OPTIMASI KOMBINASI MATRIKS NATRIUM ALGINAT
DAN HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE UNTUK
TABLET LEPAS LAMBAT KAPTOPRIL DENGAN
SISTEM MUCOADHESIVE
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
PRIMA PUTRA PINILIH
K 100 080 074
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
1
OPTIMASI KOMBINASI MATRIKS NATRIUM ALGINAT DAN HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE UNTUK FORMULA TABLET
KAPTOPRIL LEPAS LAMBAT DENGAN SISTEM MUCOADHESIVE OPTIMIZATION OF FORMULA TABLET CAPTOPRIL SUSTAINED RELEASE MUCOADHESIVE SYSTEM WITH SODIUM ALGINATE AND
HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE MATRIX
Prima Putra Pinilih*), T.N. Saifullah S. **), Suprapto*)
*) Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol
Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta 57102, email: Pprima85@yahoo.com
**) Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara Yogyakarta 55551
ABSTRAK
Kaptopril merupakan obat golongan ACE inhibitor yang digunakan untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung. Waktu paruh kaptopril yang pendek yaitu 1-3 jam, cocok untuk didesain menjadi sediaan lepas lambat yang dapat bertahan dilambung dalam waktu yang diperlama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi HPMC dan natrium alginat sebagai matriks terhadap sifat alir granul, sifat fisik dan profil disolusi tablet kaptopril sistem
mucoadhesive, serta untuk mendapatkan formula optimum. Tablet dibuat lima
formula dengan perbandingan HPMC : natrium alginat (FI (100% : 0%), FII (75% : 25%), FIII (50% : 50%), FIV (25% : 75%), dan F5 (0% : 100%) dengan menggunakan metode granulasi basah. Uji yang dilakukan yaitu uji sudut diam granul, keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, mucoadhesive, keseragaman zat aktif dan disolusi tablet. Data dianalisis dengan program Design
Expert versi 8.0.5 (trial) model Simplex Lattice Design (SLD). Hasil penelitian
semakin banyak natrium alginat dapat menaikkan sudut diam, memperburuk keseragaman bobot, dan menaikkan daya lekat tablet sedangkan semakin banyak HPMC dapat meningkatkan kerapuhan tablet dan kecepatan disolusi. Formula optimum diperoleh dari perbandingan konsentrasi HPMC : Natrium alginat (25%: 75%).
Kata kunci: Kaptopril, HPMC, Natrium Alginat, tablet lepas lambat,
mucoadhesive
ABSTRACT
Captopril is an ACE inhibitor class of drugs used for the treatment of hypertension and cardiac failure short halflife of captopril which is 1-3 hours, is designed to be suitable for sustained release dosage in gastric organs that can survive prolonged periods. This study aims to determine the effect of the combination of HPMC and sodium alginate as a matrix of the granule flow properties, physical properties and dissolution profiles of tablets captopril mucoadhesive system, as well as to obtain the optimum formula. Tablets made five
2
formulas (FI (100 % : 0 %), FII (75 % : 25 % ), FIII (50 % : 50 % ), FIV ( 25 % : 75 % ), and F5 ( 0 % : 100 % ) using wet granulation method. tests done of silent granule angle, uniformity of weight, hardness, friability, mucoadhesive, content uniformity and dissolution of the tablet. Data were analyzed with the program Design Expert 8.0.5 (trial) models Simplex Lattice Design (SLD). The results of the study the more sodium alginate can raise the angle of silence, exacerbating weight uniformity, and increase adhesion while the more HPMC tablets can increase tablet friability and dissolution rate. Optimum formula was obtained from the concentration ratio of HPMC : Sodium alginate ( 25 % : 75 %).
Keywords: Captopril, HPMC, Sodium Alginate, sustained release tablet, mucoadhesive.
PENDAHULUAN
Kaptopril mempunyai waktu paruh yang relatif singkat, sehingga dapat dikembangkan sebagai sediaan tablet lepas lambat, karena sediaan lepas lambat yang dapat menahan pelepasan obat sehingga dapat bertahan dilambung dalam waktu yang relatif lama. Pengembangan tablet kaptopril lepas lambat akan memberikan keuntungan pada pasien yang menggunakan obat ini dalam waktu yang cukup lama (Asyrie dkk., 2007).
