• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA PENGELOLAAN PAJAK HOTEL PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA KUPANG KERTAS KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKUNTABILITAS KINERJA PENGELOLAAN PAJAK HOTEL PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA KUPANG KERTAS KERJA"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

i

AKUNTABILITAS KINERJA

PENGELOLAAN PAJAK HOTEL PADA

DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA KUPANG

Oleh:

KHINTA MARIA DAMI

NIM: 232010202

KERTAS KERJA

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI

: AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu,

dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

(Amsal 3:5)

Karena masa depan sungguh ada,

dan harapanmu tidak akan hilang.

(Amsal 23:18)

Don’t be upset by the results,

(7)

vii

ABSTRACT

Implementation of autonomy not only provide discretion to the local

government but also give accountability performance on their financial

management. One of the local revenue is hotel tax that support the regional

growth as a result of good governance. The purpose of the study to find out is the

accountability performance system by Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang

can support hotel tax management as one of the local revenue. The result showed

that the government performance accountability system has been implemented

properly so that the performance of the management of hotel tax shows good

result, in which realization of achieving the target since fiscal year 2009-2014

exceeded the target, except in 2013. Nevertheless, according to the research of

Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, there is still a problem that isn’t

optimal coordination and control in the management of PAD, the limited quality

of human resources, low awareness of taxpayers and need to upgrade the

infrastructure and facilities work.

(8)

viii

SARIPATI

Penyelenggaraan otonomi daerah tidak hanya memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah tetapi tuntutan untuk memberikan pertanggungjawaban kinerja (akuntabilitas) dalam mengurus dan mengelola rumah tangganya, salah satunya dalam pengelolaan sumber penerimaan daerah (pajak hotel) guna mendukung kelancaran pembangunan daerah sebagai wujud penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good

governance). Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah sistem

akuntabilitas kinerja yang diterapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah mendukung pengelolaan pajak hotel sebagai salah satu sumber penerimaan daerah. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah diimplementasikan dengan baik sehingga kinerja pengelolaan pajak hotel menunjukan hasil yang baik, dimana realisasi pencapaian target sejak tahun anggaran 2009-2014 melampaui target kecuali pada tahun anggaran 2013. Walaupun demikian, Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang masih terdapat permasalahan yaitu belum optimalnya koordinasi dan pengawasan dalam pengelolaan PAD, terbatasnya kualitas SDM, masih rendahnya kesadaran wajib pajak dan perlu peningkatan sarana dan prasarana kerja.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan

setiap kegiatan pemerintahan, termasuk pengelolaan keuangan daerah. Dengan

ditetapkannya sistem yang disebut Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP), diharapkan agar segala kegiatan pemerintah salah satunya

kegiatan dalam mengelola keuangan daerah (termasuk pengelolaan pajak hotel)

dapat dipertanggungjawabkan baik itu keberhasilan maupun kegagalan dalam

pengelolaannya.

Dalam skripsi ini penulis meneliti mengenai sistem akuntabilitas kinerja

yang diterapkan telah mendukung pengelolaan pajak hotel pada Dinas Pendapatan

Daerah Kota Kupang. Skripsi ini merupakan karya penulis, sebagai syarat yang

harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Kristen

Satya Wacana.

Penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang membangun

terhadap kekurangan skripsi guna perbaikan penelitian serupa di kemudian hari.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Salatiga, 1 Mei 2015

Penulis

(10)

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih

karuniaNya yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi dengan judul

Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah

Kota Kupang dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana (S1) Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Penyusunan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya

peran, bimbingan serta doa dan dukungan dari berbagai pihak selama penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala hormat penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:

1. Tuhan Yesus, yang senantiasa memberikan tuntunan dan pertolongan-Nya,

memberikan segala kelancaran sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini.

2. Prof. Christantius Dwiatmadja, SE., ME., PhD., selaku Dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga.

3. Dr. Theresia Woro Damayanti, SE., Msi., Akt., CA, selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW.

4. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE., MBA., Dr, selaku dosen pembimbing bagi

penulis. Terima kasi atas kesabaran dalam memberikan bimbingan dan arahan

yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Yeterina Widi Nugrahanti selaku wali studi, terima kasih atas segala

bimbingan selama masa studi di UKSW.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama proses

perkuliahan.

7. Seluruh pegawai Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang

telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi.

8. Bapa, Mama dan Adik Dio, Mama Corry, Mama Essy, Ka Yoce, terima kasih

atas motivasi, dukungan dan doa.

(11)

xi

9. Teman-teman FEB 2010, Alya, Insos, Kitty, Ka Lucy, Candra, Francklyn,

Asty, Ida, Vira, Tata, teman-teman kos yang memberikan motivasi dan

dukungan.

Penulis menyadari bahwa penyajian maupun pembahasan skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat

menambah pengetahuan dan wawasan bagi pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 1 Mei 2016

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

ABSTRACT ... v

SARIPATI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

1. PENDAHULUAN... ... 1

2. KAJIAN PUSTAKA... ... 4

2.1 Akuntabilitas Kinerja ... 4

2.2 Pengelolaan Pajak Hotel ... 12

2.3 Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan Pajak Hotel ... 14

3. METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Jenis Penelitian ... 18

3.2 Data dan Sumber Data ... 18

3.3 Teknik Analisis Data ... 19

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 21

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang ... 21

4.1.2 Pengelolaan Pajak Hotel Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang... 23

4.2 Penerapan SAKIP pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang ... 25

4.3 Pembahasan ... 37

5. PENUTUP ... 43

5.1 Kesimpulan ... 43

(13)

xiii

5.3 Keterbatasan ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... 49

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perkembangan Jumlah Hotel di Kota Kupang Tahun 2009-2014 ... 2

Tabel 2 Keadaan Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan ... 22

Tabel 3 Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Kupang Tahun 2009-2014 ... 24

Tabel 4 Perubahan Peraturan SAKIP ... 25

Tabel 5 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pendapatan Daerah Kota

