SELAMAT DATANG
PESERTA SOSIALISASI
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
76/PMK.011/2012 dan 90/PMK.04/2012
Di
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta
IMPOR
BARANG UNTUK KEPERLUAN MUSEUM,
KEBUN BINATANG DAN TEMPAT LAIN
SEMACAM ITU YANG TERBUKA UNTUK UMUM
SERTA BARANG UNTUK KONSERVASI ALAM
Landasan Hukum
Pasal 25 ayat 1 huruf (e)
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2006
Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor : 90/PMK.04/2002
Tanggal : 11 Juni 2002
TMT : 10 Oktober 2012
Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang
untuk Keperluan Museum, Kebun Binatang dan
Tempat Lain Semacam Itu yang Terbuka untuk
Umum Serta Barang untuk Konservasi Alam
PENGERTIAN UMUM
Museum adalah lembaga atau badan, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia, serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa .
√
√
Kebun Binatang adalah suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsiutama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidah kesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sarana rekreasi yang sehat.
Tempat Lain Semacam itu yang Terbuka untuk Umum adalah tempat lain yang diperuntukkan untuk umum yang mempunyai karakteristik sebagai museum dan/atau kebun binatang
√
√
Konservasi Alam adalah pengelolaan sumber daya alam baik nabati dan hewani (satwa) yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
KETENTUAN PEMBEBASAN BEA MASUK
Impor barang untuk keperluan museum, kebun binatang dan tempat semacam itu yang terbuka untuk umum serta barang untuk keperluan konservsi alam dapat diberikan pembebasan bea masuk.
(pasal 2 PMK 90/2012)
Kriteria barang yang diberikan pembebasan bea masuk :
√
√
a. Barang, binatang dan/atau tumbuhan yang merupakan unsur utama pada tempat tersebut; b. Barang yang nyata-nyata dipergunakan untuk
keperluan pemeliharaan, perawatan atau perlindungan barang, binatang dan/atau tumbuhan;
c. Barang yang nyata - nyata dipergunakan untuk keperluan pertunjukan pada tempat tersebut.
PERLAKUAN PERPAJAKAN
Pasal 3 ayat 1 huruf b :
“Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 adalah impor barang yang dibebaskan dari pungutan bea masuk dan/atau PPN : 4. Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum.”
√
Pasal 3 ayat 5 :
“Ketentuan pengecualian dari pemungutan PPh Pasal 22 dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.”
Peraturan Menteri Keuangan No.154/PMK.03/2010 :
Pasal 2 ayat (2) dan (3) huruf d PMK No.27/PMK.011/2011 :
“Atas impor sebagian Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan bea masuk, tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM : Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum
ALUR PROSES PEMBERIAN
PERSETUJUAN PEMBEBASAN BEA MASUK
Permohonan dan lampirannya
Memenuhi Persyaratan
Surat Pengembalian untuk Melengkapi Dokumen/Data Penelitian
Dokumen
Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal BC u.p.
Dir.Fasilitas Kepabeanan
Tidak Memenuhi Persyaratan
Surat Penolakan Surat Keputusan Pembebasan Bea Masuk memuat rincian jumlah, jenis dan perkiraan nilai pabean serta pelabuhan tempat pembongkaran. Lengkap? Tidak Ya Pemohon : Pimpinan penanggung jawab pengelolaan Janji Layanan :
14 Hari kerja sejak Permohonan diterima secara lengkap
Pemohon Permohonan dilampiri: Badan atau Lembaga Instansi Pemerintah
1. Surat penetapan sebagai museum, kebun binatang, tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum, atau konservasi alam dari kementerian terkait;
√ x
2. Rekomendasi untuk diberikan pembebasan bea masuk dari pejabat minimal setingkat Eselon II kementerian atau instansi teknis terkait yang menyenbutkan jumlah, jenis dan tujuan penggunaan barang yang dimintakan pembebasan bea masuk;
√ √
3. Rincian jumlah, jenis barang, negara asal, perkiraan nilai pabean, pelabuhan pemasukan, serta penjelasan fungsi dan keterkaitan barang impor dengan keperluan, dalam bentuk hardcopy dan softcopy (contoh Lampiran II)
√ √
4. Surat keterangan dari pemberi hibah/bantuan di luar negeri atau perjanjian kerjasama, dalam hal barang impor berasal dari hibah/bantuan atau perjanjian
√ √
DOKUMEN YANG PERLU DILAMPIRKAN UNTUK MEMPEROLEH
PEMBEBASAN BEA MASUK
Pengawasan terhadap Barang yang Mendapatkan
Fasilitas Pembebasan BM
1.
