BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang telah dicita-citakan tidak akan pernah lepas dari sistem manajemen di dalamnya. Di mana manajemen pendidikan merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha-usaha personal pendidikan untuk mendayagunakan semua sumber daya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Dalam upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh, berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa lain, membina dan meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai sejak taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Pada jenjang ini potensi dasar perilaku sosial, tumbuh sifat mandiri, disipilin dan rasa cinta pada pendidikan dapat dikembangkan. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pasal (6) ayat 1 : setiap warga negara yang berusia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Reni Marlinawati (2014, suara.com), menyebutkan bahwa angka anak putus sekolah di Indonesia masih tinggi. Menurut data BPS pada tahun 2013 untuk usia 7-12 tahun sebanyak 182.773 anak, usia 13-15 tahun sebanyak 209.976 anak, dan usia 16-18 tahun sebanyak 223.676 anak. UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan. Hal ini menjadi tantangan bagi sekolah dasar di Indonesia untuk mengutamakan proses pendidikan akan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan relevan dengan pembangunan seiring tuntutan arus globalisasi.
Salah satu manajemen yang dapat mengelola seluruh sumber daya pendidikan yaitu siswa khususnya adalah manajemen kesiswaan. Manajemen kesiswaan keberadaannya sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karena kesiswaan merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan keterampilan. Di sekolah dasar keberadaan manajemen kesiswaan tercakup dalam kompetensi manajerial kepala sekolah. Mulyasa (2014:39) menyatakan bahwa manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai
dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.
Di satuan pendidikan, kepala sekolah berkedudukan sebagai manajer dan menyelenggarakan berbagai bidang, salah satunya dalam aspek kesiswaan. Semua kegiatan yang dilakukan oleh guru di sekolah pada akhirnya bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan dirinya. Kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan kondisi sekolah sedemikian rupa agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal dalam berbagai kegiatan sekolah misalnya, penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, dan pemantapan program kesiswaan.
Penerimaan siswa adalah sebuah proses pendataan dan pemberian pelayanan kepada siswa yang baru, setelah para siswa tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh setiap sekolah, baik itu di jenjang sekolah dasar maupun sekolah menengah. Kegiatan penerimaan siswa baru juga mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru, di mana kepala sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerimaan siswa baru. Hasil penelitian yang dilakukan Aminatun (2012) menunjukkan bahwa struktur PPDB meliputi kepala sekolah selaku penanggung jawab kegiatan, ketua panitia dan anggota-anggota lainnya dengan menggunakan system
kebijakan yang berasal dari kepala sekolah dan Diknas.
Pembinaan kesiswaan di sekolah merupakan tanggungjawab kepala sekolah secara garis besar yang berhubungan dengan manajemen kesiswaan adalah memberikan layanan kepada siswa dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Pencapaian hasil pada diri siswa yang optimal, mempersyaratkan pelayanan dari guru yang optimal pula. Guru merupakan tenaga pendidik, maka guru juga bertanggung jawab atas terselenggaranya pembinaan kesiswaan di sekolah secara umum dan secara khusus terpadu dalam setiap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab masing-masing, sehingga guru sebagai pendidik dapat lebih memahami, menguasai, dan menerapkan kompetensi bidang pembinaan kesiswaan.
SD Negeri di Gugus Arjuna berjumlah enam SD Negeri menunjukkan ketidakmerataan dalam jumlah siswa seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.1, ketidakmerataan dalam jumlah siswa paling sedikit berada di SD Negeri Salamsari dan jumlah siswa terbanyak pada SDN 2 Kedu. Desa Salamsari terdiri dari 6 dusun yang letaknya berjauhan. Dusun Krajan dan Karangsari berdekatan , dusun Kemiri, Salam, Naga letaknya berdekatan, dan dusun Watugede berjauhan dengan dusun lainnya. SD Negeri Salamsari
berada di dusun Krajan yang selama ini diduga pengelolaan manajemen kesiswaan yang kurang matang, yaitu dari segi perencanaan dalam penerimaan peserta didik baru. Selain itu, alasan penelitian ini dilakukan pada manajemen kesiswaan SD Negeri Salamsari kecamatan Kedu dikarenakan peneliti melihat pengelolaan manajemen dalam kegiatan penerimaan siswa baru (penerimaan peserta didik baru) yang belum dilaksanakan secara maksimal. Selama ini sekolah menerima siswa baru sesuai dengan jumlah calon siswa baru yang mendaftar. Letak geografis SD Negeri Salamsari berjauhan dengan empat dusun yang ada di desa Salamsari sehingga jumlah siswa hanya sedikit tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal. Kepala sekolah dan guru belum melakukan perencanaan dalam penerimaan peserta didik baru.
Tabel 1.1
Jumlah siswa SD Negeri Gugus Arjuna Kecamatan Kedu Tahun 2014/2015
Nama Sekolah Jumlah Siswa
SD Negeri 2 Kedu 301 SD Negeri Salamsari 69 SD Negeri Danurejo 91 SD Negeri 1 Mojotengah 121 SDN 2 Mojotengah 150 SD Negeri Karangtejo 141
Sumber : UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kedu Menurut tabel di atas dapat dilihat bahwa SD Negeri Salamsari jumlah siswanya paling sedikit.
Untuk itu peneliti memilih satuan pendidikan SDN Salamsari sebagai objek penelitian. Alasannya adalah sekolah ini memiliki komitmen untuk mengimplementasikan manajemen kesiswaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala SDN Salamsari diperoleh informasi bahwa pelaksanaan manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru kurang maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VI di SDN Salamsari diperoleh keterangan bahwa kepala sekolah belum menyusun perencanaan penerimaan peserta didik baru.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pelaksanaan manajemen kesiswaan SD Negeri Salamsari Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung. Untuk itu penulis memilih judul : “Manajemen Kesiswaan di SD Negeri Salamsari Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung (Penerimaan Peserta Didik Baru)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang manajemen kesiswaan penerimaan siswa baru tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan (planning) manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru di SD Negeri Salamsari?
2. Bagaimana pengorganisasian (organizing) manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru di SD Negeri Salamsari?
3. Bagaimana pelaksanaan (actuating) manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru di SD Negeri Salamsari?
4. Bagaimana pengawasan (controlling) manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru di SD Negeri Salamsari?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendiskripsikan perencanaan
manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru di SD Negeri Salamsari.
2. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru di SD Negeri Salamsari.
3. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru di SD Negeri Salamsari.
4. Untuk mendiskripsikan pengawasan manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru di SD Negeri Salamsari.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis dan teoritis, yaitu :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan dalam bidang manajemen kesiswaan pada penerimaan peserta didik baru.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah, sebagai informasi mengenai pelaksanaan manajemen kesiswaan pada penerimaan siswa baru agar dapat meningkatkan efektifitas pelaksanaan manajemen kesiswaan di sekolah.
b. Bagi Guru, sebagai sarana untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen kesiswaan yang selama ini dilakukan.