Kupang Tahun 2014 ... 31

Tabel 6 Pengukuran Kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun

2009-2014 ... 32

Tabel 7 Perbandingan Antara LAKIP Yang Disusun Dengan LAKIP Yang

Sesuai Peraturan ... 34

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penerimaan Hasil Pajak Hotel Tahun 2009-2013 ... 51

Lampiran 2 Usaha Jasa Hotel Dalam Wilayah Kota Kupang Tahun 2009-2014 52

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Peneltian ... 55

Lampiran 4 Kuisioner ... 59

(16)

16 1. PENDAHULUAN

Selama pemerintahan orde baru sistem pemerintahan yang diterapkan adalah sistem sentralistik, dimana intervensi pemerintah pusat terhadap daerah sangat kuat yang mengakibatkan daerah tidak dapat bertumbuh atau tidak dapat berkreasi dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga banyak menimbulkan permasalahan yang mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Puncak dari krisis tersebut terjadi pada tahun 1998, dimana semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) atau tuntutan masyarakat untuk segera dilakukan reformasi diberbagai bidang, baik dibidang pemerintahan, bidang ekonomi, bidang hukum dan juga birokrasi. Oleh sebab itu, pada tahun 1999 pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 dan telah dirubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana sesuai dengan undang-undang tersebut penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan berdasarkan prinsip desentralisasi kewenangan, desentralisasi fiskal dan desentralisasi administrasi sehingga daerah diharapkan dapat lebih mandiri dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, termaksud kemandirian dalam mengurus dan mengelola sumber-sumber penerimaan.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 dijelaskan bahwa daerah diharapkan lebih mandiri dalam mengurus dan mengelola sumber penerimaan yang salah satu sumber penerimaan daerah berasal dari Pendapatan Daerah (PAD) yang diperoleh dari pajak dan retribusi daerah. Pajak merupakan uang yang diperoleh dari rakyat sehingga penggunaan atau pengelolaannya perlu dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan sebuah sistem yang menjadi landasan bagi seluruh instansi pemerintah dalam mempertanggungjawabkan berbagai kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan

(17)

17

masyarakat, termaksud pengelolaan keuangan daerah yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Sistem yang dijalankan dalam SAKIP sangat menentukan keberhasilan dalam mempertanggungjawabkan pengurusan rumah tangga pemerintah daerah, dimana sistem yang disebut SAKIP terdapat subsistem yang meliputi rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta review dan evaluasi kinerja harus dijalankan karena hubungan saling keterkaitan sehingga mendukung terlaksananya suatu sistem (SAKIP) yang baik.

Kedudukan Kota Kupang sebagai ibukota provinsi memiliki keuntungan tersendiri yaitu merupakan tempat persinggahan (transit) bagi 20 kabupaten dan/atau kota, selain itu terdapat pula kantor-kantor pemerintah, baik kantor pemerintah pusat dan juga daerah serta menjadi pusat kegiatan ekonomi di NTT dengan demikian maka sangat dibutuhkan hotel baik jumlah maupun kualitas yang memadai. Oleh karena itu pertumbuhan hotel di Kota Kupang sangat pesat, dimana pada akhir tahun 2009 jumlah hotel di Kota Kupang baru sekitar 44 hotel, sedangkan pada tahun 2014-2015 jumlah hotel mencapai 66 hotel dengan berbagai klasifikasi.

Tabel 1

Perkembangan Jumlah Hotel di Kota Kupang Tahun 2009 - 2014

Tahun Pertambahan Hotel

Per Tahun Jumlah Hotel

2009 - 44

(18)

18

Perkembangan Jumlah Hotel di Kota Kupang Tahun 2009 - 2014 (Lanjutan)

Tahun Pertambahan Hotel

Per Tahun Jumlah Hotel

2011 3 56

2012 3 59

2013 4 63

2014 3 66

Sumber: BPS Kota Kupang

Tingkat pertumbuhan hotel yang pesat ini tentunya menjadi potensi bagi peningkatan pendapatan dari hasil pajak daerah, khususnya pajak hotel. Besarnya potensi harus didukung dengan sistem pertanggungjawaban terhadap pengelolaan pajak hotel tersebut sehingga dapat memberikan hasil sebagaimana sesuai dengan yang direncanakan.

Berdasarkan pada pembahasan latar belakang diatas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah sistem akuntabilitas kinerja yang diterapkan telah mendukung pengelolaan pajak hotel pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang?

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sistem akuntabilitas kinerja yang diterapkan yang meliputi subsistem yang dimulai dari rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta review dan evaluasi kinerja oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah mendukung sehingga dapat tercapainya sistem akuntabilitas kinerja.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah Kota Kupang khususnya Dinas Pendapatan Daerah dalam pelaksanaan SAKIP secara optimal sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah khususnya pajak hotel.

(19)

19 2. KAJIAN PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah merupakan landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah, yang dalam pelaksanaannya diawali dengan penyerahan kewenangan yang seluas-luasnya dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sehingga daerah mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Selain itu dalam undang-undang disebutkan pula bahwa pengembangan otonomi daerah diselenggarakan dengan prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Undang-undang ini memberikan otonomi secara utuh kepada daerah untuk membentuk dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat. Artinya, daerah sekarang diberikan kewenangan yang luas untuk merancanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan daerah.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah pemerintah tidak hanya diberikan kewenangan yang luas untuk mengatur rumah tangganya tetapi pemerintah juga diharapkan untuk mengatur rumah tangganya dengan bersikap transparan terhadap segala kegiatan yang dilakukan untuk pembangunan daerah dan mempertanggungjawabkan setiap kegiatan atau program yang dijalankan kepada publik yaitu dengan menunjukkan keberhasilan atau pencapaian target yang direncanakan sesuai misi yang ditetapkan organisasi.

2.1 Akuntabilitas Kinerja

Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003, Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan

(20)

20

seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Sedangkan kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Dengan demikian apabila dikaitan dengan penulisan ini yang diarahkan pada instansi pemerintah maka yang dimaksudkan dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.

