• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Oleh Riyanti Tueno. Diajukan sebagai salah satu persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Oleh Riyanti Tueno. Diajukan sebagai salah satu persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Pasangan Kartu Index

Card Match (ICM) Dalam Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Pada

Pelajaran IPS Di Kelas II SDN No. 104 Kota Utara Kota Gorontalo

Oleh Riyanti Tueno

(2)

Penerapan Model Pembelajaran Mencari pasangan Kartu Index Card Matc h (ICM) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas II

SDN 104 Kota Utara Kota Gorontalo

Oleh Riyanti Tueno

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Gorontalo

ABSTRAK

Riyanti Tueno. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Mencari pasangan Kartu Index Card Match (ICM) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas II SDN 104 Kota Utara Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si dan Pembimbing II Muchtar Ahmad, S.Pd, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran mencari pasangan kartu Index Card Match (ICM) di kelas II SDN No 104 Kota Utara Kota Gorontalo. Metode yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan dan evaluasi, tahap analisi dan refleksi.

Hasil penelitian menunujukan dari empat aspek penilaian yaitu sering bertanya kepada guru, siswa mampu mengerjakan tugas, siswa mampu menjawab pertanyaan, dan senang diberi tugas, telah memenuhi target indikator yang ditetapkan, yaitu minimal rata-rata 75% siswa yang hadir menguasai tiap aspek penilaian tersebut. Pada kegiatan siklus I berada pada kisaran nilai rata-rata 47,37% atau berada pada kategori tidak tuntas sedangkan pada kegiatan siklus II berada pada kisaran 89,47% atau pada kategori tuntas.

Dengan demikian secara keseluruhan aspek penilaian yang telah dilakukan dari abservasi awal, pelaksanaan pembelajaran siklus I, dan II, melalui penerapan model pembelajaran mencari pasangan kartu Index Card Match (ICM) dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa pada pelajaran IPS kelas II SDN No. 104 Kota Utara Kota Gorontalo secara maksimal terhadap materi contoh-contoh bentuk kerjasama dilingkungan tetangga. Sehingga hipotetis yang berbunyi: Jika melalui penerapan model pembelajaran mencari pasangan kartu Index Card Match (ICM) maka aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPS di kelas II SDN No. 104 Kota Utara Kota Gorontalo materi contoh-contoh bentuk kerjasama dilingkungan tetangga dapat ditingkatkan melalui penggunaan model pembelajaran mencari pasangan kartu Index Card Match (ICM).

Kata Kunci : Aktifitas Belajar Siswa, Model Pembelajaran Mencari Pasangan Kartu Index Card Match (ICM)

(3)

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat dicapai dengan terlaksananya pendidikan yang tepat waktu dan tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang dilaksanakan dalam bentuk proses belajar mengajar yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sekolah melalui kegiatan pengajaran.

Untuk mencapai terwujudnya pendidikan nasional tersebut di atas maka tanggung jawab guru sangat berperan. Di dalam proses pembelajaran, guru berusaha maksimal untuk membantu perkembangan kreativitas siswa dalam menghadapai proses perubahan kehidupan, dapat berfikir secara sistematis dan logis, di dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru merasa bangga jika siswanya mendapat nilai tinggi. Tetapi itu bukan tujuan utama, yang menjadi kebanggaan seorang guru adalah jika siswanya dapat mengaktualkan dan mengaplikasikan sesuatu yang diperoleh dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan upaya besar mengubah budaya belajar dan budaya mengajar guru. Sehingga dalam pembelajaran IPS sangat ditekankan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk. Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika (permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu darimana mesti harus diawali.

Kondisi pembelajaran IPS saat ini masih banyak diwarnai dengan menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah. Metode ceramah itu lebih menitikberatkan guru sebagai pusat informasi atau guru hanya menyalurkan ilmu saja kepada siswanya (teacher centre), sedangkan siswa hanya sebagai pendengar setia saja. Ditambah lagi guru sering menugaskan siswa untuk menghapal atau menulis (mencatat) semua materi dalam pembelajaran IPS. Pada akhirnya sering kali kita mendengar bahwa pelajaran IPS itu sangat membosankan, jenuh bahkan siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran berlangsung. Siswa tidak antusias dalam proses pembelajaran tersebut, yang berdampak tidak berhasilnya siswa dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, keberhasilan dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menggunakan strategi, metode dan teknik belajar serta kurang variatifnya guru dalam menggunakan metode-metode pembelajaran tersebut yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Dari pengalaman sehari-hari aktifitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar dikelas seringkali siswa tidak ada perhatian terhadap penjelasan guru, sehingga ketika diberikan tugas maka siswa tidak dapat mengerjakannya dengan baik. Oleh sebab itu perlu adanya pembelajaran

(4)

yang dapat merangsang minat belajar siswa disertai media/sarana yang dapat digunakan untuk memahami materi pelajaran. Salah satu dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa dengan model pembelajaran Index Card Match (ICM).

