• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN POLA TANAM DAERAH IRIGASI BATANG ANAI SUMATERA BARAT TESIS. REFDIZAL NIM : Program Studi Magister Profesional PSDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN POLA TANAM DAERAH IRIGASI BATANG ANAI SUMATERA BARAT TESIS. REFDIZAL NIM : Program Studi Magister Profesional PSDA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN POLA TANAM

DAERAH IRIGASI BATANG ANAI

SUMATERA BARAT

TESIS

Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari

Institut Teknologi Bandung

Oleh

REFDIZAL

NIM : 95003215

Program Studi Magister Profesional PSDA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2005

(2)

KAJIAN POLA TANAM

DAERAH IRIGASI BATANG ANAI

SUMATERA BARAT

Oleh :

R e f d i z a l

NIM : 95003215

Program Magister Profesional PSDA Institut Teknologi Bandung

Menyetujui Tim Pembimbing

Tanggal ...

Pembimbing I

Dr. Ir. SOEBAGIYO SOEKARNEN

Pembimbing II

(3)

ABSTRAK

KAJIAN POLA TANAM DAERAH IRIGASI BATANG ANAI

SUMATERA BARAT Oleh

Refdizal NIM : 95003215

Pola tanam adalah suatu urutan pola tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pelaksanaan pola tanam dari suatu daerah irigasi teknis dalam satu tahun, biasanya dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah setempat. Disamping pertimbangan untuk mendukung kebijakan pangan nasonal, penentuan pola tanam tersebut juga dibuat berdasarkan faktor ketersediaan air dan aspirasi petani.

Daerah irigasi Batang Anai yang mempunyai luas fungsional 4.874 Ha memiliki potensi air cukup memadai, memiliki petani mayoritas mempunyai karakter dengan melaksanakan pola tanam padi-padi, sehingga produksifitas pertanian di daerah irigasi Batang Anai dirasakan berkurang. Dari karakter petani yang demikian, diperlukan suatu bentuk pola tanam yang dapat meningkatkan produksi pertanian dan penggunaan air yang efisien serta sesuai dengan aspirasi petani. Maka untuk itu perlu dilakukan kajian tentang pola tanam agar dapat dijadikan rekomendasi untuk pengelolaan daerah irigasi Batang Anai.

Dalam kajian ini dibahas antara lain; identifikasi pola tanam dan kebutuhan air yang ada, perhitungan debit andalan, perhitungan kebutuhan air yang ada, analisa tenaga kerja, alat-alat pertanian dan harga gabah serta kondisi sosial petani pada daerah irigasi Batang Anai. Dari analisa tentang pola tanam yang ada menunjukan bahwa pola tanam yang dilaksanakan sekarang ini (padi-padi) disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja dan alat-alat pertanian serta kondisi sosial yaitu petani mempunyai kebiasaan pada bulan Ramadhan tidak turun kesawah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas diperlukan adanya mekanisasi pertanian sebagai upaya mengantisipasi kurangnya tenaga kerja. Disamping itu juga perlu adanya penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia pada daerah irigasi Batang Anai.

(4)

ABSTRACT

A STUDY OF CROPPING PATTERN

IN THE IRRIGATION AREA OF BATANG ANAI

WEST SUMATERA

By

Refdizal NIM : 95003215

The cropping pattern is a copping pattern on a farming area in a year, including the period of the land cultivation. The implementation of the cropping pattern of a technical irrigation area in a year is usually performed based on Decree of local Regional Head. In addition to the consideration to support the national food policy, the determination of the cropping pattern is also made based on the water availability factor and farmer’s aspiration.

The irrigation area of Batang Anai, which has a functional area by 4,874 Ha, has adequate water potency and majority farmers possessing a character og performing the paddy-paddy cropping patern, so that the agricultural productivity in the irrigation area of Batang Anai is perceived to be decreased. From such farmer’s aspiration. Hence, it is necessarily conducted a study of cropping patern in order that it can be made as a recommendation for the cultivation of Batang Anai irrigation area.