Pemerintah sebagai pihak yang memberikan pertanggungjawaban kinerja, dalam mencapai keberhasilan atau kegagalan atas sasaran dan tujuan yang ditetapkan pemerintah membutuhkan suatu sistem yang tertata untuk digunakan sebagai dasar atau pedoman untuk menyusun dan melaporkan pertanggungjawaban kinerjanya. Sistem yang digunakan pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.

Dalam pencapaian sasaran atau tujuan, instansi pemerintah harus menetapkan visi, misi dan strategi yang dilaksanakan sehingga dapat menggambarkan tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan atau program sesuai dengan program dan kebijakan yang

(21)

21

ditetapkan. Kewajiban pemerintah untuk memberikan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan/atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik, hal ini disebut sebagai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Agar AKIP dapat terwujud dengan baik, berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Beranjak dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang konsisten dengan asas-asas umum penyelenggaraan negara;

2. Komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi yang bersangkutan; 3. Menunjukan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan;

4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat yang diperoleh; 5. Jujur, obyektif, transparan, dan akurat;

6. Menyajikan keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah terdapat sistem yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, sistem ini disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penyelenggaraan SAKIP meliputi rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta review dan evaluasi kinerja. Untuk petunjuk teknis penyusunan perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara review atas laporan

(22)

22

kinerja terdapat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014.

a) Rencana Strategis

Rencana Strategis (Renstra) dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) menjelaskan mengenai visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategis (cara mencapai tujuan dan sasaran). Tujuan dalam sebuah instansi pemerintah adalah apa yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan mengarah pada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Visi dalam perencanaan strategis dirumuskan sebagai berikut: (a) mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah organisasi; (b) memberikan arah dan fokus strategi yang jelas; (c) mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam sebuah organisasi; (d) memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan organisasi; (e) mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi; dan (f) mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.

Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki instansi pemerintah dan peraturan perundangan atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan strategi yang telah dipilih. Pada perumusan misi hendaknya mampu: (a) melingkup semua pesan yang terdapat dalam visi; (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai; (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh instansi pemerintah; dan (d)

(23)

23

memperhitungkan berbagai masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Sasaran dalam instansi pemerintah merupakan hasil yang akan dicapai nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran yaitu, ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (target) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu atau tahunan secara berkesinambungan dalam rencana strategis.

Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program atau kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan serta visi dan misi intansi pemerintah. Program merupakan kumpulan kegiatan yng sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu.

b) Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian

(24)

24

kinerja mewujudkan komitmen antara penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.

Perjanjian kinerja disusun dengan mencantumkan indikator kinerja dan target kinerja. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan terwujudnya kinerja, tercapainya hasil program dan hasil kegiatan. Indikator kinerja harus memenuhi kriteria sebagai berikut spesifik (specific), dapat terukur (measureable), dapat dicapai (attainable), relevan dan sesuai dengan kurun waktu tertentu.

Perjanjian kinerja bertujuan sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; menciptakan tolok ukur sebagai dasar evaluasi kineja aparatur; sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; dan sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

c) Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala (triwulan) dan tahunan. Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja harus cukup menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah.

(25)

25

Dalam menggambarkan kinerja pemerintah dapat dilakukan pengukuran kinerja pemerintah dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun ini atau beberapa tahun terakhir, membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi, membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada), analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan, analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya, serta analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja.

d) Pengelolaan Data Kinerja

Pengelolaan data kinerja dilakukan dengan cara mencatat, mengolah dan melaporkan data kinerja. Pengelolaan data kinerja mencakup penetapan data dasar (baseline data), penyediaan instrumen perolehan data berupa pencatatan dan registrasi, penatausahaan dan penyimpanan data serta pengkompilasian dan perangkuman. Pengumpulan dan perangkuman harus memperhatikan indikator kinerja yang digunakan, frekuensi pengumpulan data, penanggungjawab, mekanisme perhitungan dan media yang digunakan.

e) Pelaporan Kinerja

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap

(26)

26

pengukuran kinerja. Pelaporan kinerja bertujuan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya tercapai, dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Laporan kinerja disusun oleh setiap tingkatan organisasi yang menyusun perjanjian kinerja dan menyajikan informasi mengenai uraian singkat organisasi, rencana dan target kinerja yang ditetapkan, pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil program atau kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud.

f) Review dan Evaluasi Kinerja

Review adalah penelaahan atas laporan kinerja untuk memastikan bahwa laporan kinerja telah menyajikan informasi kinerja yang andal, akurat dan berkualitas. Penelaah atas laporan kinerja dilaksanakan untuk menilai keselarasan antara Renstra pemerintah daerah atau dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah, terutama keselarasan sasaran, indikator kinerja, program dan kegiatannya.

Tujuan review adalah membantu penyelenggaraan SAKIP dan memberikan informasi keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan data atau informasi kinerja instansi pemerintah sehingga dapat menghasilkan laporan kinerja yang berkualitas. Review terhadap laporan kinerja harus dilakukan oleh aparatur pengawasan intern pemerintah atau tim yang dibentuk untuk itu. Review dilakukan pada saat pelaksanaan manajemen kinerja dan penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah.

Pelaksanaan review dititikberatkan pada pertanggungjawaban pelaksanaan review yang pokoknya mengungkapkan prosedur review yang dilakukan, kesalahan atau

(27)

27

kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan yang disepakati, langkah perbaikan yang telah dilakukan dan saran perbaikan yang tidak atau belum dilaksanakan, hal tersebut merupakan dasar dalam penyusunan pelaporan review. Hasil pelaporan review berisikan pernyataan antara lain review telah dilakukan atas laporan kinerja untuk tahun kerja bersangkutan, review telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman review laporan kinerja, semua informasi yang dimuat dalam laporan review adalah penyajian manajemen dan informasi keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan data atau informasi kinerja instansi pemerintah sehingga dapat menghasilkan laporan kinerja yang berkualitas.

