• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADRIANTA KETUT AGUS*, I GUSTI AGUNG AYU KUSUMA WARDANI* Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No 11 A, Denpasar, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADRIANTA KETUT AGUS*, I GUSTI AGUNG AYU KUSUMA WARDANI* Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No 11 A, Denpasar, Indonesia"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN BERAS KETAN HITAM BALI (Oryza sativa L.)DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS INSULIN DAN MEMPERBAIKI REGENERASI SEL β-PANKREAS PADA TIKUS

PUTIH DIABETES

UTILIZATION OF BLACK STICKY RICE (Oryza sativa L.) IN IMPROVING INSULIN ACTIVITY AND REGENERATION OF β-PANCREAS CELL ON DIABETIC WHITE RAT INDUCED BY

ALLOXAN

ADRIANTA KETUT AGUS*, I GUSTI AGUNG AYU KUSUMA WARDANI*

Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No 11 A, Denpasar, Indonesia

Abstrak: Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit yang harus diwaspadai, prevalensi diabetes untuk semua kelompok umur di seluruh dunia diperkirakan 2,8% pada tahun 2000 dan 4,4% pada tahun 2030. Jumlah penderita diabetes diproyeksikan naik dari 171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta pada tahun 2030. Berbagai jenis pengobatan antidiabetik telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati penyakit diabetes. Perkembangan pengobatan antidiabetik pun semakin berkembang dari masa ke masa, baik dengan farmakoterapi ataupun terapi herbal menggunakan bahan-bahan alami untuk mengontrol kadar gula darah pasien dan mencegah komplikasi diabetes. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah terciptanya produk inovasi berupa herbal terstandar (beras ketan hitam) sebagai terapi komplementer yang bisa digunakan sehari-hari oleh masyarakat, sehingga resiko morbiditas penyakit diabetes mellitus dapat ditekan. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara histopatologi jumlah sel β-pankreas dosis 800 mg/Kg BB adalah dosis yang dapat meregenerasi sel β-pankreas paling tinggi.

Kata kunci: Diabetes mellitus, beras ketan hitam, antosianin

Abstract: The development of antidiabetic treatment has been growing from time to time, either with pharmacotherapy or herbal therapy using natural ingredients to control blood sugar levels of patients and prevent diabetic complications. Black sticky rice traditionally used as food in Bali (jaje bali) can be an alternative treatment in diabetics. The highly dominant anthocyanin contained in black glutinous rice is expected to improve the performance of pancreatic beta cells in the production of insulin and increase the activity of insulin work. The results showed that black sticky rice (Oryza sativa L.) dose 800 mg / KgBW was effective for lowering blood glucose level. The histopathology analysis on pancreatic β-pancreas cells can regenerate pancreatic β-cells in alloxan induced diabetic white male rats (Rattus norvegicus). Dose 800mg/KgBW is a dose that can regenerate the highest β-cells of pancreas.

Keywords: Diabetes mellitus, black sticky rice, anthocyanin

PENDAHULUAN

Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit yang harus diwaspadai, prevalensi diabetes untuk

semua kelompok umur di seluruh dunia

diperkirakan 2,8% pada tahun 2000 dan 4,4% pada 2030. Jumlah penderita diabetes diproyeksikan naik dari 171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta pada tahun 2030. Data terbaru di tahun 2015 yang ditunjukkan oleh Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) menyatakan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia telah mencapai 9,1 juta orang.

Berbagai jenis pengobatan antidiabetik telah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati penyakit diabetes. Perkembangan pengobatan

antidiabetik pun semakin berkembang dari masa ke masa, baik dengan farmakoterapi ataupun terapi herbal menggunakan bahan-bahan alamiah untuk mengontrol kadar gula darah pasien dan mencegah

komplikasi diabetes. Obat-obatan modern yang

digunakan sebagai antidiabetik antara lain insulin, sulphonylurea, biguanide dan glitazon. Penggunaan obat antidiabetes tersebut sering kali diiringi dengan munculnya efek samping dan toksisitas seperti mual, muntah, reaksi hematologi dan dermatologi, obstructive jaundice, hiponatremia, dan bertambahnya berat badan pada penggunaan sulfonilurea (Aru, 2009).

Penggunaan bahan-bahan alami dalam

pengobatan alternatif memang sudah menjadi pilihan yang sejak lama dikenal masyarakat bahkan

(2)

jauh sebelum dikenalnya obat-obatan berbahan kimia. Selain dari segi ekonomis, penggunaan bahan-bahan alam memberikan efek samping yang sangat minim bahkan tidak ada efek sampingnya.

