• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 2 PENYUSUNAN KONTRAK MODUL 2 PENYUSUNAN KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL 2 PENYUSUNAN KONTRAK MODUL 2 PENYUSUNAN KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 2

PENYUSUNAN KONTRAK

PEKERJAAN KONSTRUKSI

MODUL 2

PENYUSUNAN KONTRAK

PEKERJAAN KONSTRUKSI

(2)

O

OU

UT

TL

LI

IN

NE

E

S

Su

u

bm

b

mo

od

du

ul

l

2

2.

.1

1

P

Pe

er

rs

si

ia

ap

p

an

a

n

P

Pe

en

na

an

nd

da

at

ta

an

ng

ga

an

n

K

Ko

on

n

tr

t

ra

ak

k

S

Su

u

bm

b

mo

od

du

ul

l

2

2.

.2

2

Pe

P

er

r

si

s

ia

ap

pa

an

n

P

Pe

el

la

ak

ks

sa

an

na

aa

an

n

K

Ko

on

nt

tr

ra

ak

k

S

Su

u

bm

b

mo

od

du

ul

l

2

2.

.3

3

P

Pe

el

la

ak

ks

sa

an

na

aa

an

n

K

Ko

on

nt

tr

ra

ak

k

S

Su

u

bm

b

mo

od

du

ul

l

2

2.

.4

4

S

Se

er

ra

ah

h

T

Te

er

ri

im

ma

a

P

Pe

ek

ke

er

rj

ja

aa

an

n

(3)

SUB MODUL 2.1

PERSIAPAN

PENANDATANGANAN

KONTRAK

(4)

D

D

E

E

S

S

K

K

R

R

I

I

P

P

S

S

I

I

T

T

O

O

P

P

I

I

K

K

Suatu pengantar yang berfungsi untuk membantu para peserta agar lebih memahami ketentuan-ketentuan tentang persiapan Penandatanganan kontrak, proses dan cara pelaksanaannya

T

TU

UJ

JU

UA

AN

N

I

IN

NS

ST

TR

RU

UK

KS

SI

IO

ON

NA

A

L

L

U

UM

MU

UM

M

(

(T

TI

IU

U)

)

Setelah selesai mengikuti pembelajaran materi ini diharapkan para peserta memahami tentang tahapan dalam pelaksanaan kontrak khususnya pada tahap persiapan Penandatanganan kontrak termasuk ketentuan-ketentuan yang terkait, proses dan cara pelaksanaannya sesuai SSUK dalam Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014

T

TU

UJ

JU

UA

AN

N

I

IN

NS

ST

TR

RU

UK

KS

SI

IO

ON

NA

A

L

L

K

KH

HU

US

SU

US

S

(

(T

TI

IK

K)

)

Setelah selesai mengikuti pembelajaran materi ini diharapkan para peserta, khususnya bidang konstruksi mampu :

 Menjelaskan gambaran tahapan persiapan pelaksanaan kontrak sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014

 Menjelaskan tentang Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014 sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014

(5)

 Menjelaskan tentang Pre Award Meeting sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014

 Menjelaskan tentang unsur-unsur pendukung PPK dan Panitia Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014

 Menjelaskan tentang Jaminan Pelaksanaan sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014

 Menjelaskan tentang ketentuan dalam penandatanganan kontrak sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014

K

K

RI

R

IT

TE

ER

RI

IA

A

N

NA

AR

RA

AS

SU

UM

MB

BE

ER

R

Narasumber yang menyampaikan materi dalam modul ini sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut:

 Praktisi atau akademisi yang berpengalaman dalam pelaksanaan kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah.

 Memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai hukum dan kebijakan dalam penyusunan dokumen kontrak konstruksi

J

JU

UM

ML

LA

AH

H

J

JA

AM

M

P

PE

EM

MB

BE

EL

LA

AJ

JA

AR

RA

AN

N

(6)

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

I

I

S

S

I

I

DESKRIPSI TOPIK ... ii

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) ... ii

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) ... ii

KRITERIA NARASUMBER ... iii

JUMLAH JAM PEMBELAJARAN ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAGIAN 1 PERSIAPAN PENANDATANGANAN KONTRAK ... 1

Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ... 1

Pre Award Meeting ... 2

Unsur pendukung PPK dan panitia penerima hasil pekerjaan... 3

BAGIAN 2 JAMINAN ... 4

Jaminan Pelaksanaan ... 4

(7)

B

B

A

A

G

G

I

I

A

A

N

N

1

1

P

P

E

E

R

R

S

S

I

I

A

A

P

P

A

A

N

N

P

P

E

E

N

N

A

A

N

N

D

D

A

A

T

T

A

A

N

N

G

G

A

A

N

N

A

A

N

N

K

K

O

O

N

N

T

T

R

R

A

A

K

K

Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (Dokumen Lelang), ketentuannya sebagai berikut:

1. Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

2. PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:

a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi masih berlaku;

b. tidak ada sanggahan dari peserta;

c. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar; atau

d. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir.

3. Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut, dengan ketentuan:

a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP;

b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP serta dimasukkan dalam Daftar Hitam/Black List; atau

c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa penawarannya sudah tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan Jaminan Penawaran yang bersangkutan tidak boleh dicairkan.

4. Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama masa surat

(8)

penawaran dan Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.

5. Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari PPK.

6. SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:

a. Paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan; atau

b. Paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab.

c. Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa penyedia harus menyiapkan Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.

