• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI USAHA SEKTOR INFORMAL DI PASAR AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI USAHA SEKTOR INFORMAL DI PASAR AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI USAHA SEKTOR INFORMAL DI PASAR AIR HAJI

KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI

KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1 (Strata I)

YOSI MEDA AKMAL NIM. 09030039

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Heldia Edia, MT) (Farida, M.Sc )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(2)

STUDY OF INFORMAL SECTOR ENTERPRISES IN THE

PASAR AIR HAJI LINGGO SARI BAGANTI DISTRICT

PESISIR SELATAN REGION

Oleh :

Yosi Meda Akmal *Slamet Rianto**Iswandi U** *Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

** Staf pengajar Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aims to determine the informal sector businesses in the Pasar Air Haji Linggo Sari Baganti District Pesisir Selatan region which includes: 1) the characteristics of informal sector business unit, 2) the characteristics of workers and informal sector business owners, 3) informal sector employment and 4) capital and income from the informal sector.

This research is descriptive. The population in this study were all business units in the informal sector, amounting Pasar Air Haji 56 business units . Samples were taken with a total sampling techniques so that sample was 56 the owner of the business unit.

The research found that: 1 ) The characteristics of informal sector business units in the Pasar Air Haji Sari Linggo Baganti mostly stalls ( 42.9 % ), located around the market ( 37.5 % ) and have been trying 2 years ( 39.35 %). This means that business units in the informal sector is dominated by Pasar Haji Air stalls located around the old market and tried to > 2 years, (2) characteristics of workers and owners of informal sector enterprises, informal business owners are generally aged > 30 years ( 64.3 %), with marital status married ( 89.29 %), derived from the Linggo Sari Baganti District, education level informal sector business owners on average completed high school (71.43%) and previous work in the sector also means that the owner of this informal.Hal sector informal aged 30 years and above , the level of secondary education , married and effort previously also in the informal sector, (3) absorption of labor in the informal sector is evident from the number of workers is generally 2 people (41.07%), came from the area around the market Air Haji (55.36%), the average education level of junior high school graduation (60.71%), labor hours (60.71%), the old owners work longer than labor (82.14%), payroll systems that do is a daily system (46.43%) with a salary of Rp 25,000 - Rp 50.000/hari (53.57%) and (4) capital markets business in the informal sector Pasar Air Haji Linggo Sari Baganti district derived from equity (64.29%), the amount of initial capital > Rp 10,000,000 (67.86%), capital now > Rp 10,000,000 (87.5%), somewhat informal business development pesar (83.14%) and the capital is currently insufficient (73, 21%)

Key Words: informal sector, business, characteristic

(3)

Pendahuluan

Sektor informal dianggap sebagai suatu gejala yang bersifat sementara dan merupakan fungsi dari suatu sistem perekonomian yang transisional dari fase masyarakat agraris ke masyarakat industrial, menurut pandangan ini, pada saat target industrial ekonomi sudah tercapai, tenaga kerja informal akan terserap oleh sektor formal dan daya beli masyarakat akan meningkat sehingga tidak membutuhkan lagi jasa dan produk murah yang dihasilkan oleh usaha-usaha informal. Kenyataannya lebih dari 20 tahun sejak pemikiran itu ditengahkan usaha-usaha informal bukan saja masih bercokol di perekonomian dunia ketiga melainkan meluas bahkan di negara-negara industri.

Sektor informal merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan yang berskala kecil pada masa kini merupakan manifestasi dari situasi pertumbuhan kesempatan kerja di berbagai kota di dunia, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang, kehadiran sektor informal memegang peranan penting dalam kehidupan perkotaan, karena dapat menunjang tersedianya lapangan kerja dan merupakan sumber pendapatan yang potensial bagi penduduk.

Pada saat sekarang ini perkembangan sektor informal di Indonesia tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan besar saja akan tetapi pertumbuhannya telah mencapai wilayah-wilayah pedesaan di seluruh Indonesia. Kecamatan Linggo Sari Baganti merupakan salah satu wilayah yang memiliki fenomena perkembangan sektor informal tersebut.