Terhadap
barang
impor
yang
diberikan
pembebasan bea masuk, dapat dilakukan
pemeriksaan pabean oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
2. Dalam hal barang impor yang telah diberikan
pembebasan bea masuk,
tidak memenuhi
ketentuan
mengenai pembebasan bea masuk,
pemohon
wajib membayar bea masuk yang
terutang dan dikenai sanksi administrasi berupa
denda
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
IMPOR
MESIN SERTA BARANG DAN BAHAN UNTUK
PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN
INDUSTRI DALAM RANGKA PENANAMAN
Landasan Hukum
Pasal 26 ayat (1) huruf a, b dan c Undang Undang Nomor 17 Tahun 2006
Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 176/PMK.011/2009 tanggal 16 November 2009 TMT : 15 Desember 2009
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 76/PMK.011/2012 tanggal 21 Mei 2012 TMT : 20 Juni 2012
Pembebasan Bea Masuk atas Impor Mesin Serta Barang dan Bahan Untuk Pembangunan atau pengembangan Industri Dalam Rangka Penanaman Modal
BEBERAPA PENGERTIAN UMUM
√
Pembangunan adalah pendirian perusahaan atau pabrik baru untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.√
√
Pengembangan adalah pengembangan perusahaan atau pabrik yang telah ada meliputi penambahan, modernisasi, rehabilitasi, dan/atau restrukturisasi dari alat-alat produksi termasuk mesin untuk tujuan peningkatan jumlah, jenis dan/atau kualitas hasil produksi
Barang dan bahan adalah semua barang atau bahan, tidak melihat jenis dan komposisinya, yang digunakan sebagai bahan atau komponen untuk menghasilkan barang jadi.
Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.
√
√
Keadaan darurat (force majeur) adalah keadaan seperti kebakaran, bencana alam, kerusuhan, peperangan atau hal-hal lain yang terjadi di luar kemampuan manusia.KETENTUAN PEMBEBASAN BEA MASUK
√
Atas impor mesin, barang dan bahan yang dilakukan oleh perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang :a. Industri yang menghasilkan barang; dan/atau b. Industri yang menghasilkan jasa :
√
Kriteria pembebasan bea masuk atas mesin, barang dan bahan : - Pariwisata dan kebudayaan;- Transportasi / perhubungan (untuk jasa transportasi publik); - Pelayanan kesehatan publik;
- Pertambangan; - Konstruksi; - Industri telekomunikasi; - Kepelabuhan dapat diberikan pembebasan bea masuk
- belum diproduksi di dalam negeri;
- sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan;
- sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri
berdasarkan daftar yang ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang perindustrian atau pejabat yang ditunjuk, setelah berkoordinasi dengan instansi teknis yang terkait
KETENTUAN PEMBEBASAN BEA MASUK
√
Pembebasan bea masuk atas impor mesin untuk pembangunan industri atau pengembangan industri diberikan untuk jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk, dan dapat diperpanjang sesuai dengan jangka waktu pembangunan industri tersebut.(pasal 3 ayat (1) dan pasal 4 ayat (1))
√
Perusahaan yang telah menyelesaikan pembangunan industri, dapat diberikan pembebasan bea masuk atas impor barang dan bahan untuk keperluan produksi paling lama 2 (dua) tahun sesuai kapasitas terpasang dengan jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk, kecuali bagi industri jasa.(pasal 3 ayat (3))
√