This study is dealing with the identification of available copping patern and water need, the analyzing of reliable discharge, the analyzing of the available water need, the analyzing of the manpower, agricultural equipment and unhulled paddy price, as well as farmer’s social condition in the irrigation area of Batang Anai. From the analyzing of the analyzing of the available cropping pattern, it indicates that the cropping pattern performed currently (paddy-paddy) is due to the lack of manpower and agricultural equipment as well as social condition, that is the farmer has a custom not to work in the rice field during fasting month.

In order to overcome the question above, it is required an agricultural mechanization as an attempt to anticipate the lack of manpower. In addition, it is also required some information and training for improving the human resources in the irrigation area of Batang Anai.

(5)

iii

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Instit ut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan lancar tanpa menemui hambatan yang berarti. Dalam penulisan Tesis ini penulis banyak sekali mendapatkan masukan, arahan, bimbingan, petunjuk, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada :

1. Bp. Prof. Dr. Ir. Hang Tuah, M.Oc.E, selaku Ketua Program Magister PSDA ITB – Departemen Pekerjaan Umum,

2. Bp. Dr. Ir. Sri Legowo, selaku koordinator pembimbing Tesis, dan sekaligus Wakil Ketua Program Magister PSDA ITB – Departemen Pekerjaan Umum, 3. Bp. Dr. Ir. Soebagiyo Soekarnen, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan arahan dan masukan selama proses penulisan Tesis ini,

4. Ibu Ir. Winskayati, Sp. selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah banyak memberikan arahan dan masukan selama proses penulisan Tesis ini,

5. Bp. Ir. Rastihat, M.Sc dan Bp. Ir. Soekadaryanto, Dipl. HE selaku para dosen penguji pada saat sidang / ujian Tesis,

6. Bp. Ir. Djumpono, M.Eng, selaku Kepala Balai Kerjasama Pendidikan Magister PSDA Pusdiktek Departemen Pekerjaan Umum,

7. Seluruh karyawan / karyawati Program Magister PSDA ITB dan Balai Kerjasama Pendidikan Magister PSDA Pusdiktek Departemen Pekerjaan Umum, 8. Rekan-rekan karyasiswa Program Magister PSDA Angkatan III dan semua pihak

yang telah membantu dalam proses penyelesaian Tesis ini.

Akhirnya, semoga Tesis ini dapat memberikan manfaat, terutama bagi penulis sendiri dalam mengaplikasikan materi perkuliahan dalam bentuk penelitian, serta bagi pihak-pihak lain yang membutuhkannya. Segala kritik dan saran membangun akan penulis terima dengan hati terbuka. Terima Kasih.

Bandung, Juni 2005 Penulis

(7)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACK... ii

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG... xvii

Bab I Pendahuluan ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Lingkup Kajian ... 2

I.3 Lokasi kegiatan ... 3

Bab II Tinjauan Pustaka ... 6

II.1 Neraca Air ... 6

II.1.1 Debit Andalan ... 6

II.1.2 Kebutuhan Air Irigasi ... 6

II.2 Pola Tanam ... 12

II.1.1 Padi-Padi-Palawija ... 13

II.1.2 Padi-Padi-Padi ... 13

II.3 Hubungan Perubahan Pola Tanam terhadap Kebutuhan Air... 14

II.4 Jadwal Tanam ... 14

II.5 Intensitas Tanam ... 14

II.6 Sistim Golongan ... 15

(8)

vi

II.7.1 Sistim Pemberian Air secara terus- menerus ... 15

II.7.2 Sistim Pemberian Air dengan giliran ... 16

II.7.3 Dasar-dasar yang dipakai untuk menentukan sistim pemberian air ... 16

II.8 Teknik Sampling ... 17

II.9 Bagan Alir ... 18

Bab III Data dan Analisa ... 19

III.1 Sumber Data ... 19

III..2 Ketersediaan Data ... 19

III.2.1 Data Debit Sungai ... 19

III.2.2 Data Curah Hujan ... 19

III.2.3 Data Klimatologi ... 20

III.3 Identifikasi Pola Tanam, Jadwal Tanam dan Curah Hujan ... 20

III.4 Identifikasi Pemberian Air ... 21

III.5 Analisa Kebutuhan Air Irigasi ... 25

III.5.1 Perhitungan Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan ... 25

