• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEXT BOOK READING ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) & OBSESSESIVE COMPULSIVE DISORDER (OCD) Pembimbing : dr. Muttaqien Pramudigdo, Sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEXT BOOK READING ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) & OBSESSESIVE COMPULSIVE DISORDER (OCD) Pembimbing : dr. Muttaqien Pramudigdo, Sp."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TEXT BOOK READING

ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)

&

OBSESSESIVE COMPULSIVE DISORDER (OCD)

Pembimbing :

dr. Muttaqien Pramudigdo, Sp. S Oleh :

Muhamad Anggi Montazeri G1A2111078

(2)

PENDAHULUAN

background

• Kesenjangan antara perkembangan fisik, sosial dan psikologik serta peristiwa yg menimbulkan stress dapat mempengaruhi kesehatan mental

ADHD OCD

• Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, atau sering dikenal dengan

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan kondisi dimana individu tidak

mampu mengontrol pikiran yang menjadi obsesi yg sebenarnya tidak diharapkan dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol

pikirannya tsb dgn tujuan untuk menurunkan tingkat kecemasannya disebut juga dengan Obsessive compulsive disorder (OCD), merupakan gangguan perilaku dan kepribadian yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja.

Epidemiologi

• Prevalensi ADHD  8 - 10 persen anak usia sekolah hal tersebut menjadikan ADHD sebagai salah satu gangguan yang paling umum pada masa kanak-kanak.3,4 Sedangkan prevalensi OCD paling banyak usia akhir remaja dan

(3)

Tinjauan pustaka

ADHD  Gg. pemusatan perhatian dan

hiperaktivitas ditandai dengan rentang

perhatian yang buruk yang tidak sesuai

dengan perkembangan atau adanya gejala

hiperaktivitas dan impulsivitas yang tidak

sesuai dengan usia.

Gejala ini paling sedikit 6 bulan dan tjd pada

(4)

Kriteria

a. Inatensi (Gg. Pemusatan perhatian)

b. Hiperaktif (Gg. Aktivitas berlebihan)

c. Impulsivitas (Gg. Pengendalian diri)

Permasalahan = kriteria. Melainkan kesulitan

dalam satu/lebih lingkungan, seperti; rumah,

sekolah, pekerjaan dan hubungan sosial.

(5)

Tidak semua anak dan remaja mempunyai

tipe ADHD yg sama

Dengan demikian ada 3 subtipe ADHD,

antara lain:

a. Predominan tipeinatensif

b. Predominantipe hiperaktif-impulsif

c. Jenis Gabungan/Kombinasi (inatensif, hiperaktif-impulsif).7

(6)

C:\Users\M. Anggi

Montazeri\Documents\table dsm 4

adhd.docx

(7)

 Diagnosis ADHD ditegakkan berdasarkan tipe sebagai berikut ( Tabel 1) :

1. ADHD tipe kombinasi : Bila memenuhi

kriteria baik A1 maupun A2 selama 6 bulan terakhir

2. ADHD predominan tipe inatensi : jika memenuhi kriterian tipe A1 tapi tidak

memenuhi kriteria A2 selama 6 bulan terakhir 3. ADHD predominan tipe hiperaktif impusif :

jika memenuhi kriteria A2 tetapi tidak memenuhi kriteria A1 selama 6 bulan terakhir.6,8

(8)

Etiologi

1. Faktor genetik

a. Keluarga

b. Studi genetik molekular

c. Hubungan ADHD dengan sindrom genetik

2. Faktor lingkungan

a. Pajanan alkohol dan nikotin serta stres maternal saat prenatal b. Pajanan toksin c. Komplikasi kelahiran d. Cidera otak e. Fungsi tiroid f. Diet g. Faktor psikososial

(9)

Px penunjang

Child Behaviour Check List atau Behavior

Assessment System for Children merupakan

skala yang terstandarisasi guna men-skrining

kemungkinan adanya gangguan lain

Brown ADD Diagnostic Form for

Adolescents-Revised memberikan daftar pertanyaan

penting yang dapat dijadikan indikator untuk

(10)

Tata laksana

a.

Farmakoterapi

1. Stimulan (methylphenidate dan

amphetamin)  meningkatkan kontrol

inhibisi dan memperlambat potensiasi antara

stimulasi dan respon. ESO: insomnia,

hilangnya nafsu makan dan sindrom tourette

2. Tricyclic antidepressan

b.