Sediaan mucoadhesive adalah sistem penghantaran obat dengan menggunakan polimer yang memiliki sifat mucoadhesive setelah terjadinya proses hidrasi, sehingga dapat digunakan sebagai penghantar obat dalam waktu yang lebih lama. Jenis polimer mucoadhesive yang sudah diteliti antara lain karboksimetil selulose, gom arab dan natrium alginat (Indrawati dkk., 2005). Telah dilakukan penelitian, kombinasi antara natrium alginat-seng asetat-xanthan gom dapat mempertahankan pelepasan ranitidin HCl yang mudah larut dalam air sampai 24 jam, hal ini terjadi karena cross liked antara natrium alginat dan kalium asetat sehingga pelepasan obat dapat dijaga. Penelitian lain juga menyebutkan kombinasi matriks yang terdiri dari 40% natrium alginat dan xanthan gum 30% dapat mempengaruhi pelepasan tablet lepas lambat kaptopril selama 12 jam (Asyrie dkk, 2007).
Penelitian diatas memungkinkan penggunaan natrium alginat sebagai matriks dapat mempengaruhi profil pelepasan obat dalam waktu yang cukup lama. Semakin banyak penambahan natrium alginat, maka daya lekat mucoadhesive
3 juga akan semakin baik. Natrium alginat merupakan golongan polisakarida yang merupakan salah satu polimer yang baik untuk sediaan mucoadhesive. Dalam penelitian ini, natrium alginat dikombinasi dengan HPMC. Menurut Majid.(2009) penggunaan HPMC dalam sediaan lepas lambat berfungsi untuk melindungi tablet saat terjadi kontak dengan jaringan mukosa sehingga tablet tidak rusak oleh jaringan mukosa.
Penggunaan kombinasi matriks yang tepat antara HPMC dan natrium alginat sebagai matrik tablet mucoadhesive terhadap sifat fisik dan profil pelepasan obatnya masih perlu dilakukan penelitian, sehingga dapat ditemukan formula yang optimal sebagai tablet kaptopril mucoadhesive. Penentuan formula optimum kombinasi antara natrium alginat dan HPMC dalam penelitian ini menggunakan metode simplex lattice design, penggunaan metode simplex lattice
design diharapkan dapat memperoleh formula optimum dari tablet lepas lambat mucoadhesive dengan matriks natrium alginat dan HPMC.
METODE PENELITIAN
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat uji daya lekat, mesin tablet (Korc FK-O, Taiwan), oven, ayakan bertingkat, neraca analitik, pH meter, spektrofotometer UV VIS, stopwatch.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Kaptopril (Dexa medika, Palembang), Natrium alginat (Brataco), HPMC (Dwi Mitra, Bandung), PVP K-30, dan Magnesium stearat, HCl (Brataco).
Jalannya Penelitian
HPMC (X1) dan Natrium alginat (X2) menggunakan model optimasi
Simplex Lattice Design (SLD) dapat dilihat pada (Tabel 1).
Tabel 1. Optimasi Simplex Lattice Design
FI FII FIII FIV FV
X1 1 0,75 0,50 0,25 0 X2 0 0,25 0,50 0,75 1
4
Tabel 2. Formula Tablet Kaptopril Mucoadhesive
BAHAN 1 2 3 4 5 FORMULA Kaptopril(mg) 50 50 50 50 50 Na. Alginat (mg) 90 125 162 198 234 HPMC (mg) 225 190 153 117 81 PVP (mg) 30 30 30 30 30 Mg stearat (mg) 5 5 5 5 5 Aquades q.s q.s q.s q.s q.s Bobot Tablet (mg) 400 400 400 400 400
Pembuatan tablet mucoadhesive
Tablet mucoadhesive dibuat sebanyak 5 formula, sesuai dengan formula dengan bahan aktif kaptopril 50 mg. Kaptopril, natrium alginat dan HPMC digranulasi dengan campuran pelarut PVP yang sebelumnya sudah dilarutkan dengan akuades, dicampur dalam mortir hingga diperoleh massa yang homogen. Dilakukan pengayakan dengan ayakan mesh 12 hingga diperoleh granul basah,
dikeringkan pada temperatur 600C.
