• Tidak ada hasil yang ditemukan

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

~

·

..

~~

j

REPUBLIK IIIDONBSIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

DAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN PERSEMAKMURAN AUSTRALIA TENTANG

KERJA SAMA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Departemen Pendidikan Persemakmuran Australia untuk selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

MENGAKUI pentingnya pendidikan dan pelatihan dalam pembangunan nasional masing-masing negara, dan nilai kerja sama internasional dan dialog kebijakan dalam bidang pendidikan dan pelatihan untuk mewujudkan tujuan nasional; dan

BERKEINGINAN untuk memperkuat dan memperluas kerja sama dan kolaborasi dalam penyediaan pendidikan dan pelatihan di masing-masing negara;

MERUJUK Perjanjian Kebudayaan antara Pemerintah Persemakmuran Australia dan Pemerintah Republik Indonesia, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal empat belas Juni, 1968;

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara;

(2)

Pasall TUJUAN

Tujuan Memorandum Saling Pengertian ini adalah untuk mengupayakan, mendorong, dan memfasilitasi, secara tepat, pengembangan kontak dan kerja sama dalam bidang pendidikan dan pelatihan antara instansi pemerintah yang berkepentingan, dan organisasi-organisasi serta lembaga-lembaga pendidikan dl masing-masing negara.

Pasal2

LINGKUP KERJA SAMA

Kerja sama dibawah Memorandum Saling Pengertian ini dapat terdiri dari:

a. Pertukaran dan pengembangan profesionalitas pegawai, akademisi, cendekiawan, tenaga ahli, auditor pendidikan, pendidik dan tenaga administrasi serta pelajar; b. Kerja sama dan pertukaran informasi pendidikan formal dan non-formal dan

pengembangan kebijakan di bidang pelatihan, sistem dan standar, dan sistem audit di setiap negara;

c. Kerja sama dan pertukaran informasi mengenai reformasi pendidikan dan pengakuan kualifikasi pendidikan dan profesional satu sama lain dan mobilitas siswa/staf;

d. Pertukaran informasi mengenai kesempatan belajar di masing-masing negara untuk warga negara pihak lainnya;

e. Kolaborasi antara institusi pendidikan, pelatihan dan penelitian dari kedua negara dalam bidang yang dikerjakan bersama, program penelitian dan publikasi, termasuk pertukaran bahan penelitian dan literatur pendidikan;

f. lnteraksi melalui pertemuan, konfrensi, dan simposia yang menjadi kepentingan bersama;

g. Bentuk kerja sama pendidikan dan pelatihan lainnya yang akan ditentukan bersama.

Bidang kerja sama yang diidentifikasi sebagai bidang prioritas bersama, yang meliputi: • mobilitas pelajar dan akademik;

(3)

• sektor pendidikan tinggi dan penelitian; • sektor pendidikan dasar dan menengah;

• sektor pendidikan anak usia dini, non-formal dan swasta; • sektor pendidikan kejuruan dan teknik;

• pengkajian, pendaftaran, akreditasi dan sistem pengakuan pada semua tingkatan pendidikan;

• audit kinerja pada seluruh tingkat pendidikan;

• pelatihan guru dan pengembangan profesionalitas tenaga akademik dan administrasi pada industri pendidikan dan pelatihan;

• Pelatihan Bahasa Indonesia dan Bahasa lnggris; dan • Pengakuan kecakapan/kualifikasi.

Pasal3 PELAKSANAAN

1. Para Pihak akan menyepakati pengaturan terperinci untuk pelaksanaan dan pengembangan program tertentu melalui saluran diplomatik, pertemuan, pertukaran surat-menyurat maupun melalui instrumen lainnya. Setiap Pihak akan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pelaksanaan di pihaknya termasuk yang terkait dengan rencana dan program tersebut.

2. Kegiatan bersama serta kegiatan dari staf yang ditugaskan berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini akan tunduk pada hukum dan peraturan perundangan di Australia dan Indonesia.

Pasal4 PENDANAAN

Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan akan didanai berdasarkan kesepakatan bersama. Semua kegiatan kerjasama berdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini tergantung pada ketersediaan dana.

(4)

Pasal 5

PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Memorandum ini tidak berdampak pada hak kekayaan intelektual Para Pihak. Apabila muncul dugaan bahwa persoalan yang berhubungan dengan hak kekayaan intelektual mungkin timbul dalam kegiatan kerja sama yang diusulkan, Para Pihak, sesuai dengan hukum nasional mereka dan kesepakatan internasional yang mereka terlibat didalamnya, akan secara bersama menentukan terlebih dahulu skema perlindungan dan pengalokasian yang efektif dari hak kekayaan intelektual dimaksud.