III.5.2 Perhitungan Evapotranspirasi ... 26

III.5.3 Perkolasi ... 29

III.5.3 Penggantian Lapisan Air ... 29

III.5.4 Perhitungan Hujan Efektif ... 29

III.5.6 Perhitungan Air Irigasi ... 30

III.6 Analisa Pola Tanam ... 31

III.6.1 Padi-padi ... 31

III.6.2 Padi-Padi-Palawija ... 37

III.6.3 Padi-Padi-Padi ... 42

III.7 Identifikasi Tenaga Kerja, Alsintan dan Harga Gabah ... 47

III.7.1 Tenaga Kerja ... 47

III.7.2 Alsintan ... 51

(9)

vii

III.8 Identifikasi Kondisi Sosial yang berhubungan dg Pola Tanam... 56

III.8.1 Data Kondisi Petani secara Sampling ... 56

III.8.2 Distribusi Responden menurut Kelompok Umur ... 58

III.8.3 Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan ... 58

III.8.4 Distribusi responden menurut jenis dan luas lahan yg dimiliki ... 59

III.8.5 Permasalahan yang berhubungan dengan pola tanam ... 60

Bab IV Pembahasan ... 61

IV.1 Pola tanam ... 61

IV.1.1 Padi-padi ... 61

IV.1.2 Padi-Padi-Palawija ... 63

IV.1.3 Padi-Padi-Padi ... 64

IV.2 Sistim Golongan ... 66

IV.3 Sistim Giliran ... 66

IV.4 Intensitas Tanam ... 67

IV.5 Tenaga Kerja, Alsintan dan Harga Gabah ... 67

IV.6 Kondisi Sosial yang berhubungan dengan Pola Tanam ... 68

IV.6.1 Kelompok Umur ... 68

IV.6.2 Pendidikan ... 68

IV.6.3 Status dan Luas Lahan ... 68

IV.6.4 Masalah yang berhubungan dengan pola tanam... 69

Bab V Kesimpulan dan Saran ... 70

V.1 Kesimpulan ... 70

V.2 Saran ... 71

(10)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Data debit Batang Anai... ... 74

A1. Data debit Batang Anai... 74

A2. Debit andalan Batang Anai... 75

Lampiran B Data curah hujan stasiun Kasang... 76

Lampiran C Data Klimatologi stasiun Sicincin... 77

C1. Data temperatur... 77

C2. Data Sinar matahari... 78

C3. Data kecepatan angin... 79

C4. Data kelembaban udara... 80

Lampiran D Besar debit andalan dan kebutuhan air irigasi... 81

D1. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam Padi-padi dengan 5 golongan alternatif I... 81

D2. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam Padi-padi dengan 5 golongan alternatif II... 82

D3. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam Padi-padi dengan 5 golongan kondisi ekstrim... 83

D4. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam Padi-padi dengan 2 golongan alternatif I... 84

D5. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam Padi-padi dengan 2 golongan alternatif II... 85

D6. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam Padi-padi tanpa golongan ... 86

D7. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam Padi-padi-palawija dengan 5 golongan alternatif I... 87

D8. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam Padi-padi-palawija dengan 5 golongan alternatif II... 88

(11)

ix

D9. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam

Padi-padi-palawija dengan 2 golongan alternatif I... 89 D10. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam

Padi-padi-palawija dengan 2 golongan alternatif... 90 D11. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam

Padi-padi-palawija tanpa golongan... 91 D12. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam

Padi-padi-padi dengan 5 golongan alternatif I... 92 D13. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam

Padi-padi-padi dengan 5 golongan alternatif II... 93 D14. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam

Padi-padi-padi dengan 2 golongan alternatif I... 94 D15. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam

Padi-padi-palawija dengan 2 golongan alternatif II... 95 D16. Besar debit andalan dan kebutuhan air pola tanam

Padi-padi-padi tanpa golongan... 96 D17. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