Beberapa bahan alami yang diduga dapat mengobati diabetes mellitus yaitu beras ketan hitam (Oryza sativa L). Beras ketan hitam merupakan sumber pangan lokal yang kaya akan antosianin. Konsumsi antosianin dalam diet terbukti mampu memberikan efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, antioksidan, anti inflamasi, dan antikanker. Penggunaan beras ketan hitam bagi masyarakat Bali pada umumnya sering digunakan untuk makanan tradisional atau dikenal dengan istilah “jaje bali”. Banyak potensi yang dapat dikembangkan dari penggunaan beras ketan hitam ini, namun pada pelaksanaannya belum banyak penelitian yang dilakukan. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian secara ilmiah tentang efek antidiabetes dari ekstrak air

beras ketan hitam (Oryza sativa L.).

Adapun target luaran yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah adanya publikasi ilmiah mengenai pemanfaatan ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L.) yang memiliki efektivitas dalam meningkatkan aktivitas insulin melalui regenerasi sel β-pankreas pada tikus putih diabetes mellitus yang diinduksi aloxan.

BAHAN DAN METODE

Rancangan Penelitian. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Akademi Farmasi Saraswati Denpasar dan Laboratoriun hewan FK-UNUD. Penelitian eksperimental sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Adapun teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nonprobability sampling

(random). Pada pengambilan sampel random, setiap unit populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian

yaitu beras ketan hitam (Oryza sativa L.).

Rancangan penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rancangan penelitian

eksperimental murni randomized pre-test post-test

control group design (Pocock, 2008).

Semua tikus jantan yang ada dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol positif yang diberi glibenklamid 5 mg, kelompok kontrol negatif yang diberi placebo dan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak 400 mg/KgBB dan 800 mg/kg BB ekstrak beras ketan hitam (Oryza sativa L.) secara oral.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Histopatologi Sel Beta Pankreas

Gambar 1. Kontrol negatif , Sel beta (1), dan nekrosis sel β (2)

Gambar 2. Kontrol Positif (II), Sel beta (1), nekrosis sel β (2).

Gambar 3. Ekstrak Air Beras Ketan Hitam 400mg/kgBB (III), Sel beta (1), dan nekrosis sel β

(2)

Gambar 4. Ekstrak Air Beras Ketan Hitam 800mg/kgBB (IV), Sel beta (1) dan

nekrosis sel β (2).

Pengamatan terhadap histopatologi pulau

Langerhans pada pankreas tikus putih, histopatologi diatas menunjukan kelompok kontrol

2 1 1 2 1 2 1 2

(3)

negatif (P1) yang diinduksi aloksan mengalami perlemakan, nekrosis sel atau kematian sel yang hal tersebut mengalami pengurangan pada tiga kelompok perlakuan yang lain.

Tabel 1. Hasil Perhitungan jumlah sel β-pankreas

No Kelompok Jumlah Lapang Pandang Rata-rata I II II Rata-rata 1. Kontrol Negatif (P1) 24 27 29 26,66 26,81 2. 27 31 25 27,66 3. 31 24 28 27,66 4. 25 27 26 26 5. 27 26 25 26 6. 27 25 26 26 7. 31 24 28 27,66 8. Kontrol Positif (P2) 39 35 32 35,33 37,28 9. 37 40 38 38,33 10. 39 39 40 39,33 11. 37 35 37 36,33 12. 39 36 31 35,33 13. 37 40 38 38,33 14. 37 39 38 38 15. Ekstrak dosis 400mg/ KgBW (P3) 60 60 64 61,33 63,90 16. 70 59 66 65,00 17. 69 60 66 65,00 18. 59 63 69 63,66 19. 71 59 67 65,66 20. 63 59 69 63,66 21. 60 61 68 63,00 22. Eklstrak 800mg/ KgBW (P4) 69 73 72 71,33 71,47 23. 71 71 73 71,66 24. 73 70 74 72,33 25. 74 71 69 71,33 26. 69 72 72 71 27. 73 71 71 71,66 28. 70 71 72 71,00

Tabel 2. Hasil Analisa statistik

Kelompok/subjek Kelompok Pembanding Nilai P Interpretasi Kontrol Negatif Kontrol Positif 0,001 Ada perbedaan Perlakuan infusa beras ketan hitam 400mg/kgBB 0,001 Ada perbedaan Perlakuan infusa beras ketan hitam 800mg/kgBB 0,001 Ada perbedaan Kontrol Positif Perlakuan infusa beras ketan hitam 400mg/kgBB 0,001 Ada perbedaan Perlakuan infusa beras ketan hitam 800mg/kgBB 0,001 Ada perbedaan Perlakuan infusa beras ketan hitam 400mg/kgBB Perlakuan infusa beras ketan hitam 800mg/kgBB 0,001 Ada perbedaan

Hasil uji lanjutan menunjukan bahwa:

1. Rerata jumlah sel β-pankreas antara kelompok

kontrol negatif yaitu pemberian aquades dan kelompok kontrol positif yaitu pemberian glibenklamid berbeda secara bermakna dengan nilai p = 0,001, kelompok kontrol negatif jumlah sel beta pankreas lebih tinggi.