Kecamatan Linggo Sari Baganti merupakan wilayah yang ramai dan dilewati oleh jalan Lintas Barat Sumatera. Kondisi ini menunjang perdagangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di kecamatan ini. Untuk menunjang sektor ekonomi, maka di Kecamatan Linggo Sari Baganti didirikan sebuah pasar yaitu Pasar Air Haji.

Pasar Air Haji merupakan pusat perkembangan sektor informal dengan berbagai macam unit usaha seperti perdagangan sayuran, buahan, pakaian, makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, perhiasan, photocopy dan peralatan tulis, pedagang kakilima lainnya, tukang ojek motor, bajaj, tukang becak bahkan pemulung.

Banyaknya jumlah pedagang dengan bermacam unit usaha dihadapkan dengan tempat usaha dan

(4)

pembeli yang terbatas jumlahnya

mengakibatkan munculnya

permasalahan-permasalahan, diantaranya tenaga kerja yang tidak mencukupi dan tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan unit usaha, terbatasnya jumlah pembeli dan sebagainya.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu untuk melihat, menggambarkan yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat, menggambarkan dan mendiskripsikan pengelolaan lingkungan permasalahan sektor informal di Pasar Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan

Populasi dalam penelitian ini seluruh unit usaha sektor informal di Pasar Air Haji yang berjumlah 56 unit usaha.

Sampel penelitian diambil dengan teknik total sampling, sehingga sampel berjumlah 56 usaha sektor informal.

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis persentase yaitu:

P = %

Pembahasan

Pertama, karakteristik unit usaha sektor informal di Pasar Air Haji

Kecamatan Linggo Sari Baganti adalah 24 buah (42,86%) warung, 4 buah (7,14%) rumah makan, 1 buah (1,79%) toko bangunan, 5 buah (8,93%) tukang jahit, 1 buah (1,79%) air minum isi ulang, 1 buah (1,79%) foto copi, 11 buah (19,64%) toko pakaian, 2 buah (3,57%) toko sepatu, 5 buah (8,93%) toko P dan D dan 2 buah (3,57%) counter hp. Lokasi unit usaha yang ada di sekitar pasar (37,5%), di dalam pasar (25,0%), > 50 m dari pasar (21,43%) dan ± 50 m dari pasar (16,07%). Lama berusaha 1 tahun (35,71%), 2 tahun (39,35%), 3 tahun (16,07%) dan > 3 tahun (8,93%).

Hal ini sesuai dengan pendapat Fitriyah (1991:26) Sektor informal merupakan suatu sumber berwiraswasta dengan usaha sendiri, mereka berusaha dalam sektor ini biasanya miskin dan oleh karena itu modal sangat diperlukan untuk memulai usaha teresbut. Karakteristik paling menarik yang dimiliki oleh satuan usaha di sektor informal adalah kehadirannya dalam aktivitas ekonomi didasarkan pada peluang kesempatan kerja pada diri sendiri.

Kedua, karakteristik pemilik usaha sektor informal, pemilik usaha informal yang berumur 20 - 25 tahun

(5)

(12,5%), 25 – 30 tahun (23,21%) dan > 30 tahun (64,3%). Asal pemilik unit usaha dari Kecamatan Linggo Sari Baganti (85,72%), dari luar kecamatan (10,71%) dan luar kabupaten (3,57%). Tingkat pendidikan pemilik usaha sektor informal rata-rata tamat SMA (71,43%) dan tamat SMP (28,57%). pekerjaan sebelum menjalani usaha sektor informal, tidak bekerja (241,43%), pekerja sektor informal (30,36%), buruh (5,36%), pedagang (10,71%), pegawai (19,64%) dan PNS (12,50%).