Pengertian Aktifitas

Menurut Anton (2005:26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”, jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Sedangkan menurut sriyono ( 2005: 35) aktifitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktifitas

siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tercapainya tujuan pendidikan nasional di atas dapat dilihat dari prestasi belajar yang didapat oleh peserta didik. Prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri peserta didik maupun faktor-faktor lain di luar peserta didik. Antara lain kegiatan pembelajaran di kelas sangat berpengaruh dalam tercapainya prestasi belajar yang baik. Perwujudan pembelajaran yang baik dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dapat disimpulkan semakin tinggi aktivitas belajar siswa akan semakin tinggi pula prestasi belajar.

Bila menengok pembelajaran yang telah dilakukan guru pada pembelajaran, guru hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton, yakni ceramah dan drilling tanpa adanya media yang digunakan dalam pembelajaran. Akibat dari itu banyak anak yang kurang paham terhadap materi yang telah disampaikan guru, sehingga pada akhirnya anak mendapatkan rata-rata nilai yang kurang dari KKM yang telah ditentukan. Bila kita mencermati pendapat para ahli maka banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar dari seorang siswa, menurut Suryabrata (2008: 33).

Faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang melakukan kegiatan belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu. yang sedang melakukan kegiatan belajar. Salah satu faktor eksternal adalah tersedianya media belajar. Hal ini terjadi karena ketika belajar, anak membutuhkan sarana atau fasilitas untuk menunjang kegiatan belajarnya. Sarana atau fasilitas tersebut berupa buku-buku pelajaran, perlengkapan sekolah, seragam dan bimbingan belajar.

(5)

Pengertian Belajar

Menurut Oemar (2010:28) belajar adalah “Suatu perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis, atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan, Sadirman A.M (2008:22) menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.

Menurut Hamalik (2007:28) belajar adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.

Sedangkan, Sardiman A.M. menyatakan: “Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Adanya aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005:31), belajar aktif adalah “suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antar aspek koqnitif, aafektif dan psikomotor”. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanyakepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan siswa yang diberikan guru , maupun menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar

Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu

1 Faktor Intern a. Faktor Jasmaniah

Yang termasuk dalam faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar akan terganggu bila kesehatan seseorang terganggu. Demikian juga dengan cacat tubuh, siswa yang mempunyai cacat tubuh, belajar juga akan terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya siswa tersebut belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu untuk memperlancar proses belajar siswa yang mempunyai keterbatasan tersebut.

b. Faktor Psikologis

Faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yaitu antara lain; intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif dan kematangan. Psikologis sangat mempengaruhi dalam

(6)

proses belajar siswa. Psikologis yang terganggu akan mengakibatkan hasil belajar siswa kurang optimal.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kelelahan jasmani yang terlihat dengan kondisi tubuh yang lemah dan kurang bersemangat. Kelelahan jasmani terlihat dari anggota badan yang tidak berfungsi dengan baik. Kelelahan rohani dapat dilihat adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu menjadi hilang. Kelelahan rohani lebih cenderung pada psikis seseorang.

2 Faktor Ekstern a. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa; cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor keluarga merupakan faktor pertama dan utama yang membentuk kepribadian siswa di sekolah.

b. Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum

Langkah-langkah pembelajaran dengan Index Card Match (ICM)

Hal-hal perlu persiapan jika pembelajaran dikembangkan dengan Model Pemebelajaran Mencari Pasangan Kartu Index Card Match (ICM) sebagai berikut :

1 Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan setengah jumlah siswa. 2 Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atau masing-masing pertanyaan itu.Campurkan

dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar tercampur aduk. 3 Berikan satu kartu untuk setiap siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan.

Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lagi mendapatkan kartu jawabannya.

4 Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama (katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu mereka).

