• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian lapangan dilaksanakan di Desa Karang Song, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yaitu tempat yang ditetapkan pemerintah sebagai lahan pemukiman relokasi penduduk dari Kali Adem (Gambar 4). Hal ini berkaitan dengan tujuan dari penelitian, yaitu melakukan studi evaluasi dampak program relokasi masyarakat nelayan dari Kali Adem di daerah Karang Song terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar yang sebelumnya telah menghuni daerah Karang Song. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Pebruari sampai dengan April 2005 dan dilanjutkan kembali pada bulan Juli sampai September 2006, serta data diverifikasi pada bulan Januari 2007.

Gambar 4 Peta wilayah penelitian.

3.2 Alur Penelitian

Agar penelitian terlaksana secara baik, maka penelitian harus dilakukan secara terstruktur dan sistematis mengikuti alur penelitian yang benar dan bertahap. Tahap awal dilakukan identifikasi permasalahan-permasalahan, baik yang terjadi di sekitar penduduk pemukiman relokasi maupun penduduk di sekitar pemukiman relokasi. Hal ini untuk melihat pengaruh dari relokasi terhadap masyarakat di sekitar Desa Karang Song.

(2)

Pengaruh relokasi terhadap penduduk Desa Karang Song dapat dikaji melalui persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi, perubahan gaya hidup, hubungan sosial antar masyarakat, sistem kelembagaan, dan unit-unit ekonomi yang ada, serta asumsi masyarakat di sekitarnya.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut, kemudian dirumuskan dan diambil hipotesis awal sebagai bahan pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah pengambilan data melalui data primer (kuesioner) dan skunder (data-data penunjang) dari sumber yang relevan (masyarakat dan pemerintah), dan kemudian diolah melalui metoda statistik Chi Square (chi kuadrat) dan Sign Test (uji tanda). Dari hasil pengolahan data, diambil interpretasi-interpretasi atas kondisi sosial, ekonomi dan budaya pasca pelaksanaan relokasi. Tahap akhir adalah mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, dan memberikan saran-saran terhadap pelaksanaan relokasi berikutnya agar dapat dilaksanakan lebih baik. Secara skematis kerangka pemikiran penelitian ini dijelaskan pada Gambar 2.

Gambar 5 Alur penelitian.

Verifikasi

Identifikasi Masalah Perumusan Masalah

Rencana Penelitian

Pengumpulan dan Pengolahan Data Hasil Penelitian Evaluasi Sesuai Interpretasi/Kesimpulan Uji Statistik tidak sesuai Hipotesis

(3)

3.3 Metode Pengambilan Contoh dan Pengukuran

Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus terhadap relokasi nelayan asal Kali Adem, yaitu melalui pengamatan dan pengkajian untuk mendapatkan keterangan serta informasi-informasi yang dibutuhkan. Arah penelitian ini adalah penemuan fakta mengenai dampak program relokasi yang diterapkan pemerintah terhadap masyarakat Desa Karang Song. Data yang dikumpulkan untuk dianalisis adalah data primer melalui survey lapangan dan data sekunder dari berbagai sumber.

3.3.1 Data primer

Data primer dikumpulkan secara langsung di lokasi penelitian melalui wawancara dengan responden (interview) dan wawancara mendalam (in-depth intervew) dengan narasumber kunci. Selain itu juga dilakukan observasi (pengamatan) menggunakan pedoman dan kuesioner. Data primer yang dikumpulkan adalah :

1) Data karakteristik responden meliputi : umur, mata pencaharian, pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan dan lama tinggal di Desa Karang Song. 2) Tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Karang Song, meliputi : tingkat pendapatan

rumah tangga, tingkat konsumsi rumah tangga, tingkat pendidikan keluarga, tingkat kesehatan keluarga, kondisi perumahan dan fasilitas perumahan.

3) Lingkungan dan kelembagaan masyarakat, meliputi : kondisi fisik lingkungan pesisir, jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga (KK), jumlah unit produksi/ekonomi, jalan desa, aksesibilitas transportasi, sarana dan prasarana komunikasi.

