• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN JUMLAH KARIES GIGI SUSU DAN STATUS GIZI PADA ANAK TK TUNAS HARAPAN I GAMPING SLEMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN JUMLAH KARIES GIGI SUSU DAN STATUS GIZI PADA ANAK TK TUNAS HARAPAN I GAMPING SLEMAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN JUMLAH KARIES GIGI SUSU DAN STATUS GIZI PADA ANAK TK TUNAS HARAPAN I GAMPING SLEMAN

Mukti Anggorowati, Susilarti, Etty Yuniarly

Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Kyai Mojo No 56, Pingit, Yogyakarta

Email : amuktianggorowati@yahoo.com

ABSTRACT

Dental caries in humans is one of widely spread diseases, and it is estimated that 90% is suffered by children. Dental caries or tooth decay is a progressive and destructive damage and occurs to dental tissues enduring calcification. The result of dental caries is the disruption of chewing functions. It can affect the food intake. The chewing disorder may affect nutritional status. The present research is aimed to describe the number of primary teeth caries and nutritional status in children of TK Tunas Harapan I Gamping Sleman. It was descriptive research with cross sectional design. The samples were consisted of children aged 4-6 years old, as many as 38 respondents. They were obtained by total sampling method. The research data were o b t a i n e d b y d i r e c t o b s e r v a t i o n s a n d questionnaires. The examination of primary teeth caries used oral diagnostic tool. The nutritional status used indexes TB/U, BB/U, IMT/U based on WHO reference standards of 2005. The data analysis was presented in the form of cross-t a b u l a cross-t i o n s . T h e r e s u l cross-t s s h o w cross-t h a cross-t cross-t h e characteristics of most research subjects have primary teeth caries included in “excessive” criteria, i.e. amounted to 26 respondents (68.4%), nutritional status with “very thin” criteria as many as 13 respondents (34.2%). The results indicate that the majority of respondents with the

number of primary teeth caries included in “excessive” criteria in children aged “5 years old” are amounted to 21 respondents (55%), and “very thin” nutritional status in 5-year-old children are amounted to 11 respondents (28.9%). Those with primary teeth caries included in “excessive” criteria having “very thin” nutritional status are as many as 11 respondents (28.9%). The research concludes that the majority of children at TK Tunas Harapan I Gamping Sleman with primary teeth caries included in “excessive” criteria have “very thin” nutritional status.

Keywords: Number of Primary Teeth Caries, Nutritional

ABSTRAK

Hasil study pendahuluan di TK Tunas Harapan I Gamping Sleman didapatkan data bahwa jumlah karies gigi susu cukup tinggi dan status gizi anak sangat kurus. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran jumlah karies gigi susu dan status gizi pada anak TK Tunas Harapan I Gamping, Sleman. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 38 responden. Dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Lokasi penelitian adalah TK Tunas Harapa I Gamping, Sleman pada bulan Maret 2016. Aspek yang diteliti adalah jumlah karies gigi susu dan status gizi. Data jumlah karies gigi

(2)

s u s u d i p e r o l e h d e n g a n p e m e r i k s a a n menggunakan alat oral diagnostic dan data status gizi diperoleh dari pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) anak. Analisa data menggunakan tabulasi silang. Dari hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang memiliki jumlah karies gigi susu dengan kriteria “banyak” memiliki status gizi dengan kriteria “sangat kurus” yaitu 11 responden (28,9%). Kesimpulan penelitian adalah sebagian besar anak TK Tunas Harapan I Gamping Sleman yang memiliki jumlah karies gigi susu dengan kriteria “banyak” memiliki status gizi dengan kriteria “sangat kurus” .

Kata Kunci : Jumlah karies gigi susu, status gizi

PENDAHULUAN

Penyakit gigi dan mulut merupakan faktor risiko dan fokal infeksi penyakit sistemik. Seseorang dikatakan tidak sehat bila tidak memiliki gigi-mulut yang sehat 1.

Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat adalah karies gigi dan penyakit periodontal 2. Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian 3.

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (2013) prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9% penduduk Indonesia. Prevalensi nasional anak usia 1- 4 tahun yang memiliki masalah gigi dan mulut adalah sebesar 10, 4%. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi yang mempunyai prevalensi masalah gigi mulut dan

karies aktif diatas prevalensi nasional, yaitu 32,1 % dan 5,9 4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sintawati tahun 2014, di DIY 39 % anak TK mengeluhkan giginya sakit akibat karies gigi 5.