Pre Award Meeting

1. Pre Award Meeting (Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia Jasa) dihadiri oleh pengguna jasa, panitia pengadaan, dan penyedia jasa. 2. Pre Award Meeting dilakukan untuk membahas beberapa konsep,

yaitu:

a. Konsep dokumen kontrak (surat perjanjian, SSUK, SSKK);

b. Ketentuan mengenai bentuk, isi, nilai, masa berlaku, penerbit, dan batas waktu penyerahan jaminan pelaksanaan dan jaminan uang muka;

c. Rencana penandatangan kontrak;

d. Jenis asuransi yang harus disiapkan sebelum pelaksanaan kontrak;

e. Harga satuan timpang;

f. Ketentuan perhitungan eskalasi (bila ada);

g. Hal – hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada waktu evaluasi penawaran;

h. Hal – hal lain yang dianggap perlu.

i. Hasil rapat dituangkan dalam berita acara yang merupakan bagian dari dokumen kontrak.

(9)

U

Unnssuurr ppeenndduukkuunngg PPPPKK ddaann ppaanniittiiaa ppeenneerriimmaa hhaassiill ppeekkeerrjjaaaann 1. Unsur pendukung PPK terdiri dari :

a. Direksi pekerjaan b. Direksi teknis

c. Wakil sah pengguna jasa d. Wakil sah penyedia jasa 2. Panitia peneliti, terdiri dari unsur:

a. Perencanaan teknis b. Pelaksanaan lapangan c. Pengawasan lapangan d. Administrasi kontrak e. Terkait lainnya f. Keuangan g. Pengujian h. PA/KPA

3. PPHP dibentuk oleh KPA, terdiri dari unsur: a. PA/KPA

b. PPK

c. Direksi teknis

d. Tim uji coba (bila diperlukan)

(10)

B

B

A

A

G

G

I

I

A

A

N

N

2

2

J

J

A

A

M

M

I

I

N

N

A

A

N

N

Jaminan Pelaksanaan

Surat Jaminan Pelaksanaan (Dokumen Lelang) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Nama penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam surat Jaminan Pelaksanaan;

2. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai jaminan yang ditetapkan;

3. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka dan huruf;

4. Nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama dengan nama PPK yang menandatangani kontrak;

5. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;

6. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit Jaminan;

7. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO harus ditulis atas nama Kemitraan/KSO; dan

8. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.

9. Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan dipersamakan dengan menolak untuk menandatangani Kontrak atau tidak menerima keputusan penunjukan sebagai penyedia barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.

Surat Jaminan (Permen PU No. 07 Tahun 2014). Penggunaan surat jaminan pekerjaan konstruksi diatur sebagai berikut:

1. Untuk paket pekerjaan sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) dapat diterbitkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi.

2. Untuk paket pekerjaan di atas Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) diterbitkan oleh Bank Umum.

(11)

3. Ketentuan 1) dapat dikecualikan dalam hal menggunakan sistem e-procurement sampai dengan Rp 2.500.000.00,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) tidak diperlukan jaminan penawaran.

4. Penggunaan surat jaminan pekerjaan jasa konsultansi diatur sebagai berikut :

a. Untuk paket pekerjaan sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) dapat diterbitkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/ Perusahaan Asuransi.

b. Untuk paket pekerjaan di atas Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar

lima ratus juta rupiah) diterbitkan oleh Bank Umum. Jaminan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK), meliputi:

1. Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan besaran/nilai:

a. 5% dari nilai kontrak; atau

b. 5% dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) bagi penawaran

yang ≤ 80% HPS.

3. Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah terima pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).

4. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan Pemeliharaan atau dengan menahan uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;

(12)

B

B

A

A

G

G

I

I

A

A

N

N

3

3

P

P

E

E

N

N

A

A

N

N

D

D

A

A

T

T

A

A

N

N

G

G

A

A

N

N

A

A

N

N

K

K

O

O

N

N

T

T

R

R

A

A

K

K

1. Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dilakukan setelah DIPA/DPA ditetapkan.

2. Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memastikan Isian Kualifikasi masih berlaku/valid. Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid, maka kontrak tidak ditandatangani.

3. Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan:

a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh perseratus) sampai dengan 100% (seratus perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak;

b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS.

4. PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi Dokumen Pemilihan sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran.

5. Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati batas tahun anggaran, penandatanganan kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.

6. PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.

7. Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan sebagai berikut:

a) adendum Surat Perjanjian (apabila ada); b) pokok perjanjian;

c) surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga; d) syarat-syarat khusus kontrak;

e) syarat-syarat umum kontrak; f) spesifikasi khusus;

(13)

g) spesifikasi umum; h) gambar-gambar; dan

i) dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP. 8. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:

a) sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:

1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh penyedia; dan

2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh PPK;

b) rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan) tanpa dibubuhi materai.

9. Penandatanganan Kontrak bernilai diatas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum Kontrak.

10. Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia adalah Direksi yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

11. Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dapat menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, sepanjang pihak tersebut adalah pengurus/karyawan perusahaan yang berstatus sebagai tenaga kerja tetap dan mendapat kuasa atau pendelegasian wewenangyang sah dari Direksi atau pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa.

(14)

SUB MODUL 2.2

PERSIAPAN

PELAKSANAAN KONTRAK

(15)

D

D

E

E

S

S

K

K

R

R

I

I

P

P

S

S

I

I

T

T

O

O

P

P

I

I

K

K

Suatu pengantar yang berfungsi untuk membantu para peserta agar lebih memahami ketentuan-ketentuan tentang persiapan pelaksanaan kontrak, proses dan cara pelaksanaannya.