Terapi perilaku  mengidentifikasi gangguan

dan merubah tingkah laku, dilakukan scr

komprehensif (ortu, guru, dan keluarga

dirumah)

(11)

Terdapat lima modul materi latihan terapi perilaku, yaitu :

Feedback positive. Digunakan apabila target perilaku positif

tercapai

Ignore-attend-praise. Digunakan ketika terungkap satu atau

lebih adanya perilaku yang tidak cocok

Teachin ginteraction. Digunakan untuk koreksi terhadap

perilaku yang tidak sesuai dan anak belum mempelajari

suatu ketrampilan. Ini berguna untuk memberikan alternatif yang cocok dan praktis bagi anak untuk suatu ketrampilan.

 Penanganan langsung. Cara ini digunakan untuk

menghentikan tingkah laku yang tidak sesuai apabila dengan cara Ignore attendpraise tidak berhasil.

 Cara duduk dan memperhatikan. Cara ini digunakan untuk menghentikan tingkah laku agresif dan merusak.9

(12)

Obsessive-Compulsive Disorder

(OCD)

Obsessive  pikiran, perasaan, ide atau sensasi

yang mengganggu

Compulsive  desakan atau paksaan untuk

melakukan sesuatu yang akan meringankan rasa tidak nyaman akibat obsesi

 OCD adalah kondisi dimana individu tidak mampu

mengontrol dari pikiran-pikirannyayang menjadi obsesi yg sebenarnya tidak diharapkan dan

mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tsb untuk

(13)

Faktor Predisposisi

1. Faktor biologis

- Neurotransmitter  berkurangnya jumlah serotonin. Tergantung proyeksi

- Peningkatan aktivitas dengan pencitraan otak PET (Positron emession Tomography) baik

aliran darah dan metabolisme di lobus frontalis , ganglia basalis dan singulum

- Genetika  monozigotik > dizigotik

2. Faktor perilaku

pembiasaan memasangkan peristiwa yang secara alami adalah berbahaya atau menghasilkan

(14)

CONT’D

Faktor psikososial

OCD dan OCPD

(15)

Faktor Pencetus

 Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home, kesalahan atau

kehilangan masa kanak-kanaknya. (teori ini masih dianggap lemah namun masih dapat

diperhitungkan)

 Faktor neurobilogi dapat berupa kerusakan pada lobus frontalis, ganglia basalis dan singulum.

 Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi.

 Riwayat gangguan kecemasan.

 Depresi.

(16)

GAMBARAN KLINIS

Pola pertama  suatu obsesi akan kontaminasi, diikuti

oleh mencuci atau disertai oleh penghindaran obsesif terhadap objek yang kemungkinan terkontaminasi. Objek yang ditakuti seringkali sukar untuk dihindari (contohnya feses, urin, debu atau kuman).

Pola kedua  Obsesi seringkali melibatkan suatu

bahaya kekerasan (seperti lupa mematikan kompor atau tidak mengunci pintu)  self-doubt

Pola ketiga  pola dengan semata-mata pikiran

obsesional yang mengganggu tanpa suatu kompulsi, ex: suatu tindakan seksual

Pola keempat  kebutuhan akan simetrisitas atau

ketepatan, yang dapat menyebabkan perlambatan kompulsi. Ex: menarik rambut kompulsif

(17)
(18)

Penatalaksanaan

Farmakoterapi  SSRI (Selective Serotonin

Reuptake Inhibitor )  Serotonin lebih

bertahan lama di sinaps

Family therapy  broken home

Behavior therapy

a. latihan relaksasi  berpikir dan bersikap

rileks. Memikirkan pikiran obsesi dalam

alam sadar, ketika obsesi muncul, terapis

meminta pasien untuk mengehentikan

pikiran itu misalnya dengan memukul

meja atau menarik tali elastic

(19)

Cont’d

b. Response prevention technique

Stimulus untuk melakukan tindakan kompulsif. Jika rangsangan kompulsif muncul maka pasien secara aktif diberanikan untuk melawan

tingkah laku kompulsif, sering dengan

mengalihkan perhatian , ex: memukul meja c. Penurunan kecemasan  desensitasi sistemik

dgn menghadapkan sesuatu pada situasi menakutkan (misalnya pisau atau hal lain) secara pelan-pelan hingga kecemasan hilang atau tidak ada lagi

(20)

Cont’d

Terapi lain

a. Electrokonvulsif (ECT)

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Faraone SV, Sergent J, Gillberg C, Biederman J. The worldwide prevalence of ADHD : is it an American condition?. World Psychiatry. 2003 ; 2: 104-13.

