• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MENGGUNAKAN CAMTASIA STUDIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MENGGUNAKAN CAMTASIA STUDIO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MENGGUNAKAN

CAMTASIA STUDIO 8 UNTUK SISWA KELAS X IPA

SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH

OLEH

REJEKI L SITUMORANG NIM RRA1C110009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

(2)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT MENGGUNAKAN

CAMTASIA STUDIO 8 UNTUK SISWA KELAS X IPA

SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI REJEKI L SITUMORANG

Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Email :rejekilestarisitumorang@yahoo.com

ABSTRAK

Kesulitan siswa dalam belajar, kurangnya efisien waktu dalam praktikum dan kurangnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran khususnya kimia menjadi kurangnya pemahaman siswa dalam belajar. Adanya multimedia dalam pembelajaran membuat pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, kualitas belajar dapat ditingkatkan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pengembangan multimedia pembelajaran menggunakan camtasia studio 8 pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit bertujuan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran menggunakan camtasia studio 8 pada materi laju reaksi dan mengetahui respon siswa terhadap multimedia pembelajaran tersebut.Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengadaptasi model pengembangan Lee dan Owens. Ada 5 tahapan utama dalam penelitian ini terdiri dari tahap analisis, desain, pengembangan (development), penerapan (implementasi) dan evaluasi. Validasi terhadap produk dilakukan oleh tim ahli media dan tim ahli materi. Setelah divalidasi multimedia ini kemudian diujicobakan kepada kelompok kecil.Hasil dari penelitian ini adalah sebuah produk yakni CD pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang dibuat menggunakan software camtasia studio 8. Produk tersebut divalidasi oleh ahli media dan ahli materi dan dilakukan revisi produk berdasarkan saran-saran ahli serta dinyatakan layak diuji cobakan. Hasil respon 10 orang siswa kelas X SMA N 11 Kota Jambi adalah 85% didapatkan hasil bahwa multimedia pembelajaran ini sangat baik dan menarik.Berdasarkan proses pengembangan mulai dari validasi media maupun materi dan hasil uji coba kelompok kecil, secara keseluruhan disimpulkan bahwa produk multimedia pembelajaran ini layak dan menarik untuk digunakan.

Kata kunci : Multimedia pembelajaran, Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit, camtasia studio 8

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia tersebut melalui proses pengajaran dan pelatihan (Sugihartono dkk, 2007). Dan menurut Yamin (2007) pendidikan merupakan usaha yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung sepanjang hayat untuk mempersiapkan manusia dalam berbagai lingkungan dan menjadi kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan usaha mendewasakan dan memandirikan manusia melalui kegiatan yang terencana dan disadari melalui kegiatan belajar dan pembelajaran yang melibatkan siswa dan guru.

(3)

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang dipenuhi oleh setiap manusia. Dengan adanya pendidikan dapat mengembangkan potensi diri maupun memberdayakan potensi alam dan lingkungan untuk kepentingan hidup manusia yang beriringan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pada bidang pendidikan atau bidang pembelajaran Undang-Undang nomor 14/2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa setiap guru harus dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak yang besar pada berbagai aspek termasuk dalam pendidikan atau proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran, komputer telah dilibatkan sebagai sarana pembelajaran yang memiliki peran sebagai media pembantu atau penunjang dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan teknologi (seperti software yang telah banyak diciptakan) untuk memudahkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran (Sanaky, 2009).

Dengan TIK pembelajaran dapat dilakukan melalui audio, visual maupun audio-visual. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, pembelajaran interaktif dengan TIK memiliki beberapa keuntungan, yaitu mampu meningkatkan minat siswa, kecepatan siswa dalam menguasai konsep yang dipelajari, dan retensi (daya ingat) yang lebih lama. Dengan demikian, TIK dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa yang lambat, tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi siswa yang lebih cepat (Sutrisno, 2012).