T

TU

UJ

JU

UA

AN

N

I

IN

NS

ST

TR

RU

UK

KS

SI

IO

ON

NA

AL

L

U

UM

MU

UM

M

(

(T

TI

IU

U)

)

Setelah selesai mengikuti pembelajaran materi ini diharapkan para peserta mampu menjelasakan tentang tahapan dalam pelaksanaan kontrak khususnya pada tahap persiapan pelaksanaan kontrak termasuk ketentuan-ketentuan yang terkait, proses dan cara pelaksanaannya sesuai SSUK dalam Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014.

T

TU

UJ

JU

UA

AN

N

I

IN

NS

ST

TR

RU

UK

KS

SI

IO

ON

NA

AL

L

K

KH

HU

US

SU

US

S

(

(

TI

T

IK

K)

)

Setelah selesai mengikuti pembelajaran materi ini diharapkan para peserta mampu :

 Menjelaskan gambaran tahapan persiapan pelaksanaan kontrak sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014.

 Menjelaskan ketentuan mengenai persiapan pelaksanaan kontrak dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014

K

KR

RI

IT

TE

ER

RI

IA

A

N

NA

AR

RA

AS

SU

UM

MB

BE

ER

R

Narasumber yang menyampaikan materi dalam modul ini sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut:

 Praktisi atau akademisi yang berpengalaman dalam pelaksanaan kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah

 Memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai hukum dan kebijakan dalam penyusunan dokumen kontrak konstruksi

J

JU

UM

M

LA

L

A

H

H

J

JA

AM

M

P

PE

EM

MB

BE

EL

LA

A

JA

J

A

RA

R

AN

N

4 x 60 menit

(16)

D

DA

AF

FT

TA

AR

R

I

IS

SI

I

DESKRIPSI TOPIK ... i

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) ... i

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) ... i

KRITERIA NARASUMBER ... i

JUMLAH JAM PEMBELAJARAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

1. Penyerahan Lokasi Kerja (Pasal 20) ... 1

2. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) (Pasal 21) ... 1

3. Program Mutu (Pasal 22) ... 1

4. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) (Pasal 23) 3 5. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pasal 24) ... 3

(17)

Dalam standar dokumen kontrak (Syarat-Syarat Umum Kontrak) yang diatur dalam Permen PU No. 07 Tahun 2014, diatur mengenai ketentuan dalam persiapan pelaksanaan kontrak yaitu sebagai berikut:

1

1

.

.

P

P

e

e

n

n

y

y

e

e

r

r

a

a

h

h

a

a

n

n

L

L

o

o

k

k

a

a

s

s

i

i

K

K

e

e

r

r

j

j

a

a

(

(

P

P

a

a

s

s

a

a

l

l

2

2

0

0

)

)

1) PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan Penyedia yang tercantum dalam rencana kerja yang telah disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan pekerjaan tanpa adanya hambatan kepada Penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan dan penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja

2) Perubahan isi kontrak akibat pemeriksaan lapangan bersama harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

3) Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai kebutuhan Penyedia yang tercantum dalam rencana kerja untuk melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan suatu hambatan, maka kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi.

4) Dibuat Inventarisasi hasil pemeriksaan lapangan berikut bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset milik negara, dan berita acara serah terima lokasi kerja

2

2

.

.

S

S

u

u

r

r

a

a

t

t

P

P

e

e

r

r

i

i

n

n

t

t

a

a

h

h

M

M

u

u

l

l

a

a

i

i

K

K

e

e

r

r

j

j

a

a

(

(

S

S

P

P

M

M

K

K

)

)

(

(

P

P

a

a

s

s

a

a

l

l

2

2

1

1

)

)

1) Pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi

2) PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak

3) Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak oleh penyedia

4) Dilakukan setelah serah terima lokasi kerja

5) Pada kontrak sederhana/SPK tanggal dapat sama dengan tanggal kontrak 6) Pada kondisi penanganan darurat SPMK dapat terbit sebelum

penandatangan kontrak dengan persetujuan Menteri (PA/KPA)

3

3

.

.

P

P

r

r

o

o

g

g

r

r

a

a

m

m

M

M

u

u

t

t

u

u

(

(

P

P

a

a

s

s

a

a

l

l

2

2

2

2

)

)

1) Penyedia wajib menyerahkan program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.

2) Program mutu disusun paling sedikit berisi:

(a) informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;

(18)

(b) organisasi kerja penyedia; (c) jadwal pelaksanaan pekerjaan; (d) prosedur pelaksanaan pekerjaan; (e) prosedur instruksi kerja; dan (f) pelaksana kerja

3) Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan. 4) Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi

adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.

5) Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan PPK. 6) Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban

kontraktual penyedia

7) Permen PU No. 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu (bab. IV pasal 13). Penyedia Barang/Jasa wajib:

(a) membuat RMK sebagai penjaminan mutu pelaksanaan kepada Unit Pelaksana Kegiatan yang dibahas pada rapat pra-pelaksanaan kegiatan (pre-construction meeting) untuk mendapat pengesahan dari Kepala Unit Pelaksana Kegiatan (SNVT/SKS/ PPK);

(b) menerapkan dan mengendalikan pelaksanaan RMK secara konsisten untuk mencapai mutu yang dipersyaratkan pada pelaksanaan kegiatannya.

