• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMANAN KEPARIWISATAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMANAN KEPARIWISATAAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

46 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

MODUL

04

PENGAMANAN KEPARIWISATAAN

44 JP (1.980menit)

Pengantar

Dalam modul ini dibahas materi tentang pengamanan kepariwisataan.

bertujuan agar peserta pelatihan terampil dalam pengamanan kepariwisataan.

Standar Kompetensi

Memahami dan terampil melaksanakan pengamanan kepariwisataan

Kompetensi Dasar

1. Memahami potensi kerawanan kepariwisataan

Indikator hasil belajar:

a. Menjelaskan potensi kerawanan kepariwisataan di lingkungan Internal.

b. Menjelaskan potensi kerawanan kepariwisataan di lingkungan eksternal.

2. Memahami konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil.

Indikator hasil belajar:

a. Menjelaskan konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil.

b. Menjelaskan konfigurasi standar peralatan dan perlengkapan.

(2)

KEPARIWISATAAN 47 HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

3. Memahami Identifikasi obyek dan pola pengamanan Kepariwisataan

Indikator hasil belajar:

a. Menjelaskan potensi kerawanan kepariwisataan b. Menjelaskan sifat dan bentuk kepariwisataan c. Menjelaskan situasi keamanan kepariwisataan

4. Memahami pelaksanaan pengamanan kepariwisataan Indikator hasil belajar:

a. Menjelaskan tahap persiapan

b. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap manusia

c. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap lokasi / kawasan.

d. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap fisik/benda

e. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap dokumen / informasi.

f. Menjelaskan pelaksanaan pengamanan terhadap kegiatan

g. Menjelaskan cara bertindak bila terjadi potensi kerawanan kepariwisataan.

h. Menjelaskan tahap pengawasan dan pengendalian. i. Menjelaskan tahap pengakhiran

5. terampil pelaksanaan pengamanan kepariwisataan Indikator hasil belajar:

-

Mempraktekkan pengamanan kepariwisataan

Materi Pelajaran

1. Pokok bahasan: potensi kerawanan kepariwisataan Sub pokok bahasan:

a. Menjlaskan potensi kerawanan kepariwisataan di lingkungan Internal.

b. potensi kerawanan kepariwisataan di lingkungan eksternal.

2. Pokok bahasan: konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil.

Sub pokok bahasan:

a. konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil. b. konfigurasi standar peralatan dan perlengkapan.

(3)

48 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

3. Pokok bahasan: Identifikasi obyek dan pola pengamanan Kepariwisataan

Sub pokok bahasan:

a. potensi kerawanan kepariwisataan b. sifat dan bentuk kepariwisataan c. situasi keamanan kepariwisataan

4. Pokok bahasan: pengamanan kepariwisataan

Sub pokok bahasan: a. tahap persiapan

b. pelaksanaan pengamanan terhadap manusia

c. pelaksanaan pengamanan terhadap lokasi / kawasan. d. pelaksanaan pengamanan terhadap fisik/benda

e. pelaksanaan pengamanan terhadap dokumen / informasi.

f. pelaksanaan pengamanan terhadap kegiatan g. cara bertindak bila terjadi potensi kerawanan

kepariwisataan.

h. tahap pengawasan dan pengendalian. i. tahap pengakhiran

Metode Pembelajaran

1. Ceramah

Adalah cara penyajian materi pelajaran yang dilakukan pelatih dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta pelatihan.

2. Tanya jawab

Adalah penyajian materi pelajaran dalam pertanyaan yang dijawab terutama dari pelatih kepada peserta pelatihan, tetapi dapat pula dari peserta pelatihan.

3. Demonstrasi

Adalah penyajian pelajaran yang dilakukan pelatih dalam bentuk demonstrasi menembak dengan menggunakan dnjat api bahu dan senjata api genggam.

4. Diskusi

Adalah penyajian materi pam kepariwisataan yang harus didiskusiikan peserta pelatihan

5. Simulasi

Adalah cara penyajian materi pelajaran dimana pelatih memberikan suatu penugasan berupa bermain peran dalam pengamanan kepariwisataan.

(4)

KEPARIWISATAAN 49 HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

ALAT/ MEDIA, BAHAN DAN SUMBER BELAJAR

1. Alat/media a. white board; b. penghapus; c. laptop; d. laser point; e. LCD f. pengeras suara.

g. Alins alongis yang diperlukan

2. bahan: a. ATK

b. papan Flepcat; c. Kertas Flipchart.