5 Bila pasangan yang cocok telah duduk bersama, guru memanggil siswa secara acak untuk membacakan soal tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.

(7)

Metodologi Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN No. 104 Kota Utara Kota Gorontalo Yang berjumlah 19 ornag siswa terdiri dari 8 laki-laki dan 12 perempuan, yang memilki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda.

Variabel Input

Adapun yang menjadi variabel input dalam penelitian ini adalah : (1) Siswa kelas II SDN No. 104 Kota Utara, (2) Guru kelas II, (3) Buku IPS kelas II, (4) Materi contoh-contoh bentuk kerjasama dilingkungan tetangga kelas II, (5) Media gambar contoh-contoh kerjasama dilingkungan tetangga.

Variabel Output

Proses dalam penelitian ini adalah memberikan contoh-contoh kerjasama, yaitu penyajian guru tentang materi kerjasama dilingkungan tetangga.Variabel output yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu penerapan model pembelajaran mencari pasangan kartu Index Card Match (ICM) pada aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPS yang dinilai melalui hasil tes formatif yang diberikan pada akhir pembelajaran yang di ukur dengan indikator sebagai berikut:

a. Menjelaskan arti kerja sama

b. Menyebutkan contoh kerja sama dilingkungan

c. Membedakan contoh bentuk kerja sama diberbagai lingkungan tetangga

Tehnik pengumpulan data dengan mempertimbangkan bahwa masing-masing instrument mempunyai kelebihan dan kekurangan, maka akan di kumpulkan informasi yag berbeda tetapi saling mendukung untuk dapat memberikan pandangan mengenai kegiatan atau hubungan antar informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda. instrument yang digunakan yaitu : observasi, wawancara, Dokumentasi.

1 Observasi

Kegiatan observasi dilakukan sebagai langkah awal untuk mengumpulkan data umum objek penelitian yaitu mengamati secara langsung situasi dan kondisi di lapangan dengan tetap berfokus pada subyek yang dikaji, dalam hal ini tentang penerapan model pembelajaran mencari pasangan kartu Index Card Match (ICM) dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa pada pelajaran IPS dikelas II SDN No. 104 Kota Utara Kota Gorontalo

Kegiatan wawancara dilakukan secara langsung dengan mengadakan tanya jawab dengan responden yang dianggap penting dalam memberikan informasi mengenai permasalaan atau kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran IPS.

2 Tes

Tes adalah alat untuk mengukur belajar siswa, baik hasil belajar awal perkembangan atau peningkatan selama dikenai tindakan dan hasil belajar pada akhir siklus tindakan. Tes

(8)

yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa soal tertulis dalam bentuk isian. Meteri tse yang digunakan aloh peneliti telah disesuaikan dengan materi pelajaran kelas II pada mata pelajaran IPS materi contoh-contoh kerjasama dilingkungan tetangga.

3. Tehnik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan pada setiap akhir pembelajaran. Data yang dianalisis meliputi data hasil observasi kegiatan guru dan data hasil observasi aktivitas siswa, serta data hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan secara kualitatif pada setiap akhir pertemuan. Data yang dianalisis adalah data tentang penerapan model pembelajaran mencari pasangan kartu Index Card Match (ICM) dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa.

Kriteria nilai hasil observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa ditetapkan dengan mengacu pada kriteria penilaian yang dikemukakan Sanapiah dan Wiseso (dalam Adju, 2010:33) sebagai berikut :  90 – 100 = Sangat Baik  75 – 89 = Baik  60 – 74 = Cukup  40 – 59 = Kurang  0 – 39 = Kurang sekali

Selanjutnya dengan mengacu pada kriteria penilaian tersebut teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengenai Seluruh data hasil observasi

kegiatan guru, aktivitas siswa dan kemampuan siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan presentase dengan rumus :

P

Keterangan : P = Persen

Xi = Banyaknya Aspek Dalam Suatu Distriusi N = Jumlah Aspek Yang Diamati

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian tindakan kelas di SDN No. 104 kota utara kota gorontalo yang dilaksanakan dalam rangka penerapan model pembelajaran mencari pasangan kartu index card match(ICM) dalam meningkatkan aktifitas belajar telah terwujud dendan penenman konsep secara nyata kepada siswa melalui media pembelajarn yang telah dilakukan pada siklus I sampai dengan siklus II.

