BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (19) menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran
2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.
Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang No 20 tahun 2003, menyebutkan
bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan
iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan
lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia
kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; (h) agama; (i)
dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub
dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pendidikan, teknologi,
dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru
dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan dan berimplikasi
pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu,
dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan
sesuai dengan zamannya. Dengan demikian, peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan akan mampu memberikan kontribusi secara
optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge-based-society)
Implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap dan
berjenjang sesuai dengan klasifikasi sekolah, dimulai pada bulan Juli 2013.
Hal ini, sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 81a tahun 2013, pasal 1 tentang implementasi
kurikulum 2013. Tema pengembangan Kurikulum 2013 adalah dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dengan berlakunya kurikulum 2013, ada empat standar nasional
pendidikan yang mengalami perubahan secara signifikan yaitu Standar
(Kemendikbud, 2015:7). Penyusunan buku teks yang baik harus berdasarkan
empat standar nasional pendidikan tersebut. Ini berarti dengan adanya
perubahan kurikulum membawa konsekuensi adanya perubahan buku teks
pelajaran. Buku teks harus memiliki kepekaan khusus untuk mengetahui setiap
perubahan yang terjadi di kurikulum. Karena bila hal itu terabaikan. Maka tujuan
kurikulum yang telah termaktub akan sulit terealisasi dalam proses pembelajaran.
Salah satu yang menarik dalam perubahan kurikulum ini adalah
terkait dengan penataan sistem perbukuan. Penataan sistem perbukuan dalam
implementasi Kurikulum 2013 dikelola oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan
dan substansinya diarahkan oleh tim pengarah dan pengembang kurikulum.
Tujuannya agar isi dapat dikendalikan dan kualitas akan lebih baik. Hal ini
terbukti dengan penyediaan buku teks dalam bentuk cetak dan elektonik, yang
dapat diunduh melalui laman Kemendikbud, sehingga guru dan siswa dapat
mencetak atau menggandakannya sendiri. Hal ini, sangat berbeda dengan
sebelumnya, buku ditentukan oleh penerbit, baik menyanggkut isi maupun
harga, sehingga beban berat dirasakan oleh peserta didik dan orang tua.
Memasuki abad XXI ini, perkembangan teknologi komunikasi begitu
cepat, sehingga berbagai informasi, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi
bisa didapat dengan cepat melalui elektronik. Teknologi informasi dan
komunikasi juga dimanfaatkan dalam dunia pendidikan mulai dari
penyusunan bahan ajar yang berbasis elektonik sampai buku ajar elektronik.
Akan tetapi, media elektronik berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Buku masih diperlukan sebagai sumber utama di samping sumber-sumber
yang lainnya.
Buku mengandung banyak informasi yang dapat memperluas
wawasan pembacanya sehingga dapat dijadikan sumber inspirasi. Dalam
kegiatan belajar-mengajar tidak hanya diperlukan pendidik dan peserta didik
saja, melainkan juga diperlukan alat pembelajaran. Salah satunya adalah buku
teks. Buku teks memegang peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas.
Dalam Pasal 43 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Standar
Nasional Pendidikan bahwa tim penelaah buku teks telah melakukan
penilaian kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan buku teks
pelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Buku teks pelajaran termasuk
ke dalam standar sarana pendidikan yang perlu diatur standar mutunya,
sebagaimana standar mutu pendidikan lainnya, yaitu standar isi, standar
kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengolahan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 71 tahun 2013 telah mengatur tentang penggunaan Buku
Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru.
Buku teks hendaknya mampu menyajikan bahan ajar yang baik dan
benar. Buku teks yang baik dapat dilihat dari penggunaan bahasanya menarik
dengan perkembangan siswa atau tidak. Aspek keterbacaan yang terkait
dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana)
harus sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik. Isi buku teks juga
merupakan penjabaran lebih terperinci dari sebuah kurikulum. Buku teks
hendaknya juga bisa merangsang tumbuhnya nilai-nilai pendidikan karakter,
karena nilai-nilai pendidikan karakter juga muncul dalam silabus kurikulum
2013. Komponen-komponen dalam kurikulum seperti kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan materi pokok harus
terlihat secara jelas dalam buku teks pelajaran. Kesesuaian buku teks
pelajaran sebagai sumber belajar pokok dalam proses pembelajaran
tergantung dari sejauhmana buku teks itu dapat memenuhi tuntutan
kurikulum dalam pencapaian kompetensi, kesesuaian bahan pelajaran dengan
metode pencapaiannya. Buku teks akan semakin baik kualitasnya apabila
dapat digunakan secara sempurna dalam proses pembelajaran.
Buku teks yang baik adalah yang bisa berfungsi sebagai alat
pembelajaran yang efektif, dan dapat membantu siswa belajar. Buku teks juga
diharapkan tidak hanya digunakan pada proses pembelajaran di kelas saja,
tetapi dapat dibaca setiap saat. Buku teks memiliki peranan yang sangat
penting bagi guru dan peserta didik sebagai acuan pembelajaran dan sebagai
sarana untuk membantu siswa belajar, juga buku teks membantu siswa untuk
memahami materi yang akan dipelajari dengan membaca dan memahaminya.