3. sumber:

a. Undang-undang Republik Indonesia no. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan

b. Keppres no 63 tahun 2004 tentang pengamanan obyek vital nasional

c. Inpres no 16 tahun 2005 tentang kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata.

d. Perkap no. 12 tahun 2015 tentang pengamanan kepariwisataan

e. Perkap no 13 tahun 2017 tentang pemberian bantuan pengamanan pada obyek vital nasional dan obyek tertentu. f. Hanjar Dikbangspes Inspektur Pamobvit TA. 2013

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal : 10 menit

a. Pelatih/Instruktur memperkenalkan diri kepada para Serlat. b. Pelatih/Instruktur melakukan pencairan suasana kelas.

c. Pelatih/Instruktur menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan Indikator hasil belajar.

2. Tahap Inti : 1.955 menit

a. Pelatih/Instruktur menjelaskan materi tentang pengamanan kepariwisataan

b. Pelatih/Instruktur memberi kesempatan kepada peserta pelatihan untuk bertanya dan berkomentar terkait materi yang disampaikan;

c. Pelatih memberikan contoh cara pengamanan kepariwisataan. d. Pelatih membagi kelompok menjadi 3 kelompok

(5)

50 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

e. Pelatih memberikan skenario latihan kepada tiap kelompok peserta latihan.

f. Masing-masing kelompok mendiskusikan skenario pelatihan; g. Tiap-tiap kelompok dibawah bimbingan pelatih

mensimulasikan skenario cara pengamanan kepariwisataan. h. Pelatih membahas hasil praktik dan memberikan saran

masukan untuk penyempurnaan

i. Pelatih menyimpulkan hasil pelatihan dan memberikan penilaian.

3. Tahap akhir : 15 menit

a. Penguatan materi.

Pelatih/instruktur memberikan ulasan dan penguatan materi secara umum;

b. Cek penguasaan materi.

Pelatih/instruktur mengecek penguasaan materi dengan bertanya secara lisan dan acak kepada peserta pelatihan; c. Learning point.

Pelatih/instruktur merumuskan learning point/koreksi dan kesimpulan dari materi yang disampaikan kepada peserta latihan.

Tagihan / Tugas

1. Peserta pelatihan ditugaskan oleh pelatih untuk melaksanakan simulasi pengamanan kepariwisataan

2. Peserta pelatihan membuat resum kegiatan yang telah dilaksanakan

Lembar Kegiatan

Skenario

Kawasan wisata pantai

Situasi komando pada hari minggu dalam kedaan tenang, kawasan pantai diwilayah Polda A sangant ramai dari pengunjung wisatawan lokal dan asing, walaupun hari libur anggota Pamobvit tetap melaksanakan pam pada lokasi wisata pantai sesuai dengan Plog yang sudah dijadwalkan sesuai Sprin dari atasan.

Dalam kondisi tenang wisatawanpun gembira menikmati liburannya. Tiba-tiba dikejutkan oleh para pendemo yang akan menutut jalan keluar masuk tempat wisata tersebut,

(6)

KEPARIWISATAAN 51 HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

mengingat ada bebrapa lahan yang masih dalam sengketa. (tempat wisata masih banyak lahan yang belum diselesaikan pembebasannya dengan masyarakat setempat).

Para pendemo yang diprakarsai oleh LSM dan para penduduk yang merasa dirugikan dan tokoh pemuda yang tergabung dalam forum rembuk dengan kekuatan massa kurang lebih 250 orang.

Sehingga anggota Pamobvit yang dilibatkan dalam Pam rutin yang berjumlah 3 personil merasa kewalahan menanganinya.

Sehingga memerlukan bantuan personil yang lebih besar lagi dan akhirnya melaporkan kepada atasannya untuk meminta bantuan personil agar situasi terkendali dan tidak mengganggu wisatawan yang sedang berlibur.