(c) melakukan tinjauan pada RMK apabila terjadi perubahan dalam

pelaksanaan pekerjaan yang meliputi

persyaratan/ketentuan/organisasi, agar tetap memenuhi mutu yang dipersyaratkan; dan

(d) mengajukan usulan pengesahan ulang jika terjadi perubahan RMK

(19)

4

4

.

.

R

R

e

e

n

n

c

c

a

a

n

n

a

a

K

K

e

e

s

s

e

e

l

l

a

a

m

m

a

a

t

t

a

a

n

n

d

d

a

a

n

n

K

K

e

e

s

s

e

e

h

h

a

a

t

t

a

a

n

n

K

K

e

e

r

r

j

j

a

a

K

K

o

o

n

n

s

s

t

t

r

r

u

u

k

k

s

s

i

i

(

(

R

R

K

K

3

3

K

K

)

)

(

(

P

P

a

a

s

s

a

a

l

l

2

2

3

3

)

)

1) Pada kontrak Harga Satuan, K3 disebut Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K).

2) Penyedia wajib menyerahkan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.

3) RK3K disusun paling sedikit berisi: (a) Kebijakan K3 Proyek; (b) Organisasi K3; (c) Perencanaan K3;

(d) Pengendalian dan Program K3; (e) Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; (f) Tinjauan Ulang Kinerja K3.

4) RK3K dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.

5) Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RK3K jika terjadi addendum kontrak dan peristiwa kompensasi dengan persetujuan PPK, dimana persetujuan PPK tidak mengubah kewajiban kontraktual penyedia.

5

5

.

.

R

R

a

a

p

p

a

a

t

t

P

P

e

e

r

r

s

s

i

i

a

a

p

p

a

a

n

n

P

P

e

e

l

l

a

a

k

k

s

s

a

a

n

n

a

a

a

a

n

n

K

K

o

o

n

n

t

t

r

r

a

a

k

k

(

(

P

P

a

a

s

s

a

a

l

l

2

2

4

4

)

)

1) Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur

ISI RENCANA MUTU KONTRAK (RMK) :

(20)

perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak

2) Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam PCM: (a) Program mutu

(b) Rencana K3 Kontrak (c) Organisasi kerja

(d) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan (termasuk K3)

(e) Jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian tentang metode kerja yang memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja; (f) Jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan

personil;

(g) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan.

3) Rapat persiapan pelaksanaan kontrak/PCM adalah rapat yang dilakukan oleh semua unsur yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, yang pada umumnya terdiri dari Ka.Satker/PPK sebagai unsur pengendali, Konsultan Supervisi sebagai pengawas dan Kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan.

4) Tujuan PCM sebagai ajang menyamakan persepsi terhadap pasal – pasal

yang tertera dalam dokumen kontrak / penyatuan pengertian terhadap hal- hal penting yang belum tertera dalam dokumen kontrak maupun antisipasi terhadap kemungkinan kendala yang akan terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

5) Hal lainnya yang juga dibahas dalam PCM adalah:

(a) Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur administrasi (1) Pengajuan pekerjaan

(2) Shop drawing

(3) Cara pengukuran dan pembayaran

(4) Tagihan pembayaran/Monthly Certificate (MC) dan eskalasi (5) Serah terima pertama (PHO) dan Serah Terima Kedua (FHO) (6) Review Design

(7) Addendum

(b) Kesepakatan tentang tata cara dan Prosedur teknis pekerjaan utama (Major item)

6) Hal lainnya yang juga dibahas dalam PCM adalah:

(a) Kemungkinan adanya komposisi/Jumlah peralatan atau urutan kegiatan pekerjaan yang telah dituangkan ke dalam program mobilisasi dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan

(21)

(b) Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja

(c) Laporan Pelaksanaan

7) Hasil rapat PCM dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh pengguna, penyedia dan pengawas/direksi teknis.

8) Pihak-pihak yang terlibat dalam PCM.

(22)
(23)

6.

Mobilisasi (Pasal 25)

1) Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK

2) Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu: (a) mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan

dalam pelaksanaan pekerjaan;

(b) mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau (c) mendatangkan personil-personil.

3) Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

7.

Pemeriksaan Bersama (Pasal 26)

1) Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran (Mutual Check 0%).

2) Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat membentuk

Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK 3) Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Jika

ada perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita Acara Mutual Check 0%)

4) Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau Peralatan ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia tetap dapat melanjutkan pekerjaan dengan syaratPersonil dan/atau Peralatan yang belummemenuhi syarat harus segera diganti dalam jangka waktu yang disepakati bersama.

8.

Penggunaan Produksi dalam Negeri (Pasal 27)

1) Penggunaan produk dalam negeri dilakukan sesuai besaran komponen dalam negeri pada setiap Barang/Jasa yang

(24)

ditunjukkan dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada saat penawaran;

2) Penyedia wajib membuat laporan penggunaan produksi dalam negeri secara periodik;

3) Apabila di dalam penggunaan produksi dalam negeri berbeda dengan yang ditunjukkan dengan nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, dan ditetapkan dalam SSKK.

(25)

SUB MODUL 2.3

PELAKSANAAN KONTRAK

(26)

D

D

E

E

S

S

K

K

R

R

I

I

P

P

S

S

I

I

T

T

O

O

P

P

I

I

K

K

Suatu pengantar yang berfungsi untuk membantu para peserta agar lebih memahami ketentuan-ketentuan tentang pelaksanaan kontrak, proses, dan cara pelaksanaannya.