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 Kota Jambi, sekolah ini telah dilengkapi fasilitas meliputi sarana dan prasarana pendukung TIK yang memadai seperti komputer, Liquid Crystal Display Projector (LCD projector) dan jaringan internet, namun pemanfaatan media tersebut belum maksimal. Karena pemanfaatan media yang belum maksimal, perlu adanya peningkatan peranan media khususnya ICT di sekolah yang nantinya dapat menunjang materi yang akan diajarkan menjadi lebih menarik sehingga dapat meningkatkan respon belajar siswa.

Dari angket kebutuhan yang diberikan kepada 15 orang siswa kelas X IPA yang telah belajar tentang materi larutan elektrolit dan non elektrolit, didapat data bahwa 10 dari 15 orang siswa menyatakan bahwa materi tersebut termasuk materi yang sulit untuk dipahami. Pada angket menyatakan bahwa mereka menyukai pembelajaran menggunakan media pembelajaran dengan persentase 100% dan menyatakan setuju jika dilakukan pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang bisa dilakukan kapan saja sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep materi pelajaran.

Pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit guru harus mendemonstrasikan tentang percobaan yang mengelompokkan larutan kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya dan biasanya dilakukan praktikum juga untuk mengetahui konsep larutanelektrolitdan non elektrolit ini. Namun praktikum belum cukup efektif, karena praktikum membutuhkan waktu yang lama, sedangkan waktu yang tersedia terbatas. Selain itu kerja dalam kelompok menyebabkan tidak semua siswa bekerja, ada beberapa yang memilih melakukan aktivitas lainnya. Perlunya tambahan media pembelajaran yang menambah pemahaman materi pelajaran yang memerlukan praktikum.

Camtasia studio 8 adalah salah satu program yang dapat digunakan untuk media pembelajaran yang menarik. Dengan pemanfaatan software camtasia studio 8 dan microsoft powerpoint, penulis mendesain multimedia pembelajaran, sehingga siswa akan lebih termotivasi

(4)

dan bisa melihat tahap demi tahap materi yang diajarkan dengan efektif, bagi guru pemanfaatan software camtasia studio 8 ini mampu mengefektifkan waktu belajar.

Dari uraian di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Menggunakan Camtasia Studio 8 Untuk Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 11 Kota Jambi.”

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan merupakan kegiatan sehari-hari. Belajar terjadi sebagai akibat interaksi dengan pengalaman atau suatu sumber belajar yang ada di sekitarnya. Proses belajar tersebut pada hakekatnya terjadi dalam diri peserta didik yang bersangkutan, walaupun prosesnya terjadi dalam kelompok bersama orang lain (Yamin, Martinis. 2007).

Proses Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Tugas pendidik adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Proses Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.

B. Penelitian Pengembangan

Pengertian penelitian pengembangan menurut Setyosari, Punaji (2012) adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan yang dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan, kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas dan standar tertentu. Sedangkan penelitian pengembangan menurut Arsyar, Rayandra (2010) didefinisikan sebagaimana kegiatan program yang dilakukan dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Semua ini dirancang dengan memperhatikan tujuan yang akan tercapai (tujuan intruksional khusus harus dianalisis), materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, alat pengukur keberhasilan, mengadakan tes dan revisi.

C. Media Pembelajaran

Menurut Sadiman (2012) kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely dalam Azhar (2010) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

D. Model Pengembangan

Model pengembangannya yang digunakan adalah model Pengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh Lee dan Owens (2004). Model ini lebih generik untuk mengembangkan media pembelajaran. Model pengembangan ini, didasarkan pada beberapa alasan, yaitu : (1) Model ini berupa model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk. (2) Tahap-tahap pengembangan dalam model ini sama dengan standar tahap pengembangan, namun model ini dirancang khusus

(5)

untuk pembelajaran berbasis multimedia. Hal ini sangat sesuai dengan produk yang akan dikembangkan.

Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan, yakni :1. Analisis 2. desain (Design) 3. Pengembangan (Development) 4. Implementasi (Implementation) 5.Evaluasi (Evaluation).