4) Persepsi masyarakat setempat dan masyarakat di luar Desa Karang Song mengenai pengaruh program relokasi terhadap kondisi ekonomi sosial budaya dan lingkungan. Secara umum, apakah program relokasi memberikan pengaruh positif, negatif atau tidak mempengaruhi masyarakat Desa Karang Song.

3.3.2 Data sekunder

Data sekunder yang diambil yaitu data sosial ekonomi dan budaya, data potensi serta kondisi sumberdaya dan lingkungan wilayah pesisir, serta data lain yang menunjang penelitian ini yang diperoleh dari instansi-instansi terkait.

(4)

3.3.3 Penentuan responden

Berdasarkan pengamatan, populasi dan reaksi responden terhadap relokasi nelayan memiliki tanggapan yang homogen, sehingga responden tidak didasarkan pada jumlah responden, tetapi pada kenyataan bahwa terjadinya hubungan yang antara sample dan populasi. Metoda pengambilan sampel menggunakan metode pengambilan contoh sistematis (systematic sampling). Pengambilan sampel didasarkan atas urutan dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam, yaitu dengan mendata jumlah dan nomor rumah dalam populasi penduduk perumahan dan penduduk sekitar perumahan, dan kemudian dibagi dengan jumlah sample yang telah ditentukan, yaitu masing-masing 30 responden. Kemudian urutan pertama ditentukan dengan cara acak. Populasi pengambilan sampel untuk penelitian ini terdiri dari dua populasi penduduk, yaitu populasi pemukiman relokasi dan populasi penduduk di sekitar pemukiman relokasi.

Metode ini dijalankan dengan mengidentifikasikan satuan-satuan elementer dari populasi yaitu dengan cara mendata Kepala Keluarga (KK) yang ada di pemukiman baru dan sekitarnya dengan membagi jumlah penduduk yang didata. Jumlah total responden yang diambil sebanyak 60 responden, dimana 30 responden berasal dari penduduk dalam pemukiman relokasi dan 30 responden diambil di sekitar penduduk pemukiman relokasi.

Pada metode ini hanya unsur pertama saja dari contoh yang dicari secara acak, unsur-unsur berikutnya dipilih secara sistematis menurut nomor urut rumah.

Gambar 6 Ilustrasi populasi pada pengambilan sampel penelitian. Penduduk Sekitar Pemukiman Relokasi

Penduduk Pemukiman Relokasi

(5)

3.3.4 Pengukuran variabel indikator sosial ekonomi masyarakat

Nilai-nilai variabel karakteristik responden seperti umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, lama tinggal, tingkat kesejahteraan (pendapatan, konsumsi, pendidikan, kesehatan, kondisi perumahan dan fasilitas perumahan) dinyatakan dalam bentuk ordinat, sedangkan mata pencaharian dinyatakan dalam skala bilangan nominal. Pengukuran nilai-nilai tersebut adalah :

1) Umur adalah usia responden yang dihitung dari tanggal lahir sampai saat penelitian dan dinyatakan dalam tahun, dimana pembulatan ke atas dilakukan apabila umur responden melebihi 6 bulan ke atas, dan sebaliknya pembulatan ke bawah apabila kurang dari 6 bulan.

2) Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan resmi yang pernah diikuti responden sampai saat penelitian dilakukan, yaitu pendidikan dasar SD hingga tingkat SLTP, pendidikan menengah yaitu SLTA dan tingkat pendidikan tinggi yaitu akademi/universitas.

3) Jumlah anggota keluarga adalah jumlah seluruh anggota keluarga yang meliputi bapak, ibu, anak termasuk orang lain yang menjadi tanggungan keluarga dinyatakan dalam jiwa/orang.