T

TU

UJ

JU

UA

AN

N

I

IN

NS

ST

TR

RU

UK

KS

SI

IO

ON

NA

AL

L

U

UM

MU

UM

M

(

(T

TI

IU

U)

)

Setelah selesai mengikuti pembelajaran materi ini diharapkan para peserta mampu menjelasakan tentang tahapan dalam pelaksanaan kontrak khususnya pada tahap pelaksanaan kontrak termasuk ketentuan-ketentuan yang terkait, proses dan cara pelaksanaannya sesuai SSUK dalam Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014.

T

TU

UJ

JU

UA

AN

N

I

IN

NS

ST

TR

RU

UK

KS

SI

IO

ON

NA

AL

L

K

KH

HU

US

SU

US

S

(

(

TI

T

IK

K)

)

Setelah selesai mengikuti pembelajaran materi ini diharapkan para peserta mampu :

 Menjelaskan gambaran tahapan pelaksanaan kontrak sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014.

 Menjelaskan ketentuan mengenai pelaksanaan kontrak dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014.

 Menjelaskan ketentuan mengenai pelaksanaan kontrak dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSUK) sesuai Standar Dokumen Kontrak Permen PU No. 07 Tahun 2014.

K

KR

RI

IT

TE

ER

RI

IA

A

N

NA

AR

RA

AS

SU

UM

MB

BE

ER

R

Narasumber yang menyampaikan materi dalam modul ini sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut:

 Praktisi atau akademisi yang berpengalaman dalam pelaksanaan kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah

 Memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai hukum dan kebijakan dalam penyusunan dokumen kontrak konstruksi

J

JU

UM

M

LA

L

A

H

H

J

JA

AM

M

P

PE

EM

MB

BE

EL

LA

A

JA

J

A

RA

R

AN

N

4 x 60 menit

(27)

D

DA

AF

FT

TA

AR

R

I

IS

SI

I

DESKRIPSI TOPIK ... i TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) ... i TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) ... i KRITERIA NARASUMBER ... i JUMLAH JAM PEMBELAJARAN ... i DAFTAR ISI ... ii BAGIAN 1 KETENTUAN UMUM ... 1 1. Definisi (Pasal 1) ... 1 2. Penerapan (Pasal 2) ... 1 3. Bahasa dan Hukum (Pasal 3) ... 1 4. Larangan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Penyalahgunaan Wewenang serta Penipuan (Pasal 4) ... 1 5. Asal material/bahan (Pasal 5) ... 2 6. Korespondensi (Pasal 6) ... 2 7. Wakil Sah Para Pihak (Pasal 7) ... 2 8. Pembukuan (Pasal 8) ... 2 9. Perpajakan (Pasal 9) ... 3 10. Pengalihan dan/atau subkontrak (Pasal 10) ... 3 11. Pengabaian (Pasal 11) ... 3 12. Penyedia Mandiri (Pasal 12) ... 3 13. Kemitraan Kemitraan/KSO (Pasal 13) ... 3 14. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan (Pasal 14) ... 4 15. Persetujuan atau pernyataan tidak berkeberatan dari pengawas pekerjaan (Pasal 15) ... 4

(28)

16. Perintah (Pasal 16) ... 4 17. Penemuan-Penemuan (Pasal 17) ... 4 18. Akses Lokasi Kerja (Pasal 18) ... 4 19. Masa Pelaksanaan (Jangka Waktu Pelaksanaan) Pekerjaan (Pasal 19) 5 BAGIAN 2 PENGENDALIAN WAKTU ... 6 1. Waktu Penyelesaian Pekerjaan (Pasal 28) ... 6 2. Perpanjangan Waktu (Pasal 29) ... 6 3. Penundaan Oleh Pengawas pekerjaan (Pasal 30) ... 6 4. Rapat pemantauan (Pasal 31) ... 6 5. Peringatan Dini (Pasal 32) ... 7 BAGIAN 3 ADENDUM ... 8 1. Perubahan Kontrak (Pasal 36) ... 8 2. Perubahan Lingkup Pekerjaan (Pasal 37) ... 8 3. Perubahan Kuantitas dan Harga (Pasal 38) ... 9 4. Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Pasal 39) ... 9 5. Penyesuaian Harga (Eskalasi/Deeskalasi) (Pasal 40) ... 10 BAGIAN 4 KEADAAN KAHAR ... 11 1. Keadaan Kahar (Pasal 41) ... 11 BAGIAN 5 PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK ... 12 1. Penghentian dan pemutusan Kontrak (Pasal 42) ... 12 2. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan dan Kontrak Kritis (Pasal 43) 13 3. Peninggalan (Pasal 44) ... 15 BAGIAN 6 HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK ... 16 1. Hak dan Kewajiban Para Pihak (Pasal 45) ... 16 2. Penggunaan Dokumen-Dokumen Kontrak dan Informasi (Pasal 46) . 17 iii

(29)

3. Hak Kekayaan Intelektual (Pasal 47) ... 17 4. Penanggungan dan Risiko (Pasal 48) ... 17 5. Perlindungan Tenaga Kerja (Pasal 49) ... 18 6. Pemeliharaan Lingkungan (Pasal 50) ... 18 7. Asuransi (Pasal 51) ... 18 8. Tindakan Penyedia yang Mensyaratkan Persetujuan PPK atau