Pasal6

KELOMPOK KERJA BERSAMA

1. Para Pihak akan membentuk Kelompok Kerja Bersama untuk melaksanakan Memorandum Saling Pengertian ini.

2. Kelompok Kerja Bersama akan diketuai bersama oleh perwakilan Departemen Pendidikan Persemakmuran Australia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan partisipasi lembaga-lembaga terkait lainnya.

Pasal7 KONSULTASI

Perselisihan yang timbul dari penafsiran atau pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan secara bersahabat melalui konsultasi atau negosiasi antara Para Pihak.

(5)

Pasal8 AMANDEMEN

Memorandum Saling Pengertian ini dapat diubah atau diamandemen dengan kesepakatan tertulis antara Para Pihak. Amandemen tersebut akan mulai berlaku pada tanggal yang ditentukan oleh Para Pihak dan akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini.

Pasal9

MULAI BERLAKU DAN PENGAKHIRAN

1. Memorandum Saling Pengertian ini mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan dan akan berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, kecuali diakhiri lebih awal sesuai dengan butir 2 di bawah.

2. Memorandum Saling Pengertian ini dapat diakhiri setiap saat oleh salah satu Pihak, dengan memberitahukan secara tertulis kepada Pihak yang lainnya tentang keinginannya untuk mengakhiri, dimana dalam hal ini Memorandum Saling Pengertian akan berakhir sembilan puluh hari setelah tanggal pemberitahuan pengakhiran.

3. Pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan mempengaruhi keabsahan dan masa berlaku dari setiap program dan kegiatan yang sedang berlangsung di bawah Memorandum sampai selesainya program atau kegiataan tersebut.

SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini.

(6)

DITANDATANGANI dalam rangkap dua di Vientiane pada tanggal 12 September 2014 dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa lnggris, semua naskah memiliki kekuatan hukum yang sama. Apabila terdapat perbedaan penafsiran, maka naskah dalam Bahasa lnggris yang berlaku.

UNTUK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAY AAN

REPUBLIK INDONESIA

Signed

PROF. DR. MOHAMMAD NUH MENTER! PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

UNTUK DEPARTEMEN PENDIDIKAN PERSEMAKMURAN AUSTRALIA

Signed

THE HON Ct\RISTOP"fR PYNE MP MENTER! PENDIDIKAN

(7)

'

·

REPUBLIK lliDONESIA

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN

THE MINISTRY OF EDUCATION AND CULTURE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

AND

THE DEPARTMENT OF EDUCATION OF THE COMMONWEALTH OF AUSTRALIA

ON

COOPERATION IN EDUCATION AND TRAINING

The Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia and the Department of Education of the Commonwealth of Australia hereinafter referred to as 11

the Participants";

RECOGNISING the importance of education and training in the national development of each country, and the value of international cooperation and policy dialogue in education and training for realising national objectives; and

DESIRING to strengthen and broaden cooperation and collaboration in the provision of education and training in their respective countries;

REFERRING to the Cultural Agreement between the Government of the Commonwealth of Australia and the Government of the Republic of Indonesia, signed at Jakarta on the fourteenth day of June, 1968;

(8)

Have reached the following understandings.

Paragraph 1 OBJECTIVES

The objectives of this Memorandum of Understanding are to endeavour, encourage and facilitate, as appropriate, the development of contacts and cooperation in the field of education and training between interested government agencies, educational organisations and institutions of the respective countries.

Paragraph 2 SCOPE OF COOPERATION

Cooperation under this Memorandum of Understanding may consist of:

a. Exchanges and professional development of officials, academics, scholars, experts, educational auditors, teaching and administrative staff and students;

b. Cooperation and exchange of information on formal and non-formal education and training policy development, systems and standards, and auditing systems in each country;

c. Cooperation and exchange of information on education reform and facilitation of recognition of each other's educational and professional qualifications and student/staff mobility;

d. Exchange of information on study opportunities in each country for nationals of the other country;

e. Collaboration between education, training and research institutions of the two countries in joint delivery, research programs and publications, including exchange of research materials and educational literature;

f. Interactions through meetings, conferences, and symposia of mutual interest;

g. Other forms of educational and training cooperation as may be mutually determined.