Granul yang telah kering diayak dengan ayakan mesh 16. Granul kering dicampur dengan Mg stearat selama 5 menit. Dilakukan pengujian terhadap sifat alir granul. Setelah dilakukan pengujian sifat alir kemudian massa campuran granul yang homogen dimasukkan dalam mesin pengempa tablet untuk dilakukan penabletan. Mesin diatur hingga diperoleh tablet 400 mg dengan bobot, ketebalan dan tekanan kompresi yang seragam.
Pemeriksaan Sifat Alir Granul Dengan Metode Sudut Diam
Sudut diam granul diukur dengan cara menimbang 100 gram granul kemudian dimasukkan ke dalam corong dengan bagian bawah tertutup. Granul dibiarkan mengalir melalui corong kemudian diukur harga sudut diam granul
dengan rumus ן , adalah sudut diam, h adalah tinggi kerucut (cm), r
adalah jari-jari kerucut (cm) (Voigt, 1984).
Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Uji Keseragaman Bobot
Sebanyak 20 tablet ditimbang satu per satu, dari hasil yang didapatkan kemudian dihitung nilai purata dan nilai CV, tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang dari 5% dari bobot rata-rata dan tidak satu pun tablet yang
5 menyimpang lebih dari 10% (Departemen Kesehatan RI., 1979). Dihitung harga
koefisien variasinya dengan rumusCV=( ) x 100%, CV (koefisien variasi),
SD (Simpangan baku), (Purata bobot).
Uji Kekerasan Tablet
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat. Putar alat sehingga tablet tertekan. Pemutar dihentikan sampai tablet pecah. Tekanan tablet dibaca pada angka yang ditunjukkan saat pengujian. Percobaan sebanyak 5 kali dan dihitung harga puratanya.
Uji Kerapuhan Tablet
Sejumlah 20 tablet dibebas debukan dari partikel halus yang menempel, lalu ditimbang. Tablet dimasukkan ke dalam friabilator diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran/menit, lalu tablet diambil, dibebas debukan dan ditimbang kembali. Kerapuhan tablet sebaiknya tidak lebih 1%.
Uji Mucoadhesive
Lambung tikus diletakkan pada obyek glass. Tablet kemudian diletakkan pada membran lambung, kemudian dibasahi menggunakan HCl 0,1N hingga tablet dapat melekat pada membran, diletakkan obyek glass yang lain (diberi mukosa lambung) di atas tablet. Dipasang pada alat uji daya lekat dengan ditekan beban 50 gram. Beban kemudian dilepaskan, dan pada salah satu sisi diberi beban secara bertingkat. Beban yang diperlukan tablet untuk lepas dari membran dihitung sebagai hasil uji mucoadhesive.
Uji Pelepasan Obat / Disolusi obat Pembuatan larutan asam klorida 0,1 N
Larutan HCl 0,1 N dibuat dengan cara 8,50 mL asam klorida pekat diencerkan dengan Aquades sampai 1000 mL
Uji disolusi
Pengujian disolusi dilakukan dengan seluruh kombinasi formula diatas dengan menggunakan paddle method dengan larutan HCl 0,1 N sebagai media
disolusi dengan kecepatan pengadukan 50 rpm pada 37 ± 0,5 0C. Sampel diambil
masing-masing sejumlah 3,0 ml dan dilakukan uji disolusi dalam waktu 5, 10, 15, 30, 60, 120, 180, 240, 300, dan 360 menit, volume yang hilang digantikan dengan
6 sejumlah volume yang sama dari media disolusi. Sampel dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer UV Vis pada panjang gelombang 202 nm.
Analisis Hasil
Data hasil percobaan yang diperoleh diolah menggunakan program Design
Expert 8.0.5 versi trial, taraf kepercayaan 95% sehingga akan diperoleh grafik dan
persamaan parameter (sifat alir granul, kekerasan tablet, kerapuhan tablet,
Mucoadhesive, keseragaman kandungan dan kecepatan disolusi) serta akan
diperoleh formula optimum.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Sifat Alir Granul
Hasil dari pemeriksaan sudut diam dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengukuran sudut diam
Fomula Sudut Diam (°)
1 33,017 2 34,543
3 34,036
4 34,939 5 35,501
Dari hasil penelitian sudut diam yang dilakukan, semua formula mempunyai sudut diam yang baik yaitu lebih kecil dari 40° (Lachman dkk., 1994).