Pengawasan Pekerjaan (Pasal 52) ... 19 9. Laporan Hasil Pekerjaan (Pasal 53) ... 19 10. Kepemilikan Dokumen (Pasal 54) ... 20 11. Kerjasama Antara Penyedia dan Subpenyedia (Pasal 55)... 20 12. Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Kecil (Pasal 56) ... 20 13. Penyedia Lain (Pasal 57) ... 21 14. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Pasal 58) ... 21 15. Pembayaran Denda (Pasal 59) ... 21 16. Jaminan (Pasal 60) ... 22 BAGIAN 7 PERSONIL INTI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA ... 23 1. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia (Pasal 61)... 23 BAGIAN 8 KEWAJIBAN PPK ... 24 1. Fasilitas (Pasal 62) ... 24 2. Peristiwa Kompensasi (Pasal 63) ... 24 BAGIAN 9 PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA ... 25 1. Harga Kontrak (Pasal 64) ... 25 2. Pembayaran (Pasal 65) ... 25 3. Hari Kerja (Pasal 66) ... 27 4. Perhitungan Akhir (Pasal 67) ... 27 3. Penangguhan (Pasal 68) ... 28 iv

(30)

BAGIAN 10 PENGAWASAN MUTU ... 29 1. Pengawasan dan pemeriksaan (Pasal 69) ... 29 2. Penilaian Pekerjaan Sementara oleh PPK (Pasal 70) ... 29 3. Cacat Mutu (Pasal 71) ... 29 4. Pengujian (Pasal 72)... 29 5. Perbaikan Cacat Mutu (Pasal 73) ... 29 BAGIAN 11 SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (TERKAIT PELAKSANAAN KONTRAK) ... 31

1. Korespondensi ... 31 2. Wakil Sah Para Pihak ... 31 3. Jenis Kontrak ... 31 4. Tanggal Berlaku Kontrak ... 31 5. Masa Pelaksanaan ... 31 6. Masa Pemeliharaan ... 31 7. Perbaikan Cacat Mutu ... 31 8. Umur Konstruksi ... 32 9. Pedoman Pengoprasian dan Perawatan/Pemeliharaan ... 32 10. Pembayaran Tagihan ... 32 11. Pencairan Jaminan ... 32 12. Tindakan Penyedia Yang Mensyaratkan Persetujuan PPK atau Pengawas Pekerjaan ... 32 13. Kepemilikan Dokumen ... 32 14. Fasilitas ... 32 15. Peristiwa Kompensasi ... 32 16. Sumber Pembiayaan ... 33 17. Pembayaran Uang Muka ... 33 v

(31)

18. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 33 19. Pembayaran Prestasi Pekerjaan ... 33 20. Serah Terima Sebagian Pekerjaan ... 33 21. Penyesuaian Harga ... 33 22. Denda... 35 23. Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil ... 35 24. Penyelesaian Perselisihan/Sengketa ... 35

(32)

B

BA

AG

GI

IA

AN

N

1

1

K

KE

ET

TE

EN

NT

TU

UA

AN

N

U

UM

MU

UM

M

1. Definisi (Pasal 1)

Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dijelaskan dalam Definisi seperti istilah Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, dan lain-lain.

2. Penerapan (Pasal 2)

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat Perjanjian.

3. Bahasa dan Hukum (Pasal 3)

a. Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia kecuali dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa Inggris.

b. Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia. c. Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah luar negeri,

menggunakan hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum yang berlaku di negara pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan antara Pemerintah dan negara pemberi pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan agar dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus Kontrak yang selanjutnya disebut SSKK.

4. Larangan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Penyalahgunaan Wewenang serta Penipuan (Pasal 4)

a) Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti melakukan KKN, penyalahgunaan wewenang dan penipuan dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK sebagai berikut :

(1)Pemutusan Kontrak

(2)Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK

(3)Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia

(33)

(4)Sanksi Pengenaan daftar hitam

catatan: Sanksi pengenaan daftar hitam, diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK. KPA mengirimkan dokumen penetapan sanksi daftar hitam kepada:

1) Penyedia yang dikenakan Daftar Hitam; dan 2) Kepala LKPP

b) PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

5. Asal material/bahan (Pasal 5)

Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari rincian komponen dalam negeri dan komponen impor.

6. Korespondensi (Pasal 6)

a) Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.

b) Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para Pihak atau jika disampaikan melalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para Pihak (Pasal 7)

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK.

8. Pembukuan (Pasal 8)

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.

(34)

9. Perpajakan (Pasal 9)

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh peraturan perpajakanatas pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam Nilai Kontrak

10.Pengalihan dan/atau subkontrak (Pasal 10)

a) Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak. Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat merger maupun akibat lainnya. b) Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan sebagian/seluruh

pekerjaan utama dalam Kontrak ini.

c) Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya diperbolehkan kepada

Penyedia spesialis setelah persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan. d) Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia

dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.

11.Pengabaian (Pasal 11)

Pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain tidak menjadi pengabaian yang terus-menerus atau seketika menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12.Penyedia Mandiri (Pasal 12)

Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.

13.Kemitraan Kemitraan/KSO (Pasal 13)

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.

(35)

14.Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan (Pasal 14)

a) PPK dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis) yang berasal dari personil PPK atau konsultan pengawas. b) Pengawas Pekerjaan selalu bertindak untuk kepentingan PPK. Jika

tercantum dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK

15.Persetujuan atau pernyataan tidak berkeberatan dari pengawas pekerjaan (Pasal 15)

a) Semua gambar yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak, untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara harus mendapatkan persetujuan dariPengawas Pekerjaan

b) Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan pekerjaan sementara tersebut untuk mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan (no objection) untuk dilaksanakan dari Pengawas Pekerjaan. Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana pekerjaan sementara ini tidak melepaskan penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.