4) Pendapatan adalah tingkat pendapatan total yang diperoleh responden selama sebulan baik dari mata pencaharian utama maupun di luar mata pencaharian pokok, dimana interpretasi jenjang skor pendapatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) skor 1 dan 2 termasuk kelompok pendapatan rendah, (2) skor 3 dan 4 termasuk kelompok pendapatan sedang, dan 5 dan 6 termasuk kelompok pendapatan tinggi. 5) Lama tinggal adalah lamanya responden tinggal di kawasan penelitian yang dihitung

sejak menetap sampai saat penelitian dan dinyatakan dalam tahun, dimana pembulatan ke atas dilakukan apabila responden menetap melebihi 6 bulan ke atas dan sebaliknya. Interpretasi jenjang skor lama tinggal dalam penelitian ini didasarkan dari lama rencana kebijakan program pembangunan di Indonesia (umumnya 5 tahun) dan menurut Bakri (1992) yaitu (1) skor lebih kecil dan sama dengan 5 tahun termasuk lama tinggal masih baru, (2) skor 6 sampai 10 tahun termasuk kelompok lama tinggal sedang, dan (3) skor lebih dari 11 tahun termasuk kelompok lama tinggal sudah lama.

(6)

6) Mata pencaharian adalah jenis mata pencaharian utama yang menopang seluruh kehidupan rumah tangga responden sampai saat penelitian dilakukan.

7) Data fisik lingkungan sebelum dan sesudah relokasi adalah keadaan fisik dan biologis lingkungan yang dapat ditanyakan oleh responden dan atau dilihat langsung yang meliputi data;

• Pemukiman : kepadatan pemukiman dan letak pemukiman ;

• Sumber daya ikan : jenis ikan, potensi, jumlah hasil tangkapan ikan serta ketersediaan ikan di pasar ;

• Penurunan kualitas perairan dan pemukiman; dan

• Perubahan teknologi penangkapan ikan dan teknologi pengolahan hasil perikanan. 8) Tingkat kesejahteraan masyarakat dilihat berdasarkan indikator-indikator

kesejahteraan yang dianalisis secara deskriptif dengan sistem uji skor dan uji statistik. Tabel 5 Indikator kesejahteraan

No Indikator Kesejahteraan Skor

1. Tingkat pendapatan/penghasilan dan konsumsi keluarga diukur dari besarnya pendapatan rumah tangga per kapita dalam sebulan yang dibagi dalam 3 kategori dengan interval yang sama dalam satuan rupiah dan diukur dari besarnya pengeluaran rumah tangga per kapita dalam sebulan, berpedoman pada standar yang digunakan BPS dalam penentuan desa tertinggal di Indonesia. dan tinggi rendahnya tingkat konsumsi.

• Tinggi • Sedang • Rendah 6 4 2 2. Pendidikan keluarga:

• 60% jumlah anggota keluarga tamat SD

• 30 – 60% jumlah anggota keluarga tamat SD

• < 30% Jumlah anggota keluarga tamat SD

• Tinggi • Sedang • Rendah 6 4 2 3. Kesehatan keluarga:

• < 25% jumlah anggota keluarga sering sakit

• < 25 – 50% jumlah anggota keluarga sering sakit

• > 50% jumlah anggota keluarga sering sakit

• Tinggi • Sedang • Rendah 6 4 2 4. Lingkungan fisik

• Tersedianya pemukiman yang layak, akses transportasi memadai, sarana/prasarana perikanan tersedia

• Pemukiman belum memadai, akses transportasi tidak memadai, sarana/prasarana perikanan tidak memadai

• Pemukiman buruk, akses transportasi tidak tersedia, sarana/prasarana perikanan tidak tersedia

• Tinggi • Sedang • Rendah 6 4 2 5. Interaksi sosial

• Tersedianya fasilitas terjadinya silaturahmi masyarakat.

• Tidak terjadinya komplik komunal, dalam arti serasi.

• Ditunjukan oleh pergaulan muda mudi.

• Tinggi • Sedang • Rendah 6 4 2

(7)

Dalam penelitian ini, tingkat kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah relokasi dibedakan atas tiga kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah yang diadopsi dari indikator kesejahteraan rendah sampai tinggi adalah dengan menjumlahkan skor penilaian dari setiap kriteria ukuran tersebut, kemudian dibandingkan dengan klasifikasi berikut :

• Tingkat kesejahteraan tinggi jika skor 24 – 30

• Tingkat kesejahteraan sedang jika skor 17 – 23

• Tingkat kesejahteraan rendah jika skor 10 – 16

Adapun dasar pertimbangan penentuan skor angka adalah didasarkan pada hasil penjumlahan batas nilai terendah (batas bawah) dan hasil penjumlahan nilai tertinggi untuk nilai kesejahteraan tertinggi (batas atas), kemudian nilai batas bawah dan batas atas dibagi menjadi tiga kelas yaitu tingkat kesejahteraan rendah, sedang dan tinggi.

