BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Data dan Pembahasan
Jumlah keseluruhan data yang peneliti peroleh adalah sebanyak 718 data
mahasiswa lulusan yang berasal dari School of Computer Science BINUS
UNIVERSITY. Dari 718 mahasiswa yang lulus pada tahun 2011 tersebut,
seluruhnya akan peneliti gunakan di dalam penelitian ini. Adapun bentuk
datanya adalah seperti yang tertera pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Mahasiswa Lulusan
No. Jenis Kelamin Usia IPK Status Bekerja
1 L 21 2.77 0 2 P 21 2.78 0 3 L 21 3.03 0 : : : : : : : : : : : : : : : 716 L 23 3.04 1 717 L 23 3.21 1 718 P 25 3.68 1
Sebagai keterangan, untuk data jenis kelamin, ‘L’ mewakili laki-laki, dan
‘P’ mewakili perempuan. Untuk data usia menggunakan satuan tahun. Untuk
data status bekerja, ‘0’ mewakili belum bekerja, dan ‘1’ mewakili sudah bekerja.
Beberapa deskriptif data dari data-data yang telah diperoleh pada
penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 4.2 dan penyajian dalam bentuk
diagramnya diberikan dalam Gambar 4.1.
Tabel 4.2 Deskriptif Data Penelitian
Data Status Jumlah
Laki-laki Bekerja 126
Tidak Bekerja 60
Perempuan Bekerja 386
Tidak Bekerja 146
Usia ≤ 23 Tahun Bekerja 478 Tidak Bekerja 188
Usia > 23 Tahun Bekerja 34 Tidak Bekerja 18 IPK < 3.00 Bekerja 105 Tidak Bekerja 75 IPK ≥ 3.00 Bekerja 407 Tidak Bekerja 131
Data-data mahasiswa lulusan dalam bentuk variabel-variabel yang akan
digunakan di dalam pembentukan persamaan regresi logistik adalah seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Mahasiswa Lulusan Dalam Bentuk Variabel No. X1 X2 X3 Y 1 0 21 2.77 0 2 1 21 2.78 0 3 0 21 3.03 0 : : : : : : : : : : : : : : : 716 0 23 3.04 1 717 0 23 3.21 1 718 1 25 3.68 1
Variabel-variabel X1, X2, dan X3 merupakan variabel bebas, yang
berturut-turut mewakili jenis kelamin, usia, dan IPK dari setiap mahasiswa
lulusan. Dalam hal ini, nilai dari variabel X1 harus diubah agar dapat diproses di
dalam perhitungan, yaitu menjadi ‘0’ untuk laki-laki, dan ‘1’ untuk perempuan.
Variabel Y merupakan variabel tak bebas, yang mewakili status bekerja dari
setiap mahasiswa lulusan.
Adapun data yang diperoleh peneliti disimpan di dalam program
Microsoft Excel, dengan nama Data.xls. Agar dapat diproses menggunakan
Bahasa R, terlebih dahulu data tersebut harus dikonversikan ke dalam bentuk file
program R data tersebut harus diimpor terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam
sebuah variabel bernama data, menggunakan sintaks berikut ini.
data <- read.delim("Direktori Data")
Setelah direktori data ditentukan, maka sintaks tersebut akan menjadi seperti
sintaks di bawah ini.
data <- read.delim("d:/My Documents/Data.txt")
Pada saat mengimpor data ke dalam program R, sintaks read.delim yang
digunakan, karena data-data yang terdapat di dalam Data.txt dipisahkan oleh
spasi. Adapun isi dari variabel data setelah data-data selesai diimpor adalah
sebagaimana yang ditunjukkan di dalam Gambar 4.2.
: : : : : :
Gambar 4.2 Isi Variabel data
Call:
glm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3, family = binomial)
Deviance Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max -2.0077 -1.3491 0.7111 0.8618 1.2422
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|) (Intercept) -1.51585 1.54763 -0.979 0.327 X1 -0.25389 0.18890 -1.344 0.179 X2 -0.05885 0.04997 -1.178 0.239 X3 1.26260 0.28508 4.429 9.47e-06 *** --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)
Null deviance: 860.68 on 717 degrees of freedom Residual deviance: 835.78 on 714 degrees of freedom AIC: 843.78
Number of Fisher Scoring iterations: 4
Gambar 4.3Output Model Regresi Logistik Dengan Program R
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa sesuai dengan nilai Pr(>|z|) yang dimiliki oleh
setiap variabel, maka variabel IPK (X3) signifikan, sedangkan kedua variabel
bebas lainnya, yaitu jenis kelamin (X1) dan usia (X2), tidak signifikan. Untuk
mengatasi masalah yang terjadi, maka peneliti mencoba untuk melakukan
standarisasi/normalisasi terhadap variabel jenis kelamin (X1) dan usia (X2). Adapun metode normalisasi yang peneliti gunakan adalah dengan menggantikan
nilai setiap pengamatan pada kedua variabel tersebut dengan sebuah nilai yang
baru, mengikuti Persamaan 4.1.