E.Tinjauan Software Camtasia studio 8

Camtasia Studio 8 adalah software multimedia yang berfungsi untuk merekam aktivitas di komputer. Dengan software ini, siapapun bisa merekam semua aktivitas komputernya dengan kualitas High Definition dan juga bisa mengedit file video atau audio dengan kualitas tinggi serta anda bisa memberikan atau menambahkan efek dan memotong file video dan audio tersebut.

Kemampuan utama camtasia adalah merekam aktivitas layar desktop secara penuh atau sebagaian, dan menyimpan hasil rekaman ke dalam format video. Kemampuan lain dari Camtasia adalah mampu merekam kamera computer/webcam.

F. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi (tersebar secara merata) dalam zat pelarut. Zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa disebut dengan solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau (fase pendispersi) komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak dalam campuran. Zat pelarut disebut solvent.

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan kedalam larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.

Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.

METODE PENGEMBANGAN

Penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran materi larutan elektrolit dan non elektrolit ini menggunakan model pengembangan (ADDIE) dengan alur Analisis, Desain, Development (pengembangan), Implementasi, dan Evaluasi. ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (Ardy, 2013 : 42). Alasan menggunakan model ini karena produk pengembangan berbasis komputer yaitu multimedia pembelajaran yang memerlukan langkah-langkah yang jelas dan bersifat deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENGEMBANGAN

Hasil pengembangan dari penelitian ini adalah berupa (1) sebuah CD pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang dibuat dengan menggunakan software Camtasia Studio 8, (2) penilaian desain pengembangan media pembelajaran dilakukan oleh ahli desain media serta ahli materi dengan menggunakan angket, dan (3) penilaian siswa terhadap media pembelajaran yang telah dibuat dengan menyebarkan angket respon kepada 10 orang siswa kelas X IPA di SMA N 11 Kota Jambi.

(6)

Dalam melaksanakan analisis, dilakukan dengan cara penyebaran angket terhadap siswa yang berguna untuk mengumpulkan data terkait masalah yang dihadapi oleh siswa kelas X IPA di SMAN 11 Jambi dan diperoleh data sebagai berikut:

a. Analisis karakteristik siswa

Berdasarkan hasil penyebaran angket kepada 15 orang siswa diperoleh hasil bahwa 86 % siswa sering menggunakan laptop atau komputer dirumah dan 14 % lebih sering menggunakan laptop atau komputer di sekolah. Sehingga dengan melihat persentase ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah memilki laptop atau laptop dan mampu mengoperasikannya, siswa juga terbiasa menggunakan laptop atau komputer dalam kesehariannya untuk mencari, dan membuat tugas serta keperluan lainnya. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA yang umurnya berkisar 16 -17 tahun

Didapat pula data bahwa 67 % dari 15 orang siswa tersebut menyatakan bahwa materi larutan elektrolit dan non elektrolit merupakan salah satu pelajaran yang cukup sulit dipahami. Oleh karena itu, pengembangan media pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit dapat membantu siswa sehingga dapat dengan mudah memahami materi larutan elektrolit dan non elektrolit dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Analisis materi

Beberapa materi yang akan dituangkan dalam media pembelajaran sesuai menurut kurikulum materi larutan elektrolit dan non elektrolit ini diajarkan dikelas X IPA pada semester II. Kurikulum yang dipakai disekolah yaitu kurikulum 2013 dengan standar kompetensi: memahami sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit, kompetensi dasar: mengidentifikasi sifat larutan elektrolit dan non elektrolit sebagai penghantar arus listrik.

c. Analisis teknologi pendidikan

Diperoleh informasi bahwa telah dilengkapi fasilitas meliputi sarana dan prasarana pendukung Information Communication and Technology (ICT) yang memadai seperti komputer, Liquid Crystal Display Projector (LCD projector) dan jaringan internet. Guru kadang-kadang menggunakan laptop dalam proses pembelajaran dengan media power point. Selain guru, siswa-siswi juga sering menggunakan computer atau laptop dirumah untuk mencari dan membuat tugas yang diberikan oleh guru dan sebagian siswa memanfaatkan internet untuk keperluan yang lain..