Zat gizi merupakan substansi biokimia yang digunakan tubuh dan harus diperoleh dengan jumlah yang adekuat dari makanan yang dimakan 6. Status gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makananan 7. Susunan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh, pada umumnya dapat menciptakan status gizi yang memuaskan. Metode penilaian status gizi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu penilaian secara langsung dan tidak langsung. Penilaian s e c a r a l a n g s u n g d i a n t a r a n y a a d a l a h antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik, sedangkan penilaian secara tidak langsung diantaranya adalah survei konsumsi pangan, statistik vital dan faktor ekologi 8.

Antropometri dapat digunakan untuk menilai status gizi, khususnya energi dan protein seseorang. Antropometri merupakan indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah Kurang Energi Protein 9. Parameter tunggal dalam penilaian status gizi diantaranya ialah umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. Pada umumnya penilaian status gizi menggunakan parameter gabungan seperti ; Berat Badan menurut umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Indeks Massa menurut Umur (IMT/U). Penilaian status gizi untuk semua golongan umur menggunakan parameter IMT untuk dewasa dan ibu hamil, sedangkan parameter IMT/U untuk umur 0 sampai 18 tahun 8.

(3)

Anak yang mengalami karies gigi memiliki kemampuan daya kunyah yang menurun, karena gigi yang telah mengalami karies memiliki penurunan fungsi. Penurunan fungsi menyebabkan kemampuan dalam pencernaan makanan di dalam mulut berkurang. Jika terjadi gangguan fungsi kunyah dapat menyebabkan terganggunya penyerapan dan pencernaan makanan, dikhawatirkan pada akhirnya dapat mengganggu kondisi gizi anak sehingga terjadi keadaan kurang gizi 10.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 Januari 2016 pada TK Tunas Harapan I Gamping Sleman, diketahui bahwa jumlah siswa yang berusia ≤ 6 tahun di TK Tunas Harapan I Gamping Sleman adalah 38 anak. Dari 38 responden telah dilakukan pengambilan sampel acak sebanyak 10 responden didapat bahwa jumlah karies gigi pada 70 % anak kategori banyak dan 30 % anak kategori sedikit. Jumlah karies gigi susu kategori banyak apabila terdapat ≥ 5 lubang gigi susu dan kategori sedikit apabila terdapat 1 – 2 lubang gigi susu. Sedangkan untuk pengukuran status gizi didapatkan 80 % anak kategori sangat kurus dengan nilai z-score < -3 SD, 10 % anak kategori normal dengan nilai z-score -2 SD s/d 2 SD, dan 10 % kategori gemuk dengan nilai z-score > 2 SD. Berdasarkan latar belakang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap gambaran jumlah karies gigi susu dan status gizi pada anak TK Tunas Harapan I Gamping Sleman.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling

yang digunakan adalah random sampling. Penelitian ini dilaksanakan di TK Tunas Harapan I Gamping, Sleman. Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh anak TK Tunas Harapan I Gamping Sleman yang berjumlah 38 anak.

Subyek penelitian yang digunakan adalah jumlah karies gigi susu, status gizi, umur anak, jenis kelamin anak, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, penghasilan orang tua.

Data penelitian ini didapatkan dari pemeriksaan obyektif dan kuesioner. Data jumlah karies gigi susu diketahui dengan pemeriksaan menggunakan alat oral diagnostic. D a t a y a n g d i p e r o l e h d i o l a h d e n g a n menggunakan tabulasi silang untuk mengetahui gambaran jumlah karies gigi susu dan status gizi anak TK Tunas Harapan I Gamping, Sleman.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.Karakteristik Subyek Penelitian a. Umur anak

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Subyek P e n e l i t i a n B e r d a s a r k a n UmurAnak