Perusahaan yang telah menyelesaikan pengembangan industri, sepanjang menambah kapasitas paling sedikit 30% dari kapasitas terpasang, dapat diberikan pembebasan bea masuk atas barang dan bahan untuk tambahan produksi paling lama selama 2 (dua) tahun untuk jangka waktu pengimporan selama 2 (dua) sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk.KETENTUAN PEMBEBASAN BEA MASUK
√
√
Perusahaan yang telah memperoleh fasilitas pembebasan bea masuk atas impor barang dan bahan namun belum merealisasikan seluruh importasi dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, dapat diberikan perpanjangan waktu importasinya selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal berakhirnya fasilitas pembebasan bea masuk
(pasal 3 ayat (4) dan pasal 4 ayat (4))
Perusahaan yang melakukan pembangunan atau pengembangan, sepanjang menggunakan mesin produksi dalam negeri paling sedikit 30% dari total mesin, dapat diberikan pembebasan bea masuk atas impor barang dan bahan untuk keperluam produksi/keperluan tambahan produksi selama 4 (empat) tahun sesuai kapasiitas terpasang, dengan jangka waktu pengimporan selama 4 (empat) tahun terhitung sejak berlakunya keputusan pembebasan bea masuk dan dapat diberikan perpanjangan jangka waktu importasinya selama 1 (satu) tahun sejak diterbitkan keputusan persetujuan perpanjangan (hanya 1 (satu) kali), dengan jumlah sebesar sisa alokasi impor yang belum direalisasikan, apabila belum merealisasikan seluruh importasi barang dan bahan dalam jangka waktu 4 (empat) tahun karena adanya ketentuan tata niaga impor (kuota impor).
Pemohon Permohonan dilampiri: Pembangunan Industri Pengembangan Industri
1. Akte pendirian perusahaan; √ √ 2. Surat Persetujuan Penanaman Modal; √ √ 3. NPWP dan tanda terima pengajuan sebagai Pengusaha
Kena Pajak (PKP)
√ √
4. Nomor Identitas Kepabeanan (NIK) √ √ 5. Angka Pengenal Impor (API / APIT/API-P) √ √ 6. Daftar mesin atau barang dan bahan meliputi jumlah,
jenis spesifikasi teknis secara rinci per pelabuhan tempat pemasukan.
√ √
7. Uraian ringkas proses produksi bagi industri yang menghasilkan barang atau uraian ringkas kegiatan usaha bagi industri jasa.
√ √
8. Surat pernyataan dari instansi teknis terkait yang berisi keterangan tentang komposisi mesin telah memenuhi persyaratan, dalam hal perusahaan menggunakan mesin produksi dalam negeri (untuk impor barang dan bahan).
√ √
√ √
DOKUMEN YANG PERLU DILAMPIRKAN UNTUK MEMPEROLEH
PEMBEBASAN BEA MASUK
KETENTUAN PEMBEBASAN BEA MASUK
√
Fasilitas pembebasan bea masuk berlaku juga untuk industri perakitan kendaraan bermotor termasuk industri komponen kendaraan bermotor.(pasal 6 PMK 76/2012) Permohonan dan lampirannya Memenuhi Persyaratan Penelitian Dokumen KEPALA BKPM
Tidak Memenuhi Persayaratan Surat Penolakan
ALUR PROSES PERMOHONAN PEMBEBASAN BEA MASUK
Surat Keputusan Pembebasan Bea Masuk beserta lampirannya berupa daftar memuat jumlah, jenis, spesifikasi teknis dan perkiraan harga secara rinci per pelabuhan tempat pemasukan.
Janji Layanan :
7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap
KETENTUAN LAINNYA
√
√
Perubahan atas keputusan pembebasan bea masuk, hanya dapat dilakukan apabila :
a. Mesin, barang dan bahan belum diimpor; dan b. Masih dalam jangka waktu pembebasan
(pasal 10)
Impor mesin, barang dan bahan yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk berlaku juga ketentuan larangan dan pembatasan.
(pasal 11)
Jumlah dan/atau jenis mesin, barang dan bahan yang diimpor harus sesuai dengan jumlah atau jenis mesin, barang dan bahan yang tercantum dalam keputusan pembebasan bea masuk.