Penentuan ketiga kasifikasi tingkat kesejahteraan tersebut adalah berdasarkan jumlah skor tertinggi dikurangi terendah dibagi menjadi tiga kategori dengan interval yang sama secara statistik.

Gambar 7 Ilustrasi interpretasi penelitian.

3.3.5 Metode analisis data

1) Penggolongan menurut tujuan penelitian

Menurut tujuan penelitian, penelitian ini adalah penelitian eksploratif yang bertujuan menemukan masalah-masalah di pemukiman relokasi. Masalah tersebut

Penduduk Pemukiman Relokasi Penduduk Sekitar Pemukiman Relokasi X2 Y2 X1 Y1 Sebelum Relokasi Sesudah Relokasi

(8)

selanjutnya diselidiki secara cermat untuk : Memuaskan keingintahuan peneliti demi memperoleh pengertian yang lebih baik; Menguji kemungkinan dilakukan studi yang lebih mendalam; Mengembangkan metoda-metoda yang akan diterapkan dalam studi yang lebih mendalam.

Sebagai studi penjajakan, pengetahuan tentang teori masih sangat sedikit atau samar-samar. Baru melalui observasi, masalah dapat dirumuskan lebih rinci serta hipotesis dapat disusun. Dengan demikian dalam penelitian eksploratif, hipotesis disusun belakangan yaitu setelah melalui tahap observasi, sedangkan menurut pengertian yang lazim hipotesis harus disusun sebelumnya. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Wiranatha, 2006).

2) Penggolongan penelitian menurut pendekatan

Penggolongan penelitian menurut pendekatan, penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei dengan menggunakan kuesioner dan berkisar pada ruang lingkup : Ciri-ciri demografis masyarakat; Lingkungan sosial; Aktivitas; Pendapatan dan Sikap. Metoda ini dilakukan pada populasi penduduk pemukiman dan penduduk sekitar pemukiman Desa Karang Song, dengan data yang dipelajari diambil dari dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antarvariable, sosiologis maupun psikologis.

Survei merupakan cara pengumpulan data dari sejumlah individu dalam jangka waktu yang bersamaan. Metoda ini lebih menekankan pada penentuan informasi tentang tentang variable, daripada tentang individu. Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala-gejala-gejala-gejala tersebut ada. Survei mempunyai dua lingkup, yaitu sensus dan sampel. Sensus adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan, sedangkan sampel dilakukan hanya pada sebagian kecil suatu populasi (Wiranatha, 2006).

3) Penggolongan penelitian menurut tempat

Penggolongan menurut tempat adalah penelitian Kancah. Bentuk penelitian ini dilaksankan pada berbagai cabang ilmu pengetahuan. Semakin kompek Kancah, semakin banyak pula permasalahanyang dapat dipelajari. Terutama bagi ilmu-ilmu sosial, kancah

(9)

bagian terbesar dari berbagai bentuk penelitian yang telah dikembangkan. Oleh karena di huni oleh masyarakat, maka dapat dipastikan bahwa keseluruhan penelitian kancah berhubungan dengan masyarakat, tentang manusia (Wiranatha, 2006).

Kegiatan penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat Desa Karang Song, baik dilembaga dan organisasi kemasyarakatan (sosial) maupun lembaga-lembaga pemerintah. Penelitian di lingkungan lembaga-lembaga sosial antara lain berupa keluarga, masyarakat atau penduduk suatu desa, suatu perusahaan dan lain-lain. Disamping itu, penelitian lapangan juga dilakukan terhadap obyek-obyek alam seperti aspek lingkunga, aspek fisik, dan lain-lain.

4) Penggolongan penelitian menurut pemakaian

Penelitian ini merupakan penelitian terapan, dimaksudkan agar hasil penelitiannya langsung dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak pengambil kebijakan. Penelitian terapan (applied research) digunakan untuk melihat tingkat perubahan kesejahteraan sosial karena adanya relokasi nelayan dari kali adem.