Umur anak (tahun)

n

%

4

5

13,2

5

31

81,6

6

2

5,3

Total

38

100

(4)

b . J e n i s k e l a m i n a n a k T a b e l 2.Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Anak

n %

Laki-laki 17 44,7

Perempuan 21 55,3

Total 38 100

c. Pendidikan terakhir ibuTabel

3.Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ibu

Pendidikan Terakhir Ibu n %

Tidak/belum tamat SD 0 0 Tamat SD 7 18,4 Tamat SMP 4 10,5 Tamat SMA 18 47,4 Tamat DI/DII 0 0 Tamat DIII 5 13,2 Tamat DIV/S1 4 10,5 Tamat S2 0 0 Total 38 100

d. Pekerjaan ibu Tabel

4. Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan Ibu

Pekerjaan Ibu n % PNS/TNI POLRI 2 5,3 Pegawai BUMN/BUMD 1 2,6 Wiraswasta 4 10,5 Karyawan Swasta 9 23,7 Pedagang 3 7,9 Tidak bekerja 19 50 Total 38 100

e.Penghasilan orang tua Tabel

5.Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Penghasilan Orang tua

Penghasilan Orang tua

n %

≤ Rp 500.000

11 28,9

Rp 500.000 s.d 1 juta

13 34,2

≥ 1 juta

13 34,2

Total

38 100

f.Jumlah karies gigi susu Tabel

6Distribusi Frekuensi Subyek Penelitian Berdasarkan Jumlah Karies Gigi Susu

Jumlah Karies Gigi Susu n %

Sedikit 7 18,4

Sedang 5 13,2

Banyak 26 68,4

Total 38 100

g.Status gizi anakTabel

7.Distribusi Subyek Berdasarkan Status Gizi Anak

Status Gizi Anak n %

Sangat Kurus 13 34,2

Kurus 8 21,1

Normal 13 34,2

Gemuk 4 10,5

(5)

2. Tabulasi Silang Antar Karakteristik Subyek Penelitian

a. Tabulasi silang jumlah karies karies gigi susu berdasarkan umur anak Tabel 8.Tabulasi Silang Jumlah Karies Gigi Susu Berdasarkan Umur Anak

Umur Anak (tahun)

Jumlah Karies Gigi Susu

Total

Sedikit

Sedang

Banyak

f

%

f

%

f

%

4

2

5,3

1

2,6

3

7,9

6

5

5

13

4

11

21

55

30

6

0

0

0

0

2

5,3

2

Total

7

18

5

13

26

68

38

b. Tabulasi silang status gizi anak berdasarkan umur anakTabel 9.Tabulasi Silang Jumlah Karies Gigi Susu Berdasarkan Umur Anak

Umur (tahun)

Status Gizi Anak

Total

Sangat

Kurus

Kurus

Normal

Gemuk

f

%

f

%

f

%

f

%

4

3

7,9

1

2,6

2

5,3

0

0

6

5

8

21,1

7

18,4

11

28,9

4

10,5

30

6

2

5,3

0

0

0

0

0

0

2

Total

13

34,2

8

21

13

34,2

4

10,5

38

c. Tabulasi Silang antara Jumlah Karies Gigi Susu dan Status Gizi AnakTabel 10. Tabulasi Silang antara Jumlah Karies Gigi Susu dan Status Gizi Anak

Jumlah Karies

Gigi Susu

Status Gizi Anak

Total

Sangat

Kurus

Kurus

Normal

Gemuk

f

%

f

%

f

%

f

%

Sedikit

0

0

2

5,3

4

10,5

1

2,6

7

Sedang

2

5,3

0

0

0

0

3

7,9

5

Banyak

11

28,9

6

15,8

9

23,7

0

0

26

Total

13

34,2

8

21,1

13

34,2

4

10,5

38

PEMBAHASAN

Data hasil penelitian pada Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase paling tinggi adalah jumlah karies gigi susu dengan kriteria “banyak” yaitu 26 responden (68,4%). Dari data dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subyek penelitian

memiliki jumlah karies gigi susu kriteria “banyak”. Prevalensi karies di Indonesia mencapai 90% dari populasi anak balita 11. Pada tahun 2007 menunjukkan bahwa karies gigi telah meningkat khususnya pada anak usia balita dan anak pra sekolah, yaitu dari 24% menjadi 28% dimana JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016

(6)

pada anak usia 2 – 5 tahun meningkat 70% dari karies yang ditemukan. Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap, tetapi gigi sulung lebih rentan terhadap karies karena struktur dan morfologi gigi sulung11.

Tabel 7 menunjukkan subyek penelitian yang memiliki status gizidengan kriteria “sangat kurus” dan “normal” memiliki jumlah yang sama yaitu masing-masing 13 responden (34,2%). Anak yang memiliki status gizi kriteria “sangat kurus” dapat disebabkan oleh masukan energi dan protein yang sangat kurang dalam waktu lama10. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin10.