2.2 Pengelolaan Pajak Hotel

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 4 ayat 1 menyatakan bahwa keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, bertanggungjawab mengelola keuangan daerah yang salah satunya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih difokuskan pada pengelolaan pajak hotel sebagai salah satu pajak yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan daerah Kota Kupang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, daerah berkewajiban menyusun Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian dibagi dalam perencanaan 5 (lima) tahunan daerah yang disebut dengan Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Berpedoman pada Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maka Dinas Pendapatan Daerah akan menyusun Rencana Strategis (Renstra), dalam Renstra akan

(28)

28

ditetapkan target/misi yang harus dicapai oleh Dinas Pendapatan Daerah yang salah satunya adalah menetapkan besarnya target pajak hotel yang harus dicapai.

Dalam Rencana Strategis, Dinas Pendapatan Daerah melalui akan mendaftarkan fasilitas penyedia jasa penginapan atau peristirahatan yaitu hotel, yang mencakup motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh). Selanjutnya akan dilakukan pendataan berapa jumlah jasa penginapan dan pelayanan yang disediakan termaksud jasa penunjang yang meliputi fasilitas telepon, faxmail, telex, internet, foto kopi, pelayanan cuci, setrika, transportasi dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola oleh hotel, fasilitas olahraga dan hiburan seperti pusat kebugaran. Setelah didaftar dan didata, selanjutnya akan ditetapkan berapa jumlah hotel dan jasa penginapan lainnya yang harus membayar pajak pada pemerintah daerah berdasarkan hasil pendataan.

Sesuai dengan peraturan daerah APBD Kota Kupang tahun berjalan dan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Pajak Hotel adalah jenis pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak (self-assessment system) dengan dasar pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang harus dibayar kepada hotel dikalikan dengan tarif pajak sebesar 10% (sepuluh persen). Dengan demikian self-assesment system merupakan suatu proses pembayaran pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak baik orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yaitu surat yang digunakan wajib pajak untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, serta Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) yaitu bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan

(29)

29

formulir atau menggunakan cara lain melalui tempat pembayaran yang telah ditunjuk oleh kepala daerah.

2.3 Akuntabilitas Kinerja Pengelolaan Pajak Hotel

Pemerintah daerah sebagai pihak yang telah diberikan kewenangan untuk mengurus rumah tangganya sendiri, dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola sumber daya publik salah satunya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada penelitian ini lebih dikhusus pada pengelolaan pajak hotel berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, dimana dalam mengelola pajak hotel harus memperhatikan ketertiban, ketaatan peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat sehingga dapat mencapai keberhasilan (target) yang telah ditetapkan sebagai wujud pertanggungjawaban pemerintah.

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas kinerja pengelolaan pajak hotel merupakan kewajiban instansi pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang untuk menyampaikan pertanggungjawaban terhadap atasan (Walikota) dan masyarakat mengenai pencapaian kineja dalam pengelolaan pajak hotel. Selanjutnya menurut Keputusan Kepala LAN, agar Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dapat terwujud dengan baik ada persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu beranjak dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya yang konsisten dengan asas-asas umum penyelenggaraan negara.

Sistem tersebut terdapat pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 yaitu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP merupakan rangkaian sistematik berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,

(30)

30

pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang akan menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun termaksud didalamnya ditetapkan target atau misi yang harus dicapai, yang salah satunya adalah menetapkan besarnya target pajak hotel yang harus dicapai, serta ditetapkan visi yang menjadi pandangan ke depan menyangkut kemana harus dibawa dan diarahkan, hal tersebut terkait dengan komitmen pimpinan dan seluruh staf instansi untuk mengarahkan dan menjelaskan apa yang ingin dicapai organisasi.

Setelah ditetapkan Renstra selanjutnya dibuat perjanjian kinerja yang berisikan penugasan dari Walikota Kupang kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang. Melalui Bidang Pendapatan I akan didistribusikan dan diterima kembali formulir pendaftaran yang telah diisi oleh wajib pajak dan dibuat laporan tentang formulir pendaftaran wajib pajak yang belum diterima kembali, lalu akan dicatat nama pemilik hotel dan alamat wajib pajak dan ditetapkan nomor pokok wajib pajak (NPWP). Bidang Pendapatan I akan menghimpun dan mengelola serta mencatat objek dan subjek pajak hotel, kemudian melakukan pemeriksaan lapangan atau lokasi dan melaporkan hasilnya dan membuat daftar mengenai formulir SPT yang belum diterima kembali dan terakhir akan menghitung serta menetapkan jumlah pajak hotel yang terhutang.

Berdasarkan perjanjian kinerja yang dibuat, maka selanjutnya pemerintah akan melakukan pengukuran kinerja yang akan menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan. Pengukuran kinerja Dinas Pendapatan Derah ialah membandingkan antara target pajak hotel yang ditetapkan dan realisasi pajak hotel tahun bersangkutan, membandingkan

(31)

31

antara realisasi serta capaian pajak hotel dengan tahun yang bersangkutan atau beberapa tahun terakhir, membandingkan realisasi kinerja pajak hotel sampai dengan tahun bersangkutan dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Renstra Dinas Pendapatan Daerah, menganalisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan dari target pajak hotel yang ditetapkan serta solusi yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, menganalisis efisiensi penggunaan sumber daya dalam pengelolaan pajak hotel, serta menganalisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan atau kegagalan pengelolaan pajak hotel. Setelah memperoleh data dari pengukuran kinerja, data tersebut kemudian dikumpulkan dan dirangkum serta harus memperhatikan indikator kinerja yang digunakan sehingga mempermudah pengelolaan kinerja.

Sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan program/kegiatan yang menunjang keberhasilan atau kegagalan target pajak hotel yang telah ditetapkan, pemerintah diwajibkan untuk menyajikannya pelaporan kinerja secara jujur, obyektif, transparan dan akurat. Dalam penyajian keberhasilan dan kegagalan dalam pengelolaan pajak hotel, Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang selaku instansi yang mengelola pajak hotel harus mempertanggungjawabkan dan menjelaskan tingkat kinerja yang telah dicapainya. Pelaporan kinerja tersebut akan dituangkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang akan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan (Walikota) setahun sekali.