' x x μ σ − = (4.1)
Adapun x merupakan nilai pengamatan yang lama, μ merupakan nilai rata-rata, dan σ merupakan nilai simpangan baku dari populasi suatu variabel. Tampilan data setelah dilakukan normalisasi dan diimpor ke dalam program R adalah
: : : : : : : : : : : :
Gambar 4.4 Isi Variabel data Setelah Dilakukan Normalisasi
Selanjutnya, kembali peneliti akan melakukan pengolahan data untuk
memperoleh model regresi logistik dari data-data yang telah dinormalisasi
tersebut.
Call:
glm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3, family = binomial)
Deviance Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max -2.0077 -1.3491 0.7111 0.8618 1.2422
Coefficients:
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|) (Intercept) -3.15186 0.91476 -3.446 0.00057 *** X1 -0.11131 0.08282 -1.344 0.17893 X2 -0.09254 0.07858 -1.178 0.23891 X3 1.26260 0.28508 4.429 9.47e-06 *** --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)
Null deviance: 860.68 on 717 degrees of freedom Residual deviance: 835.78 on 714 degrees of freedom AIC: 843.78
Number of Fisher Scoring iterations: 4
Gambar 4.5 menunjukkan, bahwa setelah dilakukan normalisasi pun kedua
variabel tersebut (jenis kelamin dan usia) masih juga tidak signifikan. Pada
akhirnya, peneliti memutuskan untuk membuang dan tidak lagi
mengikutsertakan variabel jenis kelamin (X1) dan usia (X2) di dalam
proses-proses analisis selanjutnya. Hal ini menyisakan hanya satu buah variabel bebas,
yaitu IPK (X3), yang akan digunakan di dalam persamaan logit.
Call:
glm(formula = Y ~ X3, family = binomial)
Deviance Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max -1.9770 -1.3650 0.7133 0.8687 1.0471
Coefficients:
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|) (Intercept) -3.2540 0.9091 -3.579 0.000344 *** X3 1.2930 0.2834 4.562 5.06e-06 *** ---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)
Null deviance: 860.68 on 717 degrees of freedom Residual deviance: 838.60 on 716 degrees of freedom AIC: 842.6
Number of Fisher Scoring iterations: 4
Gambar 4.6Output Model Regresi Logistik Dengan Satu Variabel Bebas
Menurut Gambar 4.6, dikarenakan seluruh nilai variabel regresi logistik sudah
signifikan, maka dapat ditentukan persamaan logit (Persamaan 4.2) yang akan
peneliti gunakan di dalam proses analisis selanjutnya, sebagai berikut.
3 ( ) 3.2540 1.2930
g x = − + ⋅X
Kita juga dapat mengetahui odds ratios dari variabel IPK (X3), yaitu dengan
mengeksponenkan nilai koefisien X3, sehingga diperoleh hasil e1.293 =3.6437. Ini berarti, untuk setiap kenaikan satu unit nilai IPK, diharapkan kesempatan
(odds) untuk memperoleh pekerjaan akan meningkat sebesar 3.6437 kali
(264.37%). Dengan demikian, nilai peluang seorang mahasiswa lulusan baru untuk dapat memperoleh pekerjaan pun telah dapat ditentukan, yaitu dengan
menggunakan Persamaan 4.3. 3 3 3.2540 1.2930 3.2540 1.2930
( )
1
X Xe
x
e
π
=
− − + + ⋅ ⋅+
(4.3)Sebagai analisis tambahan, peneliti juga hendak meneliti besarnya
peluang seorang mahasiswa lulusan baru untuk memperoleh gaji di atas empat
juta rupiah pada saat bekerja, apabila diketahui data-data jenis kelamin, usia, dan
IPK dari mahasiswa tersebut. Dalam hal ini, variabel tak bebas (Y)
dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu gaji di bawah empat juta (0) dan
gaji di atas empat juta (1). Untuk variabel bebas, di antaranya adalah jenis
kelamin (X1), usia (X2), dan IPK (X3). Data-data dari 497 mahasiswa lulusan setelah diimpor ke dalam program R, tampak seperti Gambar 4.7.
: : : : : : : : :
Gambar 4.7 Data Mahasiswa Lulusan
Proses untuk memperoleh model regresi logistik sama persis dengan yang telah
dilakukan sebelumnya. Hasil analisis data ditunjukkan oleh Gambar 4.8.