Berdasarkan umur, pada Tabel 8 responden yang paling banyak menderita karies gigi susu berumur “5 tahun” yaitu sebanyak 21 responden (55%). Negara-negara Asia termasuk Indonesia, bahwa anak-anak umur 5 tahun ke atas 80 – 90% mengalami kerusakan gigi. Pada usia 5 tahun ke atas anak mulai memakan makanan yang dilarang dan masa tersebut anak paling banyak menderita karies dentin kemungkinan karena p o l a m a k a n y a n g k u r a n g t e r a t u r d a n ketidaktahuan menjaga kesehatan gigi sehingga dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Pada usia 5 tahun anak masih membutuhkan bimbingan dari orang tua untuk mengingatkan makanan dan minuman apa yang menyebabkan karies rampan dan bagaimana cara mencegah terjadinya karies rampan dengan berkumur maupun menyikat gigi secara teratur 3 kali sehari 12.

B e r d a s a r k a n u m u r a n a k , p a d a Ta b e l 9

menunjukkan bahwa subyek penelitian yang paling banyak menderita status gizi dengan kriteria “normal” yaitu umur “5 tahun” yaitu 11 responden (28,9%). Keadaan gizi anak selain disebabkan oleh asupan gizi yang tidak tercukupi dapat pula disebabkan oleh asupan zat gizi yang tidak seimbang, dapat pula disebabkan oleh faktor lain seperti pendidikan terakhir ibu, dan pekerjaan ibu. Dari hasil penelitian didapatkan sebesar 18 responden (47,4%) pendidikan terakhir ibu adalah “tamat SMA”. Sedangkan untuk pekerjaan ibu diketahui bahwa sebagian besar ibu “tidak bekerja” atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 19 responden (50%). Status pendidikan dapat mempengaruhi peluang seseorang memperoleh informasi mengenai pencegahan dan penatalaksanaan penyakit13. Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan dengan baik, sehingga dapat mencapai keadaan seimbang. Terdapat perbedaan dalam pembentukan kebiasaan makan pada anak-anak yang mempunyai ibu yang bekerja dan tidak bekerja. Ibu yang bekerja akan tersita waktunya dalam menyiapkan dan memberikan makanan kepada anak sehingga diserahkan kepada orang lain10. Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar subyek penelitian yang yang jumlah karies gigi susunya termasuk kriteria “banyak” memiliki status gizi anak dengan kriteria ”sangat kurus” yaitu 11 responden (28,9%). Anak yang berstatus gizi kategori kurus lebih banyak menderita tingkat keparahan karies dengan kategori tinggi dibandingkan dengan anak yang memiliki tingkat keparahan karies dengan kategori rendah. Rendahnya status gizi pada anak yang mengalami karies gigi pada penelitian ini

(7)

disebabkan oleh ketidakmampuan anak dalam mengkonsumsi aneka ragam makanan karena g a n g g u a n f u n g s i g i g i s e b a g a i a l a t pencernaan10. Karies gigi dapat menyebabkan t e r j a d i n y a k e h i l a n g a n g i g i y a n g a k a n menurunkan efisiensi pengunyahan yang b e r a k i b a t p a d a t e r g a n g g u n y a s i s t e m p e n c e r n a a n m a k a n a n s e h i n g g a d a p a t menggangu kesehatan tubuh karena zat-zat gizi makanan tidak dapat diserap dengan sempurna oleh usus halus10. Karies gigi membuat anak mengalami kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan, yang mengakibatkan pertumbuhan kurang maksimal14. Banyak anak yang mengalami karies yang diikuti dengan status gizi kurus, walaupun ada beberapa kecil responden yang tidak berpengaruh dengan karies gigi tersebut12.