Penelitian terapan dilakukan melalui penyelidikan yang hati-hati, sistematik, dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat segera dipergunakan untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu dalam temuan baru, tetapi bisa sebagai aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Secara garis besar para ahli membedakan penelitian menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research). Kadang-kadang keduanya menjadi rancu karena sulit dibedakan secara spesifik. Biasanya yang dimasukan ke dalam jenis penelitian dasar adalah untuk kepentingan penelitian saja tanpa memikirkan manfaat atau penggunaanya. Kalaupun ada manfaat dan kegunaan, terkesan dicari-cari untuk mengartikan sebuah penelitian. Penelitian terapan digolongkan sebagai usaha yang dilakukan untuk menjawab masalah dengan tujuan praktis yang jelas (Wiranatha, 2006).

5) Penggolongan penelitian menurut format penelitian dan tingkat eksplanasi.

Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif korelatif, yang mana menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi dan berbagai variabel. Penelitian berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subyek

(10)

penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, dan sebagainya. Data deskriptif dikumpulkan melalui metoda wawancara atau observasi.

Penelitian deskrptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya. Sifatnya mengungkap fakta, dengan memberi penekanan pada pemberian gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dan obyek yang diselidiki, namun untuk memberikan manfaat diberikan interpretasi yang cukup kuat.

Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi penduduk sebelum dan sesudah relokasi berkaitan dengan variabel-variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Dengan studi korelasional, peneliti dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan.

Studi korelasi tidak terlalu menuntut sampel yang besar, asalkan variabelnya dapat diukur dan alat ukur yang andal, sebab faktor yang paling berpengaruh terhadap besar kecilnya tingkat hubungan adalah keterandalan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel-variabelnya (Wiranatha, 2006).

6) Uji Chi-Kuadrat (Chi Square)

Uji chi kuadrat digunakan untuk menguji seberapa jauh adanya hubungan yang nyata antara sebelum dan sesudah relokasi dilakukan, baik pada penduduk pemukiman relokasi maupun penduduk sekitar pemukiman relokasi.

Uji chi kuadrat banyak digunakan di berbagai bidang yang menyangkut keselarasan (godness of fit) maupun uji kebebasan tentang distribusi empiris dan teoritis. Uji ini didasarkan pada seberapa baik keselarasan antara frekuensi pengamatan (observasi) dan frekuensi yang diharapkan dari distribusi teoritis yang dihipotesiskan. Pengujian tentang kebebasan antara dua peubah atau lebih, kehomogenitasan proporsi, bahkan sebagai alternatif dalam pengujian beberapa nilai lokasi sekaligus yang analog dengan uji keragaman juga menjadi fokus dari uji chi-kuadrat (Wibisono, 2005).

Apabila hasil pengukuran menunjukkan bahwa ada keselarasan atau tidak terlalu menyimpang antara data frekuensi yang teramati dengan frekuensi teoritis, maka hipotesis nol diterima, tetapi jika sebaliknya akan ditolak.Selaras tidaknya frekuensi teramati dengan frekuensi teoritis ditentukan dengan cara membandingkan ukuran keselarasan dengan suatu nilai distribusi chi kuadrat.

(11)

Uji keselarasan frekuensi pengamatan dengan frekuensi harapan bagi suatu percobaan yang terdiri dari k sel didasarkan pada persamaan :

Uji keselarasan sering digunakan bila data populasi atau data contoh diklasifikasikan menurut satu atribut tunggal atau bila kita menguji distribusi probabilitas populasi teoritis. Uji chi kuadrat dapat pula dipakai pula untuk menguji hipotesis kebebasan (test of independence) antara dua peubah. Apabila antara dua peubah tidak mempunyai keterkaitan, maka kita mengatakan bahwa keduanya bebas atau tidak saling mempengaruhi. Dua peubah dikatakan bebas bila distribusi probabilitas peubah tersebut tidak bergantung distribusi peubah yang lain. Jadi apabila dua peubah saling bebas, maka meskipun kita mengetahui salah satu nilainya, kejadian itu tidak berpengaruh pada kejadian yang lain. Akan tetapi sebaliknya bila dua peubah tidak bebas, kepentingan tentang suatu peubah akan bermanfaat dalam meramalkan karakteristik populasi yang diamati.