Penugasan:

1. Pelatih membagi peserta pelatihan menjadi 3 kelompok: Tiap kelompok masing-masing berperan sebagai:

a. tim pam obyek. b. tim pam orang. c. tim pam bantuan. 2. Diskusikan :

a. cara bertindak bila terjadi potensi kerawanan kepariwisataan. b. cara berkoordinasi dengan pengelola destinasi obyek pariwisata. c. cara berkoordinasi untuk meminta bantuan personil Polri.

d. cara bernegoisiasi dengan pendemo 3. simulasikan

4. pembuatan laporan hasil pelaksanaan tugas contoh format laporan.

a. pendahuluan 1) dasar

2) maksud dan tujuan 3) ruanglingkupp 4) tata urut b. pelaksanaan

1) waktu dan tempat 2) kekuatan personil 3) sarana dan prasarana

4) hasil yang dicapai(dalam pelasanaan tugas, Sprin, dokumentasi dan daftar hadir)

c. penutup

1) kesimpulan

(7)

52 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

Bahan Bacaan

PENGAMANAN KEPARIWISATAAN

1.

POTENSI KERAWANAN KEPARIWISATAAN

a. Potensi kerawanan yg bersumber dari lingkungan internal.

Potensi kerawanan dari lingkungan internal antara lain :

1) Unjuk rasa. 2) Mogok kerja.

3) Penyalahgunaan ijin. 4) Kebakaran.

5) Penarikan dana investasi oleh investor.

6) Rusak atau hilangnya asset usaha pariwisata .

b. Potensi kerawanan yang bersumber dari eksternal antara lain:

1) Potensi kerawanan dalam bentuk kejahatan meliputi : a) Kejahatan konvensional antara lain :

(1) Pencurian. (2) Penipuan. (3) Perampokan. (4) Pengrusakan. (5) Penganiayaan. (6) Kejahatan asusila. (7) Pembunuhan. (8) Pemerasan. (9) dan Perkelahian.

b) Kejahatan transnasional antara lain : (1) Teroris.

(2) uang palsu.

(3) penyelundupan senjata api. (4) Narkoba.

(5) perdagangan manusia.

c) Kejahatan yang berimplikasi kontijensi antara lain : (1) kerusuhan massa.

(2) penjarahan massa. (3) Konflik antar kelompok.

d) kejahatan terhadap kekayaan Negara antara lain : (1) Korupsi.

(2) penggelapan pajak. (3) pencucian uang.

(8)

KEPARIWISATAAN 53 HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

2) Potensi kerawanan dalam bentuk bukan kejahatan meliputi.

a) Penutupan usaha pariwisata b) Unjuk rasa

c) Kecelakaan kerja d) Kerusakan fasilitas

e) Dampak kebijakan pemerintah f) Gejolak social

g) Persaingan bisnis h) Sengketa tanah

i) Pemblokiran/penutupan jalan;

j) Rusaknya lingkungan sekitar usahapariwisata yg dapat memacu masalah social.

k) Peringatan perjalanan wisata (travel warning)

3) Potensi kerawanan dalam bentuk peristiwa antara lain : a) Bencana alam antara lain : Banjir, gempa bumi, tanah longsor, angin topan, tsunami , gunung meletus , gelombang pasang.

b) Kecelakaan wisatawan dan/atau pengunjung (perjalanan wisatawan, hiburan dan rekreasi, wisata tirta dan wisata alam)

c) Kebakaran karena proses alam.

d) Serangan atau potensi kerawanan binatang buas. e) Penyebaran penyakit yang ditularkan oleh hewan

kepada manusia.

2.

KONFIGURASI STANDAR PENGAMANAN

KEPARIWISATAAN

a. Konfigurasi Standar Kekuatan Dan Kemampuan Personil

1) Standar Kekuatan Personil Pengamanan

Kegiatan pengamanan kepariwisataan dilakukan berdasarkan atas pertimbangan situasi keamanan dan/atau permintaan dari pengelola/otoritas usaha pariwisata.Pengamanan Kepariwisataan meliputi : a) Situasi rutin dilakukan oleh :

(1) Polisi Pariwisata ( Tourist Police ) (2) Satuan kewilayahan

(3) Satuan pengamanan internal

b) Situasi insidentil ( di lingkungan objek wisata maupun usaha pariwisata diselenggarakan event pariwisata,kehadiran pejabat VVIP / VIP dan terjadi peningkatan jumlah pengunjung ) kekuatan personil terdiri dari :

(9)

54 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

(2) Direktorat Pam Obvit Baharkam Polri

(3) Personil Pam dari Polda, Polres dan Polsek setempat

(4) Direktorat Satwa Baharkam Polri (5) Korps Brimob Polri

(6) Kedokteran Kepolisian

(7) Satuan Pam internal objek/daya tarik wisata

c) Standar Kemampuan Personil Pengamanan

(1) Memiliki kualifikasi kemampuan penyelamatan sesuai dengan karakteristik objek/daya tarik wisata tempat bertugas, antara lain :

(2) Kemampuan menyelam (3) Kemampuan mendaki gunung

(4) Kemampuan penyelamatan di pantai;

(5) Memiliki kemampuan mengoperasionalkan alat dan peralatan yang digunakan untuk bertugas.