(9)

Hasil penelitian menunujukan dari empat aspek penilaian yaitu sering bertanya kepada guru, siswa mampu mengerjakan tugas, siswa mampu menjawab pertanyaan, dan senang diberi tugas, telah memenuhi target indikator yang ditetapkan, yaitu minimal rata-rata 75% siswa yang hadir menguasai tiap aspek penilaian tersebut. Pada kegiatan siklus I berada pada kisaran nilai rata-rata 47,37% atau berada pada kategori tidak tuntas sedangkan pada kegiatan siklus II berada pada kisaran 89,47% atau pada kategori tuntas.

Perbandingan Nilai Hasil Belajar Pada Tahap Siklus I dan Siklus II

NO Pelaksanaan Siklus Nilai

1 Siklus I 47,37

2 Siklus II 89,47

Dilihat dari table di atas perbandingan observasi dan hasil dari tes, siklus I dan II menunjukan adanya sebuah peningkatan dari tiap-tiap siklus.

Rekapan Hasil Penilaian Aktifitas Belajar Siswa

NO Indikator Jumlah Siswa Presentase

1 Sering bertanya kepada guru 15 78,94

2 Siswa mampu mengerjakan tugas 13 68,42

3 Siswa mampu menjawab pertanyaan 16 84,21

4 Siswa senang diberi tugas 17 89,47

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat simpulkan bahwa melalui model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat meningkatkan aktifitas siswa pada Kelas II SDN No. 104 Kota Utara Kota Gorontalo.

Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1 Bagi siswa

Hendaknya penggunaan model pembelajaran Index Card Match (ICM) dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktifitas siswa pada materi contoh-contoh bentuk kerja sama di lingkungan tetangga.

(10)

2 Bagi guru

Hendaknya di dalam mengajar guru mengupayakan penggunaan media pengajaran yang berupa model pembelajaran. Mengingat pengajaran dengan model pembelajaran ini memberikan banyak manfaat.

3 Bagi sekolah

Kiranya semua pihak yang terkait dalam pengelolaan pendidikan dapat memberikan dukungan yang lebih demi meningkatkan mutu pendidikan, salah satu caranya adalah mencari media pembelajaran yang benar-benar efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa khususnya para calon guru untuk lebih professional dibidangnya dan penelitian bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Darsono, Max. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press

Djamarah B, S dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses Pendidikan). Jakarta : Prenada Media Group

Sardiman. 2007. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Senjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: YAPPENDIS.

Suryabrata. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Usna, Moh.Uzer.2000. manjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya

http://digilib.unimed.ac.id/penerapan-model-pembelajaran-aktif-tipe-index-card-match-icm- untuk-meningkatkan-aktivitas-dan-hasil-belajar-akuntansi-siswa-kelas-xii-ips5-di-sma-negeri-1-pematangsiantar-tahun-pembelajaran-20122013-23429.html http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html http://sondix.blogspot.com/2013/08/pengertian-aktivitas-menurut-para-ahli.html http://suhartini-spd.blogspot.com/2011/09/membangkitkan-minat-belajar-sebagai.html

Referensi

Dokumen terkait

(2) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kelurahan Limboro, Kelurahan Mapilli, Kelurahan Taramanu, Kelurahan Petoosang, Kelurahan Pelitakan, Kelurahan Matangnga dan

Perusahaan, sebagai acuan yang bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan yaitu untuk memberikan gambaran mengenai peran audit internal dalam menunjang efektivitas

Setiap manusia memiliki alur atau pola khas pada gambaran alur pada mukosa bibir atas dan bawah yang berbeda-beda sama halnya seperti sidik jari. Hal ini

Selanjutnya, dalam kasus ini para Penggugat juga mempunyai hak atas tanah sawah, tegal, pekarangan pada posita 4.1,2,3,4 untuk diserahkan dan dibagi waris antara para

Kegiatan Pengabdian ini ditarget pada masyarakat adalah masyarakat yang belum memahami jalur evaluasi pejalan kaki ketika terjadi bencana; pihak pemerintah yang belum

Evaluasi dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk dilakukan, karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengadakan pelatihan teknik pembuatan kain nusantara kepada masyarakat, karena dalam pembuatannya diperlukan pengetahuan teknik

Salah satu prinsip pembelajaran yang dikemukakan dalam buku Condition of Learning Gagne (1977) yaitu menilai hasil belajar (assesing performance). Menilai hasil belajar