KESIMPULAN

1. Jumlah karies gigi susu paling tinggi adalah jumlah karies gigi susu dengan kriteria “banyak” yaitu 26 responden (68,4%) 2. Status gizi anak paling tinggi adalah status

gizi anak dengan kriteria “sangat kurus” dan “normal” yang masing-masing memiliki persentase sama yaitu 13 responden (34,2%)

3. Jumlah karies gigi susu dengan kriteria “banyak” paling banyak dialami anak umur “5 tahun” yaitu 21 responden (55%)

4. Status gizi dengan kriteria “sangat kurus” paling banyak dialami anak umur “5 tahun” yaitu 11 responden (28,9%)

5. jumlah karies gigi susu dengan kriteria “banyak“ memiliki status gizi anak dengan kriteria “sangat kurus” yaitu 11 responden (28,9%)

SARAN

1. Bagi Peneliti

Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah subyek yang lebih banyak atau dengan jenis subyek yang berbeda 2. Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu mengenai gambaran jumlah karies dan status gizi pada anak TK Tunas Harapan I Gamping Sleman

3. Bagi Instansi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat memberikan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut pada murid-muridnya dan menyarankan pada orang tua agar rajin memeriksakan gigi anaknya ke puskesmas atau rumah sakit

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2011. Tidak Sehat jika tidak Memiliki Gigi dan Mulut yang Sehat. Pusat Komunikasi Publik , Sekertaris Jendral Kementrian Kesehatan RI : Jakarta

2 . I s w a n d a n i , W. 2 0 1 5 . G a m b a r a n Pengetahuan Anak Usia 7 Sampai Dengan 1 2 Ta h u n Te n t a n g O r a l H y g i e n e Berdasarkan Karakteristik Di SD N Jalan Anyar Kota Bandung. KTI. Diunduh tanggal 1 Februari 2016 dari

http://repository.upi.edu

3.Wikipedia. 2015. Karies Gigi. Diunduh pada t a n g g a l 3 1 J a n u a r i 2 0 1 6 d a r i https://id.wikipedia.org

4.Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

5.Sintawati Fx. 2014. Laporan Akhir “Status Kesehatan Gigi Anak Usia Taman Kanak-Kanak (Tk) Di Provinsi D.I. Jogjakarta Dan JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016

(8)

Provinsi Banten, Tahun 2014”. Diunduh pada tanggal 31 Januari 2015 dari http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id 6. Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet

Rumah Sakit. EGC : Jakarta

7. Proverawati, A., & Asfuah, S.2009. Gizi untuk Kebidanan: Yogyakarta

8. Istiany, A., & Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung

9. Aritonang, I. 2011. Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal. Leutika : Yogyakarta

10. Kusumawati, R. 2010. Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi dengan Status Gizi Siswa Kelas Dua SD N 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010. Skripsi. Diunduh tanggal 2 Februari 2016 dari http://repository.uinjkt.ac.id/

11. Winda, S.U. Gunawan, P. Wicaksono D.A. 2015. Gambaran Karies Rampan Pada

Siswa Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa Pineleng Ii Indah. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015 12. Ghofar, A., Firmansyah, A.. 2012.

Hubungan Gigi Karies Terhadap Status Gizi Anak Tk Muslimat 7 Peterongan Jombang. Jurnal Edu Health, Vol. 2, No.2, September 2012

13. Purwaka, D.P .2014. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan dan Perilaku Ibu terhadap Status Karies pada Anak Usia Prasekolah di TK Laksmi, Kartasura, Kab. Sukoharjo Tahun 2014.Skripsi : Universitas Muhammadiyah Surakarta

14. Sinaga A. 2013. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi Aanak Usia 1-5 tahun di Puskesmas Babakan Sari Bandung. Jurnal Darma Agung.XXI: 1-10

Referensi

Dokumen terkait

Bidang pembangunan yang disusun di kampung Onggari sudah sesuai dengan Petunjuk Teknik Pengelolaan Dana Bantuan Keuangan Gerbangku, bahkan ada perluasan untuk

Standar kompetensi lulusan ini menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, bahan ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi

Sehingga user yang telah memiliki telepon selular yang ingin mengetahui produk TIANSHI apa yang paling cocok untuk suatu penyakit, termasuk informasi tentang komposisi, khasiat

Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia, khususnya kepada pimpinan perusahaan dan mengambil strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan

mengatasnamakan agama, namun jihad memiliki ruang lingkup yang luas, seperti menafkahi keluarga, menuntut ilmu, dan lain sebagainya. Pluralisme

Nilai pupuk ditentukan oleh banyaknya unsur hara yang terkandung didalamnya, makin tinggi kadar unsur haranya berarti pupuk semakin baik. Bahan kering terdiri dari

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan memberikan kuesioner kepada 25 orang karyawan BPR Restu Artha Makmur dan 5 orang nasabah serta memberikan kuesioner

yang telah melimpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penerapan Model