(6) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti

(7) Memiliki kemampuan berbicara bahasa asing dan atau bahasa daerah setempat.

b. Konfigurasi Standar Peralatan Dan Perlengkapan

1) Umum : a) Mirror Gate b) Metal Detector c) CCTV d) Safety Box

e) Generator listrik (cadangan) f) Rambu-rambu lain

g) Alarm System kebakaran

h) Alat-alat penyelamatan utk pantai/kolam (pelampung dan ban)

i) Peralatan SAR (kasur angin dan tali) j) Kendaraan :

(a) Ranmor R2 (b) Ranmor R4 (c) Perorangan :

k) Gampol Polisi Pariwisata (a) Tongkat “T” (b) Borgol (c) Senter (d) Pluit (e) Alkom (HT) (f) Senpi suar, GPS.

(10)

KEPARIWISATAAN 55 HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

2) Peralatan khusus utk menanggulangi ancaman terror bom

a) Metal Detector b) Explosive Detector c) Mirror Set

d) Walk Through/Gate Metal Detector e) X Ray Devide

f) Bomb Blanket g) Body Vest

h) Seek dan Seach Suit i) Bomb Bin

3.

IDENTIFIKASI OBYEK DAN POLA PENGAMANAN

KEPARIWISATAAN

a. Sifat Dan Bentuk Pengamanan

1) Sifat pengamanan meliputi :

a) Pengamanan terbuka meliputi : (1) Kegiatan Preemtif meliputi :

(a) Melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan (stake holder) dan potensi masyarakat lainnya

(b) Membangun kemitraan dengan pengusaha dan pengelola usaha pariwisata, wisatawan dan masyarakat sekitar lokasi/kawasan pariwisata, untuk menjaga keamanan, keselamatan dan ketertiban

(2) Kegiatan Preventif meliputi :

(a) Pengawasan dan pemeriksaan terhadap orang, barang dan kendaraan yg masuk keluar pada kawasan usaha pariwisata

(b) Pengaturan terhadap lalu lintas manusia, barang dan kendaraan pada kawasan usaha pariwisata

(c) Penjagaan untuk mengantisipasi terjadinya pelanggaran/kejahatan pada usaha pariwisata

(d) Patroli pada kawasan usaha Pariwisata.

b) Kegiatan Represif/penegakan hukum meliputi : (1) Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian

perkara (TPTKP) terhadap terjadinya tindak pidanadi kawasan usaha pariwisata

(2) Permintaan bantuan teknis kepada fungsi kepolisian pendukung dalam hal terjadi tindak pidana.

(11)

56 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

2) Pengamanan tertutup meliputi :

a) Deteksi dini / identifikasi terhadap potensi potensi kerawanan

b) Pemantauan / pengawasan terhadap orang, barang / benda, arsip / dokumen, informasi dan kegiatan pada usaha pariwisata.

3) Bentuk Pengamanan terdiri dari :

a) Pengamanan langsung, berupa pengerahan dan penggelaran kekuatan secara fisik di lapangan

b) Pengamanan tidak langsung, berupa pemantauan, pengawasan dan laporan perkembangan situasi.

b. Situasi Dan Kondisi (Eskalasi Keamanan)