Mulyadi (2008) menyatakan yang dimaksud dengan karakteristik pekerja adalah wujud fisik pekerja yang dapat ditelusuri dan dipertanggung jawabkan kebenarannya meliputi: usia, jenis kelamin, asal tempat tinggal, keahlian dan latar belakang pendidikan. Profil pekerja informal didasarkan pada data survei CPIS (Center for Policy and

Implementation Studies) meliputi: 1)

Jenis Kelamin, 2) Umur, 3) Jumlah Tanggungan, 4) Status Kependudukan (KTP), 5) Daerah Asal, 6) Tempat Tinggal, 7) Latar Belakang Pendidikan dan 8) Lama Bekerja

Ketiga, penyerapan tenaga kerja pada sektor informal terlihat dari jumlah pekerja, tidak memiliki tenaga kerja (12,50%), 1 orang tenaga kerja

(35,71%), 2 orang (41,07%) dan > 2 orang (10,71%). Asal tenaga kerja Kecamatan Linggo Sari Baganti (96,43%), luar kecamatan (1,79%) dan luar kabupaten (1,79%). Tingkat pendidikan tenaga kerja, tamat SD (1,79%), tamat SMP (60,71%) dan tamat SMA (37,50%). Jam kerja tenaga kerja 8 jam/hari 17,86%), > 8 jam – 10 jam (60,71%) dan > 10 jam (21,43%). Perbandingan jam kerja antara tenaga kerja dengan pemilik usaha, sama dengan tenaga kerja (17,86%) dan > tenaga kerja (82,14%). Sistem penggajian harian (46,43%), mingguan (17,86%) dan bulanan (35,71%). Gaji yang diterima tenaga kerja Rp 25.000 – Rp 50.000/hari (53,57%), Rp 50.000 – Rp 75.000/hari (7,14%), Rp 75.000 – Rp 100.000 (1,79%) dan > Rp 100.000 (37,50%).

Peranan Sektor Informal dalam penyerapan tenaga kerja, terutama yang berpendidikan rendah dikarenakan: tidak adanya hubungan kerja kontrak jangka panjang yang mengakibatkan mobilitas angkatan kerja dalam sektor informal menjadi relatif tinggi. Beberapa pencari lapangan kerja yang tidak memperoleh pekerjaan tetap di sektor formal, bisa bekerja dalam sektor informal sementara atau untuk waktu

(6)

lama dari pada menganggur sama sekali. (Mazumdar dalam Elda (2011).

Keempat, modal usaha sektor informal di Pasar Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti berasal dari modal sendiri (64,29%), pinjam (3,57%) dan koperasi/bank (32,14%). Besarnya modal awal Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 (14,29%), Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 (17,80%) dan > Rp 10.000.000 (67,86%). Modal sekarang > Rp 10.000.000 (87,5%), Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 (5,36%), Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000 (5,36%) dan < Rp 1.000.000 (1,79%). Perkembangan usaha informal yang berkembang pesat (12,50%), agak pesat (83,14%) dan agak lambat (5,36%). Modal saat ini sangat mencukupi (3,57%), mencukupi (73,21%) dan kurang mencukupi (23,21%).

Mulyadi (2008) mendefinisikan 2 macam modal yaitu: 1) Modal Tetap sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang relatif pendek (short term) dan tidak berlaku untuk jangka panjang (long term) dan 2) modal tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan

habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut.

Kesimpulan dan Saran

1. Karakteristik unit usaha sektor informal di Pasar Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti sebagian besar adalah warung (42,9%), berlokasi di sekitar pasar (37,5%) dan telah berusaha 2 tahun (39,35%). Hal ini berarti unit usaha sektor informal di Pasar Air Haji didominasi oleh warung yang berada di sekitar pasar dan lamanya berusaha > 2 tahun.

2. Karakteristik pekerja dan pemilik usaha sektor informal, pemilik usaha informal umumnya berumur > 30 tahun (64,3%), dengan status perkawinan menikah (89,29%), berasal dari Kecamatan Linggo Sari Baganti, tingkat pendidikan pemilik usaha sektor informal rata-rata tamat SMA (71,43%) dan pekerjaan sebelumnya juga pada sektor informal.Hal ini berarti pemilik sektor informal berumur 30 tahun keatas, tingkat pendidikan menengah, menikah dan usaha sebelumnya juga pada sektor informal.

(7)

3. Penyerapan tenaga kerja pada sektor informal terlihat dari jumlah pekerja umumnya 2 orang (41,07%), berasal dari daerah sekitar pasar Air Haji (55,36%), tingkat pendidikan rata-rata tamat SMP (60,71%), jam kerja tenaga kerja (60,71%), lama pemilik kerja lebih lama dari tenaga kerja (82,14%), sistem penggajian yang dilakukan adalah sistem harian (43,43%) dengan gaji Rp 25.000 – Rp 50.000/hari (53,57%).