15 Desember... 97 D18. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

1 Januari... 98 D19. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

15 Januari... 99 D20. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

(12)

x

D21. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

15 Pebruari... 101 D22. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

1 Maret... 102 D23. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

15 Oktober... 103 D24. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

1 Nopember... 104 D25. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

15 Nopember... 105 D26. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

1 Desember... 106 D27. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

15 Desember... 107 D28. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

1 Januari... 108 D29. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

15 Januari... 109 D30. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam

(13)

xi

D31. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam Padi-padi-palawija dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 1 Januari... 111 D32. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi-palawija dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 15 Januari... 112 D33. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi-palawija dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 1 Pebruari ... 113 D34. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi-palawija dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 15 Pebruari ... 114 D35. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi-palawija dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 1 Maret ... ... 115 D36. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi-palawija dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 15 Maret ... ... 116 D37. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi-padi dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 1 Januari. ... 117 D38. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi –padi dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 15 Januari... 118 D39. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi –padi dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 1 Pebruari... 119 D40. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam

Padi-padi –padi dengan LP= 15 hari dengan mulai

(14)

xii

D41. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam Padi-padi –padi dengan LP= 15 hari dengan mulai

tanam 1 Maret... 121

D42. Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk pola tanam Padi-padi –padi dengan LP= 15 hari dengan mulai tanam 15 Maret... 122

Lampiran E Tabel Penman... 123

Tabel A. Saturation vapour pressure (ea)... 123

Tabel B. Values of weighting factor (1-w)... 124

Tabel C. Values of weighting factor (w)... 124

Tabel D. Extra terrestrial radiation (Ra)... 125

Tabel E. Mean daily duration of maximum possible sunshine hours (N)………..…... 126

Tabel F. (1- ) (0.25 + 0.50 n/N)………... 127

Tabel G. f (T)………... 127

Lampiran F Foto Dokumentasi... 128

(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Peta lokasi kajian ... 4

Gambar I.2 Peta D.I. Batang Anai ... 5

Gambar II.1 Pola tanam padi-padi-palawija ... 13

Gambar II.2 Pola tanam-padi-padi-padi ... 13

Gambar II.3 Bagan alir kajian... 18

Gambar III.1 Grafik curah hujan (R50) pada D.I. Batang Anai ... 21

Gambar III.2 Grafik neraca air kondisi eksisting ... 23

Gambar III.3 Skema jaringan D.I. Batang Anai... 24

Gambar III.4 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi dengan 5 golongan alternatif I... 32

Gambar III.5 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi dengan 5 golongan alternatif II... 33

Gambar III.6 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi dengan 5 golongan kondisi ekstrim ... 34

Gambar III.7 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi dengan 2 golongan alternatif I... 35

Gambar III.8 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi dengan 2 golongan alternatif II... 35

Gambar III.9 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi tanpa golongan alternatif I ... 36

Gambar III.10 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi tanpa golongan alternatif II... 37

Gambar III.11 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-palawija dengan 5 golongan alternatif I ... 38

Gambar III.12 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-palawija dengan 5 golongan alternatif II ... 39

Gambar III.13 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-palawija dengan 2 golongan alternatif I ... 40

(16)

xiv

Gambar III.14 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola

tanam padi-padi-palawija dengan 2 golongan alternatif II... 40

Gambar III.15 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-palawija tanpa golongan alternatif I ... 41

Gambar III.16 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-palawija tanpa golongan alternatif II... 42

Gambar III.17 Grafik perband ingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-padi dengan 5 golongan alternatif I ... 43

Gambar III.18 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-padi dengan 5 golongan alternatif II ... 43

Gambar III.19 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-padi dengan 2 golongan alternatif I ... 44

Gambar III.20 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-padi dengan 2 golongan alternatif II ... 45

Gambar III.21 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-padi tanpa golongan alternatif I ... 46

Gambar III.22 Grafik perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air pola tanam padi-padi-padi tanpa golongan alternatif II... 46