(pasal 12 ayat (1))
Apabila terdapat selisih lebih jumlah dan/atau perbedaan jenis mesin, barang dan bahan antara jumlah keseluruhan importasi dengan keputusan pembebasan bea masuk, selisih lebih dan/atau perbedaan jenis wajib dibayar bea masuk.
(pasal 12 ayat (2))
√
PEMINDAHTANGANAN MESIN
√
Pemindahtanganan mesin dapat dilakukan setelah digunakan paling singkat 2 (dua) tahun sejak tanggal pemberitahuan pabean impor, tidak berlaku dalam hal :a. terjadi keadaan darurat (force majeur); b. mesin diekspor kembali; atau
c. mesin dilakukan pemindahan kepada perusahaan yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk untuk pembangunan atau pengembangan industri dalam rangka penanaman modal
(pasal 14 ayat (1) dan (2) PMK 76/2012)
Harus mendapatkan izin Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan.
(pasal 14 ayat (3) PMK 76/2012)
PEMINDAHTANGANAN MESIN
√
Pemindahtanganan mesin karena keadaan darurat dan masih memiliki nilai ekonomis, tetap wajib membayar bea masuk berdasarkan harga penyerahan dengan tarif :a. Jika tarif bea masuknya ≥ 5%, dikenakan tarif 5%; atau
b. Jika tarif bea masuknya ˂ 5%, dikenakan tarif sesuai jenis barang
(pasal 14 ayat (8) PMK 76/2012)
√
Pemindahtanganan yang dilakukan dalam jangka waktu paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun, mengakibatkan batalnya fasilitas pembebasan bea masuk dan perusahaan wajib membayar bea masuk yang terutang. (pasal 14 ayat (4) PMK 76/2012)Pembebasan Bea Masuk diberikan dalam hal :
a. Pemindahan mesin dilakukan setelah 5 (lima) tahun sejak tanggal pemberitahuan pabean impor
b. Pemindahtanganan dilakukan atas dasar keadaan darurat, diekspor kembali atau dipindatangankan kepada periusahaan yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk (pasal 14 ayat (5) PMK 76/2012)
PEMINDAHTANGANAN BARANG DAN BAHAN
√
Barang dan bahan tidak dapat dipindahtangankan, kecuali dalam hal terjadi keadaan darurat dan harus mendapatkan izin dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan.(pasal 14 ayat (1) dan (3) PMK 76/2012)
√
Pemindahtanganan barang dan bahan, diekspor kembali atau dimusnahkan yang telah memperoleh izin dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dibebaskan dari kewajiban membayar bea masuk yang terutang atas impor barang dan bahan.(pasal 14A ayat (4) PMK 76/2012)
Barang dan bahan dapat diekspor kembali atau dimusnahkan dengan mendapat izin dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan.
(pasal 14A ayat (2) dan (3) PMK 76/2012)
√
Barang dan bahan yang rusak karena keadaan darurat namun masih memiliki nilai ekonomis, wajib dibayar bea masuknya berdasarkan harga penyerahan dengan tarif :
a. Jika tarif bea masuknya ≥ 5%, dikenakan tarif 5%; atau
b. Jika tarif bea masuknya ˂ 5%, dikenakan tarif sesuai jenis barang.
