• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PUSAT KAJIAN

SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

TAHUN ANGGARAN 2016

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110

Telp. (021) 3864634 ext. 117-120

(3)

i

PENGANTAR

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PKSANHAN dibuat dalam rangka memenuhi kewajiban, sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang kemudian dioperasionalkan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja yang telah dicapai pada tahun anggaran 2016.

Kami mengharapkan bahwa penyusunan laporan ini tidak hanya sekedar memenuhi kewajiban semata, tetapi juga bermanfaat sebagai sarana untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai sebagaimana dilaporkan dalam laporan ini.

Semoga laporan ini benar-benar dapat memberikan informasi tentang Akuntabilitas Kinerja yang sebenarnya.

Jakarta, Desember 2016

Kepala

Pusat Kajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

I. PENDAHULUAN ... 1

II. PERENCANAAN KINERJA ... 6

III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 9

A. Capaian Kinerja Organisasi... 9

B. Realisasi Anggaran... 17

IV. PENUTUP ... 19 LAMPIRAN

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Kajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara (PKSANHAN) merupakan salah satu pusat di lingkungan Kedeputian Bidang Kajian Kebijakan Lembaga Administrasi Negara (LAN), selain Pusat Kajian Reformasi Administrasi; Pusat Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah; serta Pusat Pembinaan Analis Kebijakan

Dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) PKSANHAN Tahun 2016 ini merupakan gambaran kegiatan PKSANHAN sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan fungsi PKSANHAN untuk melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penelitian dan pengembangan sistem dan hukum administrasi negara, yang didasarkan pada Rencana Stratejik (Renstra) PKSANHAN 2015-2019, Renstra Kedeputian Bidang Kajian Kebijakan 2015-2019 dan Renstra LAN 2015-2019.

Berkaitan dengan penjabaran Renstra tersebut, pada Tahun 2016 PKSANHAN melakukan 2 (dua) kegiatan yang merupakan bagian dari program-program sesuai dengan Renstra.

Dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan diharapkan akan memberikan kontribusi bagi pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra PKSANHAN; Kedeputian Bidang Kajian Kebijakan serta LAN.

B. Dasar Kebijakan

Dasar kebijakan yang melandasi terbentuknya PKSANHAN di lingkungan LAN adalah:

1. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 127); 2. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013

tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1245).

(6)

C. Tugas dan Fungsi

Dalam Pasal 57 Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara disebutkan bahwa PKSANHAN mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana, penelaahan kebijakan, pengkajian dan evaluasi pelaksanaan program kajian sistem dan hukum administrasi negara, bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengkajian kebijakan serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013, PKSANHAN sebagai salah satu unit organisasi di LAN, menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja program, kegiatan dan anggaran di bidang kajian kebijakan sistem dan hukum administrasi negara;

2. Pelaksanaan kajian kebijakan di bidang sistem dan hukum administrasi negara;

3. Pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; 4. Pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat;

5. Pelaksanaan evaluasi kajian kebijakan di bidang sistem dan hukum administrasi negara;

6. Pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang kajian kebijakan sistem dan hukum administrasi negara;

7. Penyusunan dan pengembangan sistem informasi;

8. Pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat;

9. Pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; 10. Pelaksanaan tugas kedinasan lain terkait yang diberikan pimpinan.

D. Perkembangan Lingkungan Strategis

Arah kebijakan dan strategi nasional bidang pembangunan aparatur yang digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 bidang pembangunan aparatur negara, yaitu pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, di pusat

(7)

3

maupun di daerah, agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang-bidang lainnya. RPJPN tersebut kemudian diselaraskan dengan Arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.

Dalam RPJMN tersebut, pembangunan diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang terus meningkat.

Upaya tersebut memerlukan tata kelola pemerintahan yang berkualitas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal untuk mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan nasional. Terkait dengan hal ini, pembangunan Aparatur Sipil Negara menjadi salah satu aspek yang penting bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

Salah satu agenda pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan yang terarah pada perubahan kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan; kualitas sumber daya manusia aparatur; dan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang efektif. Untuk menciptakan tata pemerintahan yang bersih, baik dan berwibawa diperlukan adanya suatu fungsi dari Hukum Administrasi Negara.