4. Modal usaha sektor informal di Pasar Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti berasal dari modal sendiri (64,29%), besarnya modal awal > Rp 10.000.000 (67,86%), modal sekarang > Rp 10.000.000 (87,5%), perkembangan usaha informal agak pesar (83,14%) dan modal yang saat ini mencukupi (73,21%).

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan:

1. Bagi pemilik usaha sektor informal di Pasar Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti untuk dapat memvariasikan jenis usaha sehingga sektor informal dapat lebih berkembang lagi pada masa yang akan datang.

2. Bagi pemilik sektor informal untuk lebih meningkatkan tingkat pendidikan anggota keluarga sehingga dapat melakukan terobosan dalam usaha sektor informal di Pasar Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti.

3. Diharapkan pada pemilik usaha sektor informal untuk lebih meningkatkan daya serap tenaga kerja terutama tenaga kerja yang ada di sekitar Pasar Air Haji.

4. Pemilik usaha sektor informal dapat meningkatkan jumlah modal sehingga usaha sektor informal yang ada saat ini dapat berkembang. 5. Bagi pemerintah, untuk

mengembangkan usaha sektor informal dengan cara membantu dalam hal permodalan.

6. Bagi masyarakat sekitar, untuk dapat membuka lapangan kerja sektor informal sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

Daftar Pustaka

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik, 2008, Analisis dan Penghitungan Tingkat Pendapatan Tahun 2008, Jakarta: BPS. www.bps.go.id

(8)

Badan Pusat Statistik, 2012, Kecamatan Linggo Sari Baganti dalam Angka. Padang: BPS.

Elda. 2011. “Profil Sektor Informal di Kawasan Pasar Suka Ramai Kecamatan Bengkalis Kota,

(Skripsi) Jurusan Geografi FIS

UNP-FKIP UR. 2011

Jhingan, M. L. 2010.Ekonomi

Pembangunan Dan Perencanaan.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kuntjorojakti Dorodjatun. 1994.

Kemiskinan di Indonesia. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta:

Depertemen Pendidikan Nasional Siagain P.Sondang. 1994. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Bumi Aksara.

Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi (dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb – Douglas.

Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Subri, Mulyadi. 2008. Ekonomi Sumber

Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan, PT.Raja Grafindo

Persada: Jakarta

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007.

Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Algesindo

Schwiedland. 2009. Modal.

http://ilmumanajemen.wordpress.c om diakses pada tanggal 20 Januari 2013

Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya : Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Selaras dengan visi pembangunan pertanian yang ditetapkan SMK-PP Negeri Banjarbaru telah menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran serta Kegiatan SMK-PP Negeri Banjarbaru

Pengaruh jumlah spora terhadap intensitas serangan penyakit pada varietas Inpari 7, Cibogo dan Ciherang, bertambahnya jumlah spora di ikuti dengan bertambahnya intensitas

“Ibu, kalo mulesnya lagi dateng, tunggu sampe mules yang paling mules, baru ngeden ya!” kata kakak sepupu gue pada si ibu.. Akhirnya beberapa detik kemudian si Ibu mulai

Pada alat destilasi surya mengunakan kolektor plat datar dengan basin tunggal memakai bahan penyimpan panas kanal berfungsi sebagai saluran kondensasi dari

Sehingga, peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan Judul “Hubungan Adversity Quotient dan Emotional Intelligence dengan Prokrastinasi Mengerjakan Tugas Akhir

Simpulan dari penelitian ini adalah, aplikasi sistem struktur beton bertulang bambu dan dinding batako pada rumah sederhana memenuhi persyaratan kenyamanan termal dan

Sedangkan lahan yang potensinya sangat tinggi terhadap tata aliran dan banjir memiliki luasan 56,421.30 ha atau sekitar 33.56% dari keseluruhan lahan yang terdapat di

Berdasarkan teori pertukaran sosial tersebut, karyawan akan tetap menjalin kerja sama atau dengan kata lain karyawan tetap memberikan kontribusinya pada perusahaan