(pasal 14A ayat (4) PMK 76/2012)
KEWAJIBAN MEMBAYAR BEA MASUK DAN SANKSI
ADMINISTRASI BERUPA DENDA
Ekspor kembali atau pemusnahan barang dan bahan tanpa izin dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai
(pasal 14A ayat (7) PMK 76/2012)
Pemindahtanganan mesin tanpa izin Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
(pasal 14 ayat (6) PMK 76/2012)
1
Pemindahtanganan barang dan bahan dalam keadaan darurat (force majeur) tanpa izin Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
(pasal 14A ayat (7) PMK 76/2012)
2
PENGAWASAN MESIN DAN/ATAU BARANG DAN BAHAN
Pada saat importasi oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai ;
(pasal 14B PMK 76/2012)
Pada saat proses penerbitan keputusan pembebasan bea masuk
dan saat penggunaan fasilitas pembebasan bea masuk sesuai
dengan tujuan pemberian pembebasan bea masuk, oleh Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ;
Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) tidak menghilangkan kewenangan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai dalam melakukan pengawasan fasilitas
pembebasan bea masuk melalui audit berdasarkan manajemen
resiko;
√
√
√
KETENTUAN PERALIHAN
Perusahaan yang telah mendapat fasilitas keringanan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 135/KMK.05/2000 sebagaiman telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 47/PMK.04/2005, dan belum merealisasikan impornya, dapat menggunakan fasilitas pembebasan bea masuk berdasarkan PMK ini, dengan mengajukan permohonan baru kepada Kepala BKPM dan ditembuskan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai; (pasal 17)
Pemindahtanganan atas mesin dan/atau barang dan bahan yang telah mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk dalam rangka penanaman modal sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, diselesaikan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
(pasal 17A PMK 76/2012)
√
√
Perusahaan yang jangka waktu importasi barang dan bahan yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk telah habis masa berlakunya dan telah menyampaikan permohonan perpanjangan sebelum Peraturan Menteri ini, dapat diberikan perpanjangan jangka waktu importasi selama 1 (satu) tahun setelah diterbitkan keputusan persetujuan perpanjangan, dengan jumlah sebesar sisa alokasi impor yang belum
√
IMPOR
DENGAN FASILITAS VOORUITSLAG
Landasan Hukum
Pasal 37 ayat (2)
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 160/PMK.04/2007 Tanggal : 10 Desember 2007 TMT : 15 Desember 2007
Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai dengan Menggunakan Jaminan (Vooruitslag)
tentang
“Kewajiban membayar bea masuk dapat diberikan penundaan dalam hal pembayarannya ditetapkan secara berkala atau
Vooruitslag
Pengeluaran Barang Impor untuk Dipakai dengan Menggunakan Jaminan, sambil menunggu pemberian persetujuan pembebasan BM, BM+PDRI
dan/atau cukai yang terutang dari Kantor Pusat DJBC
Fasilitas Vooruitslag diberikan terhadap
:
Importir yang telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan pembebasan bea masuk dan/atau pajak dalam rangka impor namun belum mendapatkan Surat Keputusan Pemberian Pembebasan
Barang untuk keperluan penanggulangan bencana alam (dalam masa tanggap darurat dan masa transisi menuju rehabilitasi dan rekonstruksi), tidak berlaku pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
Jika barang kena lartas, harus dipenuhi dahulu ketentuan lartasnya!!!
Pengecualian : Barang yang sedang diajukan permohonan rekomendasi impor dari instansi teknis terkait atau yang akan memperoleh fasilitas pembebasan PPN/PPnBM dan PPh pasal 22 Impor dari KPP
√
Prosedur
Mengajukan permohonan terlebih dahulu dengan menyebutkan alasannya kepada Kepala Kantor Pabean pelabuhan pemasukan;
Melampirkan :
- surat permohonan pembebasan ke Kantor Pusat DJBC yang telah mendapatkan tanda terima;
- dokumen lainnya
Menyerahkan jaminan sebesar BM, BM dan PDRI dan/atau cukai yang
terutang dan dokumen pelengkap pabean serta PIB manual (tidak ditransfer) setelah memperoleh Surat Persetujuan Pengeluaran Barang Impor untuk Dipakai dengan Jaminan dari Kepala Kantor Pabean
(C/P : Seksi Perbendaharaan)
Menerima Bukti Penerimaan Jaminan (BPJ) dari Seksi Perbend
KEPALA KANTOR Permohonan diajukan ke Kepala Kantor Pabean PEMOHON Persetujuan/ Penolakan Kepala Kantor
Menyerahkan dokumen pelengkap pabean + Skep Vooruitslag + BPJ
kepada Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan Cukai (PKC) yang membawahi gudang dimana barang impor yang dimintakan Vooruitslag berada;
Dilakukan pemeriksaan fisik barang oleh Pemeriksa Barang berdasarkan SPJM manual dan dibuatkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP);
Apabila kedapatan sesuai, diberikan SPPB (manual) Dokkap+
BPJ+Skep
Petugas BC pada Seksi PKC
Penyelesaian akhir setelah barang keluar (SPPB ) dengan menggunakan PIB Definitif
PIB Definitif wajib diserahkan dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari) kepada Kepala Kantor Pabean, setelah memperoleh Surat Keputusan Persetujuan Pemberian Pembebasan Bea Masuk, Bea Masuk dan PDRI dan/ atau cukai dari Kantor Pusat DJBC (Dit. Fasilitas Kepabeanan);
Apabila belum memperoleh SKep Pembebasan sampai batas waktu yang ditentukan, importir dapat mengajukan perpanjangan paling lama 30 (tiga puluh) hari dengan mengajukan permohonan perpanjangan kepada Kepala Kantor
Pabean;
Jika dalam jangka waktu perpanjangan (30 hari) belum juga memperoleh SKep Pembebasan, Importir dapat mengajukan perpanjangan kembali ke Dirjen c.q. Dir.Fasilitas Kepabeanan (paling lama 30 hari) & tidak dapat diperpanjang lagi.