Call:
glm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3, family = binomial)
Deviance Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max -1.1668 -0.7009 -0.5521 -0.4107 2.4251
Coefficients:
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|) (Intercept) -3.1440 3.1517 -0.998 0.3185 X1 -0.6173 0.2964 -2.082 0.0373 * X2 -0.1492 0.1250 -1.194 0.2324 X3 1.7525 0.3774 4.644 3.42e-06 *** --- Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)
Null deviance: 499.06 on 496 degrees of freedom Residual deviance: 469.22 on 493 degrees of freedom AIC: 477.22
Number of Fisher Scoring iterations: 5
Gambar 4.8Output Model Regresi Logistik Dengan Program R
Gambar 4.8 menunjukkan bahwa sesuai dengan nilai Pr(>|z|) yang
signifikan, sedangkan variabel bebas lainnya, yaitu usia (X2), tidak signifikan.
Untuk mengatasi masalah ini, maka peneliti memutuskan untuk membuang dan
tidak lagi mengikutsertakan variabel usia (X2) di dalam proses-proses analisis selanjutnya. Hal ini menyisakan dua buah variabel bebas, yaitu jenis kelamin
(X1) dan IPK (X3), yang akan digunakan di dalam persamaan logit.
Call:
glm(formula = Y ~ factor(X1) + X3, family = binomial)
Deviance Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max -1.1462 -0.6924 -0.5470 -0.4342 2.3758
Coefficients:
Estimate Std. Error z value Pr(>|z|) (Intercept) -7.1999 1.2763 -5.641 1.69e-08 *** X1 -0.5796 0.2948 -1.966 0.0493 * X3 1.7860 0.3763 4.746 2.07e-06 *** ---
Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
(Dispersion parameter for binomial family taken to be 1)
Null deviance: 499.06 on 496 degrees of freedom Residual deviance: 471.00 on 494 degrees of freedom AIC: 477
Number of Fisher Scoring iterations: 4
Gambar 4.9Output Model Regresi Logistik Dengan Dua Variabel Bebas
Menurut Gambar 4.9, dikarenakan seluruh nilai variabel regresi logistik sudah
signifikan, maka dapat ditentukan persamaan logit (Persamaan 4.4) yang akan
peneliti gunakan di dalam proses analisis selanjutnya, sebagai berikut.
1 3
( ) 7.1999 0.5796 1.7860
g x = − − ⋅X + ⋅X
(4.4)
Untuk mengetahui odds ratio dari variabel jenis kelamin (X1), terlebih dahulu
Tabel 4.4 Tabel Kontingensi Antara Besarnya Gaji dan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Gaji < 4 Juta 291 106
Gaji ≥ 4 Juta 83 17
Dari tabel di atas dapat ditentukan odds ratio antara laki-laki dan perempuan,
yaitu 83 17 1.7785
291 106= . Ini berarti, mahasiswa lulusan yang berjenis kelamin laki-laki memiliki kesempatan (odds) untuk memperoleh gaji di atas empat juta
rupiah 1.7785 kali (77.85%) lebih besar dibandingkan mahasiswa lulusan yang berjenis kelamin perempuan. Untuk variabel IPK (X3), dengan mengeksponenkan koesifiennya, maka akan diperoleh 1.786
5.9655
e = . Ini berarti, jika variabel jenis kelamin dibiarkan tetap, maka untuk setiap kenaikan satu unit
nilai IPK, diharapkan kesempatan (odds) untuk memperoleh gaji di atas empat
juta rupiah akan meningkat sebesar 5.9655 kali (496.55%). Dengan demikian, nilai peluang seorang mahasiswa lulusan baru untuk dapat memperoleh gaji di
atas empat juta rupiah pun telah dapat ditentukan, yaitu dengan menggunakan
Persamaan 4.5. 1 3 1 3 7.1999 0.5796 1.7860 7.1999 0.5796 1.7860
( )
1
X X X Xe
x
e
π
=
− − − − ⋅ +⋅ + ⋅ ⋅+
(4.5)4.2 Uji Coba Program Aplikasi
Seperti yang telah peneliti utarakan sebelumnya, dikarenakan hanya
dirancang, peluang memperoleh pekerjaan hanya akan ditentukan oleh besarnya
IPK yang dimiliki oleh seorang mahasiswa, sedangkan peluang memperoleh gaji
di atas empat juta rupiah akan ditentukan oleh besarnya IPK dan jenis kelamin
dari mahasiswa tersebut.
Gambar 4.10 Tampilan Halaman Awal
Gambar 4.11 Tampilan Submenu “File”
Gambar 4.10 dan 4.11 merupakan tampilan halaman awal program, yang berada
“Open”, yang dapat digunakan oleh pengguna untuk memasukkan data dari file
teks yang diinginkan.
Gambar 4.12 Tampilan Saat Pengguna Memilih File Yang Akan Dimasukkan
Gambar 4.12 merupakan tampilan kotak dialog yang muncul pada saat pengguna
hendak memilih file yang akan dimasukkan. File yang dapat dimasukkan
hanyalah file berjenis teks yang berekstensi “.txt”.