Setelah penyusunan LAKIP, tahap terakhir dari penyelenggaraan SAKIP adalah melakukan review dan evaluasi atas kinerja. Dari review yang dilakukan akan dilihat apakah laporan kinerja yang susun oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah disajikan dengan andal, akurat dan berkualitas sesuai dengan data dan informasi yang telah dirangkum dan dikumpulkan. Pelaporan kinerja harus direview oleh auditor aparat pengawas intern

(32)

32

pemerintah yaitu inspektorat daerah Kota Kupang dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

(33)

33 3. METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif, yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari seorang subyek yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang diberikan merupakan data asli yang tidak dirubah serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ciri penelitian deskriptif kualitatif yaitu data penelitiannya diambil dari hasil wawancara atau penelitian, analisis data dilakukan setelah data terkumpul, pengumpulan data secara deskriptif

ditulis dalam bentuk laporan data berupa kata-kata dan gambar.

3.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini terkait dengan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) peroleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yaitu data rencana strategis (Renstra) yang memuat tentang visi, misi dan tujuan Dinas Pendapatan Daerah dalam kurun waktu 5 tahun kedepan, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta review dan evaluasi kinerja. Selain itu dibutuhkan data mengenai pelaporan Dinas Pendapatan Daerah mengenai pencapaian kinerja dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran, dan pelaporan.

(34)

34

Data primer terkait penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak terkait dengan pengelolaan pajak hotel yaitu Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, selain itu sekunder juga diperoleh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014 dan beberapa dokumen seperti Review Rencana Strategi Tahun 2014/2017, Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014, dan Penetapan Kinerja Tahun 2014.

3.3 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini langkah pengumpulan dan teknik pengambilan data yang dilakukan meliputi: data mengenai perencanaan kinerja yang didalamnya memuat mengenai sasaran yang ingin dicapainya dalam tahun yang bersangkutan dan beserta indikator serta rencana tingkat capaiannya (targetnya), program-program yang akan dilaksanakan pada tahun bersangkutan sebagai cara untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang sesuai dengan kebijakan serta pemanfaatan sumber daya untuk mencapai sasaran dan tujuan, dalam kegiatan ini perlu ditetapkan indikator kinerja kegiatan yaitu masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits), dampak (impacts) terhadap pengelolaan pajak hotel dan rencana pencapaiannya.

Data mengenai pengukuran kinerja yaitu akan dilihat tahapan penetapan, pengumpulan data kinerja dan cara pengukuran kinerja. Selanjutnya dilihat data evaluasi terhadap pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mendukung keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan pengelolaan pajak hotel. Data mengenai analisis akuntabilitas kinerja yang meliputi keterkaitan kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan dan misi serta visi. Dalam data

(35)

35

tersebut juga dapat dilihat perkembangan kondisi pencapaian sasaran dan tujuan secara efektif dan efisien, sesuai dengan kebijakan, program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Langkah pengumpulan dan teknik analisis data yang dilakukan meliputi:

1. Peneliti mewawancarai pihak-pihak terkait seperti Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang mengenai kebijakan-kebiajakn operasional dan program pendukung akuntabilitas pengelolaan pajak.

2. Setelah melakukan wawancara, selanjutnya peneliti melihat kembali hasil wawancara lalu peneliti akan mengolah hasil wawancara tersebut dengan memfokus pada hal-hal yang penting. Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada pertanggungjawaban pemerintah dalam mengelola pajak hotel.

3. Setelah hasil wawancara dikelola, peneliti akan menyajikan hasil wawancara dengan menyajikannya sebagai sebuah data. Data tersebut akan disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.

4. Dari data tersebut lalu peneliti akan menarik kesimpulan apakah pemerintah mempertanggung-jawabkan pengelolaan pajak hotel.

(36)

36 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang. Nomenklatur Dinas Pendapatan Daerah ini telah mengalami beberapa kali perubahan, dimana berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, telah ditetapkan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Kupang yang menetapkan nomenklatur Dinas Pendapatan Daerah menjadi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Kupang.

Pada tahun 2013, diterbitkan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2008 tersebut diatas, sehingga nomenklatur dinas kembali menjadi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dengan tugas pokok yaitu “Membantu Walikota dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah dibidang pendapatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan”. Sedangkan fungsi Dinas Pendapatan Daerah yaitu:

1. Merumuskan kebijakan teknis dibidang pendapatan daerah;

2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pendapatan; 3. Membina dan melaksanakan tugas dibidang pendapatan;

(37)

37

5. Pelaksanaan administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan pelaporan;

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Walikota dibidang pendapatan.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsinya tersebut, Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang didukung dengan jumlah pegawai sebanyak 145 orang yang terdiri dari PNS sebanyak 108 orang dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebanyak 37 orang.

Tabel 2

Keadaan Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan

NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH 1 PEGAWAI NEGERI SIPIL

a. Pasca Sarjana/S2 b. Sarjana/S1 c. Sarjana Muda/D3 d. SMU/SMK e. SMP f. SD 4 orang 50 orang 4 orang 50 orang - orang - orang Total 108 orang 2 TENAGA HONORER a. Sarjana/S1 b. SMU/SMK c. SD 8 orang 29 orang 1 orang

(38)

38

4.1.2 Pengelolaan Pajak Hotel Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang

Sesuai penelitian yang dilakukan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang maka pengelolaan keuangan daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dikhususkan pada pengelolaan pajak hotel sebagai salah satu pajak daerah yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembentukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kupang.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 6 Tahun 2011 Pasal 32 tentang Pajak Daerah, sistem pemungutan pajak hotel yang digunakan Kota Kupang merupakan

self-assessment system. Pengelolaan terhadap pajak hotel dimulai dengan pelaporan omset

pemilik hotel (wajib pajak) pada Bidang Pendapatan I Dinas Pendapatan Daerah, dimana omset yang telah dilaporkan akan lakukan pendataan dan pendaftaran untuk melihat berapa banyak hotel yang telah melaporkan omset dan setelah dilakukan pengolahan data omset maka selanjutnya akan dihitung untuk mengetahui jumlah pembayaran atau dasar pengenaan pajak pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 akan ditetapkan besaran pokok pajak hotel dengan mengalikan dasar pengenaan pajak hotel dengan tarif pajak hotel sebesar 10%. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 6 tahun 2011 Pasal 32 tentang Pajak Daerah, setelah pemilik hotel melaporkan omset dan diketahui besaran pokok pajak hotel maka pemilik hotel (wajib pajak) akan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dengan jelas, benar, lengkap dan ditandatangani oleh wajib pajak untuk melaporkan pembayaran serta Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) sebagai bukti pembayaran atau penyetoran pajak pada Bidang Pendapatan I Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang.

