism), dan ekowisata

(ecotourism). Konsep CBT merupakan bentuk perencanaan yang partisipatif dalam pembangunan industri pariwisata atau menekankan pada peran aktif masyarakat khususnya masyarakat Batulawang, baik yang terlibat langsung dalam industri pariwisata maupun tidak)3 .

1.5 METODE PENELITIAN

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan penafsiran data menggunakan teknik analisis dan sintesis.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mengamati suatu objek tanpa menggunakan alat standar atau biasa disebut sebagai tindakan melihat secara langsung kondisi objek yang akan diteliti oleh peneliti. Jadi peneliti mengunjungi para tokoh-tokoh desa dianggap penting serta berpengaruh dalam melakukan pengembangan pariwisata untuk melihat bagaimana upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mengembangkan pariwisata, sehingga peneliti dapat mengamati pengembangan yang sudah dilakukan di Pulau Kemujan khususnya Dusun Batulawang. Selain itu peneliti menggunakan dokumentasi untuk mendukung fakta dalam rangka mendukung dari hasil penelitian dilapangan melalui hasil foto, hasil foto digunakan peneliti sebagai

3

(13)

8 pendukung jika peneliti telah melakukan penelitian disuatu tempat. Dokumentasi yang kami ambil tentang tempat-tempat yang mempunyai potensi pariwisata seperti pantai sebagai andalan pariwisata.

2. Wawancara

Wawancara merupakan meode mengumpulkan sumber lisan melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sederhana hingga yang bersifat kompleks dalam suatu kegiatan peneltian. Dalam penelitian guna mendapatkan informasi peneliti akan melakukan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat, pejabat pemerintahan ataupun kelompok-kelompok yang berperan penting tentang pengembangan pariwisata selain itu peneliti juga akan mengajukan beberapa pertanyaan yang sifatnya subjektif maupun objektif. Dalam wawancara untuk mengetahui sejarah dari Batulawang metode penelitian sejarah lisan kami terapkan dalam penelitian ini untuk mendapatkan fakta yang kredibel dengan melakukan perbandingan dari masa yang konteksnya kekinian dengan masa lampau melalui berbagai kajian-kajian sumber sejarah lisan atau menghimpun data atau informasi dari informan yang sudah sangat sepuh atau tetua yang berada di Dusun Batulawang.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui buku, journal online, ebook, artikel online yang dapat mendukung dalam proses

(14)

9

BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT BATULAWANG

2.1 LETAK GEOGRAFIS

Batulawang merupakan salah satu dusun di Kemujan, Karimunjawa yang terdiri dari 6 rukun tetangga. Secara administratif Dusun Batuawang merupakan bagian dari Desa Kemujan yang terletak disebelah utara. Akses menuju Batulawang bisa melalui jalur darat, udara, dan laut. Batulawang memiliki banyak sekali tempat wisata yang pantas untuk dijadikan sebgai potensi pariwisata disebelah utara, timur, dan, barat merupakan wilayah yang ekslusif berbeda dengan pantai yang berada di Karimunjawa. Melalui jalur darat bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, akses jalanya sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Melalui jalur laut dengan menggunakan kapal-kapal yang berukuran kecil dan sedang yang bisa transit di Pelabuhan Legon Bajak. Menggunakan jalur udara, di desa Kemujan sudah terdapat bandara yang melayani penerbangan domestik.

2.2 DEMOGRAFIS

(15)