Hukum Administrasi Negara mengatur hubungan hukum antara administrasi negara dengan warga negara, Hukum Administrasi Negara juga memberikan perlindungan hukum bagi warga negara dari sikap tindak administrasi negara, dan HAN memberi kesempatan kepada warga negara untuk ikut aktif dalam proses penyelenggaraan pemerintah.

Sistem dan hukum administrasi negara saat ini dihadapkan pada masalah diskresi dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU AP). Norma diskresi sebagaimana diatur dalam UU AP secara empiris belum dapat dilaksanakan karena ketentuan diskresi dalam UU AP diatur

(8)

secara rigid dan tata cara pengambilan keputusan diskresi seolah-olah dilaksanakan dalam kondisi normal. Beberapa pakar mengatakan ketika diskresi diatur secara detil maka tindakan tersebut bukan diskresi lagi.

Pemberian hak diskresi kepada pejabat pemerintah sesuai dengan UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan merupakan salah satu langkah maju. Ketentuan diskresi yang rigid sesungguhnya dimaksudkan agar diskresi yang dilakukan oleh Pejabat Pemerintah tidak semena-mena dan ada batasnya. Selain itu adanya ketentuan mengenai diskresi diharapkan dapat melindungi tindakan aparat pemerintah agar tidak dikriminalisasi.

Meski demikian, banyak kalangan menilai pelaksanaannya akan sulit karena para pengambil kebijakan dihadapkan pada posisi dilematis. Implementasi diskresi merupakan langkah maju karena memberikan hak sepenuhnya kepada pejabat daerah untuk mengambil keputusan yang selama ini tidak ada atau tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan. Meski demikian, pejabat daerah juga dituntut untuk taat pada aturan dan dibatasi kewenangannya. Dengan demikian, diskresi akan menjadi sulit dalam implementasinya. Karena ada kebebasan di satu sisi, tetapi ada juga batasan di sisi yang lain. Diskresi pada dasarnya bisa dilaksanakan dengan tujuan untuk melancarkan penyelenggaraan pemerintahan ketika terjadi stagnasi, mengisi kekosongan hukum, memberi kepastian hukum, serta mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna kemanfaatan dan kepentingan umum.

Diskresi memang belum banyak dimanfaatkan oleh para pejabat di daerah karena dikhawatirkan akan menempatkan mereka pada posisi berhadapan dengan hukum. Diskresi diperlukan oleh penyelenggara pemerintahan karena sangat dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan kapasitas regulasi. Kapasitas regulasi atau perundang-undangan tidak mampu menjawab perubahan yang begitu cepat di masyarakat. Kadang regulasi yang ada pun sudah tidak relevan dengan perubahan jaman. Kapasitas regulasi di Indonesia seringkali menunjukkan banyaknya peraturan-peraturan yang sudah tidak relevan atau bahkan tidak masuk akal lagi dalam mencerminkan kepentingan publik. Oleh karena itu, kewenangan diskresi pada pejabat pemerintah mutlak diperlukan.

Terbitnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, telah membuka peluang bagi PKSANHAN untuk lebih meningkatkan eksistensinya. Peluang tersebut harus dimanfaatkan oleh seluruh jajaran di

(9)

5

lingkungan PKSANHAN dengan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang lebih berkualitas dan bermanfaat untuk stakeholders.

Tantangan PKSANHAN ke depan adalah harus mampu menciptakan brand bahwa PKSANHAN merupakan salah satu sebagai policy think-tank pemerintah. Tantangan lainnya adalah kemampuan mengadvokasi kebijakan yang sedang menjadi wacana publik secara up to date, PKSANHAN harus mengambil tempat dalam dinamika isu publik dalam hal kritisi dan solusi isu-isu yang tengah menjadi wacana publik khususnya terkait kebijakan.

(10)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

1. Visi Dan Misi Pusat Kajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara

Visi PKSANHAN adalah :

“Pusat Terpercaya dalam Kajian Sistem Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara”

Misi yang akan dilaksanakan dalam upaya mewujudkan visi tersebut adalah:

M-1 Melakukan Kajian di bidang Sistem Administrasi Negara; M-2 Melakukan kajian di bidang Hukum Administrasi Negara;

M-3 Melakukan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang Sistem

Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara;

M-4 Melakukan diseminasi hasil kajian di bidang Sistem Administrasi

Negara dan Hukum Administrasi Negara;

M-5 Melakukan penyiapan bahan rekomendasi kebijakan di bidang Sistem

Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara;

M-6 Meningkatkan kualiatas dukungan manajemen pusat kajian Sistem

Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara;

M-7 Melakukan kerjasama dalam rangka pengembangan Sistem

Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara.