(9)

Fields of cooperation which are identified mutually as priority areas include the following:

• student and academic mobility;

• higher education and research sectors;

• primary and secondary education sector;

• early child hood, non-formal and private education sectors;

• vocational and technical education sector;

• assessment, registration, accreditation and recognition systems at all

educational levels;

• auditing of performance at all education levels;

• teacher training and professional development of academic and

administrative personnel in the education and training industry;

• English and Bahasa Indonesia language training; and

• recognition of qualifications.

Paragraph 3 IMPLEMENTATION

1. The Participants will reach detailed arrangements for the implementation and

development of specific programs through diplomatic channels, meetings,

exchanges of letter or other instruments. Each Participant will be responsible for coordinating the implementation of its side of such plans and programs.

2. Cooperative activities as well as the activities of staff assigned under this

Memorandum of Understanding will be subject to the respective laws and

(10)

Paragraph 4 FUNDING

The costs of cooperative activities will be funded as mutually determined. All cooperative activities under this Memorandum of Understanding will t;>e subject to the availability of funds.

Paragraph 5

PROTECTION OF INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS

This Memorandum does not affect intellectual property rights of the Participants.

Where it is foreseeable that issues relating to intellectual property rights might arise in

the proposed cooperative activities, the Participants, in accordance with their national laws and any international agreements they have entered into, will jointly determine in advance the effective protection and allocation of those intellectual property rights.

Paragraph 6

JOINT WORKING GROUP

1. The Participants will establish a Joint Working Group to implement this

Memorandum of Understanding.

2. The Joint Working Group will

be

jointly chaired by the

Department

of

Education of the Commonwealth of Australia and the Ministry of Education and Culture of the

Republic of Indonesia with participation by other relevant organisations and

(11)

Paragraph 7 CONSULTATIONS

Differences arising out of the interpretation or implementation of this Memorandum

of Understanding will be settled amicably through consultation or negotiation between the Participants.

Paragraph 8 AMENDMENT

This Memorandum of Understanding may be modified or amended by mutual consent

in writing. Such amendment will come into effect on such date as determined by the

Participants and will form an integral part of this Memorandum of Understanding.

Paragraph 9

COMMENCEMENT AND TERMINATION

1. This Memorandum of Understanding will come into effect on the date of its signing

and will remain in effect for a period of 5 (five) years, unless terminated earlier in

accordance with subparagraph 2 below.

2. This Memorandum of Understanding may be terminated at any time by either

Participant, giving written notice to the other of its intention to terminate it, in

which case it will terminate ninety days after the date of the notice of termination.

3. The termination of this Memorandum of Understanding will not affect the validity

and duration of any ongoing programs and activities made under this Memorandum until the completion of such programs or activities.

IN WITNESS WHEREOF, the Undersigned have signed this Memorandum of

(12)

SIGNED in duplicate at Vientiane on this 121h day of September 2014 in the English and

Indonesian languages, all text being equally authentic. In case of divergence in the interpretation, the English text will prevail.

FOR THE MINISTRY OF EDUCATION AND CULTURE OF THE

REPUBLIC OF INDONESIA

Signed

PROF. DR. MOHAMMAD NUH MINISTER FOR EDUCATION AND

CULTURE

FOR THE DEPARTMENT OF EDUCATION OF THE

COMMONWEALTH OF AUSTRALIA

Signed

THE HON CHRISTOPJ\R PYNE MP MINISTER FOR EDUCATION

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan prinsip partisipasi tersebut juga telah dibuktikan dengan hasil wawancara: “ Melalui musrengbangdes yang dilaksanakan di desa masyarakat dapat ikut

[r]

Meskipun memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan bentuk perseorangan maupun persekutuan, perseroan terbatas juga memiliki kelemahan seperti misalnya: (a) pemilik

09/PP-BKD/AFPO/2017 tanggal 30 Oktober 2017 tentang Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung paket pekerjaan Pengadaan Aplikasi Finger Print Online dengan nilai total

Kesimpulan Penelitian ini antara lain : (1) Peningkatan kemampuan mengenal huruf setelah menggunakan media gambar dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 65,80 dan

Grafik menunjukkan hubungan lendutan terhadap penambahan beban dari balok.beton.bertulang..HVFA- SCC..50%.dan.beton normal cenderung tidak berbeda jauh dimana nilai

Faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan tingkat perkembangan motorik kasar dan motorik halus balita adalah status gizi balita, lama mengikuti PAUD dan

kualitatif. Data penelitian berupa istilah blog berbahasa Inggris yang terdapat dalam WordPress dalam bentuk kata, frasa, klausa, dan kalimat. Sumber data dalam penelitian