10 juga melihat akulturasi dari berbagai etnis yang sangat harmonis menciptakan sebuah kebudayaan baru yang menjadi ciri khas dari Dusun Kemujan. Mata pencaharian penduduk di dusun Batulawang sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan, hal ini berkaitan dengan letak geografis di dusun Batulawang yang dikelilingi oleh lautan. Masyarakat yang bekerja sebagai nelayan yaitu laki-laki, sedangkan perempuanya bekerja sebagian besar sebagai ibu rumah tangga dan juga terdapat yang mendirikan warung maupun toko-toko untuk menambah penghasilan mereka. Selain itu perempuanya juga terdapat yang bekerja menjadi petani musiman kapuk, jambu mete, asam, dan juga rumput laut. Mereka menjualnya pada saat musim panen dan menjualnya kepada pengepul, karena di dusun Batulawang belum terdapat tempat pengoalahan hasil bumi dari dusun Batulawang. Pendidikan di dusun Batulawang sudah meningkat, terbukti sebagian besar lulusanya MA setara Sekolah Menengah Atas, tetapi ada juga yang hanya menempuh pendidikanya hanya sampai Mts, dan juga SD, yang hanya menempuh pendidikan di perguruan tinggi hanya sedikit sekali. Masyarakat di dusun Batulawang mayoritas beragama islam.

2.2.1 KONDISI-KONDISI YANG RELEVAN

(16)

11 wisata yang besar, memang masih sebatas pelaku atau individu yang tergerak atau tersadar akan potensi wisata yang di miliki Dusun Batulawang seperti bapak Abdullah dan bapak Adnan, mereka berdua adalah penggiat industri pariwisata di Dusun Batulawang yang terkenal antara lain adalah Tanjong Tracking Adventure dan Pantai Asari Timo. Namun akibat kendala bapak Abdullah menutup Tanjong Tracking Andventure di tahun 2014 karena kendala sumber daya manusia. Yang

(17)

12

BAB III

EKOWISATA SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN

PARIWISATA DI DUSUN BATULAWANG

3.1 POTENSI WISATA BATULAWANG

(18)

13 penginapan yang masih menjaga nilai dan juga tradisi dari Dusun Batulawang.

Menurut Gamal Suwantoro berdasarkan gambaran dari uraian karyanya tentang dasar-dasar pariwisata adalah hal-hal yang berkaitan dengan pramuwisata, macam-macam bentuk wisata, komponen perjalanan pariwisata, daerah tujuan wisata, pariwisata skala nasional, batasan geografi pariwisata, kerjasama koordinasi untuk mendorong peran pemerintah serta masyarakat.

Di dusun Batulawang ini terdapat beberapa tempat yang menjadi sasaran para wisatawan :

(19)

14 Gambar 3.1 Pantai Asari Timo (Dokumentasi Peneliti 2016)

b. Pantura Beach

Pantai ini terletak di sebelah barat dusun Batulawang, potensi yang terdapat di pantai tersebut tidak kalah bagusnya dengan pantai yang ada di sebelah timur Batulawang. Akses untuk menuju hanya ada jalan setapak yang di samping kanan kiri itu terdapat hutan. Serta ketika sudah mendekati pantai terdapat hamparan kebun kelapa yang begitu indah.

c. Tanjong Trekking Adventure

Tempat wisata ini sudah pernah berkembang di tahun 2011-2014 di sini juga terdapat beberapa objek di antaranya terdapat Batu Pengantin yang letaknya di tengah laut. Lalu goa jepang yang itu juga begitu unik yang dulunya di jadikan sebagai tempat persembunyian orang Jepang. Selain itu yang tidak kalah menarik terdapat pohon kembar yang berhadapan langsung dengan pantai. Akses untuk menuju ke tempat tersebut terdapat padang rumput yang luas lalu ada hutan bakau serta samping kanan kiri terdapat hutan.

Gambar 3.2 Suasana Tanjong Trekking Adventure (Dokumentasi Peneliti 2016)

(20)

15 Tempat ini merupakan pantai yang letaknya di sebelah barat dusun Batulawang. Pantai ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk berlabuhnya kapal nelayan. Airnya yang begitu tenang cocok di jadikan tempat renang namun di situ terdapat juga ikan yang berduri serta terlihat juga bibit-bibit rumput laut yang letaklnya di tengah laut.