2. Tujuan, Sasaran, dan Indikator

Dalam rangka mengemban amanah Visi, Misi, PKSANHAN menetapkan tujuan, sasaran serta indikator pencapaian sasaran organisasinya sebagai berikut.

T-1 Menghasilkan rekomendasi kebijakan di bidang Sistem Administrasi

Negara, dengan sasaran :

S-1 Tersusunnya rekomendasi kebijakan di bidang Sistem Administrasi Negara, dengan indikator pencapaian:

I-1 Jumlah rekomendasi kebijakan di bidang Sistem Administrasi Negara yang menjadi wacana public

S-2 Terlaksananya diseminasi hasil kajian di bidang Sistem Administrasi Negara, dengan indikator pencapaian:

I-2 Jumlah diseminasi hasil kajian di bidang Sistem Administrasi Negara yang dilaksanakan

S-3 Terlaksananya evaluasi hasil kajian di bidang Sistem Administrasi Negara, dengan indikator pencapaian:

I-3 Jumlah evaluasi hasil kajian di bidang Sistem Administrasi Negara yang dilaksanakan

(11)

7

T-2 Menghasilkan rekomendasi kebijakan di bidang Hukum Administrasi

Negara, dengan sasaran:

S-4 Tersusunnya rekomendasi kebijakan di bidang Hukum Administrasi Negara, dengan indikator pencapaian:

I-4 Jumlah rekomendasi kebijakan di bidang Hukum Administrasi Negara yang menjadi wacana public

S-5 Terlaksananya diseminasi hasil kajian di bidang Hukum Administrasi Negara, dengan indikator pencapaian:

I-5 Jumlah diseminasi hasil kajian di bidang Hukum Administrasi Negara yang dilaksanakan

S-6 Terlaksananya evaluasi hasil kajian di bidang Hukum Administrasi Negara, dengan indikator pencapaian:

I-6 Jumlah evaluasi hasil kajian di bidang Hukum Administrasi Negara yang dilaksanakan

T-3 Melaksanakan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang Sistem dan

Hukum Administrasi Negara, dengan sasaran:

S-7 Terlaksananya konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara, dengan indikator pencapaian: I-7 Jumlah konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang Sistem dan

Hukum Administrasi Negara yang dilaksanakan

T-4 Menyusun dan mengembangkan sistem informasi di bidang Sistem dan

Hukum Administrasi Negara:

S-8 Terlaksananya penyusunan dan pengembangan sistem informasi di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara, dengan indikator pencapaian:

I-8 Jumlah peraturan di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara beserta sinopsisnya yang di upload di website PKSANHAN

I-9 Jumlah putusan MK di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara beserta sinopsisnya yang di upload di website PKSANHAN

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja PKSANHAN tahun 2016 merupakan acuan pelaksanaan program dan kegiatan yang memuat Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target. Perjanjian Kinerja tersebut merupakan perwujudan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Oleh karena itu Kepala PKSANHAN pada tahun 2016 akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai Perjanjian Kinerja dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Kepala Pusat Kajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara, yakni sebagai berikut :

(12)

Tabel 2.

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1 Tersedianya

rekomendasi hasil kajian kebijakan di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara

Jumlah rekomendasi kebijakan

yang menjadi wacana publik 1 rekomendasi kebijakan (100%) Jumlah policy paper di bidang

Sistem dan Hukum Administrasi Negara

2 policy paper (100 %) Jumlah policy brief di bidang

Sistem dan Hukum Administrasi Negara

4 policy brief (100 %)

C. PROGRAM DAN KEGIATAN

Untuk mendukung Perjanjian Kinerja Pusat Kajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara, maka PKSANHAN menyusun program dan kegiatan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.

Program dan Kegiatan

PROGRAM/

KEGIATAN OUTPUT SUB OUTPUT PAGU AWAL

(1) (2) (3) (4)

Program Pengkajian Administrasi Negara dan Diklat

Aparatur Negara Rp. 822.342.000 Kegiatan: Pengkajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara Telaahan kebijakan di bidang sistem dan hukum administrasi negara

1. Laporan Kajian Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan UU Administrasi

Pemerintahan

Rp. 578.341.000,-

2. Laporan Kajian tentang Isu-Isu Strategis di Bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara

(13)

9

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pada Tahun Anggaran 2016, PKSANHAN merencanakan untuk melaksanakan berbagai Program Pengkajian di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara, yaitu:

1. Kajian Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan UU Administrasi Pemerintahan;

2. Kajian tentang Isu-isu Strategis di Bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara; dan

Rincian Capaian Kinerja PKSANHAN tahun 2016 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.