Gambar III.23 Grafik perbandingan tenaga kerja ... 51

Gambar III.24 Grafik perbandingan alat traktor LP 15 hari ... 53

Gambar III.25 Grafik perbandingan alat traktor LP 30 hari ... 53

Gambar III.26 Grafik perbandingan alat traktor LP 45 hari ... 54

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Harga koefisien tanaman untuk padi menurut Fao ... 9

Tabel II.2 Harga Koefisien tanaman untuk palawija menurut Fao ... 9

Tabel II.3 Nilai rata-rata koefisien tanaman ... 10

Tabel II.4 Nilai rata-rata WLR ... 11

Tabel III.1 Pola tanam dan jadwal tanam pada tahun 2005 ... 20

Tabel III.2 Areal potensial dan fungsional D.I. Batang Anai ... 21

Tabel III.3 Pembagian petak terssier menurut golongan eksisting ... 22

Tabel III.4 Rekapitulasi pemberian air pola tanam padi-padi ... 23

Tabel III.5 Kebutuhan air untuk penyiapan lahan 30 hari ... 25

Tabel III.6 Kebutuhan air untuk penyiapan lahan 15 hari ... 26

Tabel III.7 Evapotranspirasi metode penman ... 28

Tabel III.8 Hujan efektif untuk tanaman padi ... 29

Tabel III.9 Hujan efektif untuk tanaman palawija... 30

Tabel III.10 Pola tanam padi-padi dengan 5 golongan ... 32

Tabel III.11 Pola tanam padi-padi-palawija dengan 5 golongan... 38

Tabel III.12 Pola tanam padi-padi-palawija dengan 2 golongan ... 39

Tabel III.13 Jumlah penduduk menurut kelompok umur kec. L. Alung... 47

Tabel III.14 Jumlah penduduk menurut kelompok umur kec. B. Anai... 47

Tabel III.15 Jumlah penduduk menurut kelompok umur kec. B. Sintuk TGP... 48

Tabel III.16 Jumlah penduduk menurut kelompok umur kec. B. Ulakan T... 48

Tabel III.17 Rekapitulasi jumlah tenaga kerja umur 15 – 50 tahun... 48

Tabel III.18 Rekapitulasi jumlah tenaga kerja utk mengolah sawah dlm 1 Ha.... 49

Tabel III.19 Kebutuhan tenaga kerja untuk golongan I ... 49

Tabel III.20 Kebutuhan tenaga kerja untuk golongan II ... 50

Tabel III.21 Kebutuhan tenaga kerja untuk golongan III ... 50

Tabel III.22 Kebutuhan tenaga kerja untuk golongan IV ... 50

Tabel III.23 Kebutuhan tenaga kerja untuk golongan V ... 51

(18)

xvi

Tabel III.25 Jumlah traktor roda dua LP = 15 hari ... 52

Tabel III.26 Jumlah traktor roda dua LP = 30 hari ... 53

Tabel III.27 Jumlah traktor roda dua LP = 45 hari ... 54

Tabel III.28 Harga gabah kering panen ... 55

Tabel III.29 Harga gabah kering giling ... 55

Tabel III.30 Jumlah responden daerah hulu ... 57

Tabel III.31 Jumlah responden daerah tengah... 57

Tabel III.32 Jumlah responden daerah hilir... 57

Tabel III.33 Jumlah responden berdasarkan kelompok umur ... 58

Tabel III.34 Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 59

(19)

xvii

DAFTAR SINGAKATAN DAN LAMBANG

Singkatan Nama Pemakaian Pertama kali pada halaman

N Jumlah Data 6

m Urutan data dari kecil ke besar 6 NFR Netto Field Requirement 6

Etc Evapotranspirasi 6

P Perkolasi 6

Re Rainfall Efektif 6

WLR Water Level Requirement 6 IR Irrigation Requirement 7 M Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan akibat evaporasi

dan perkolasi 7

Eo Evaporasi air terbuka 7 T Jangka waktu penyiapan lahan 8 S Kebutuhan air untuk penjenuhan 8 Eto Evapotranspirasi tanaman acuan 8