1) Situasi Aman :

a) Situasi berjalan normal dan semua fungsi berjalan sesuai prosedur

b) Keinginan masyarakat di sekitar lingkungan objek/usaha pariwisata kondusif

c) Potensi kerawanan kriminalitas yg terjadi dalam skala kecil dan relatif tidak mengganggu aktivitas objek/usaha pariwisata

d) Pengamanan lingkungan objek/usaha pariwisata sepenuhnya menjadi tanggungjawab satpam dan aparat polri sesuai permintaan

e) Tindakan pengamanan lebih mengedepankan metode preemtif dan preventif

2) Situasi Rawan :

a) Munculnya kasus-kasus kriminalitas dalam bentuk pencurian

b) Munculnya aksi teror terhadap manajemen usaha pariwisata

c) Munculnya keresahan, tuntutan dan unjuk rasa pekerja, maupun masyarakat sekitar lingkungan objek/usaha wisata namun tidak bersifat merusak d) Timbulnya aksi mogok pekerja objek wisata /usaha

pariwisata namun tidak menyebabkan terhentinya aktivitas di objek/usaha pariwisata.

e) Situasi dan kondisi di sekitar lingkungan objek wisata dan hotel terganggu dgn munculnya aksi teror, bom, unjuk rasa dan bentuk criminal lainnya namun tdk berpengaruh langsung terhadap giat di usaha pariwisata

f) Satpam di usaha pariwisata kurang mampu mengatasi sikon potensi kerawanan keamanan yg terjadi.

g) Pada prinsipnya pengamanan di lingkungan objek/usaha pariwisata tetap menjadi tanggung jawab bersama satpam dan aparat Polri / Polda.

(12)

KEPARIWISATAAN 57 HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

h) Tindakan pengamanan mengedepankan metode preventif dan represif dilakukan sesuai kebutuhan i) Dalam melakukan pengamanan preventif, pihak

pengelola dapat meminta bantuan kapada aparat polri/ polda setempat sesuai prosedur yg berlaku j) Dalam melakukan tindakan represif diatur sbb :

(1) Apabila terjadi pelanggaran peraturan yg berlaku di lingkungan objek/usaha pariwisata maka satpam dapat melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap pekerja maupun mitra kerja utk kepentingan keamanan di lingkungan objek wisata dan hotel.

(2) Apabila terjadi tindak pidana di lingkungan 0bjek/usaha pariwisata yg dilakukan oleh pekerja atau pengunjung/wisatawan, maka satpam dapat melakukan tindakan awal dlm bentuk penyelidikan, mengamankan TKP, pelaku dan barang bukti serta mengumpulkan bahan keterangan, selanjutnya dilaporkan dlm kesempatan pertama dan selambat-lambatnya 1x24 jam hrs segera diinformasikan /diserahkan kepada aparat polri setempat, serta membantu melaksanakan penyelidikan lebih lanjut.

3) Situasi Sangat Rawan :

a) Terjadi kasus-kasus pencurian di lingkungan objek/usaha pariwisata dalam skala besar

b) Munculnya aksi mogok kerja di lingkungan objek/ usaha pariwisata yang mengakibatkan terhentinya aktivitas di lingkungan objek/usaha pariwisata

c) Munculnya aksi unjuk rasa baik dari pekerja maupun warga sekitar yg disertai anarkis

d) Munculnya aksi terror bom, penculikan, penyanderaan, pemblokiran, maupun munculnya potensi kerawanan keamanan yg terjadi di lingkungan usaha pariwisata serta masyarakat yg berpengaruh langsung terhadap aktivitas di objek/usaha pariwisata.

e) Satpam tdk mampu mengatasi situasi dan kondisi potensi kerawanan keamanan yg terjadi

f) Tanggung jawab keamanan di bawah koordinasi aparat polri/polda dibantu oleh satpam di lingkungan objek/usaha pariwisata

g) Apabila terjadi tindakan anarkis atau tindakan kriminal yg dilakukan oleh massa, maka aparat polri segera melakukan tindakan preventif dan represif dibantu oleh satpam di lingkungan objek/usaha pariwisata.

(13)

58 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

h) Apabila terjadi tindak pidana penghadangan, penyanderaan, pemblokiran area, penghentian scr paksa kegiatan di objek/usaha pariwisata dan bentuk tindakan kriminal lainnya yg dilakukan oknum warga masyarakat maupun pekerja di usaha pariwisata maka diatur sbb:

i) Apabila satpam mengetahui tindakan tsb maka dpt melakukan tindakan awal dlm bentuk mengamankan tersangka/pelaku, TKP, saksi dan barang bukti serta melakukan penyelidikan awal dan mengumpulkan bahan keterangan yg selanjutnya dlm kesempatan pertama atau dlm tempo selambat-lambatnya 1x24 jam hrs diinformasikan/diserahkan kepada aparat polri.

j) Apabila aparat polri/polda mengetahui lebih dahulu adanya tindakan kejahatan/criminal yg dilakukan oleh oknum pelaku maka aparat polri harus melakukan tindakan sesuai hukum yg berlaku selanjutnya berkoordinasi selanjutnya berkoordinasi dgn satpam.