Pengukuran Pencapaian Kinerja 2016

No Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Tersedianya rekomendasi hasil kajian kebijakan di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara Jumlah rekomendasi kebijakan yang menjadi wacana publik 1 rekomendasi kebijakan 1 rekomendasi kebijakan 100 Jumlah policy paper di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara

2 policy paper 2 policy paper 100

Jumlah policy brief di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara

4 policy brief 5 policy brief

125

Berdasarkan Tabel Pengukuran Pencapaian Kinerja 2016 di atas sasaran strategis PKSANHAN adalah tersedianya rekomendasi hasil kajian kebijakan di

(14)

bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara terealisasi sesuai dengan target indikator kinerja. Hasil realisasi rekomendasi kebijakan yang menjadi wacana publik dan jumlah policy paper adalah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Sedangkan realisasi policy brief melebihi target yang telah ditetapkan.

Secara terperinci analisis Akuntabilitas Kinerja Sasaran Strategis “Tersedianya rekomendasi hasil kajian kebijakan di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara” dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Tingkat Pencapaian Hasil Pengukuran Kinerja

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa dari target yang ditetapkan untuk indikator kinerja pertama terealisasi sesuai target, yaitu 1 kajian/ 100%. Selanjutnya untuk indikator kinerja kedua juga terealisasi sesuai target, yaitu 2 kajian/100%. Kemudian untuk indikator kinerja ketiga terealisasi melebihi target yaitu 5 policy brief/125%.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

Faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil adalah:

1) Adanya dukungan pimpinan di tingkat Pusat, Deputi, maupun LAN terhadap terselenggaranya setiap tahapan kegiatan yang dilakukan;

2) Kerjasama yang baik dari narasumber dari lembaga negara, instansi terkait, pemerintah daerah dan perguruan tinggi yang mau dan mampu berkontribusi dalam setiap tahap kegiatan serta memenuhi target output yan telah ditetapkan;

3) Adanya sinergitas dari anggota tim dan seluruh unsur yang ada di Pusat Kajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara;

4) Dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan. c. Persepsi Stakeholders

Persepsi Stakeholders terhadap kegiatan ini adalah mereka menyambut baik dan mendukung kegiatan Kajian Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan; dan Kajian tentang Isu-isu Strategis di Bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara. Kajian ini perlu dilakukan untuk memberikan arah penyelenggaraan Administrasi Negara di masa depan.

(15)

11

Untuk lebih jelasnya, kami uraikan secara singkat Program Pengkajian di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara pada tahun 2015 sebagai berikut.

1. Kajian Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan

a. Dari segi masukan : Anggaran sebesar Rp. 578.341.000,- Jumlah yang terserap adalah Rp. 568.942.680,- (tingkat pencapaian 98,37 %), dan sumber daya manusia yang terlibat sebanyak 8 orang tidak sesuai dengan rencana (tingkat pencapaian rencana 80%). Kegiatan dapat diselesaikan dalam waktu 10 bulan sesuai yang direncanakan (tingkat pencapaian rencana 100%) b. Keluaran : Tersusunnya Laporan Kajian Diskresi Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Berdasarkan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan sebanyak 2 paket (tingkat pencapaian 200%).

c. Hasil : Ketersediaan Laporan Kajian Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan. d. Manfaat yang diperoleh melalui kegiatan ini adalah bertambahnya dokumen

Laporan Kajian yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan negara oleh aparatur negara.

e. Impact dari kegiatan ini adalah lebih dikenalnya eksistensi dan kontribusi LAN dalam kegiatan kepemerintahan yang baik.

Untuk mencapai nilai kemanfaatan hasil dan dampak kajian, maka dalam proses pelaksanaan kegiatan, melibatkan pula pejabat dari instansi terkait serta narasumber yang handal, yang diharapkan dapat secara langsung memberikan masukan stratejik dalam penyusunan hasil kajian.

