Kedaulatan Sejati, ‘Harapan Pemilu 2014’
Indonesia yang berdaulat, Indonesia yang mandiri, Indonesia yang sejahtera adil dan makmur tentu menjadi harapan kita semua. Begitulah yang disampaikan oleh Siti Hediati Soeharto. SE, ketua bidang Pembina bidang tani dan nelayan dan Pembina Yayasan Supersemar dalam pengantar makalahnya kemandirian sejati, bukan Cuma mimpi (cita-cita luhur kemerdekaan RI.
Adalah sebuah realitas yang tak dapat kita pungkiri bahwa Negara kita saat ini tengah terancam kedaulatan dan kemandiriannya, begitu pula kesejahteraan dan kemakmurannya yang kini hanya dapat dinikmati oleh segelintir penguasa saja, pengusaha dan wakil rakyat. Kedaulatan yang kita harapkan hanya ada dalam dalam bayangan imajinasi semata. Sedangkan kemandirian kita tengah diombang-ambing oleh kekuatan dunia global yang kini tengah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, social, politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Negara kita dipermainkan seolah boneka mainan yang bebas dipermainkan oleh siapapun. Sehingga sebagai konsekuensinya kesejahteraan dan kemakmuran kita pun berada dalam genggaman para pemain boneka tersebut. Sungguh keadaan yang sangat miris dan memprihatinkan sekali. Negara yang dulunya pernah menjadi macan asia dan disegani oleh bangsa dan Negara lain, kini kita harus meringkuk ketakutan pada Negara-negara yang siap untuk memagsa dan melahap kita. Sungguh sangat ironis, bukan?
Kembalikan kedaulatan
Tidak ada kata terlambat untuk membenah diri, kita masih banyak memiliki harapan dan kesempatan untuk menjadi Negara yang berdaulat seutuhnya, yaitu melalui pemilu 2014 ini. Pemilu merupakan salah satu elemen dan menjadi instrument terpenting dalam Negara yang demokratis. Dengan pemilu yang demokratis, jujur dan benar, rakyat bebas menetukan pilihannya sendiri, tanpa intervensi dan intimidasi siapa pun, dan rakyat memilih bukan karena paksaan, tetapi karena kedaran mereka sendiri, maka di sanalah terletak kedaulatan yang sebenarnya dari hakikat Negara yang demokratis yang pada dasarnya kedaulatan tertinggi berada dibawah genggaman rakyatnya. Oleh karena itu Negara dan para penguasanya jangan pernah mengatakan dirinya demokratis, jika kedaulatan rakyat dikomandoi, didominasi dan diambil oleh dirinya.
Kita telah mengenal bahwa demokrasi itu adalah suatu konsep pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan sebagai salah satu implementasinya adalah pemilu. Maka pemilu sebagai instrument terpenting dari demokrasi ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk menentukan siapa calon yang pantas dan layak untuk kita jadikan pemimpin. Sebagai mana yang dikatakan oleh Siti Hediati Soeharto. SE Pemimpin yang demikian adalah pemimpin yang jujur, bersih dan memiliki integritas serta kredibilitas moral yang mumpuni. Dan juga, pemimpin yang mau bekerja keras untuk kepentingan rakyat,bukan untuk kepentingan dirinya sendiri dan bukan juga untuk golongan dan kroni-kroninya semata.
Kini, setelah kedaulatan sepenuhnya berada di tanagan rakyat, saatnya kita berjuang bersama mengembalikan kedaulatan kita dari cengkraman dan ancaman Negara-negara lain yang telah mempermainkan dan menina bobokan kita. Mari kita tunjukan kepada mereka bahwa kita masih kuat berdiri sendiri tanpa intervensi dari mereka yang justru memanfaatkan kita sebagai boneka mainannya.
menjadi macan Asia, bahkan macan dunia sekali pun kita juga bisa, jika kita meneladani bagaimana perjuangan dan kerja keras para founding fathers atau para pendahulu kita. Dengan demikian kita harus mempelajari dan meneladani sejarah perjuangan mereka sebagai pijakan kita untuk melangkah maju kedepan bersaing dengan berbagai Negara dunia global.
Kita tidak boleh hanya berdiam diri, memangku tangan dan membisu, di saat Negara kita dipermainkan oleh Negara lain. Kita harus segera bangkit dari kondisi yang demikian dan move on ke arah yang lebih baik, menuju kedaulatan dan kemandirian yang seutuhnya, sebagaimana cita-cita luhur kemerdekaan bangsa tercinta ini. Semoga pemilu 2014 ini benar-banar menghasilkan sosok pemimpin yang memiliki integritas moral dan nasionalisme tinggi, menjunjung nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, berjuang hanya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat, serta sosok pemimpin yang mampu melepaskan bangsanya dari cengkraman dan ketergantungan impor Negara lain dengan cara memanfaatkan sumber daya alam (SDA) bangsanya sendiri, bukanlah sosok pemimpin yang justru harus tunduk pada kepentingan asing. Itulah haran besar kita semua dari pesta akbar demokrasi 2014 ini.