Tabel 6 Tabel kontingensi frekuensi pengamatan dan frekuensi harapan

Peubah K1 K2 ... Kj Total B1 B2 B3 ... Bi 011 : (e11) 021 : (e21) 031 : (e31) ... 0i1 : (ei1) 012 : (e12) 022 : (e22) 032 : (e32) ... 0i2 : (ei2) ... ... ... ... ... 01j : (e1j) 02j : (e2j) 03j : (e3j1) ... 0ij : (eij) N(1) N(2) N(3) ... N(i) Total N1 N2 Nj N

Apabila hipotesis nol benar, maka frekuensi harapan pada baris ke-i dan kolom ke j untuk sembarang sel dapat ditulis dalam bentuk :

Frekuensi harapan k i=1 (0i– ei)2 ei X2 =

Σ

Njx N(i) N eij =

(12)

Untuk menguji hipotesis nol bahwa kedua peubah itu bebas, maka perlu dilakukan uji kebebasan dalam tabel kontingensi r x c yang dinyatakan :

7) Uji Tanda (Sign Test)

Jika pengujian hipotesis nol dari contoh acak berukuran n diambil dari populasi N, maka distribusi penarikan contoh bagi rata-ratanya akan mengikuti distribusi normal dengan rata-rata statistik distribusi contoh sama dengan rata-rata populasi. Akan tetapi bila ukuran contoh n<30 dan populasinya tidak normal, kita harus menggunakan uji nonparametrik, maka uji non parametrik yang sederhana dapat digunakan adalah uji tanda (sign test).

Dalam pengujian hipotesis nol Ho benar lawan hipotesis alternatif H1 yang diinginkan adalah u = uo. Uji tanda didasarkan atas tanda positif (+) atau (-) dari perbedaan yang melebihi nilai rata (median) atau sebaliknya kurang dari nilai rata-rata (median). Uji tanda ini hanya memperhatikan arah perbedaan dan bukannya besar perbedaan-perbedaan. Apabila banyaknya tanda positif (+) sama dengan banyaknya negatif (-), diperkirakan populasinya setangkup dan hipotesis nol Ho benar. Sebaliknya bila salah satu tanda muncul lebih banyak di banding yang lain dari yang seharusnya, maka kita dapat menolak hipotesis nol bahwa populasi sama u = uo

i,j

i,j=1

(0ij– eij)2 eij X2 =

Σ

Gambar

Gambar 4 Peta wilayah penelitian.
Gambar 5 Alur penelitian.  Verifikasi
Gambar 7 Ilustrasi interpretasi penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian tersebut maka dalam upaya peningkatan kecerdaskan emosional anak asuh melalui pendekatan agama di Panti Asuhan Darul Hadlonah Semarang yang sarat

Ikhtisar Aspek Keberlanjutan Tata Kelola Keberlanjutan Tantangan Pandemi Bersama Melewati Inspirasi dalam Perbankan Berkelanjutan Inspirasi Budaya Keberlanjutan Inspirasi

Dalam pandangan Ki Hadjar, bahwa setiap bangsa yang ada di dunia ini, tentunya mempunyai azas, dasar dan tujuan yang amat melekat pada kepentingan bangsa

Dari data yang diperoleh dari berbagai pus- taka dan literatur, maka diperoleh analisis yang terdiri dari proses input suara, akuisisi, verifika- si, output data suara,

Pemberian nutrisi bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak sama dengan pemberian pada bayi cukup bulan, hal ini karena kematangan fungsi saluran cerna, enzim serta kemampuan

Berdasarkan uraian status dan permasalahan penegasan batas darat Indonesia dan Papua New Guinea, permasalahan teknis batas darat Indonesia dan Papua New Guinea dapat

Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan pada latar belakang tujuan dari kegiatan PKM ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu baru kepada mitra dalam

Hasil penelitian bahwa persepsi peserta didik terhadap kriteria kualitas LKPD pada pembelajaran Fisika mengenai kriteria kualitas LKPD terdapat tiga syarat yaitu