Buku teks yang baik harus memiliki kelayakan sebagai sumber belajar yang
buku teks menjadi kenyataan, buku teks harus menarik, terutama dari isi,
bahasa, dan keterbacaan dan berdampak pada kemampuan berpikir, berbuat,
dan bersikap.
Buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademikuntuk SMA/
MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 merupakan salah satu buku yang
digunakan untuk mendukung kebijakan Kurikulum 2013 yang tidak sekadar
secara konstitusional mempertahankan bahasa Indonesia dalam daftar mata
pelajaran di sekolah, namun, kurikulum terbaru ini mempertegas pentingnya
keberadaan bahasa Indonesia sebagai penghela dan pembawa ilmu
pengetahuan (Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2015). Buku
ini, merupakan buku siswa yang dipersiapkan pemerintah dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh
berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diantaranya Ahmad Sujai
(2014) dan penelitian Ida Yeni Rahmawati (2014) menyimpulkan bahwa
buku teks bahasa Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud kelengkapan
isinya masih rendah. Penelitian Suratni Haryanto (2014) yang dimuat dalam
Jurnal Publipreneur Vol 3, menunjukkan bahwa dari 18 buku teks kurikulum
2013 yang memenuhi kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikaan
hanya 8 buku, sedangkan 10 buku teks pelajaran kurikulum 2013 termasuk
dalam kategori cukup layak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti
bahasa, keterbacaan, dan nilai-nilai pendidikan karakter pada buku pelajaran
bahasa Indonesia Kurikulum 2013 yang digunakan untuk
SMA/MA/SMK/MAK kelas XI semester 1.
Kajian buku teks ini adalah salah satu cara yang baik dilakukan agar
dapat diketahui sejauh mana kualitas buku teks yang dipakai pada kegiatan
belajar mengajar. Selanjutnya penelitian ini akan difokuskan pada
pendeskripsian dan penjelasan (1) kelayakan aspek isi, (2) kelayakan aspek
bahasa, (3) kelayakan aspek keterbacaan, dan (4) nilai pendidikan karakter. Penelitian ini berjudul “ Kajian Isi, Bahasa, Keterbacaan, dan Nilai-nilai
Pendidikan Karakter Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspredsi Diri dan
Akademik untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Kurikulum 2013”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah,
1. Bagaimana aspek isi buku teks bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/
MAK kelas XI semester 1?
2. Bagaimana aspek kebahasaan buku teks bahasa Indonesia SMA/MA/
SMK/MAK kelas XI semester 1?
3. Bagaimana aspek keterbacaan buku teks bahasa Indonesia SMA/MA/
4. Bagaimana aspek nilai-nilai pendidikan karakter dalam buku teks
bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas XI semester 1?
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu:
a. aspek isi
b. aspek bahasa
c. aspek keterbacaan
d. nilai-nilai pendidikan karakter
2. Definisi Operasional Variabel
a. Aspek Isi
Aspek isi adalah kesesuaian materi dengan Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
b. Aspek Bahasa
Aspek bahasa adalah kelayakan penggunaan bahasa dalam
buku teks bahasa Indonesia.
c. Aspek Keterbacaan
Aspek keterbacaan adalah ukuran mudah tidaknya atau
d. Aspek Nilai Pendidikan Karakter
Aspek nilai-nilai pendidikan karakter adalah aspek religius,
tanggung jawab, peduli, gotong royong, kerja sama, toleransi,
damai, proaktif, responsif, jujur, disiplin, dan santun yang
diintegrasikan dalam buku teks bahasa Indonesia.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. mendeskripsikan kelayakan isi buku teks bahasa Indonesia SMA/MA/
SMK/MAK kelas XI semester 1, dengan materi Kurikulum 2013.
2. mendeskripsikan kelayakan bahasa buku teks bahasa Indonesia SMA/
MA/SMK/MAK kelas XI semester 1.
3. mendeskripsikan aspek keterbacaan buku teks bahasa Indonesia SMA/
MA/SMK/MA kelas XI semester 1.
4. mendeskripsikan aspek nilai pendidikan karakter dalam buku teks
bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas XI semester 1.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
kelayakan isi, bahasa, keterbacaan, dan nilai pendidikan karakter dalam buku
teks pelajaran bahasa Indonesia kelas XI semester 1 Kurikulum 2013. Selain
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah
satu referensi dalam penulisan dan pengembangan buku teks.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan informasi mengenai isi, bahasa, keterbacaan, dan
nilai-nilai pendidikan karakter buku teks bahasa Indonesia, sehingga
guru dapat mempertimbangkan penggunaan buku tersebut dengan
sebaik-baiknya.
b. Bagi Satuan Pendidikan
Memberikan masukan dan informasi pada satuan pendidikan
sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan penggunaan buku teks
yang tepat bagi pembelajaran di sekolah.
c. Bagi Penulis Buku (Pemerintah)
Memberikan masukan penulisan dan pengembangan buku teks
bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas XI semester 1 yang lebih