(39)

39

Realiasasi pembayaran pajak hotel dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3

Target dan Realisasi Pajak Hotel Kota Kupang Tahun 2009 - 2014

Tahun Anggaran

Target Pajak Hotel (Rp)

Realisasi Pajak Hotel

(Rp) Presentase (%) 2009 1.420.000.000 1.921.407.179 135,31% 2010 1.800.000.000 2.097.769.918 116,54% 2011 2.549.419.000 2.619.562.437 102,75% 2012 3.015.487.000 3.617.254.144 119,96% 2013 5.107.468.000 4.332.621.400 84,83% 2014 5.186.781.084 5.743.185.399 110,73%

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang

Dari data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun anggaran 2013, realisasi pajak hotel sebesar 4.332.621.400 tidak mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 5.107.468.000, berbeda dengan tahun 2009, 2010, 2011 dan 2012 dimana realisasi bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan penelitian pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang tidak tercapainya target tahun 2013 disebabkan oleh kualitas dan jumlah sumber daya manusia (aparatur) yang terbatas dan sarana dan prasarana operasional seperti laptop atau komputer, kendaraan operasional (kendaraan bermotor untuk kegiatan lapangan) yang belum memadai. Selain permasalahan tersebut diatas, maka sesuai hasil penelitian ditemukan pula permasalahan yakni rendahnya kesadaran wajib pajak, dimana terdapat cukup banyak wajib pajak yang tidak jujur dalam melaporkan omset yaitu tidak melapor secara benar saat adanya penambahan pembangunan kamar dan penggunaan fasilitas hotel lainnya.

(40)

40

4.2 Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Dinas Pendapatan Daerah

Berdasarkan tujuan penelitian ini yang ingin mengetahui apakah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diterapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah mendukung pengelolaan pajak hotel berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 (Peraturan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang berlaku). Namun setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa dalam penerapan akuntabilitas kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang ternyata masih menggunakan undang-undang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang lama yaitu Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Tabel 4

Perubahan Peraturan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Instruksi Presiden

Nomor 7 Tahun 1999 (Tidak Berlaku)

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 (Berlaku)

- Perencanaan Strategis (Renstra) - Perencanaan Kinerja

- Pengukuran Kinerja - Pelaporan Kinerja.

- Rencana Strategis (Renstra) - Perjanjian Kinerja

- Pengukuran Kinerja - Pengelolaan Data Kinerja - Pelaporan Kinerja

- Review dan Evaluasi Kinerja

Sumber: LAKIP Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 dihapus dan diberlakukan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, sehingga terdapat beberapa perubahan dan penambahan komponen pada pedoman penyelenggaraan

(41)

41

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah tersebut. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang digunakan Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dalam penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dengan diterbitkannya peraturan baru yaitu Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada tanggal 21 April 2014 yang implementasinya diberlakukan secara bertahap paling lambat tahun anggaran 2014.

Akuntabilitas kinerja yang diterapkan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 dilaksanakan dengan menyusun perencanaan strategis (Renstra), perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja. Implementasi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan Strategis

Perencanaan Strategis (Renstra) dalam SAKIP berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 menjelaskan mengenai visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategis (cara mencapai tujuan dan sasaran). Tujuan dalam sebuah instansi pemerintah adalah apa yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan yang akan mengarah pada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, ditegaskan bahwa daerah berkewajiban menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian dibagi dalam perencanaan 5 (lima) tahunan daerah yang disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka

(42)

42

Menengah Daerah (RPJMD). Dengan berpedoman pada RPJMD Kota Kupang Tahun 2013 - 2017, Penyusunan Renstra memuat visi yang berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut kemana Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang harus dibawa dan diarahkan. Sehingga Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang menyusun visi sebagai berikut: “Terwujudnya Peningkatan Pendapatan Daerah Untuk Mendukung Percepatan Pembangunan Daerah”. Dengan visi tersebut diharapkan dapat mencerminkan apa yang ingin dicapai Dinas Pendapatan Daerah kota Kupang, memberi arah dan fokus yang jelas, mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam dinas, memiliki orientasi terhadap masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam dinas dan mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.

Untuk dapat mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka harus ditetapkan misi sebagai bentuk penjabaran dari visi. Misi pada dasarnya memuat sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh dinas. Oleh sebab itu Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang telah menetapkan misi yang disusun sebagai berikut:

1. Meningkatkan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dinamis,

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan melalui perbaikan sumber daya manusia dan sarana prasarana,

3. Mewujudkan penegakan kepastian hukum pajak daerah dan retribusi daerah.

Penyusunan misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang tersebut diharapkan melingkup semua pesan yang terdapat dalam visi, memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai, memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani

(43)

43

oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, dan memperhitungkan berbagai masukan dari pemangku kepentingan (stakeholders).

Berdasarkan penyusunan visi dan misi, serta isu-isu dan analisis strategi maka dinas telah merancang sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dinas dalam waktu 1(satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan yang disebut tujuan. Dari visi dan misi yang telah disusun maka dijabarkan tujuan dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang adalah: “Mengembangkan sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial dan kreatif dengan tidak membebani rakyat serta peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah”. Penyusunan tujuan tersebut akan mengarahkan pada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sedangkan sasaran merupakan hasil yang akan dicapai oleh dinas secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dan dengan kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Selain itu dalam sasaran juga dirancang indikator sasaran, sehingga Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang menetapkan sasaran yaitu: “Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)”, dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu:

1. Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD); 2. Jumlah pendapatan pajak daerah; 3. Jumlah pendapatan retribusi daerah;

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka Dinas Pendapatan Daerah membutuhkan strategi yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program. Dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan agar pendapatan daerah meningkat maka diperlukan strategi dan kebijakan. Berdasarkan misi yang harus

(44)

44

dilaksanakan, berikut penjabaran strategi dan kebijakan yang disusun Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang yaitu sebagai berikut:

1. Misi I: Meningkatkan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dinamis; a. Strategi:

- Intensifikasi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah b. Kebijakan:

- Meningkatkan kinerja pengelolaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang transparan, jujur, akuntabel dan berkeadilan.