Profil sudut diam yang diperoleh dari analisis pendekatan SLD dapat dilihat pada gambar.
Design-Expert® Software Component Coding: Actual Sudut Diam CI Bands Design Points X1 = A: HPMC X2 = B: Natrium Alginat 81.000 234.000 117.000 198.000 153.000 162.000 189.000 126.000 225.000 90.000 Actual HPMC
Actual Natrium Alginat
S u dut D iam 28 30 32 34 36 38 40
Two Component Mix
Gambar 1. Grafik SLD hubungan antara HPMC dan natrium alginat terhadap sudut diam granul
7 Profil sudut diam diperoleh dari persamaan dengan pendekatan SLD seperti pada (gambar 1), hasil analisis dengan metode SLD diperoleh grafik yang terbuka ke bawah menunjukkan bahwa interaksi antara HPMC dan natrium alginat dapat menaikkan nilai sudut diam granul. Natrium alginat mempunyai nilai koefisien fraksi yang lebih besar sehingga lebih dominan dalam mempengaruhi harga sudut diam.
Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Kaptopril
Pemeriksaan sifat fisik tablet yang dilakukan yaitu keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, keseragaman kandungan, pengujian
mucoadhesive, dan kecepatan disolusi.
Tabel 4. Hasil pemeriksaan pada sifat fisik dan disolusi tablet kaptopril lepas lambat
mucoadhesive. HPMC : Na.alginat (mg) Keseragaman Bobot (CV) Kekerasan
Tablet (kg) Mucoadhesive (gram)
Kecepatan disolusi (mg/jam) Keseragaman Kandungan (%) 81 : 234 1,15 8,71 16,67 7,58 105,75 117 : 198 1,11 9,85 15,00 14,35 102,64 153 : 162 0,99 8,80 18,33 14,47 98,71 189 : 126 1,23 8,29 21,67 13,77 100,11 225 : 90 1,35 8,41 28,33 9,95 99,27 Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot merupakan salah satu pengujian yang digunakan untuk pemeriksaan sifat fisik tablet.Keseragaman bobot dikatakan baik apabila memiliki nilai CV ≤ 5%. Hasil uji keseragaman bobot menunjukkan bahwa semua formula memiliki hasil yang baik yaitu saat dilakukan pengujian memiliki harga CV kurang dari 5%.
Profil keseragaman bobot yang diperoleh dari persamaan dengan pendekatan SLD seperti gambar 2.
Design-Expert® Software Component Coding: Actual Keseragaman Bobot CI Bands Design Points X1 = A: HPMC X2 = B: Natrium Alginat 81.000 234.000 117.000 198.000 153.000 162.000 189.000 126.000 225.000 90.000 Actual HPMC
Actual Natrium Alginat
K e s e ra gam an B obo t 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
Two Component Mix
Gambar 2. Grafik Pendekatan SLD hubungan antara HPMC dan Natrium alginat terhadap keseragaman bobot tablet
8 Profil keseragaman bobot yang diperoleh dari persamaan dengan metode SLD (gambar 2) diperoleh grafik yang terbuka ke atas yang berarti kombinasi antara HPMC dan natrium alginat dapat menurunkan nilai CV. Natrium alginat mempunyai nilai koefisien yang lebih besar dibandingkan HPMC sehingga natrium alginat lebih dominan dalam menurunkan nilai CV, semakin banyak natrium alginat yang ditambahkan akan menurunkan nilai CV.
Kekerasan Tablet
Kekerasan yang didapatkan saat pengujian yaitu antara 7-10 kg, sehingga kekerasan yang dihasilkan kelima formula telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
Profil kekerasan tablet didapatkan dari pendekatan SLD seperti pada gambar 3.