W Weight factor 8

Rn Net Radiasi 8

F(u) Fungsi kecepatan angin 8 ea-ed Perbedaan antara tekanan uap jenuh pada temperatur rata-rata

dan tekanan uap di udara 8 KP Kriteria Perencanaan 9

AP Angka Pembanding 12

MT Musim Tanam 13

K Faktor perbandingan debit yang tersedia dengan

(20)

xviii

P Populasi jumlah petani 17

KCD Kepala Cabang Dinas 19 BPS Badan Pusat Statistik 19

LP Land Preparation 20

O&P Operasi dan Pemeliharaan 29 GKP Gabah Kering Panen 55 GKG Gabah Kering Giling 55

(21)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

(1) Pola tanam yang dilakukan pada Daerah Irigasi Batang Anai dengan luas fungsional 4.874 Ha sekarang ini, yaitu padi-padi (2 kali dalam setahun) dengan 5 golongan dikarenakan kurangnya tenaga kerja dan alat-alat mesin pertanian, seperti sebagai berikut :

a. Kecamatan Sintuk TGP dengan luas 1.170 Ha mempunyai tenaga kerja sebanyak 5.112 orang sedangkan yang dibutuhkan untuk 1 hari kerja adalah 35.100 orang. Dan untuk alsintan yang tersedia adalah 18 buah sedangkan yang dibutuhkan untuk masa pengolahan lahan 15 hari adalah 156 buah. b. Kecamatan Lubuk Alung dengan luas 1.020 Ha mempunyai tenaga kerja

sebanyak 16.107 orang sedangkan yang dibutuhkan untuk 1 hari kerja adalah 30.600 orang. Dan untuk alsintan yang tersedia adalah 45 buah sedangkan yang dibutuhkan untuk masa pengolahan lahan 15 hari adalah 136 buah.

c. Kecamatan Batang Anai dengan luas 1.536 Ha mempunyai tenaga kerja sebanyak 14.221 orang sedangkan yang dibutuhkan untuk 1 hari kerja adalah 26.160 orang. Dan untuk alsintan yang tersedia adalah 22 buah sedangkan yang dibutuhkan untuk masa pengolahan lahan 15 hari adalah 205 buah.

d. Kecamatan Ulakan Tapakis dengan luas 1.148 Ha mempunyai tenaga kerja sebanyak 6.150 Ha sedangkan yang dibutuhkan untuk 1 hari kerja adalah 34.440 orang. Dan untuk alsintan yang tersedia adalah 16 buah sedangkan yang dibutuhkan untuk masa pengolahan lahan 15 hari adalah 151 buah.

(22)

71

(2) Tingkat pendidikan petani pada D.I. Batang Anai termasuk bagus karena yang berpendidikan SD kecil dari 40 %, sehingga petani didaerah ini akan cenderung aktif mengikuti pendidikan non formal dan cepat menerima teknologi baru. Seperti hasil dari kuesioner yaitu SD/SR 36,67 % dan SLTP 43,33 % serta SLTA 20,00 %.

(3) Luas kepemilikan lahan D.I. Batang Anai cukup rendah karena lebih kurang 80 % petani mempunyai lahan dibawah 1 Ha yang dapat mempengaruhi kepada pendapatan petani

V.2 Saran

(1) Untuk D.I. Batang Anai saat ini diperlukan adanya mekanisasi pertanian untuk mengantisipasi kurangnya tenaga kerja serta untuk menjalankan mekanisasi pertanian tersebut perlu adanya penyuluhan dan pelatihan (pemberdayaan petani).

(2) Apabila mekanisasi pertanian sudah berjalan dengan baik ditinjau dari segi ketersediaan air pola tanam padi-padi-palawija disarankan menjadi 2 golongan karena dengan 5 golongan memerlukan waktu yang lama untuk pengolahan tanah, sehingga tidak menganggu kebiasaan petani pada bulan Ramadhan. (3) Guna meningkatkan hasil produksi, petani dapat tetap menggunakan varietas

unggul tetapi ditinjau dari peningkatan pendapatan petani diberi kebebasan untuk menggunakan varietas yang mempunyai harga jauh lebih tinggi atau jenis tanaman lainnya atau meningkatkan intensitas tanam.