PIB Definitif+ Skep Pembebasan
Petugas BC pada Seksi Perbendaharaan
Kelalaian atau Tidak Menyampaikan PIB Definitif
(PIB Penyelesaian)
Importir wajib membayar bea masuk, bea masuk dan PDRI , dan/atau cukai yang terutang;
√
Dikenakan sanksi administrasi berupa :
Denda10% dari bea masuk yang wajib dilunasi; dan Bunga 2% per bulan dari PDRI yang wajib dilunasi;
√
√
Terhadap pengeluaran barang impor dengan fasilitas Vooruitslag yang permohonan pembebasan atau keringanannya ditolak, Impor dikenakan bunga 2% per bulan dari bea masuk dan cukai yang wajib dilunasi terhitung sejak tanggal penyerahan dokumen pelengkap pabean (SPPB)PERUBAHAN PERIODISASI
PENETAPAN KURS NDPBM
SEMULA DARI SENIN SAMPAI MINGGU
MENJADI
RABU SAMPAI DENGAN SELASA
Contoh fisik barang yang
diajukan harus diambil
kembali
oleh
Pemilik
Barang
atau
kuasanya
paling lama 15 (lima
belas) hari kerja sejak
tanggal SPPB
NO
TIPPING
PLEASE
• Mengambil tindakan tegas
dan langsung terhadap
pengguna jasa yang
memberikan uang tip / barang
/ gratifikasi dan upaya
penyuapan terkait pelayanan
kepabeanan dan cukai
• melakukan peninjauan ulang
terhadap tingkat layanan dan
pengawasan yang diberikan
kepada pengguna jasa yang
bersangkutan.
P
emanfaatan
Mailing List
(milis)
sebagai Sarana untuk Mendukung
Penyampaian Informasi kepada
Pengguna Jasa
Milis yang tersedia
cargo_bcsh@yahoogroups.comPengusaha TPB
Pengusaha TPS
Cargo Handling
PJT
pjt_bcsh@yahoogroups.com tps_bcsh@yahoogroups.com tpb_bcsh@yahoogroups.comPPJK
ppjk_bcsh@yahoogroups.com
Cara menjadi
Member
Milis
1. Nama perusahaan
,
2. Nama penanggung jawab email
,
3. No. telepon perusahaan
, dan
4. Jenis/bidang usaha
perusahaan (PPJK,
TPB, TPS, PJT, atau Cargo Handling)
pli_sh@customs.go.id
Contoh:
PT. Logistik Cepat Sarwati Husaini
Untuk Memperoleh informasi lebih lanjut
Hubungi Seksi Penyuluhan dan Layanan
Informasi
Telepon : 021-5501309, 33065906
Email : pli_sh@yahoo.co.id
KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta Telp : 021-5502056 Fax : 021-5502105
Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Telp : 021-5501309, 021-33065906 Email : pli_sh@yahoo.co.id
Seksi Kepatuhan Internal
Telp : 021-5501308, 085286611900 Email : k_internal_bcsh@yahoo.co.id,