4.

PELAKSANAAN PENGAMANAN KEPARIWISATAAN

a. Tahap Persiapan

1) Melaksanakan apel kesiapan untuk bertugas rutin dgn mengecek kehadiran anggota, sikap tampang dan kerapihan, kelengkapan gampol perorangan dan surat-surat keterangan diri.

2) Mengecek dan mempersiapkan alat-alat standar perorangan maupun sarana dan prasarana lainnya yang akan digunakan untuk bertugas.

3) Memberikan/menerima arahan (AAP) tentang tugas-tugas yg akan dilakukan hari ini dgn mengevaluasi pelaksanaan tugas yg telah dilaksanakan sebelumnya. 4) Melakukan koordinasi dgn satpam internal dan pengelola

objek wisata maupun usaha pariwisata tentang tugas-tugas yang akan dilaksanakan.

5) Dalam situasi khusus dimana kendali pengamanan berada di satwil, maka polisi pariwisata ataupun anggota polri yang ditugaskan untuk pengamanan kepariwisataan, juga mengikuti apel dan arahan dari satgas pengamanan khusus.

(14)

KEPARIWISATAAN 59 HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

b. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Manusia

1) Pengaturan, penjagaan dan patrol untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan, tenaga ahli/staf, karyawan tetap dan karyawan lepas, tamu negara/pejabat negara, masyarakat sekitar destinasi pariwisata

2) Memberikan bantuan layanan informasi kepada wisatawan dan masyarakat pada lokasi/kawasan usaha pariwisata

3) Pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap orang yang dicurigai dapat mengganggu kegiatan usaha pariwisata

4) Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara (TPTKP), apabila terjadi pelanggaran tindak pidana di kawasan usaha pariwisata

5) Permintaan bantuan teknis kepada fungsi kepolisian pendukung. .

c. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Lokasi / Kawasan

1) Lingkungan dalam area kawasan usaha pariwisata 2) Lingkungan luar area kawasan usaha pariwisata

3) Lingkungan sekitar di luar kawasan usaha pariwisata 4) Lingkungan atau kawasan pengamanan ditentukan oleh

pengemban fungsi pengamanan kepariwisataan dan pengelola usaha pariwisata

5) Pengamanan terhadap lokasi / kawasan dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan dan patroli pada daerah rawan.

d. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Fisik/Benda Berupa fasilitas dan kelengkapan usaha pariwisata dilakukan dalam bentuk pengawasan, pemeriksaan, pengaturan, penjagaan dan patroli pada kawasan usaha pariwisata.

e. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Dokumen / Informasi

Berupa pengamanan pada tempat penyimpanan dokumen, arsip dan kerahasiaan informasi.

f. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Kegiatan

Meliputi rangkaian penyelenggaraan usaha pariwisata, dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan dan patrol.

(15)

60 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

g. Cara Bertindak Bila Terjadi Potensi kerawanan Kepariwisataan

1) Apabila ditemukan suatu tindak pidana tertangkap tangan di objek/usaha pariwisata, segera melakukan langkah-langkah :

a) Laporkan kepada pimpinan

b) Tindakan Pertama di TKP (TPTKP)

c) Koordinasikan dengan satpam internal dan pengelola untuk menjaga status quo TKP

d) Tersangka dan barang bukti segera dibawa dan diserahkan ke posko atau kantor kepolisian setempat.

2) Apabila ditemukan benda-benda yg mencurigakan (bom) di lokasi objek/usaha pariwisata, di kawasan hotel atau di lokasi event pariwisata, segera melakukan langkah-langkah :

a) Menjaga dan menutup TKP

b) Melaporkan kepada pimpinan utk dikoordinasikan dengan satuan gegana;

c) Koordinasi dgn pengelola objek/usaha pariwisata dan satpam internal, untuk menghimbau kepada pengunjung atau karyawan agar tidak panik dan tidak mendekati TKP.

d) lakukan himbauan kepada pengunjung untuk melanjutkan aktivitas dan lebih waspada serta hati-hati.