2. Tahap desain

Dalam mendesain media pembelajaran hal yang peneliti lakukan pertama kali adalah membuat flowchart yang akan digunakan pada proses produksi. Flowchart atau diagram alir merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menampilkan langkah-langkah dalam bentuk kotak beserta urutannya dengan menghubungkan masing-masing langkah tersebut, diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada dalam proses.

3. Tahap development

Pada tahap development, story board yang telah dibuat menjadi dasar dalam pengembangan media. Pada pembuatan media pembelajaran ini digunakan Camtasia Studio 8. Dengan software ini, penulis dapat menggabungkan teks, gambar, animasi, video, audio serta musik pengiring untuk pembelajaran pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit sesuai dengan yang telah penulis lakukan.

4. Implementasi

Pada tahap ini, produk yang telah divalidasi oleh tim ahli dan telah di revisi siap untuk diuji coba kepada siswa. Uji coba yang dilakukan hanya sebatas uji coba kelompok kecil yaitu

(7)

sebanyak10 orang siswa pada kelas X SMAN 11 Kota Jambi. Dalam melaksanakan uji coba, media ditampilkan dengan menggunakan infokus yang disiapkan dari sekolah, selain menampilkan langsung siswa juga bisa melihat media secara langsung dari laptop yang mereka gunakan masing-masing. Sebelum penggunaan media dimulai, peneliti menjelaskan petunjuk penggunaan media serta menjelaskan larutan elektrolit dan non elektrolit secara umum untuk mengingat kembali pemahaman siswa. Pada akhir pertemuan, 10 orang siswa diberikan angket untuk penilaian terhadap media yang disajikan. Instrumen yang digunakan berupa angket dengan menggunakan skala likert.

Tabel 1. Respon/tanggapan siswa kelas X SMA N 11 Kota Jambi terhadap

media pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit

No Aspek yang dinilai

Skor dari jumlah siswa JUMLAH SKOR

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

Tampilan media pembelajaran yang disajikan membuat saya tertarik mengikuti pelajaran

5 5 4 3 4 5 5 4 3 3 41 82

2

Animasi yang ditampilkan membuat saya tertarik melihat tampilan yang disajikan 4

4 5 4 5 5 5 4 5 5 46

92

3

Pemakaian warna membantu pemahaman konsep dan pewarnaan tidak mengacaukan tampilan layar

4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 43 86

4

Animasi yang ditampilkan untuk menjelaskan materi larutan elektrolit dan non elektrolit, memudahkan saya dalam

memahami konsep-konsep larutan elektrolit dan non elektrolit

5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 45

90

5

Setiap tampilan merupakan kombinasi yang bekerja sama sehingga program tampak jelas

5 3 4 4 5 4 5 3 5 3 41

82

6

Media pembelajaran untuk menjelaskan materi larutan elektrolit dan non elektrolit membuat belajar kimia tidak membosankan

5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 46

92

7

Saya dapat mendengarkan dengan jelas (audio) pada media

pembelajaran

4 3 5 3 3 3 4 4 4 4 37 74

8

Saya merasa bersemangat mengikuti pelajaran materi larutan elektrolit dan non elektrolit dengan menggunakan media pembelajaran ini

5 3 4 4 3 4 4 5 4 4 40 80

9 Saya mudah memahami

(8)

Elektrolit dan non Elektrolit

10

Waktu belajar kimia pada materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit berjalan begitu cepat ketika menggunakan media pembelajaran ini

4 4 5 3 5 4 4 5 5 4 43

86

11 Animasi yang ditampilkan sesuai

menjelaskan materi pembelajaran 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 44 88 12

Bahasa yang digunakan di dalam uraian materi jelas / mudah dimengerti

5 5 5 3 5 5 5 4 3 5 45

90 13 Saya mudah mengoperasikan

multimedia pembelajaran ini. 5 4 5 3 4 4 5 3 5 4 42

84

14

Saya aktif menjawab soal-soal latihan mengenai materi Larutan elektrolit dan non elektrolit pada media pembelajaran

4 3 4 3 4 4 5 5 5 4 41 82

15

Saya tertarik secara keseluruhan dengan media pembelajaran materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

5 5 5 3 4 5 5 3 5 5 45 90

Jumlah 640

rata-rata 64,0

5. Evaluasi

Bentuk evaluasi dalam penelitian ini adalah evaluasi formatif yang dilakukan dengan memberikan angket kepada ahli media dan ahli materi.