Design-Expert® Software Component Coding: Actual Kekerasan CI Bands Design Points X1 = A: HPMC X2 = B: Natrium Alginat 81.000 234.000 117.000 198.000 153.000 162.000 189.000 126.000 225.000 90.000 Actual HPMC
Actual Natrium Alginat
K e ke ra sa n 5 6 7 8 9 10 11 12
Two Component Mix
Gambar 3.Grafik pendekatan SLD untuk hubungan antara HPMC dan natrium alginat terhadap kekerasan tablet.
Profil kekerasan tablet dengan menggunakan metode SLD (gambar 4) menghasilkan grafik yang terbuka ke bawah, hal ini menunjukkan kombinasi antara HPMC dan natrium alginat dapat meningkatkan kekerasan tablet.Natrium alginat memiliki nilai koefisien yang paling besar, sehingga semakin banyak natrium alginat yang ditambahkan dapat menaikkan kekerasan tablet.
Kerapuhan Tablet
Tablet dikatakan baik apabila kerapuhan tablet kurang dari 1%. Dari pengujian kelima formula memenuhi persyaratan uji kerapuhan tablet.
9 Profil kerapuhan tablet yang diperoleh dari persamaan SLD pada gambar 4.
Design-Expert® Software Component Coding: Actual Kekerasan CI Bands Design Points X1 = A: HPMC X2 = B: Natrium Alginat 81.000 234.000 117.000 198.000 153.000 162.000 189.000 126.000 225.000 90.000 Actual HPMC
Actual Natrium Alginat
Ke k e ra s a n 5 6 7 8 9 10 11 12
Two Component Mix
Gambar 4. Pendekatan SLD hubungan antara HPMC dan natrium alginat terhadap kerapuhan tablet.
Profil kerapuhan tablet yang diperoleh menggunakan metode SLD (gambar 4) menghasilkan grafik yang terbuka ke atas, hal ini menunjukkan kombinasi antara HPMC dan natrium alginat dapat menurunkan nilai kerapuhan tablet. Fraksi HPMC memiliki harga koefisien yang lebih besar oleh karena itu HPMC lebih dominan dalam menaikkan kerapuhan tablet. Data yang didapatkan juga sejalan dengan penelitian (Suprapto dan Setiyadi., 2010) yang mengatakan bahwa penambahan HPMC diatas 16% dapat meningkatkan kerapuhan tablet.
Uji Mucoadhesive
Mucoadhesive adalah sistem penghantaran obat yang menggunakan
polimer alam maupun polimer buatan yang memiliki sifat mucoadhesive setelah terjadi kontak dengan cairan lambung (Irawan dan Fudholi, 2009).
Profil uji mucoadhesive tablet yang diperoleh dari pendekatan SLD dapat dilihat pada gambar 5.
Design-Expert® Software Component Coding: Actual Uji Mucoadhesive CI Bands Design Points X1 = A: HPMC X2 = B: Natrium Alginat 81.000 234.000 117.000 198.000 153.000 162.000 189.000 126.000 225.000 90.000 Actual HPMC
Actual Natrium Alginat
U ji M u c oadhe s iv e -20 0 20 40 60
Two Component Mix
Gambar 5.Grafik pendekatan SLD hubungan antara HPMC dan natium alginat terhadap daya lekat tablet.
Much
oadh
esiv
e
10 Profil uji mucoadhesive tablet menggunakan metode SLD (gambar 6) menghasilkan bentuk grafik terbuka ke bawah, sehingga kombinasi antara HPMC dan natrium alginat dapat menaikkan daya lekat tablet terhadap mukosa lambung. Natrium alginat mempunyai nilai koefisien yang paling besar, semakin banyak natrium alginat yang ditambahkan maka daya lekat tablet akan meningkat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa F5 yang menggunakan perbandingan (0% HPMC dan 100% Natrium alginat) mempunyai daya lekat yang paling tinggi dibandingkan formula yang lainnya. Hasil yang didapatkan dari penelitian juga sejalan dengan penelitian Indrawati (2005) yang menyatakan bahwa natrium alginat merupakan salah satu polimer alam yang mempunyai daya lekat yang tinggi.
Uji Kandungan Zat aktif
Dari hasil uji menunjukkan bahwa semua formula mempunyai keseragaman kandungan zat aktif yang telah ditetapkan farmakope Indonesia edisi IV yaitu antara 85,0%-115,0% (Depkes RI., 1995).