Gambar 3.3 Pantai Bare di siang hari (Dokumentasi Peneliti 2016)

3.2 ATRAKSI BUDAYA

(21)

16 Menurut Selo Soemardjan, kebudayaan akan terus berkembang karena memang dengan sengaja atau tidak, memang terus berkembang karena adanya rangsangan seperti adanya perkembangan industri pariwisata. Proses saling mempengaruhi merupakan gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu, kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah atau dengan kata lain budaya adalah suatu hal yang dinamisyang terus berkembang seiring perputaran waktu baik dipengaruhi pariwisata ataupun dipengaruhi masyarakat pemilik kebudyaan itu sendiri. Atraksi budaya di Batulawang berbassis eko-wisata bisa diantaranya adalah pencak silat, rumah panggung, adat pernikahan.

1. Pencak Silat

Perpaduan atau akulturasi dari suku Bugis dan suku Madura yang tinggal di Batulawang, menghasilkan budaya salah satunya kesenian pencak silat. Gerakan pencak silat yang ada di Batulawang tidak berbeda dengan yang berada di daerah lain, adanya perbedaan suku yang berada di Batulawang ini, pencak silat menjadi pemersatu suku-suku yang ada di Batulawang. Gerakan yang khas dengan teknik pencak rahasia4 yang bisa mematikan sendi-sendi. Pencak silat yang berada di dusun Batulawang sudah ada kelompok-kelompok yang melestarikan kebudayaan tersebut. Pencak silat ini ditampilkan pada saat ada acara penting dengan musik khas Batulawang. Budaya ini diikuti oleh berbagai lapisan umur, baik para pemuda maupun orang yang sudah tua.

2. Rumah Panggung Adat Bugis

4

(22)

17 Sebagian warga memang masih mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing, khususnya masyarakat bugis yang mempertahankan rumah adat Bugis yaitu rumah panggung. Seperti yang terlihat di Batulawang, kebanyakan dari masyarakatnya mempertahankan rumah adat mereka.

Gambar 3.4 Rumah adat Bugis yang dikelola oleh Balai Taman Karimunjawa (Dokumentasi Peneliti 2016)

Gambar 3.5 Rumah adat Bugis milik warga dusun Batulawang (Dokumentasi Peneliti 2016)

3. Adat pernikahan

(23)

18 keluarga dari perempuan, dan sebagai pengikat biasanya menggunakan cincin. Kekhasan adalah semakin besar mahar yang diberikan kepada mempelai perempuan maka semakin besar peluang untuk menikahinya5.

4. Makanan Khas di Batulawang

Makanan khas di Batulawang yaitu kue bingka6. Makanan ini merupakan makanan khas Bugis yang terbuat dari tepung terigu, mentega, telur dan pewarna makanan. Makanan ini biasanya di sajikan apabila ada tamu yang berkunjung ke dusun Batulawang.

3.3 KENDALA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI BATULAWANG

Banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan sebagai tempat pariwisata yang berada di dusun Batulawang. Akan tetapi banyak sekali kendala dalam mengembangkan Batulawang sebagai tempat wisata, seperti masyarakat khususnya yang berada di dusun Batulawang ini kurang sadar akan wisata, disebabkan karena jumlah wisatawan yang berkunjung ke Batulawang sangatlah sedikit bahkan nyaris tidak setiap hari kedatangan wisatawan, hal ini yang menyebabkan kelesuan dalam industri pariwisata di Batulawang, semula penduduk sangat antusias dalam mengelola industri pariwisata sebagai profesi pokok namun sekarang masyarakat kembali ke profesi semula sebagai nelayan. Hal ini terlihat banyaknya tempat yang tidak terawat seperti Tanjong Trekking Adventure, yang merupakan wisata alam yang berada di Dusun Batulawang yang apabila melewati jalur tersebut bisa melihat keindahan alam lautan yang diselingi dengan tempat-tempat bersejarah seperti Goa Jepang, selain Goa Jepang juga terdapat Pohon Kembar dan juga Batu Pengantin. Akan tetapi tempat tersebut sudah tidak terawat, hal ini terlihat banyak sekali

5 Wawancara dengan Ibu Zaenab warga Bugis Batulawang 6

(24)

19 rumput yang tinggi sehingga jalannya sulit untuk dilalui. Apabila masyarakat sadar akan wisata, tentunya tempat-tempat tersebut akan terawat.

