Perbedaan Antara Notaris di Indonesia dengan Notaris di Perancis Oleh: Nugroho Ahadi, 1006688035
Berbicara mengenai perbedaan antara notaris di Indonesia dengan notaris di Perancis, terlebih dahulu penulis paparkan bahwa karena perundang-undangan Indonesia pada masa kolonial di bidang notariat berakar pada “Notariswet” dari negeri Belanda tanggal 9 Juli 1842 (Ned. Stbl. no. 20), sedang “Notariswet” itu sendiri pada gilirannya, sekalipun itu tidak merupakan terjemahan sepenuhnya, namun susunan dan isinya sebagian terbesar mengambil contoh dari undang-undang notaris Perancis dari 25 Ventose an XI (16 Maret 1803) yang dahulu pernah berlaku di negeri Belanda, sehingga hingga saat ini menurut hemat penulis tidak terdapat banyak perbedaan antara notaris di Indonesia dengan notaris di Perancis terkait dengan tugas dan wewenangnya.
Perbedaan yang paling mendasar antara notaris di Indonesia dengan notaris di Perancis ialah adanya sistem tanggung jawab bersama. Di Perancis, berdasarkan prinsip-prinsip umum sistem hukum disana, Notaris bertanggung jawab terhadap kliennya atas kerusakan yang diakibatkan dari kesalahan yang ia lakukan saat melakukan perannya. 1
Hal ini dikarenakan, jika notaris tidak bertanggung jawab terhadap kliennya atas kerusakan yang diakibatkan dari kesalahan yang ia lakukan saat melakukan perannya, mereka akan hampir tidak berbeda dari yang membawa warga biasa . Oleh karena itu, Notaris di Perancis terikat oleh kewajiban antara lain: 2
1. Mereka harus memiliki asuransi atas konsekuensi keuangan dari tindakan mereka dengan perusahaan asuransi terkemuka ;
2. Mereka harus bertanggung jawab , dengan semua anggota lain dari profesi , sehubungan dengan semua klien .
1Notaries de Frence, “Collective Guarantee”.
http://www.notaires.fr/notaires/en/collective-guarantee, diakses pada 2Oktober 2013.
Dalam rangka untuk menutupi semua resiko yang mungkin timbul dari kegiatan notaris , Organisasi profesi notaris di perancis telah memperkenalkan:3
1. Dana Jaminan Daerah (Caisses régionales de garantie) dibiayai dari langganan dibayar oleh Notaires di wilayah dipertimbangkan,
2. Dana Jaminan Pusat (Caisse central de garantie) dibiayai dari langganan dibayar oleh Notaires di seluruh Prancis.
Oleh karena itu jika Notaris yang menyebabkan kerusakan pada klien melalui kinerja / nya peran profesionalnya , penutup keuangan untuk kerusakan tersebut akan ditanggung oleh :
1. Perusahaan asuransi yang memegang asuransi kewajiban profesional notaris
2. jika perlu dengan Dana Jaminan Daerah 3. jika diperlukan,oleh Dana Jaminan Pusat
4. sebagai upaya terakhir , dan jika semua sumberdaya ini terbukti tidak memadai , bersama-sama oleh semua notaris Perancis .
Sementara itu UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, tidak mengatur mengenai prinsip tanggung jawab secara bersama-sama seperti yang berlaku di Perancis. Dalam Pasal 84 UU No. 30 Tahun 2004 dikatakan bahwa tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh Notaris terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf i, Pasal 16 ayat (1) huruf k, Pasal 41, Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51, atau Pasal 52 yang mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan atau suatu akta menjadi batal demi hukum dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi, dan Bunga kepada Notaris. Jadi di Indonesia jika notaris melakukan kesalahan terhadap klien dan klien ingin meminta ganti rugi dan bunga terhdap notaris, maka ganti rugi dan bunga yang bisa dibayarkan oleh notaris terhadap klien hanya berasal dari dana pribadi si notaris sendiri.