16.Perintah (Pasal 16)

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17.Penemuan-Penemuan (Pasal 17)

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak yang berwenang semua penemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundang-undangan dikuasai oleh negara.

18.Akses Lokasi Kerja (Pasal 18)

a) Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, Wakil Sah PPK, PengawasPekerjaan dan/atau pihak yang mendapat ijin dari PPK ke lokasi kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan dilaksanakan

b) Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga setiap 4

(36)

jalan atau jembatan dari kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas Penyedia atau akibat personil Penyedia.Kecuali ditentukan lain, maka : (1) Penyedia harus bertanggung jawab atas pemeliharaan yang

mungkin diperlukan akibat pengunaan jalur akses.

(2) Penyedia harus menyediakan rambu atau petunjuk sepanjang jalur akses, dan mendapatkan perizinan yang mungkin disyaratkan oleh otoritas terkait untuk penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.

(3) Biaya karena ketidak layakan atau tidak tersedianya jalur akses untuk digunakan Pihak Kedua, harus ditanggung Penyedia.

(4) PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul akibat penggunaan jalur akses.

(5) PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul selain penggunaan jalur akses tersebut.

19.Masa Pelaksanaan (Jangka Waktu Pelaksanaan) Pekerjaan (Pasal 19)

a) Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para Pihak atau yang ditetapkan dalam SSKK.

b) Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam SSKK dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK

c) Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang tercantum dalam SSKK

d) Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya yang dapat dibuktikan demikian, dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, dengan disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK, maka PPK dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan membuat adendum kontrak

e) Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan tidak boleh melebihi dari masa pelaksanaan.

(37)

B

B

A

A

G

G

I

I

A

A

N

N

2

2

P

P

E

E

N

N

G

G

E

E

N

N

D

D

A

A

L

L

I

I

A

A

N

N

W

W

A

A

K

K

T

T

U

U

1. Waktu Penyelesaian Pekerjaan (Pasal 28)

a. Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia wajib untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat - lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK

b. Jika pekerjaan tidak selesai bukan akibat Keadaan Kahar/Peristiwa Kompensasi/kesalahan/kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda

c. Jika keterlambatan disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang

d. Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal penyelesaian seluruh pekerjaan

2. Perpanjangan Waktu (Pasal 29)

a. Akibat peristiwa kompensasi penyedia berhak meminta perpanjangan waktu yang dilakukan melalui adendum kontrak.

b. PPK menetapkan perpanjangan waktu berdasarkan pertimbangan pengawas pekerjaan

c. Jika penyedia lalai memberikan peringatan dini atas keterlambatan dan tidak bekerja sama untuk mencegah keterlambatan sesegera mungkin maka keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk perpanjangan waktu.

3. Penundaan Oleh Pengawas pekerjaan (Pasal 30)

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus segera ditembuskan kepada PPK.

4. Rapat pemantauan (Pasal 31)

a. Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat pemantauan untuk membahas perkembangan pekerjaan dan

(38)

perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk menindaklanjuti peringatan dini.

b. Hasil rapat dituangkan dalam berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihak-pihak yang menghadiri rapat. c. Pengawas Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat atau

setelah rapat melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.

5. Peringatan Dini (Pasal 32)

a. Penyedia wajib memperingatkan sedini mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa/kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian pekerjaan secara tertulis.

b. Penyedia wajib bekerja sama dengan Pengawas Pekerjaan untuk mencegah/mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.

(39)

B

B

A

A

G

G

I

I

A

A

N

N

3

3

A

A

D

D

E

E

N

N

D

D

U

U

M

M

1. Perubahan Kontrak (Pasal 36)

a. Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.

b. Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabiladisetujui oleh parapihak, meliputi:

(a) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;

(b)perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau perubahan pelaksanaan pekerjaan.

(c) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;

(d)Perubahan harga kontrak akibat adanya penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi).

c. Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

KET : Perlu diperhatikan bahwa klausul d iatas tidak dipergunakan untuk kontrak Lump Sum

2. Perubahan Lingkup Pekerjaan (Pasal 37)

a. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :

(a)menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;

(b)menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;

(c)mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau

(d)melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup kontrak awal

b. Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran

dan ≤ 10% dari nilai kontrak awal.

c. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPKsecara tertulis kepada penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga 8

(40)

dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.

d. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar penyusunan adendum kontrak

3. Perubahan Kuantitas dan Harga (Pasal 38)

a. Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga digunakan untuk membayar prestasi pekerjaan.

b. Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka pembayaran volume selanjutnya dengan menggunakan harga satuan yang disesuaikan dengan negosiasi.

c. Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga satuan timpang, maka harga satuan timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan. Untuk kuantitas pekerjaan tambahan digunakan harga satuan berdasarkan hasil negosiasi.

d. Apabila ada daftar hitam pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang, maka dicantumkan dalam lampiran A SSKK.

e. Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan mata pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi.

4. Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Pasal 39)

a. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:

(a)pekerjaan tambah; (b) perubahan disain;

(c)keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;

(d) masalah yang timbul diluar kendali penyedia; dan/atau (e)Keadaan Kahar.

b. Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat Keadaan Kahar.

c. PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia.

(41)

d. PPK dapat menugaskan Panitia/Pejabat Peniliti Pelaksanaan Kontrakuntuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.

e. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam adendum Kontrak.