2. Misi II: Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan melalui perbaikan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana;

a. Strategi:

- Meningkatkan kemampuan SDM dalam pelayanan pajak daerah dan retribusi daerah;

- Meningkatkan dan memenuhi standar minimal sarana dan prasarana penunjang pelayanan.

b. Kebijakan:

- Meningkatkan pengetahuan petugas pungut tentang tata cara pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah;

- Mewujudkan penerapan sistem online terhadap pengelolaan PAD.

3. Misi III: Mewujudkan penegakan kepastian hukum pajak daerah dan retribusi daerah: a. Strategi:

- Menetapkan peraturan daerah dan aturan pelaksanaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

(45)

45 b. Kebijakan:

- Meningkatkan pembinaan dan pengawasan serta penilaian terhadap wajib pajak;

- Memberi sanksi hukum terhadap wajib pajak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Setelah strategi dan kebijakan Dinas Pendapatan Daerah dijabarkan, selanjutnya disusun program yang sistematis dan terpadu untuk mendukung tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu, sehingga Dinas Pendapatan Daerah menyusun program untuk mendukung tujuan dan sasaran yaitu dengan meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran, meningkatan sarana dan prasarana, meningkatkan disiplin aparatur, meningkatkan penunjang pelayanan administrasi, meningkatkan sumber daya aparatur, meningkatkan dan mengembangkan pengelolaan pendapatan daerah, serta meningkatkan dan mengembangkan pengelolaan keuangan daerah.

Dengan penyusunan Renstra, Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dapat mengetahui apa yang ingin dicapai dengan adanya visi sebagai pemberi arah dan fokus strategi yang jelas serta memiliki orientasi terhadap masa depan dan mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam dinas dan mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.

(46)

46 2. Perencanaan Kinerja

Perencanaan kinerja merupakan penjabaran dari perencanaan startegis (Renstra) Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang tahun 2014 - 2017, Renstra dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang disusun setiap tahun. Dalam RKT disusun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Pendapatan Daerah dalam tahun yang bersangkutan, cara mencapai tujuan dan sasaran yang berupa kebijakan, program dan kegiatan serta indikator kinerja kegiatan dan target capaiannya. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 5

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 2014

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target

Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

1. Jumlah Pendapatan Asli Daerah

(PAD) 100,923,871,583.00

2. Jumlah Pendapatan Pajak Daerah 47,023,367,364.00 3. Jumlah Pendapatan Retribusi

Daerah 23,291,427,858.00

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang

Dari tabel Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dapat dilihat bahwa sasaran strategis Dinas Pendapatan Daerah adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan indikator kinerja salah satunya adalah jumlah pendapatan pajak daerah termasuk jumlah pendapatan pajak hotel. Untuk dapat mencapai sasaran strategis maka Dinas Pendapatan Daerah perlu meningkatkan jumlah pendapatan pajak daerah (termasuk pajak hotel)

(47)

47

dengan melakukan langkah efisensi yaitu dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, serta sumber daya aparatur juga sangat berperan penting yaitu pengetahuan pegawai (aparatur) dalam mengelola pendapatan pajak daerah (pajak hotel) terutama dalam tahap perencanaan yang menetukan berapa besarnya target dan langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga target dapat tercapai.

c. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan, sehingga laporan kinerja dapat menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah. Kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran (Peningkatan Pendapatan Asli Daerah) dan program kegiatan yang dilakukan melalui rencana kinerja yang membandingkan antara target dan realisasinya. Dikaitkan dengan pengelolaan pajak hotel maka kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran adalah peningkatan pendapatan pajak hotel dan membandingkan antara target pajak hotel dengan realisasi yang dicapai.

Tabel 6

Pengukuran Kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang Tahun 2009 - 2014

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Indikator 2009 1.420.000.000 1.921.407.179 Jumlah Pendapatan Hasil Pajak Daerah (Pajak Hotel). 2010 1.800.000.000 2.097.769.918 2011 2.549.419.000 2.619.562.437 2012 3.015.487.000 3.617.254.144 2013 5.107.468.000 4.332.621.400

(48)

48

2014 5.186.781.084 5.743.185.399

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang

Pengukuran kinerja Dinas Pendapatan Daerah sesuai tabel tersebut menunjukan bahwa tahun 2013 realisasi pajak hotel tidak mencapai target sebagaimana yang diharapkan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dilihat dari realisasi pajak hotel pada tahun 2013 yang tidak tercapai maka pada tahun 2014 Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang melakukan berbagai usaha (inovasi) agar dapat tercapainya target pada tahun 2014, antara lain:

1. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah yang akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kupang.

2. Mengoptimalkan aset-aset daerah yang berpotensial menjadi sumber pendapatan daerah.

3. Melakukan pemutakhiran data wajib pajak untuk mengetahui potensi pajak daerah. d. Pelaporan Kinerja

Laporan kinerja disusun oleh setiap tingkatan organisasi yang menyajikan informasi tentang uraian singkat organisasi, rencana dan target kinerja yang ditetapkan, pengukuran kinerja serta evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran atau hasil program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud, analisis ini juga mencakup atas efisiensi penggunaan sumberdaya.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Sebagai

(49)

49

bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang juga telah menyusun laporan kinerja yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dan diawasi oleh Sekretariat. Dengan penyusunan laporan kinerja tersebut diharapkan agar dapat memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat (Walikota) atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang untuk meningkatkan kinerjanya.

Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dijadikan sebagai acuan oleh Dinas Pendapatan Daerah untuk menyusun laporan pertanggungjawaban (LAKIP). Tabel dibawah akan menjelaskan apakah penyusunan LAKIP oleh Dinas Pendapatan Daerah telah sesuai dengan Keputusan Kepala LAN yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang SAKIP.

Tabel 7

Perbandingan Antara LAKIP Yang Disusun Dengan LAKIP Yang Sesuai Peraturan

No. LAKIP Dinas Pendapatan Daerah Tahun 2014

Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003

Sesuai/ Tidak Sesuai 1 Ikhtisar Eksekutif:

Telah menjelaskan tujuan dan sasaran, pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), realisasi pencapaian indikator sasaran dan perbandingan

Ikhtisar Eksekutif:

Disajikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam Renstra serta pencapaian dan kendala serta langkah dalam mengatasi kendala.

(50)

50

Perbandingan Antara LAKIP Yang Disusun Dengan LAKIP Yang Sesuai Peraturan

No. LAKIP Dinas Pendapatan Daerah Tahun 2014

Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003

Sesuai/ Tidak Sesuai capaian indikator kinerja.

Tidak menjelaskan mengenai kendala dan cara mengatasinya karena mencapai target pada tahun 2014 dengan interpretasi memuaskan.

2 Pendahuluan:

Telah menjelaskan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP, dasar hukum yang digunakan, profil layanan dan struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang.

Pendahuluan:

Menjelaskan gambaran umum instansi.

Sesuai

3 Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja:

Uraian tentang visi-misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja, strategi, kebijakan, rencana kinerja dan penetapan kinerja.

Rencana Strategis (Renstra):

- Rencana Strategis

Uraian singkat tentang Renstra mulai dari visi-misi, tujuan, sasaran serta kebijakan dan program. - Rencana Kinerja

Disajikan Rencana Kinerja Tahunan bersangkutan, menyangkut kegiatan dalam mencapai sasaran sesuai dengan program dan indikatornya.

Sesuai

4 Akuntabilitas Kinerja:  Capaian Kinerja

- Perbandingan antara target dan realisasi tahun 2014, - Perbandingan realisasi kinerja

serta pencapaian kinerja pada tahun 2014 dengan tahun sebelumnya,

Akuntabilitas Kinerja: Menyajikan hasil pengukuran kinerja, evalusi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk keberhasilan dan kegagalan, hambatan serta langkah dalam mengatasi hambatan.

(51)

51

Perbandingan Antara LAKIP Yang Disusun Dengan LAKIP Yang Sesuai Peraturan

No. LAKIP Dinas Pendapatan Daerah Tahun 2014

Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003

Sesuai/ Tidak Sesuai - Perbandingan realisasi kinerja

sampai tahun 2014 dengan target RPJMD,

- Analisis tentang penyebab keberhasilan atau kegagalan kinerja,

- Langkah efisiensi terhadap sarana prasarana, pegawai /aparatur dan keuangan, - Program yang dilakukan

untuk meningkatkan PAD.  Realisasi dan Anggaran 5 Penutup:

 Kesimpulan

Telah menyajikan keberhasilan Dinas Pendapatan Daerah dalam mengelola pendapatan daerah.

 Saran Penutup:

Menyajikan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, hambatan dan kendala serta pemecahan masalah yang dilaksanakan ditahun mendatang.

Sesuai

6 Lampiran - Lampiran

Menyajikan dokumen

penetapan kinerja tahun 2014, keputusan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang tentang LAKIP, dan struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang

Lampiran - Lampiran: Menyajikan perhitungan, gambar dan aspek pendukung seperti SDM, sarana prasarana. Keputusan atau peraturan dan perundang - undangan.

Sesuai

Sumber: LAKIP Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dan Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003

(52)

52 4.3 Pembahasan

Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003, akuntabilitas kinerja merupakan kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategis yang menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan oleh seseorang/badan hukum/ pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban.

Agar penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dapat terlaksana dengan baik maka terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan pelaksanaan AKIP tersebut dilaksanakan berdasarkan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 sebagai berikut:

1. Beranjak dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang konsisten dengan asas-asas umum penyelenggaraan negara.

Dalam pelaksanaan akuntabilitas pada instansi pemerintah dibutuhkan sistem yang dapat mengatur penyelenggaraan akuntabilitas sehingga dalam menjalan tugas dan fungsinya instansi pemerintah tersebut dapat menjamin penggunaan sumber daya. Sistem yang mengatur mengenai akuntabilitas (AKIP) terdapat pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang melingkupi Rencana Strategis (Renstra), Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pengelolaan Data Kinerja, Pelaporan Kinerja, serta Review dan Evaluasi Kinerja .

Referensi

Dokumen terkait

Gedung kantor Pengadilan Negeri Gianyar berdiri diatas tanah seluas 1.812 m² luas tanah untuk bangunan 621 m² berlantai 2, terletak disebelah utara Kantor Pemerintahan

sifat vitamin melalui perlakuan Menanya Observasi Lembar pengamatan sikap kegiatan pembelajaran (Mengamati,mena nya, mengeksplorasi/ eksperimen, 3 x 2 JP Sumber:  Bahan-bahan

Membuat kerja-kerja seperti yang diarahkan oleh Guru Besar dari masa ke semasa.. Mengurus kemasukkan penghuni asrama baru

Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini diharapkan memperkaya pengetahuan serta menambah khasanah teoritik mengenai kurikulum muatan lokal khususnya dalam

Namun masih sangat sedikit penelitian di Indonesia yang meneliti kemampuan komunikasi dengan pendekatan Research Skill Development (RSD) ini. Dari beberapa penelitian

Keadaan ini pada akhirnya akan mempengaruhi ketahanan aktifitas fisik seseorang yang akan menimbulkan kelelahan berlebihan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk

Sehingga berdasarkan penelitian dan pengembangan (research and developmenti) yang telah dilakukan, maka dihasilkanlah sebuah produk berupa media Computer Assisted

Kariadi (2006), sedangkan bahan penelitian yang digunakan adalah daftar usulan kebutuhan obat, le mbar permintaan mutasi (le mba r permintaan obat dari depo farmasi ke