Selain masyarakatnya yang kurang sadar akan wisata, masyarakatnya juga kurang siap dalam menghadapi para wisatawan asing yang masuk ke dalam wilayah Dusun Batulawang. Selain itu kurangnya promosi juga menjadi kendala bagi masyarakat untuk mempromosikan tempat-tempat yang bagus untuk dikembangkan sebagai tempat pariwisata, hal ini terlihat banyaknya para wisatawan lebih memilih tempat wisata yang berada di Karimunjawa. Selain itu, pelabuhan utama yang bertempat di Desa Karimunjawa juga menjadi kendala bagi para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata yang berada di Batulawang, hal ini terlihat banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa akan lebih memilih desa Karimunjawa sebagai tempat tujuan untuk berlibur, dan di Batulawang juga jaringannya yang susah. Serta tanah-tanah yang bersengketa, seperti sudah banyaknya tanah yang dimiliki oleh warga asing, sehingga apabila warga di Desa Kemujan ingin mengembangkan tempat wisata yang ada itu mengalami kesusahan tersendiri sebab tanah-tanah yang sudah di miliki oleh warga asing tersebut itu tidak bisa di lakukan oleh warga Dusun Batulawang.

(25)

20

3.4 PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS EKO-WISATA MELALUI PERANAN MASYARAKAT

Ekowisata menurut peneliti dapat ditarik devinisi pengelolaan industri pariwisata yang ramah lingkungan, artinya masyarakat dapat menikamati perekonomian dari hasil pariwisata namun tidak mengorbankan kelesatarian lingkungan di Batulawang. Ekowisata yang ditawarkan di Dusun Batulawang antara lain,

1. Snorkeling

Untuk snorkeling Batulawang tidak ketinggalan jauh dunia underwaternya, banyak biota laut yang masih terjaga dan belum tersentuh

industri pariwisata artinya peluang dikunjungi wisatawan baik asing maupun domestik sangat tinggi. dalam upaya pengembangan ekowisata dibutuhkan keterlibatan masyarakat sekitar Batulawang dan juga dukungan dari pemerintah desa, kabupaten, propinsi, dan pusat. Namun masyarakat Batulawang harus dibekali tentang ilmu menjaga alam dan tidak merusak alam melalui sosialisasi dari pelaku wisata, pemerintah, dan stakeholder agar wilayah underwater Batulawang tetap nature disisi lain menggerakan kegiatan perekonomian masyarakat.

2. Hutan Bakau (Mangrove)

Mangrove terdapat di sepanjang garis pantai di kawasan tropis, dan menjadi pendukung berbagai jasa ekosistem, termasuk produksi perikanan dan siklus unsur hara. Namun luas lahan hutan mangrove telah mengalami penurunan 30-50%7, dalam setengah abad terakhir ini karena pembangunan daerah pesisir, perluasan pembangunan tambak dan penebangan hutan mangrove yang berlebihan. Di dusun Batulawang pemeliharaan hutan mangrove dinilai sangat baik dan ramah lingkungan, beberapa hutan mangrove sengaja ditanam oleh masyarakat Batulawang

7

(26)

21 dan ada juga kawasan yang sengaja dikelola oleh pihak Balai Taman Nasional Karimunjawa di perbatasan antara Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Jika hutan-hutan mangrove yang ditanam masyarakat Batulawang dikelola bersama dan terpadu ini merupakan potensi besar bagi sektor pariwisata berbasis ekowisata melalui peran aktif dari masyarakat sekitar Batulawang. Selain menjadikan kawasan hutan mangove sebagai tempat wisata pemerintah dan masyarakat harus paham akan menjaga kelestarian hutan mangrove. Dari sisi ekonomi bisa dijadikan sebagai tempat wisatawan untuk memahami berbagai macam jenis mangrove yang ditanam untuk menggerakan industri pariwisata khusunya di Batulawang.