(4) Rencana pengembangan areal pertanian dianjurkan untuk mulai disiapkan, tetapi perlu dukungan dengan mekanisasi pertanian untuk menghindari kurangnya tenaga kerja.

(23)

72

(5) Penanaman palawija pada musim tanam ketiga (MT III) juga dimaksudkan adalah karena melihat produksi gabah di Kabupaten Padang Pariaman telah mencukupi. Dari data statis tik Kabupaten Padang Pariaman produksi gabah pada tahun 2003 adalah 238.062,75 ton, sedangkan kebutuhan penduduk hanya 55.573,35 ton. Dan juga untuk menjaga kestabilan harga gabah khususnya di kabupaten Padang Pariaman.

(24)

72

DAFTAR PUSTAKA

1. Andi Nuhung, Iskandar. (2003), Membangun Pertanian Masa Depan, Aneka Ilmu, Semarang

2. Anonim (2003), Alat-alat pertanian Kabupetan Padang Pariaman, Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman , Pariaman

3. Anonim (2003), Kabupaten Padang Pariaman dalam angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman , Pariaman

4. Anonim (2003), Kecamatan Batang Anai dalam angka , Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman, Pariaman

5. Anonim (2003), Kecamatan Lubuk Alung dalam angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman , Pariaman

6. Anonim (2003), Kecamatan Sintuk TGP dalam angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman , Pariaman

7. Anonim (2003), Kecamatan Ulakan Tapakis dalam angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman, Pariaman

8. Anonim (2003), Kecamatan Ulakan Tapakis dalam angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman , Pariaman

9. Anonim. (1886), Standar Perencanaan Irigasi (KP-01), Dep.PU Ditjen Pengairan, Jakarta

10. Anonim. (1886), Standar Perencanaan Irigasi (KP-03), Dep.PU Ditjen Pengairan, Jakarta

11. Anonim. (1986), Standar Perencanaan Irigasi Bagian Penunjang, Dep.PU Ditjen Pengairan, Jakarta

12. Harto, Sri. (1985), Hidrologi Terapan, Yogyakarta

13. Ibrahim, Jabal Tarik. (2003), Sosiologi Pedesaan Universitas Muhammadiyah, Malang

14. Intimulya Multikencana, PT. (1998), Desain Irigasi Kecil (PIK) Daerah Irigasi

(25)

73

15. Kurnia, Ganjar (Editor). (1997), Hemat air irigasi, kebijakan, teknik pengelolaan

dan sosial budaya, Pusat Dinamika Pembangunan Unpad, Bandung

16. Puspotardjo, Suprojo. (2001), Pengembangan Irigasi, Usaha Tani berkelanjutan

dan Gerakan Hemat Air, Depdiknas, Jakarta

17. Soekanto, Soerjono. (1990), Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta

18. Sukirno, Sadono. (1985), Beberapa Aspek dalam Persoalan Pembangunan Daerah, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta 19. Wangsadipura, Mulyana. (2003), Diktat Hidrologi, Institut Teknologi Bandung,

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kelak di kemudian hari terdapat bukti yang memberatkan bahwa saya melakukan plagiasi sebagian atau seluruh hasil karya saya — yang mencakup Landasan Konseptual Perencanaan dan

Pada penelitian ini, pencirian gugus fungsi sodium lignosulfonat yang berbasis lignin dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dilakukan dengan cara sidik jari (fingerprinting)

Ketua Majelis setelah menerima berkas perkara tersebut, bersamasama hakim anggotanya mempelajari berkas perkara. Ketua kemudian menetapkan hari dan tanggal serta jam

Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia

mengenai SKKS (Status Keadaan Konflik Sosial) • Dalam pemulihan pasca konflik, telah mengatur.. mengenai kegiatan-kegiatan recovery, reintegrasi dan

Tahap ini merupakan pengujian system, yang terdiri dari beberapa langkah yang harus dilakukan seperti menghubungkan modem dengan modul Gammu SMS server ,

Pada Provinsi Sumatera Selatan sektor industri pengolahan, sektor listrik dan sektor pengangkutan memiliki hubungan yang sangat kuat antara pembiayaan dengan