Profil keseragaman kandungan menggunakan metode SLD menghasilkan grafik terbuka ke atas, sehingga kombinasi antara HPMC dan natrium alginat dapat menurunkan keseragaman kandungan zat aktif. HPMC memiliki nilai fraksi yang lebih besar karena HPMC mempunyai pengaruh yang lebih dominan dalam meningkatkan keseragam kandungan zat aktif tablet.
Uji Disolusi
Hasil uji disolusi tablet mucoadhesive kaptopril dinyatakan dalam (%) terdisolusi. Hasil kadar terdisolusi dibuat kurva dengan memplotkan antar persen terdisolusi dengan waktu.
11
Gambar 7. Jumlah terdisolusi tablet mucoadhesive kaptopril terhadap akar waktu (menit)
Persamaan regresi linier jumlah terdisolusi terhadap waktu dan akar waktu dapat dilihat pada (tabel 6).
Tabel 6. Persamaan Regresi Linier jumlah terdisolusi terhadap waktu dan akar waktu
Formula
%Terdisolusi terhadap waktu
(kinetika orde nol) %Terdisolusi terhadap akar waktu (Model Higuchi)
Persamaan Regresi
Linier Koefisien Korelasi Persamaan Regresi Linier Koefisien Korelasi
I Y = 0,126x + 26,485 0,695 Y = 3,125x + 12,341 0,815
II Y = 0,239x + 20,149 0,948 Y = 5,199x + 0,441 0,976
III Y = 0,241x + 2,728 0,978 Y = 4,875x - 13,496 0,935
IV Y = 0,230x + 1,659 0,982 Y = 4,663x - 14,050 0,944
V Y = 0,166x + 19,624 0,986 Y = 3,627x + 5,729 0,951
Formula tablet kaptopril lepas lambat didesain untuk melepaskan obat secara konstan dari awal sampai akhir sehingga akan mengikuti model kinetika orde nol. Harga koefisien korelasi dari persamaan garis antara jumlah kaptopril terdisolusi (mg) terhadap fungsi waktu dan akar waktu.Menurut Lapidus dan Lordi (1968) hubungan antara banyaknya obat lepas dan waktu adalah linier apabila pelepasan obat dikontrol oleh erosi matriks.
Mekanisme difusi terlihat lebih dominan pada formula I, dan formula II, hal ini dikarenakan harga r untuk persamaan garis kaptopril terdisolusi terhadap akar waktu lebih besar dibandingkan dengan persamaan garis kaptopril terdisolusi terhadap waktu (orde nol) (Sulaiman dkk., 2007). Pada formula III, formula IV, dan formula V menunjukkan mekanisme pelepasan obatnya cenderung mengikuti mekanisme erosi, hal ini terlihat dari harga r (orde nol) lebih besar dari harga r (Higuchi).
12 Dari (Tabel 4) dapat dilihat bahwa formula I mempunyai kecepatan disolusi yang paling kecil yaitu 7,585. Hal ini dikarenakan HPMC mempunyai sifat higroskopis sehingga akan menjadikan tablet menjadi basah dan kurang keras, sehingga saat dilakukan uji disolusi formula I lebih cepat hancur dibandingkan formula yang lainnya.
Penentuan Titik Optimum Berdasarkan Simplex Lattice Design
Penentuan formula optimum untuk tablet kaptopril lepas lambat menggunakan persamaan SLD dari uji yang dilakukan pada uji sifat fisik garnul (sudut diam) dan sifat fisik tablet (keseragaman bobot, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, uji mucoadhesive, Design Expert 8.5.0 versi trial. Pembobotan yang dilakukan pada tiap-tiap uji sesuai dengan besarnya pengaruh masing-masing respon.