Gambar 3.6 Menyisir bagian utara Batulawang (Dokumentasi Peneliti 2016)

3. Rumput Laut (biota akuatik)8

Nama rumput laut digunakan untuk meyebut tumbuhan laut yang hidup di dasar perairan (fitobentos), berukuran besar dan tergolong dalam Thallopyta9. Istilah rumput laut sudah sangat populer dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia perdagangan. Rumput laut telah

8

H. Koridi K. Guhfran. M hal 12-20 Biota Akuatik Rumput Laut 9

(27)

22 dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk dijadakan bahan pangan dan obat-obatan. Sebagai bahan pangan rumput laut umumnya dibuat untuk lalapan (dimakan mentah), urap (dengan bumbu kelapa parut), acar atau asinan (dengan bumbu cuka), sayur (tanpa santan), tumis (dimasak dengan minyak goreng dan bumbu), serta agar-agar. Masyarakat pesisir juga biasa menggunakannya sebagai obat luar (antiseptik dan pemeliharaan kulit). Inilah potensi yang dimiliki oleh perairan Batulawang bagian barat sebagai daerah konservasi untuk membudidayakan rumput laut, hal tersebut bisa menggerakan industri wisata dalam sektor agroteknologi dalam ranah ekowisata yang artinya rumput laut sebagi kegiatan ekonomi juga sebagai tempat indikator biota laut (masih dalam kesatuann ekosistem laut).

(28)

23

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kegiatan masyarakat di Batulawang untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi melalui industri pariwisatanya. Kegiatan sehari masyarakat Batulawang untuk menopang hidup berprofesi sebagai nelayan harian10, jika ada wisatawan yang berkunjung ke Batulawang hanya akan dilayani oleh perorangan yang mengelola wisata seperti di pantai asari timo. Asari timo yang dikelola Bapak Adnan sangat menopang dalam kegiatan ekonomi untuk warga.

Strategi ekowisata merupakan kegiatan wisata untuk meningkatkan taraf ekonomi warga tanpa merusak alam yang ada, kegitan tersebut bisa diterapkan ke pada warga Batulawang melalui perpaduan atau akulturasi dari suku-suku yang tinggal di Batulawang wisata berbasis budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Proses saling mempengaruhi merupakan gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia serta dengan memanfaatkan objek wisata snorkeling, hutan bakau, dan rumput laut sebagai sumber daya alam yang ada di Batulawang.

Banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan sebagai tempat pariwisata yang berada di dusun Batulawang. Akan tetapi banyak sekali kendala dalam mengembangkan Batulawang sebagai tempat wisata, seperti masyarakat khususnya yang berada di dusun Batulawang. Selain itu kurangnya promosi juga menjadi kendala bagi masyarakat untuk mempromosikan tempat-tempat yang bagus untuk dikembangkan sebagai tempat pariwisata, hal ini terlihat banyaknya para wisatawan lebih memilih tempat wisata yang berada di Karimunjawa. Potensi wisata

10

(29)

24 melalui konsep eko-wisata merupakan sebuah konsep yang sangat ideal untuk diterapkan di Dusun Batulawang dilihat dari kondisi sekitar yang masih alami dan juga masih sangat natural. Dan eko-wisata favorit adalah stay-stay yang berdiri di tepi pantai dengan arsitektur bergaya rumah adat

Bugis, berwisata di pantai juga dimanjakan dengan penginapan yang masih menjaga nilai dan juga tradisi dari Dusun Batulawang.

Cara mengembangkan potensi wisata yang berada di dusun Batulawang melaui peran aktif dari masyarakatnya sendiri, karena berdasarkan fakta di lapangan masyarakat belum sadar akan wisata sendiri yang disebabkan karena fasilitas wisata yang tersedia di Batulawang masih sangat minim sehingga minta datang dari wisatawan rendah yang alhasil kelesuan dalam industri pariwisata di Batulawang. Dukungan dari pemerintah dan pihak terkait seperti Balai Taman Nasional Karimunjawa agar bisa bersinergi menjadi satu kesatuan yang utuh untuk membangun sektor pariwisata di Batulawang.