2. Rerata jumlah sel β-pankreas antara kelompok

kontrol negatif yaitu pemberian aquadest dan kelompok pemberian infusa beras ketan hitam 400mg/kgBB yaitu pemberian berbeda secara bermakna dengan nilai p = 0,001, kelompok perlakuan infusa beras ketan hitam 400mg/kgBB jumlah sel beta pankreas lebih tinggi.

3. Rerata jumlah sel β-pankreas antara kelompok

kontrol negatife yaitu pemberian aquadest dan kelompok pemberian infusa beras ketan hitam 800mg/kgBB yaitu pemberian berbeda secara bermakna dengan nilai p = 0,001, kelompok perlakuan infusa beras ketan hitam 800mg/kgBB jumlah sel beta pankreas lebih tinggi.

4. Rerata jumlah sel β-pankreas antara kelompok

kontrol positif yaitu pemberian glibenklamid dan kelompok pemberian infusa beras ketan hitam 400mg/kgBB yaitu pemberian berbeda secara bermakna dengan nilai p = 0,001, kelompok perlakuan infusa beras ketan hitam 400mg/kgBB jumlah sel beta pankreas lebih tinggi.

5. Rerata jumlah sel β-pankreas antara kelompok

kontrol positif yaitu pemberian glibenklamid dan kelompok pemberian infusa beras ketan hitam 800mg/kgBB yaitu pemberian berbeda secara bermakna dengan nilai p = 0,001, kelompok perlakuan infusa beras ketan hitam 800mg/kgBB jumlah sel beta pankreas lebih tinggi.

6. Rerata jumlah sel β-pankreas antara kelompok

perlakuan infusa berasketan hitam 400mg/kgBB dan kelompok pemberian infusa beras ketan hitam 800mg/kgBB yaitu pemberian berbeda secara bermakna dengan nilai p = 0,001, kelompok perlakuan infusa beras ketan hitam 800mg/kgBB jumlah sel beta pankreas lebih tinggi.

Grafik perbedaan Rata-rata pre-posttest kadar gula darah 2 jam Post-prandial

0 50 100 150 200 250 300 350 400

Aquadest Glibenklamid Ekstrak 400 mg/kg BB Ekstrak 800 mg/kg BB Pretest Posttest

Table 3. Hasil uji Statistik kadar gula darah 2 jam Post-prandial

(4)

Kelompok Pembanding Kelompok Nilai p Keterangan Aquadest Glibenklamid 0,000 Ada perbedaan Ekstrak 400 mg/kgBB 0,001 Ada perbedaan Ekstrak 800 mg/kgBB 0,000 Ada perbedaan Glibenklamid Aquadest 0,000 Ada perbedaan Ekstrak 400 mg/kgBB 0,006 Ada perbedaan Ekstrak 800 mg/kgBB 0,877 Tidak ada perbedaan Ekstrak 400 mg/kgBB Aquadest 0,001 Ada perbedaan Glibenklamid 0,006 Ada perbedaan Ekstrak 800 mg/kgBB 0,004 Ada perbedaan Ekstrak 800 mg/kgBB Aquadest 0,000 Ada perbedaan Glibenklamid 0,877 Tidak ada perbedaan Ekstrak 400

mg/kgBB 0,004

Ada perbedaan

Pada hasil analisa diatas, ekstrak 800 mg/kgBB dengan Glibenklamid tidak menunjukkan adanya perbedaan, dengan nilai p yaitu 0,877 dimana p > 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil perlakuan ekstrak 800 mg/kgBB dengan hasil perlakuan glibenklamid.

Peran Metabolit Sekunder Terhadap Regenerasi Sel- 𝜷 Pankreas

Peningkatan jumlah sel β-pankreas dengan ekstrak air beras ketan hitam dapat disebabkan oleh senyawa bioaktif yang terdapat pada ekstrak air beras ketan hitam yang dapat mencegah terjadinya

kerusakan pada sel β-pankreas sehingga

meningkatnya sekresi insulin. Senyawa bioaktif pada beras ketan hitam adalah alkaloid, flavonoid, triterpenoid, fenol dan antosianin yang telah dibuktikan oleh penelitian Parisnawan (2015). Salah satu kandungan kimia yang terdapat pada beras ketan hitam yaitu antosianin yang dapat

menurunkan kadar glukosa darah dengan

kemampuannya sebagai zat antioksidan. Kondisi

hiperglikemia cenderung meningkatkan

pembentukan radikal bebas (ROS) seperti hydrogen peroksida melalui jalur metabolisme glukosa, Diduga kerja antosianin sebagai antioksidan adalah dengan cara memotong reaksi oksidasi berantai radikal bebas. Radikal bebas atau ROS akan menerima elektron dari antioksidan, senyawa ini tidak reaktif lagi dan tidak merusak sel β-pankreas yang mempengaruhi sekresi insulin akibat dari proses oksidasi telah terputus, sehingga radikal bebas menjadi senyawa yang lebih stabil. Antioksidan dapat mengikat radikal bebas sehingga

dapat mengurangi resistensi insulin. Dengan berkurangnya resistensi insulin maka kadar gula darah akan menurun karena insulin sudah bekerja dengan baik.