2. Kajian Tentang Isu-isu Strategis di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara

a. Dari segi masukan : Anggaran sebesar Rp. 244.001.000,-. Jumlah yang terserap adalah Rp. 238.492.748,- (tingkat pencapaian 97,74 %), dan sumber daya manusia yang terlibat sebanyak 8 orang sesuai dengan rencana (tingkat pencapaian rencana 80%). Kegiatan dapat diselesaikan dalam waktu 10 bulan sesuai yang direncanakan (tingkat pencapaian rencana 100%)

(16)

b. Keluaran : Tersusunnya Laporan Kajian Tentang Isu-isu Strategis di Bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara sebanyak 1 paket, serta 3 (tiga)

policy brief. (tingkat pencapaian 100%).

c. Hasil : Ketersediaan Laporan Kajian Tentang Isu-isu Strategis di Bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara, serta 3 (tiga) policy brief.

d. Manfaat yang diperoleh melalui kegiatan ini adalah bertambahnya dokumen Laporan Kajian yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan negara oleh aparatur negara.

e. Impact dari kegiatan ini adalah lebih dikenalnya eksistensi dan kontribusi LAN dalam kegiatan kepemerintahan yang baik.

Evaluasi Kinerja Program dan Kegiatan juga dilakukan dengan mengukur persentase pencapaian rencana atau tingkat capaian (target). Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

(17)

13 Tabel 5.

Pengukuran Kinerja Kegiatan

Program K e g i a t a n Persentase Pencapaian Renc. Tingkat Capaian (Target) Ket.

Uraian Indikator Kinerja Satuan

Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 Program Pengkajian di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara Kajian Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan Masukan:  SDM  Dana  Tingkat Ketersediaan sarana  Tingkat Ketersediaan bahan Orang Rp % % 10 578.341.000 100 100 8 568.942.680 100 80 80 98,37 100 80 Keluaran:

 Dokumen Laporan Paket 1 laporan 1 policy brief 1 laporan 2 policy brief 100 200 Hasil:  Tersedianya Laporan % 100 100 100 Manfaat:  Bagi Pemerintah

 Bagi kalangan akademisi %

% 100 100 80 80 80 80

Dampak:

 Dikenalnya eksistensi dan kontribusi LAN dalam kepemerintahan yang baik Instansi - 16 - 1. KEJAKSAAN AGUNG 2. KPK 3. BPKP 4. PEMDA (6) 5. KAMPUS (7)

(18)

Program K e g i a t a n Persentase Pencapaian Renc. Tingkat Capaian (Target) Ket.

Uraian Indikator Kinerja Satuan

Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 Kajian Tentang Isu-isu Strategis di Bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara Masukan:  SDM  Dana  Tingkat Ketersediaan sarana  Tingkat Ketersediaan bahan Orang Rp % % 10 244.001.000 100 100 8 238.492.748 100 80 80 97,74 100 80 Keluaran:

 Dokumen Laporan dan

policy brief

Paket 1 laporan & 3

policy brief 1 laporan & 3 policy brief 100

Hasil:

 Tersedianya Laporan dan policy brief

% 100 100 100

Manfaat:

 Bagi Pemerintah

 Bagi kalangan akademisi %

% 100 100 80 80 80 80

Dampak:

 Dikenalnya eksistensi dan kontribusi LAN dlm kepemerintahan yang baik Instansi - 3 - 1. FH UNDIP 2. FH Universitas Pakuan 3. Kabupaten Lebak - Banten

(19)

15

Persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) untuk kegiatan Kajian PKSANHAN dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari persentase pencapaian rata-rata melebihi 90%. Namun demikian, manfaat untuk kegiatan tersebut belum dapat mencapai target yang diharapkan. Hal ini karena diseminasi dan publikasi yang dilakukan masih terbatas dan belum sampai tingkat diseminasi dan publikasi yang lebih luas ke berbagai stakeholders khususnya para pengambil kebijakan pada bidang yang terkait dengan substansi kajian. Sementara itu, terlihat pada tabel di atas bahwa untuk indikator impact belum dapat diidentifikasi secara pasti dan mungkin baru terlihat setelah rekomendasi tersebut dimanfaatkan dan implementasikan oleh instansi terkait.

Jika dibandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan tahun lalu, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja tahun 2015 sudah lebih baik dari tahun 2014. Hal ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 6.

Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja 2015 dengan 2016

No Indikator Kinerja Realisasi Indikator

2015 2016

1 Jumlah rekomendasi kebijakan

yang menjadi wacana publik 1 kajian/ 100% 2 kajian/ 100% 2 Jumlah policy paper/policy brief

di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara

2 policy paper/100%

4 policy brief/ 100% 2 policy paper/100% 5 policy brief/ 125% 3 Jumlah publikasi Jurnal

Epicentrum Sistem dan Hukum Administrasi Negara

Kegiatan dibatalkan karena Optimalisasi Anggaran

-

Dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa jumlah indikator yang direalisasikan oleh PKSANHAN pada tahun 2016 sama dengan pada tahun 2015.

Kontribusi Kinerja PKSANHAN Tahun 2016 terhadap Indikator Kinerja Deputi Bidang Kajian Kebijakan, dapat dilihat dalam tabel berikut:

(20)

Tabel 7.

Kontribusi Kinerja PKSANHAN Tahun 2016 Terhadap Indikator Kinerja Deputi Bidang Kajian Kebijakan

Deputi Bidang Kajian Kebijakan Pusat Kajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tersedianya rekomendasi hasil kajian kebijakan yang menjadi wacana publik Jumlah rekomendasi hasil kajian yang yang menjadi wacana publik 3 rekomendasi hasil kajian Jumlah rekomendasi kebijakan yang menjadi wacana publik 2 rekomendasi kebijakan (100%) 2 rekomendasi kebijakan (100%) 100% Jumlah rekomendasi hasil kajian kebijakan yang didesiminasian kepada stakeholders 6 policy brief/ policy paper Jumlah policy paper/policy brief di bidang Sistem dan Hukum Administrasi Negara 4 policy brief (100 %) 5 policy brief 125% Jumlah aktivitas penyebarluasan hasil kajian/litbang 1. Kejaksaan Agung 2. KPK 3. BPKP 4. Kabupaten Lebak 5. Bappeda Provinsi DKI

Jakarta 6. FH UNPAD 7. FH UNDIP 8. FH Univesitas Pakuan 9. FH Universitas Lambung Mangkurat 10. FH USU 11. FH Unila

(21)

17

B. REALISASI ANGGARAN

Realisasi anggaran suatu kegiatan dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah baik dari internal maupun eksternal LAN, yang meliputi aspek substantif maupun manajerial. Terkait kebijakan internal LAN dari aspek substantif kajian antara lain adanya penajaman substansi oleh pimpinan, dengan tujuan untuk penjaminan kualitas kajian. Akibatnya ada perubahan fokus substansi dan lokus kajian, yang berdampak pada perubahan alokasi dan besaran penyerapan anggaran.

Proses dan besaran penyerapan anggaran juga dipengaruhi akan adanya manajemen/pengaturan pengelolaan anggaran baik dari internal maupun eksternal LAN yang sering kali berubah-ubah pada tahun kegiatan berjalan. Seperti pengaturan pembayaran honorarium dan transport kegiatan LAN, dan kebijakan penghematan anggaran dari Kementerian Keuangan, dan kebijakan pengelolaan kegiatan dan anggaran pada akhir tahun dari Kementerian PAN dan RB. Kebijakan penghematan anggaran pada tahun berjalan 2016 mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran dan adanya pemotongan/pembatalan kegiatan, sehingga mempengaruhi atau menghambat pencapaian target kinerja dan penyerapan realisasi anggaran.

Pada tahun 2016, PKSANHAN mendapatkan pagu anggaran DIPA sebesar Rp. 578.341.000,-. Anggaran yang direalisasikan untuk menyelesaikan kegiatan sebesar Rp. 568.942.680,-. Secara umum dapat dinyatakan bahwa anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2016 dapat direalisasikan dengan tingkat pencapaian rata-rata adalah 98,37 %.

Realisasi anggaran yang dicapai oleh PKSANHAN dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(22)

Tabel 8.

Realisasi Keuangan PKSANHAN Tahun 2016

Program/

Kegiatan Output Sub Output Pagu Awal anggaran (-) Perubahan

dan (+)

Pagu Revisi (9) Realisasi %

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Program Pengkajian Administrasi Negara dan

Diklat Aparatur Negara 900.000.000 77.658.000 822.342.000 807.435.428 98.37

Kegiatan: Pengkajian Sistem dan Hukum Administrasi Negara Telaahan kebijakan di bidang sistem dan hukum administrasi negara Kajian Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Berdasarkan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan 669.535.000 91.194.000 (-) 578.341.000 568.942.680 98,37

Kajian Tentang Isu-isu Strategis di Bidang Sistem dan Hukum

Administrasi Negara

230.465.000 13.536.000 (+) 244.001.000 238.492.748 97.74

(23)

19

BAB IV

PENUTUP

Dari hasil capaian kinerja kegiatan dan realisasi keuangan di PKSANHAN, diperoleh hasil yang baik. Namun demikian masih ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian untuk dibenahi di tahun depan.

Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi khususnya PKSANHAN, langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :

1. Penajaman substansi kajian sebaiknya dilakukan sejak awal (sebelum tahun berjalan) yaitu pada saat pembahasan usulan kegiatan dengan antisipasi isu strategis nasional ke depan;

2. Dilakukan pembenahan penjabaran program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing untuk mengurangi overlapping kegiatan Pusat antar Kedeputian di LAN dan PKP2A;

3. Perlu dilakukan penguatan SDM, baik penambahan jumlah peneliti, penambahaan tenaga pengelola keuangan, peningkatan kompetensi peneliti dan peningkatan kapasitas pegawai lainnya, maupun pengaturan yang baik terkait mutasi pegawai. Hal ini dikarenakan, SDM merupakan tulang punggung dari keberhasilan pencapaian sasaran pelaksanaan kegiatan di PKSANHAN. Untuk keberlanjutan kinerja unggul pada masa mendatang, Kedeputian Bidang Kajian Kebijakan memerlukan dukungan SDM dengan kompetensi yang memadai.

4. Dilakukan pemilahan dan pengalokasian anggaran yang jelas untuk mengakomodasi Isu Strategis yang melingkupi Deputi Bidang Kajian Kebijakan atau LAN, sehingga menjadi sinkron antara pelaksanaan tugas fungsi dan administrasi anggaran.

5. Pengaturan pengelolaan kegiatan dan anggaran harus standar dan jelas sejak awal tahun pelaksanaa kegiatan;

6. Mendorong Kementerian Keuangan untuk segera mengeluarkan revisi peraturan pemerintah tentang jenis dan tariff PNBP LAN, sehingga meminimalisasi hilangnya potensi PNBP khususnya kajian.

7. Peningkatan koordinasi baik di tingkat pimpinan, maupun antara pimpinan dengan pelaksana program dan kegiatan. Hal ini penting untuk menjaga

(24)

kualitas dari hasil program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kedeputian Bidang Kajian Kebijakan.

8. Penciptaan iklim yang lebih kondusif. Iklim kerja merupakan salah satu faktor dominan penentu kinerja organisasi. Dalam kaitan ini, maka pimpinan perlu menciptakan iklim dan budaya learning organization yang sehat dalam lingkungan kerja.

Akhirnya dokumen laporan ini disamping dapat bermanfaat untuk sarana penilaian, evaluasi dan memperbaiki kinerja diharapkan juga dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.

(25)
(26)
(27)
(28)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan perangkat lunak ini, pemakai yang awam dengan perintah XML dapat dengan mudah membuat suatu XSD yang digunakan dalam suatu file XML.. Dengan perangkat lunak ini

memecahkan masalah memiliki fungsi yang penting dalam pembelajaran. Maka dari itu dengan menggunakan blended learning dengan diskusi kelompok berbasis mobile learing

Data hasil penelitian menggiring bola zig-zag menggunakan satu kaki berikut hasil keseluruhan tes menggiring bola menggunakan satu kaki siawa kelas V putra SD Negeri 69

Pasien pre operasi dianjurkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Tinggi sehingga kecemasan yang dialami hanya merupakan kecemasan ringan dan pada

Evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan dan pencapaian sasaran perlindungan tanaman pangan triwulan II tahun 2016 dilaksanakan melalui Pengukuran Kinerja dan

KMRT mempunyai wewenang untuk mengkaji dan memberikan rekomendasi mengenai hal yang berkaitan dengan manajemen risiko terintegrasi untuk dimintakan keputusan dari

Selain itu, dengan memperhatikan bauran energi pembangkit saat ini sebesar 60 GW yang terdiri dari batubara 57,22 persen, gas sebesar 24,82 persen, BBM 5,81 persen, Air 7,06

Peneliti dalam Tesis ini lebih konsen pada Implementasi prinsip-prisip kewarganegaraan dalam bidang keimigrasian di Indonesia dan status kewarganegaraan anak hasil perkawinan