4.2SARAN

(30)

25

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, “Kajian Teori Tentang Pariwisata”, (http://eprints.ung.ac.id/932/5/2013-2-93403-331310028-bab2-10012014091805.pdf/ Diunduh pada 18 Mei 2016 pukul 21.56 WIB) Bayu, Rocco., “Pengertian Strategi Pengembangan Pariwisata”

(http://madebayu.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-strategi-pengembangan.html., Diunduh pada 22 Mei 2016 pukul 21.05) Siburian, Robert., dkk . 2016. Konservasi Mangrove dan Kesejahteraan

Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Tim Revisi. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Sejarah. Semarang: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang

Turismo., “Perencanaan dan Pengembangan Produk Wisata Dare”., (http://maubereti.blogspot.co.id/., Diunduh pada 22 Mei 2016 pukul 21.07 WIB)

Umardino, Andy., “Pengembangan Objek Wisata Taman Nasional Laut Kepulauan Karimunjawa”., Airlangga Journal., Vol. 24 No. 3, 2011 (http://journal.unair.ac.id/filerPDF/02%20Andy%20PENGEMBAN GAN%20OBYEK%20WISATA%20edit%20dev%20basis.pdf/ Diunduh pada 18 Mei 2016 pukul 21.08 WIB)

(31)

26

DATA INFORMAN

Nama : Abdullah Umur : 52 Tahun

Alamat : Dusun Batulawang

Keterangan : Ketua RW Dusun Batulawang

Nama : Latuk Towabpek Umur : 83 Tahun

Alamat : Dusun Batulawang

Keterangan : Tetua (sesepuh) Bugis di Dusun Batulawang

Nama : Adnan Umur : 50 Tahun

Alamat : Dusun Batulawang

Keterangan : Pengelola Pantai Asari Timo Batulawang

Nama : Abdul Rosyid Umur : 58 Tahun Alamat : Kemujan

Keterangan : Kepala Desa Kemujan

Nama : Abdul Rozak Umur : 53 Tahun

Alamat : Dusun Batulawang

Keterangan : Carik atau Sekretaris Desa Kemujan

Nama : Tamrin Umur : 57 Tahun

(32)

27 Keterangan : Warga Dusun Batulawang

Nama : Zaenab Umur : 48 Tahun

Alamat : Dusun Batulawang

Gambar

Gambar
Gambar 3.2 Suasana Tanjong Trekking Adventure (Dokumentasi Peneliti 2016)
Gambar 3.3 Pantai Bare di siang hari (Dokumentasi Peneliti 2016)
Gambar 3.4 Rumah adat Bugis yang dikelola oleh Balai Taman
+3

Referensi

Dokumen terkait

Di setiap desa tersebut, terdapat 4 kategori kelompok yang dibentuk, yaitu : (i) Kelompok Usaha, yang akan menjalankan berbagai kegiatan ekonomi produktif terkait produk

Berikut adalah hasil peramalan produk benang TZC32 dengan menggunakan metode konstan dan perhitungan kesalahan perhitungan untuk metode konstan, untuk lebih lengkap

seperti yang dipikirkan atau diharapkannya. Ban- dingkan dengan definisi kata “sesal” dan “menyesal” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penjelasan menurut Kamus Webster

Hasil Analisa suhu menunjukan adanya zonasi sebaran suhu permukaan antara laut Sulawesi dan utara Laut Maluku, adapun sebaran salinitas menunjukan adanya

---, 2008e, Panduan Umum Pengembangan Silabus, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian tentang penggunaan media konkret pada pembelajaran Matematika tentang materi pengurangan untuk

Dalam membuat desain kemasan suatu produk, keindahan tata letak huruf harus memberikan kesan dan informasi yang kuat, sehingga menjadi daya tarik utama dan

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 PROVINSI : SUMATERA BARAT... Lima