3) Apabila ditemukan orang yang dicurigai sbg teroris, maka tindakan yg harus dilakukan adalah :

a) Melaporkan kepada pimpinan

b) Koordinasi dan bersama-sama dgn satpam internal untuk terus mengawasi gerak-gerik orang yang dicurigai sampai degan fungsi yg terkait dating.

4) Apabila menerima atau mendapat laporan tentang telepon ancaman bom, segera melakukan langkah-langkah :

a) Mengarahkan agar penerima telepon menerima si penelpon gelap dgn tenang, jangan panic dan jangan grogi serta mengulur-ulur waktu, shg mendapatkan data penelpon gelap selengkap mungkin serta meyakinkan bahwa pembicaraan direkam scr otomatis.

b) Melaporkan kepada pimpinan untuk dikoordinasikan dengan satuan gegana

c) Koordinasi dgn pengelola objek/usaha pariwisata dan pengelola hotel serta satpam internal untuk dilaksanakan evakuasi dlm rangka sterilisasi.

(16)

KEPARIWISATAAN 61 HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

d) Menghimbau kepada pengunjung atau karyawan yang sedang evakuasi untuk tenang dan tdk panik. e) Menyiapkan diri utk memberikan

bantuan/mendampingi fungsi terkait dlm melakukan penyelidikan dan penyidikan sesuai dgn yg diperlukan.

5) Apabila terjadi musibah kebakaran, segera lakukan langkah-langkah :

a) Memberitahukan dan melaporkan adanya kebakaran kepada pimpinan

b) Koordinasi dgn satpam internal utk menghidupkan alarm tanda bahaya yg telah tersedia

c) Berusaha utk tdk panik dan secepat mungkin menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran pada telpon layanan bantuan.

d) Berusaha membantu melakukan tindakan pertama utk mengatasi api dgn tabung pemadam kebakaran yg ada dgn tetap menjaga keamanan dan

keselamatan diri.

e) Membantu evakuasi orang dan atau barang ke tempat yg aman.

f) Melarang orang-orang maupun kendaraan yg tidak berkepentingan utk memasuki atau mendekati lokasi kebakaran.

g) Berusaha membantu kelancaran petugas pemadam kebakaran yg sedang berusaha memadamkan api. h) Berusaha mencatat semua proses dari waktu ke

waktu dengan catatan terhadap apa yg terjadi dan upaya yg sedang dilakukan.

6) Cara bertindak bila terjadi bencana alam gempa bumi : a) Menghimbau pengunjung atau karyawan hotel agar

tetap tenang dan tdk panik.

b) Segera laporkan kepada pimpinan dgn sarana komunikasi yang ada.

c) Bersama-sama dgn pengelola dan satpam internal, menghimbau pengunjung atau karyawan hotel utk keluar menuju lapangan terbuka.

h. Pengawasan Dan Pengendalian

1) Pengawasan :

a) Pengawasan pengamanan kepariwisataan dilaksanakan oleh pejabat pembina teknis dan pengemban fungsi pengawasan internal Polri dan dilakukan secara berjenjang melalui sistem laporan, supervisi dan pemeriksaan.

(17)

62 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

b) Dir Pam Obvit Polda sebagai pembina teknis operasional pengamanan kepariwisataan ditingkat wilayah

c) Dit Pam Obvit Baharkam Polri sebagai pembina fungsi teknis pengamanan kepariwisataan ditingkat pusat

2) Pengendalian :

a) Pengendalian kegiatan pengamanan kepariwisataan dilaksanakan oleh Kasatwil setempat

b) Dalam situasi tertentu pengendalian kegiatan pengamanan suatu event pariwisata di bawah kendali De Ops Kapolri atau Dit Pam Obvit Baharkam Polri.

c) Membuat laporan pelaksanaan tugas

d) Melaksanakan analisa dan evaluasi pelaksanaan tugas.

i. Tahap Pengakhiran

Setelah melaksanakan tugas pengamanan pariwisata, agar dapatnya melakukan :

1) Apel konsolidasi dengan melakukan pengecekan peralatan atau perlengkapan

2) Mengecek ulang keamanan di sekitar objek wisata

3) Membuat laporan secara tertulis tentang hasil pengamanan.

Rangkuman

PENGAMANAN KEPARIWISATAAN

1.