Design-Expert® Software Component Coding: Actual Desirability Design Points X1 = A: HPMC X2 = B: Natrium Alginat 81.000 234.000 117.000 198.000 153.000 162.000 189.000 126.000 225.000 90.000 Actual HPMC
Actual Natrium Alginat
D e s ira b ili ty 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 Prediction 0.48
Two Component Mix
Gambar 8. Grafik hubungan antara formula optimum tablet mucoadhesive menggunakan kombinasi HPMC dan natrium alginat sebagai matriks
Berdasarkan analisis grafik desirability, didapatkan nilai paling optimal yaitu pada formula 4 yang mempunyai perbandingan natrium alginat dan HPMC sebesar 75% : 25%. Hal ini menunjukkan bahwa formula 4 memiliki sifat yang diinginkan yaitu dapat menurunkan sudut diam, keseragaman bobot, kerapuhan, menaikkan kekerasan tablet, menaikkan daya lekat tablet, dan mendekati kecepatan disolusi berdasarkan pendekatan farmakokinetik. Hasil pemeriksaan sifat fisik granul dan tablet yang menunjukkan respon optimum berdasarkan program Design Expert 8.0.5 (trial) yang paling mendekati daerah optimum mempunyai nilai prediksi 0,480.
13
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Semakin banyak HPMC yang ditambahkan maka dapat meningkatkan kerapuhan tablet dan mempercepat kecepatan disolusi tablet sedangkan semakin banyak natrium alginat yang ditambahkan akan meningkatkan sudut diam (parameter sifat alir), meningkatkan keseragaman bobot, meningkatkan kekerasan dan meningkatkan kekuatan tablet saat melekat pada mukosa lambung.
2. Kombinasi matriks natrium alginat dan HPMC yang menghasilkan formula optimum pada perbandingan natrium alginat : HPMC (75% : 25%).
Saran
Perlu diperhatikan cara penyimpanan tablet yang baik, karena matriks yang digunakan mempunyai sifat higroskopis, sebaiknya tablet diletakkan pada botol kaca berwarna coklat yang bagian atasnya ditutup menggunakan alumunium
foil, penyimpanan yang kurang tepat akan membuat tablet basah yang akan
mempengaruhi hasil uji yang dilakukan.
DAFTAR ACUAN
Asyrie, S., Rahmawati, H .& Sinambela, P., 2007, Formulasi Tablet Lepas Lambat dengan Matrix Pautan Silang Alginat, Majalah Farmasi
Indonesia,18 (1), 34-39.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1995., Farmakope Indonesia, Edisi IV, 336-368, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Indrawati, T.,Agoes. G., Yulinah. E.,& Cahyati. Y., 2005, Uji Daya Lekat Mukhoadhesif Secara In Vitro beberapa Eksipien Polimer Tunggal dan Kombinasinya pada Lambung dan Usus Tikus, Jurnal Matematika dan
Sains, vol.10, 41-50.
Irawan, E. D., & Fudholi, A., 2009, Optimasi chitosan, natrium karboksi metal selulose dan magnesium stearat sebagai sistem mucoadhesive tablet kaptopril, Majalah Farmasi Indonesia, vol 20(4), 231-238.
Lachman, L., Lieber, H. A. & Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Industri
farmasi II., Edisi III, Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi dan Iis Aisyah,
14 Lapidus, H,.& Lordi, N. G., 1968. Dug Release from Composed Hydrophylic
Matrices, J.Pharm. Sci., 57, 1292-1301.
Majid, F. C. N., 2009, Formulasi Patch mucoadhesive Propanolol hidroklorida Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Natriun Karboksimetilselulose dan Polivinil pirolidon Terhadap Sifat Fisik Patch dan Pelepasan Obat,
skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ritschel A. W., & Kearns L. G., 2004, Handbook Of Basic Pharmacokinetics, Sixth edition, 372, American Pharmacist Association, Washington. Rocca, J. G., Omidin, H., & Shah, K., 2003, Progress in Gastroretentive Drug
Delivery Systems.Pharmatech Drug Delivery Oral. Business Briefing
pharmatech, 152, http://www.touchbriefings.com (diakses 10 Mei 2012).
Sulaiman, T.N.S., 2007, Teknologi & Formulasi Sediaan Tablet, Yogyakarta, Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Suprapto, dan Setiyadi, G., 2010, Formulasi Sediaan Tablet Matriks Sustained Release Teofilin: Studi Optimasi Pengaruh Tekanan Kompresi dan Matriks Etilselulose dan HPMC dengan Model Factorial Design, Jurnal
Penelitian Sains dan Teknologi, 11 (2), hal 100-116.
Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi kelima, diterjemahkan oleh Soewandhi, S.M., Yogyakarta, Gajah Mada University Press.