Gambar 4.13 menunjukkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data yang
telah dimasukkan. Hasil yang ditampilkan adalah nilai koefisien dan
nilai-nilai Z bagi variabel konstan (intercept), jenis kelamin (X1), dan IPK (X2).
Gambar 4.14 Tampilan Setelah Tombol “Lihat Persamaan Regresi Logistik!” Ditekan
Setelah tombol “Lihat Persamaan Regresi Logistik!” ditekan, maka akan muncul
Persamaan Regresi Logistik dan Persamaan Peluang Logit, seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 4.14 di atas.
Gambar 4.15 merupakan tampilan halaman menu “Hitung Peluang”. Pengguna
diminta untuk memasukkan besarnya IPK dan memilih jenis kelamin yang
dikehendaki.
Gambar 4.16 Tampilan Setelah Tombol “Hitung Peluang!” Ditekan
Setelah tombol “Hitung Peluang!” ditekan, maka akan muncul nilai Peluang
Memperoleh Pekerjaan, nilai Peluang Memperoleh Gaji > 4 juta, dan
kesimpulan mengenai kondisi peluang dari mahasiswa yang bersangkutan.
Adapun kesimpulan yang diberikan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu untuk
presentase Peluang Memperoleh Pekerjaan kurang dari 50% dan untuk
Gambar 4.17 Tampilan Setelah Tombol “Hitung Peluang!” Ditekan
Gambar 4.17 merupakan tampilan halaman menu “Hitung Peluang”, ketika
presentase Peluang Memperoleh Pekerjaan lebih dari atau sama dengan 50%.
Adapun hasil-hasil tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut.
Apabila seorang mahasiswa laki-laki lulus dengan IPK sebesar 2.52, maka diperkirakan peluang mahasiswa tersebut untuk dapat memperoleh pekerjaan adalah sebesar 0.5011 atau 50.11%, dan peluangnya untuk memperoleh gaji di atas empat juta rupiah pada saat bekerja adalah sebesar 0.0363 atau 3.63%.
Gambar 4.18 Tampilan Saat Pengguna Menyimpan Hasil Analisis Data
Pengguna juga dapat menyimpan hasil analisis data yang telah dilakukan.
Program akan menuliskan dan menyimpan seluruh hasil analisis data ke dalam
sebuah file teks yang diinginkan oleh pengguna, sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 4.18 di atas.
4.3 Usulan/Kondisi Yang Mendukung Hipotesis
Hipotesis atau jawaban sementara dari perumusan masalah yang
ditetapkan oleh peneliti, adalah sebagai berikut.
H0 : Besarnya peluang memperoleh pekerjaan tidak dipengaruhi oleh
seluruh atau sebagian dari ketiga faktor IPK, jenis kelamin, dan usia.
H1: Besarnya peluang memperoleh pekerjaan dipengaruhi oleh
seluruh atau sebagian dari ketiga faktor IPK, jenis kelamin, dan usia.
Dari hasil analisis data yang telah peneliti lakukan dan paparkan pada bagian
sebelumnya, dapat diketahui bahwa peluang seorang mahasiswa lulusan baru
dalam memperoleh pekerjaan dipengaruhi oleh sebuah faktor, yaitu IPK. Hal ini
menjadikan hipotesis nol di atas harus ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa
besarnya peluang memperoleh pekerjaan dipengaruhi oleh faktor IPK dari seorang mahasiswa lulusan baru.
Sesuai dengan manfaat penelitian ini (bagi mahasiswa aktif), yang telah
peneliti sampaikan sebelumnya, dan bagi pihak manapun yang membaca hasil
penelitian ini, telah dapat dipastikan bahwa nilai Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) merupakan sebuah faktor yang paling berpengaruh di dalam menentukan
besar-kecilnya peluang seorang mahasiswa baru di dalam memperoleh
pekerjaan. Meskipun pada kenyataannya IPK bukanlah segala-galanya dan
bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang di dalam
memperoleh pekerjaan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa IPK tetap
memegang peranan yang terpenting jika menyangkut masalah pencarian
pekerjaan, karena hal tersebut telah teruji dan terbukti dengan pasti secara
statistik di dalam penelitian ini.
Menurut data mahasiswa lulusan yang peneliti peroleh, dari keseluruhan
mahasiswa lulusan yang memiliki gaji dengan nominal tertinggi (lebih dari atau
sama dengan enam juta rupiah), 58.82% atau lebih dari setengahnya berprofesi sebagai wirausahawan/wati (entrepreneur). Maka, sangatlah baik apabila
seorang mahasiswa aktif memiliki rencana untuk memulai kegiatan wirausaha.
dijalankan, tidak hanya pada saat telah lulus dari bangku kuliah, tetapi juga