POTENSI KERAWANAN KEPARIWISATAAN

a. Potensi kerawanan yg bersumber dari lingkungan internal.

b. Potensi kerawanan yang bersumber dari eksternal antara lain:

1) Potensi kerawanan dalam bentuk kejahatan meliputi : a) Kejahatan konvensional

b) Kejahatan transnasional

c) Kejahatan yang berimplikasi kontijensi d) Kejahatan terhadap kekayaan Negara

(18)

KEPARIWISATAAN 63 HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

2) Potensi kerawanan dalam bentuk bukan kejahatan 3) Potensi kerawanan dalam bentuk peristiwa

2.

KONFIGURASI STANDAR PENGAMANAN

KEPARIWISATAAN

a. Konfigurasi Standar Kekuatan Dan Kemampuan Personil

1) Standar Kekuatan Personil Pengamanan

Kegiatan pengamanan kepariwisataan dilakukan berdasarkan atas pertimbangan situasi keamanan dan/atau permintaan dari pengelola/otoritas usaha pariwisata.Pengamanan Kepariwisataan

b. Konfigurasi Standar Peralatan Dan Perlengkapan

1) Umum :

a) Peralatan SAR (kasur angin dan tali) b) Kendaraan

c) Gampol Polisi Pariwisata.

2) Peralatan khusus utk menanggulangi ancaman terror bom

3.

IDENTIFIKASI OBYEK DAN POLA PENGAMANAN

KEPARIWISATAAN

a. Sifat Dan Bentuk Pengamanan

1) Sifat pengamanan meliputi : a) Pengamanan terbuka b) Kegiatan Preventif meliputi :

c) Kegiatan Represif/penegakan hukum meliputi :

2) Pengamanan tertutup meliputi : b. Bentuk Pengamanan terdiri dari :

c. Situasi Dan K. ondisi (Eskalasi Keamanan) 1) Situasi Aman :

2) Situasi Rawan :

3) Situasi Sangat Rawan :

4.

PELAKSANAAN PENGAMANAN

KEPARIWISATAAN

a. Tahap Persiapan

b. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Manusia

(19)

64 KEPARIWISATAAN

HPP – LAT BINTARA F.T. SABHARA (OBVIT)

d. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Fisik/Benda Berupa fasilitas dan kelengkapan usaha pariwisata dilakukan dalam bentuk pengawasan, pemeriksaan, pengaturan, penjagaan dan patroli pada kawasan usaha pariwisata.

e. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Dokumen / Informasi

Berupa pengamanan pada tempat penyimpanan dokumen, arsip dan kerahasiaan informasi.

j. Pelaksanaan Pengamanan Terhadap Kegiatan

Meliputi rangkaian penyelenggaraan usaha pariwisata, dilakukan dalam bentuk pengawasan, pengaturan, penjagaan dan patrol.

k. Cara Bertindak Bila Terjadi Potensi kerawanan Kepariwisataan

l. Pengawasan Dan Pengendalian m. Tahap Pengakhiran

Latihan

1. Jelaskan potensi kerawanan kepariwisataan

2. Jelaskan konfigurasi standar kekuatan dan kemampuan personil.

3. Jelaskan Identifikasi obyek dan pola pengamanan Kepariwisataan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar informan mengakui bahwa tugas camat dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan pada umumnya sudah dapat

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui jenis game yang diterapkan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam proses pembelajaran, 2) mendeskripsikan penerapan

Tidak sesuai untuk penggunaan: Material ini tidak diperuntukkan untuk digunakan dalam produk yang kontak dalam jangka waktu lama dengan selaput lendir, cairan tubuh atau

Penelitian yang penulis teliti memang sudah pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, diantaranya oleh Dwi Riska Amalia yang berjudul Analisis Produk Pembiayaan

Dari ketidak-tahuan petani produsen tentang informasi harga produk di pasar saat itu yang sebenarnya maka petani produsen hanya sebagai pihak Price Taker yaitu sebagai

Tinggal nanti bagaimana penerapannya dalam peraturan Undang – Undang, dimana bisa dilakukan adanya revisi atau perubahan dalam UU Hak Cipta untuk melindungi rumah adat

Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran peneliti menggunakan rerata posttest dan pretest serta nilai gain , sehingga diketahui bahwa rata-rata hasil belajar yang