Teknik analisis menggunakan rumus rata-rata, dimana:

Persentase jawaban x100%

swa Nxjumlahsi

F

Keterangan : F = jumlah skor hasil uji coba N = Jumlah skor maksimal

Berpedoman pada hal tersebut, skor maksimal adalah 750 sedangkan jumlah skor yang diperoleh 64,3. Maka persentasenya adalah:

% 100 750 640 x = 85% KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan dan pembahasan tentang desain media pembelajaran dengan software camtasia studio 8 pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(9)

Dalam mengembangkan multimedia pembelajaran ini, peneliti telah dapat membuat tampilan program aplikasi menggunakan software camtasia studio 8. Pengembangan ini diawali dengan membuat rancangan media pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit dengan mengumpulkan animasi ,materi, simulasi, gambar dan musik pengiring serta suara peneliti yang direkam dengan camtasia studio 8 .Setelah produk selesai, dilakukan validasi dan telah dinyatakan layak diujicobakan, kemudian produk diujicobakan ke dalam kelompok kecil. Hasil respon 10 orang siswa kelas X SMA Negeri 11 Kota Jambi adalah 85 % didapatkan hasil bahwa multimedia pembelajaran ini sangat baik dan menarik.

DAFTAR RUJUKAN

Adi, Arista Prasetyo. 2013. Menjadi Pembuat Film Andal dengan Camtasia Studio 8. Jakarta : Gramedia.

Ardi. 2013. Model Desain Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsyar, Rayandra . 2010. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press Budiningsih, 2004. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran Siswa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djaali dan Muljono. 2008. Pengukuran dalam bidang pendidikan. Jakarta : Grasindo

Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press . Sadiman, 2012. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers

Sanaky, A.H. 2011. Media Pembelajaran.Yogyakarta : Safiria Insania Press.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Suheri, Agus. 2006. Animasi Multimedia Pembelajaran, Jurnal Media Teknologi, Vol. 2, No. 1.

Cianjur: Universitas Suryakencana.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi pendidikan, Yogyakarta . UNY Press.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sutrisno. 2012. Kreatif Mengembangkan Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta : GP

Press.

Utami,. 2013. Kimia 1A Untuk SMA Kelas X. Jakarta:Erlangga

Winataputra .2008 . Proses belajar dan Pembelajaran siswa. Jakarta : Rineka Cipta.

Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : GP Press

(http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/24/pembelajaran-mediabelajar406224.html) diakses pada tanggal 20 Januari 2014

Gambar

Tabel 1. Respon/tanggapan siswa kelas X SMA N 11 Kota Jambi terhadap  media pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran model inkuiri terbimbing pada materi larutan non-elektrolit dan elektrolit dapat meningkatkan keterampilan mengelompokkan dan inferensi karena pada setiap

Pembelajaran melalui POE (predict-observe-explain) terutama dalam membela- jarakan materi larutan elektrolit dan non-elektrolit merupakan pembelajaran yang membangkitkan siswa

Hasil penelitian ini adalah bahwa: (1) pengembangan media pembelajaran berupa video pembelajaran AutoCAD 2009 dengan menggunakan software Camtasia Studio V.3.02 akan

Berdasarkan validasi instrumen ases- men KPS pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang telah dilakukan valida- tor terhadap aspek kesesuaian isi materi

Tanggapan guru terhadap media animasi kimia berbasis representasi kimia pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang dikembangkan sudah baik ditinjau

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan model discovery learning efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi larutan elektrolit dan

Berdasarkan validasi instrumen ases- men KPS pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit yang telah dilakukan valida- tor terhadap aspek kesesuaian isi materi

Pembelajaran melalui POE (predict-observe-explain) terutama dalam membela- jarakan materi larutan elektrolit dan non-elektrolit merupakan pembelajaran yang membangkitkan siswa