SIMPULAN

1. Ekstrak air beras ketan hitam (Oryza sativa L.)

memiliki pengaruh terhadap regenerasi sel

β-pankreas pada tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan diabetes yang diinduksi aloksan. Dosis 800mg/kgBB adalah dosis yang mampu meregenerasi sel β-pankreas paling baik diperlihatkan dari jumlah sel β-pankreas yang tinggi sebagai indikator, sehingga semakin tinggi dosis yang diberikan semakin banyak pula jumlah sel β-pankreas.

2.Ekstrak air beras ketan hitam (Oryza sativa L.)

memiliki efektivitas dalam meningkatkan aktivitas insulin dengan menurunkan kadar gula

darah 2 jam post prandial tikus putih (Rattus

norvegicus) jantan yang diabetes. Dosis 800 mg/Kg BB adalah dosis yang dapat menurunkan kadar gula darah paling besar, sehingga semakin tinggi dosis yang diberikan semakin besar pula penurunan kadar gula darah

DAFTAR PUSTAKA

Amma, N.R. (2009). Efek Hipoglikemik Ekstrak

daun Murbei (Morus multicaulis) Terhadap

Kadar Glukosa Darah Tikus DM. Tesis.

Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB.

Aru W Sudoyo, Stiyohadi bambang, Alwi idrus et all. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Interna Publishing, 885.

Ditjen Bina Farmasi dan Alkes. (2005).

Pharmaceutical Care untuk penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 9, 29, 30, 32, 39, 43.

Pocock, S. 2008. Clinical Trials: A Practical

Approach. Chichester: John Wiley & Sons. p. 128-129.

Parisnawan. 2015. Identifikasi Senyawa Antosianin dan Metabolit Sekunder dari Ekstrak Etanol

Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L.) dalam

Pemanfaatannya sebagai ALternatif

Pengobatan Demam Berdarah Dengue. Akademi Farmasi Saraswati Denpasar. Bali Ridwan, 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Coba

(5)

Sandhar, H.K., Kumar, B., Prasher, S., Tiwari, P., Salhan, M., Sharma, P., 2011. A revie of

Phytochesmitry and Pharmacology of

Flavonoid. International Pharmaceutica

Gambar

Gambar 1. Kontrol negatif , Sel beta (1), dan  nekrosis sel β (2)
Tabel 1. Hasil Perhitungan jumlah sel β-pankreas  No  Kelompok  Jumlah Lapang Pandang Rata-rata  I  II  II  Rata- rata 1

Referensi

Dokumen terkait

1 Ketika Yoab, anak Zeruya, mengetahui, bahwa hati raja merindukan Absalom, 2 maka ia menyuruh orang ke Tekoa menjemput dari sana seorang perempuan yang bijaksana, lalu ia

Muutamia lukion todennäköisyyslaskennan kurssilla käytettyjen kirjojen sisältöjä on myös verrattu Opetussuunnitelman perusteisiin ja tutkittu, mitä todennäköisyyslaskennan

Pelaksanaan pengajaran merupakan tindak lanjut tugas guru dimana secara rill guru memanikan peran-peran tugasnya. Apa yang hendak dikomunikasikan, diajarkan atau bahan

Nilai kesadahan yang tinggi dari ketiga sumur tersebut, terdapat pada sumur I yaitu sebesar 198 mg/L, sumur ini memang paling banyak digunakan oleh masyarakat

Dalam bab Pembahasan ini, penulis akan membahas tentang Penerapan Hukum Pidana terhadap Harta Kekayaan yang berasal dari Kejahatan asal ( Predicate Crime)

B SMA Negeri 16 Padang Bimbingan dan Konseling (Konselor) Kota Padang Mitra_Arena_Bkt.. RIADI SMA Negeri 6 padang Geografi Kota

P., 2015, 'Karakterisasi Ekstrak Kasar Enzim Selulase dari Isolat Bakteri Selulolitik (Bacillus subtilis strain SF01) Asal Limbah Ampas Tebu', Skripsi, Sarjana Farmasi,

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya didapat kesimpulan sebagai berikut: (1) Tidak ada pengaruh yang signifikan