2. SIGN. Management of attention deficit and hyperkinetic disorders in children and young people. Edinburgh: Scottish Intercollegiate Guidelines Network. 2009

3. Merikangas KR, He JP, Brody D, et al. Prevalence and treatment of mental

disorders among US children in the 2001-2004 NHANES. Pediatrics 2010; 125:75.

4. Pliszka S, AACAP Work Group on Quality Issues. Practice parameter for the assessment and treatment of children and adolescents with

attention-deficit/hyperactivity disorder. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry 2007; 46:894. 5. Reiff MI, Banez GA, Culbert TP. Children who have attentional disorders:

diagnosis and evaluation. Pediatr Rev. 1993;14:455–465

6. Australian Guidelines on Attention Deficit Hyperactivity Disorder(ADHD).the Royal Autralasian College of Physicians. 2009.

7. Flower, Marry .Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder. A publication of the

National Dissemination Center for Children with Disabilities. 2004 ; 3

8. Group Health. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Adults Diagnosis and Treatment Guideline. 2012

9. Hartanto, Fitri .Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada Remaja. FK UNDIP. 2009

(22)

Cont’d

1. Fausiah, F & Widury, J. Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta: UI-Press. 2007. 47-60.

2. Durand, V. Mark dan David H. Barlow. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2006.

3. Davison, Gerald. C & Neale, John.M. 2001. Abnormal Psychology 8th edition. New York: John Wiley & Son. 2001.

70-85.

4. Marlina, S. Mahajudin. Gangguan Obsesif-Kompulsif. Tinjauan Gejala dan Psikodinamika. Jurnal Anima, vol X, No.40. 2000.

5. Abramowitz, S. Jonathan, Edna, B. Foa & Martin, E.Franklin. Exposure and Ritual Prevention for Obsessive- Compulsive Dissorder: Effects of Intensive Versus Twice- Weekly Session. Journal of Consulting and Clinical

Psychology, American Psychological Association. 2003.

6. Abramowitz, S. Jonathan et al. Symptom Presentation and Outcome of Cognitive-Behavioral Therapy for Obsessive-Compulsive Dissorder. Journal of Consulting and Clinical Psychology, American Psychological Association. 2003.

7. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri jilid II. Edisi Ketujuh. Jakarta : Binarupa Aksara, 1997. 40-53.

8. PDSKJI. Pedoman Penggolongandan diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Cetakan I. Jakarta : Depkes RI. 1993.

9. Khaidirmuhaj. askep-gangguan-obsesif-kompulsif. www.google.com. 2009.

10. inzon, R. 2006. Tatalaksana Farmakologis. Gangguan Spektrum Autistik:Telaah Pustaka Kini. Dexa Media. Jurnal Kedokteran dan Farmasi, No.4, vol.19, ISSN 0215-7551, hal. 169-172.

11. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Obsesif Compulsif Disorder (DSM-IV-TR) 4th ed. Washington DC. American Psychiatric Association. 2000.

12. Symptom distress Scale (Adapted from Symptomp Checklist-90)

http://www.mhsip.org/reportcard/sympdiss.pdf--13/02/10.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian untuk memahami pengetahuan tentang perilaku vandalisme bahan pustaka, memahami motivasi perilaku vandalisme bahan pustaka dan memahami efek perilaku

Ambil larutan A secukupnya masukkan kedalam plat tetes kemudian uji larutan tersebut dengan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.. Lakukan pemeriksaan yang sama

Location of the brain lesions that are correlated with selective defcits in naming persons, animals, or,

Sampai dengan batas akhir Pembuktian Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa tersebut tidak hadir sehingga POKJA menyatakan Paket Pekerjaan Pengadaan Generator Set (Genset,

POWER PURCHASE AGREEMENT BOJONEGARA FINANCE LEASE AGREEMENT PLTU TANJUNG JATI B HUB.HUKUM PARA PIHAK PT PLN (Persero) sebagai buyer , IPP sebagai seller PT PLN

The goal of this research is to experimentally analyze the mechanical response that occur in the product Motorbike Muffler which created using Polymeric material

Tekanan yang diberikan dapat mencapai 1380 kPa, diperlihatkan pada Gambar 2.6. (a)

Hasil pancaran antena yang dirancang juga telah dapat diterima dengan baik, menggunakan antena yang berpolarisasi vertikal maupun horisontal yang diamati melalui hasil pergerakan