5. Penyesuaian Harga (Eskalasi/Deeskalasi) (Pasal 40)

a. Ketentuan penggunaan rumusan Penyesuaian Harga (Price Adjustment) diberlakukan untuk bagian pekerjaan harga satuan dan tidak timpang (110% dari HPS) yaitu sebagai berikut:

(a) Harga yang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat adanya penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(b)Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 bulan dan diberlakukan mulai bulan ke-13 sejak pelaksanaan pekerjaan.

(c) Penyesuaian harga berlaku bagi seluruh kegiatan/mata pembayaran, kecuali mata pembayaran Lump Sum serta pekerjaan dengan Harga Satuan timpang.

(d)Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh komponen harga satuan (upah, bahan, peralatan, dan bahan bakar), tidak termasuk komponen keuntungan dan biaya operasional sebagaimana tercantum dalam penawaran.

(e) Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak awal/adendum kontrak.

(f) Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal barang tersebut.

(g) Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat adanya adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13 sejak adendum kontrak tersebut ditandatangani. (h)Jenis pekerjaan yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh

kesalahan Penyedia diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan indeks harga terendah antara indeks harga jadwal awal dengan indeks harga jadwal pelaksanaan pekerjaan.

(i) Jenis pekerjaan yang lebih cepat pelaksanaannya diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan indeks harga pada saat pelaksanaan.

(42)

B

B

A

A

G

G

I

I

A

A

N

N

4

4

K

K

E

E

A

A

D

D

A

A

A

A

N

N

K

K

A

A

H

H

A

A

R

R

1. Keadaan Kahar (Pasal 41)

a. Suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.

b. Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi : (a) Bencana alam;

(b)Bencana non alam; (c) Bencana sosial; (d)Pemogokan;

(e) Kebakaran; dan/atau

(f) Gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait. c. Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan

kepada PPK paling lambat 14 hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang.

d. Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.

e. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang dilaporkan paling lambat 14 hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.

f. Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia menerima pembayaran sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Jika selama masa Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang wajar. Penggantian biaya ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak

(43)

B

B

A

A

G

G

I

I

A

A

N

N

5

5

P

P

E

E

N

N

G

G

H

H

E

E

N

N

T

T

I

I

A

A

N

N

D

D

A

A

N

N

P

P

E

E

M

M

U

U

T

T

U

U

S

S

A

A

N

N

K

K

O

O

N

N

T

T

R

R

A

A

K

K

1. Penghentian dan pemutusan Kontrak (Pasal 42)

a. Karena pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan Kahar

b. PPK wajib membayar kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:

(a)biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;

(b)biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara dan Peralatan;

(c) biaya langsung demobilisasi Personil

c. Dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK

d. Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila :

(a) penyedia lalai/cidera janji

(b)tidak memulai pelaksanaan (tanpa persetujuan pengawas)

(c) penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 hari kalender (tidak tercantum dalam program mutu dan tanpa persetujuan pengawas) (d)penyedia berada dalam keadaan pailit

(e) penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK

(f) penyedia tidak mempertahankan keberlakuan jaminan pelaksanaan (g) denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan

penyedia > 5% dari nilai kontrak

(h)Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda pelaksanaan /kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28 hari

(i) PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK (j) Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan

dalam proses pengadaan

(k) Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang

e. Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pelaksanaan dilakukan karena kesalahan penyedia maka:

(44)

a)Jaminan Pelaksanaan dicairkan;

b)Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyediaatau Jaminan Uang Muka dicairkan;

c) Penyedia membayar denda; dan/atau d)Penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam

f. Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pemeliharaan dilakukan karena kesalahan penyedia maka hanya berlaku point a) dan d)

g. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di dalam pelaksanaan pengadaan yang sudah diputuskan oleh instansi berwenang, maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan

2. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan dan Kontrak Kritis (Pasal 43)

a. Apabila Penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadual, maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.

b. Kontrak dinyatakan kritis apabila :

(a) Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar dari pada 10% dari rencana;

(b)Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak) terlambat lebih besar 5% dari rencana;

(c) Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari rencana dan akan melampaui tahun anggaran berjalan

c. Penanganan Kontrak Kritis:

(a) Dalam hal keterlambatan pada pasal 43.1 dan penanganan kontrak kritis pada pasal 43.2 dilakukan dengan rapat pembuktian (show cause meeting/SCM).

(1)Kontrak kritis, Direksi menerbitkan surat peringatan kepada Penyedia, SCM

(2)Dalam SCM, uji coba pertama yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat Tahap I.

(3)Apabila Pihak Kedua gagal pada uji coba pertama, SCM Tahap II, uji coba kedua yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap II.

(4)Apabila Pihak Kedua gagal pada uji coba kedua, SCM Tahap III, uji coba ketiga yang dituangkan dalam berita acara SCM Tahap III

Referensi

Dokumen terkait

Selama periode perbaikan lahan dan tanaman yang rusak akibat bencana erupsi masyarakat petani melakukan berbagai upaya sebagai bentuk strategi penghidupan

Ikatan yang dimaksud adalah dari sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra, namun mempunyai pengaruh

Simpulan : pada sejumlah kecil dari remaja yang diteliti, persentase lemak tubuh merupakan faktor risiko ringan bagi terjadinya ketidakteraturan siklus menstruasi,

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN..

Tahun Judul Pengabdian kepada Masyarakat Status Keanggotaa n Pendanaan Sumber Jumlah (Juta Rp) 1... Gedung G1 LPPM

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. pada Fakultas Bisnis dan Manajemen

Pemodelan geologi batubara daerah Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan pengembangan dari pekerjaan penelitian batubara bersistem yang dilakukan oleh Pusat

Nama Unit Pelaksana Teknis