PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO),
NON PERFORMING LOAN (NPL), DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP RETURN
ON ASSET (ROA) BANK UMUM YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE
2011 - 2015
JURNAL
Oleh: WINA SEPTRI
12090095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2017
HALAMAI\ PENGESAIIAII JURNAL
i
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BIAYA
OPERASTONAL PENDAPATAN OPERASTONAL (BOPO), NON PERFORMTNG LOAN (NPL), DAN LOAN TO
DEPOSTT RATrO (LDR) TERr{-AD P- RETURN ON ASSET (ROA) BAFIK UMUM YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK
TNDONESIA (BEr) PERTODE 2011, - 2015
Oleh:
Nama
: Wina SeptriNPM
.:12090095Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Institusi
"
: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
1l-nua*g,
Iamrai2[lt
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembim
Dessi Susanti, M.Pd. Vella Anlgresta, M.PdE.
+-15
i ij
{ I fl{
".fi *r# ql lli
4 -j q :{ $ :: ,: ii li : 1 ,,i .i ]I d "& g ]t ..cPENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO), NON PERFORMING LOAN (NPL),
DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP RETURN ON
ASSET (ROA) BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2015 Oleh
Wina Septri1, Dessi Susanti2, Vella Anggresta3
1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar
2.3
Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar
Email:wina.septri17@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), dan Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015 secara parsial dan simultan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 bank umum yang terdaftar di BEI. Analisis yang digunakan yaitu regresi data panel dengan menggunakan metode Random Effect.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA dimana nilai koefisien 0,009317, nilai thitung0,220626, dan signifikan 0,8259 > 0,05. (2) BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA dimana nilai koefisien -0,050416, nilai thitung -3,445161, dan signifikan 0,0008 < 0,05. (3) NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA dimana nilai koefisien -0.006144, nilai thitung-0.042831, dan signifikan 0,9659 > 0,05. (4) LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA dimana nilai
koefisien -0,014328, nilai thitung-0,861439, dan signifikan 0,3911 > 0,05. (5) CAR, BOPO, NPL,
dan LDR secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA, dimana nilai F statistik sebasar
6,251441 dan Probabilitas F sebesar 0,0000 < 0,05. Hasil koefisien determinasi (R2) menunjukkan
variabel bebas mampu menjelaskan variasi perubahan ROA sebesar 63,40%, sedangkan sisanya 36,60% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Kata Kunci: CAR, BOPO, NPL, LDR, ROA
ABSTRACT
This tudy was aimed at examining the impact of Capital Adequacy Ratio (CAR), Operating Expenses to Operating Revenue (BOPO), Non Performing Loan (NPL), and Loan To Deposit Ratio (LDR) to Return On Asset (ROA) at the publics bank registered at the Indonesian Stock Exchange (BEI) from 2011 to 2015 partial and simultant. The sample included 25 general banks registered at the Indonesian Stock Exchange (BEI). The analysis used in the present study was panel regression with Random Effect Method.
The result of study showed that (1) CAR has positive but not significant influence to ROA where the coefficient value of 0,009317, thitung0,220626, and sig 0,8259 > 0,05. (2) BOPO has
negative significant influence to ROA where the coefficient value of -0,050416, thitung-3,445161,
and sig 0,0008 < 0,05. (3) NPL has negative but not significant influence to ROA where the coefficient value of -0.006144, thitung-0.042831, and sig 0,9659 > 0,05. (4) LDR has negative but
not significant influence to ROA where the coefficient value of -0,014328, thitung-0,861439, and sig
0,3911 > 0,05. (5) CAR, BOPO, NPL, and LDR collectively significantly influence to ROA, where F statistik value of 6,251441 and probability F 0,0000 < 0,05. Coefficient determination (R2) value showed the independent variable be able to explain the variant of ROA 63,40%, where 36,60% residue is explained by other variable beyond the model.
PENDAHULUAN
Kemajuan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan perbankan. Perbankan merupakan nyawa menggerakkan perekonomian dan pembangunan suatu negara. Kemajuan perbankan di suatu negara dapat dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Dalam dunia modern saat ini, peranan perbankan memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank.
Perkembangan dunia keuangan khususnya perbankan di era tahun 2000-an telah mengalami kebangkitan dari masa keterpurukannya di tahun 1998 di era krisis ekonomi yang lalu. Kemajuan ini dapat dilihat dari jumlah bank umum yang ada di Indonesia sampai tahun 2015 adalah sebanyak 119 bank yang terdiri atas 5 bank Persero, 43 bank BUSN Devisa, 32 bank BUSN Non Devisa, 28 bank Campuran dan juga 11 bank Asing (www.bi.go.id). Adanya peningkatan tersebut, perbankan dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya demi menjaga agar tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tidak hilang.
Rasio keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para pihak pengambil keputusan baik pihak interen maupun ekstern dalam menentukan kebijakan selanjutnya. Rasio adalah perbandingan yang dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bisa juga secara sederhana disebut sebagai perbandingan jumlah
dengan jumlah lainnya itulah dilihat
perbandingannya dengan harapan
nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan (Fahmi, 2012:44).
Kinerja bank dapat diamati dari kemampuannya dalam menghasilkan laba atau profitabilitas yang dapat diukur dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA). Faktor– faktor yang mempengaruhi Return On Asset (ROA) antara lain: Capital
Adequacy Ratio (CAR), Biaya
Operasional Pendapatan Operasional
(BOPO), Non Performing Loan
(NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio CAR adalah rasio untuk mengukur sejauh mana suatu bank mampu memperkuat permodalannya serta mampu untuk meningkatkan kemampuan untuk mengelola usaha maupun resiko yang akan dihadapi dimasa yang akan datang.
Rasio BOPO adalah rasio yang
menunjukkan perbandingan biaya
operasional (operating expense) dan pendapatan operasional (operation income). Rasio NPL adalah rasio yang menggambarkan perbandingan kredit yang bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. Sedangkan
rasio LDR adalah rasio untuk
mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat (Dana Pihak Ketiga) yang digunakan.
Berdasarkan data yang ada di
Bank Indonesia, dalam laporan
keuangan publikasi dari tahun 2011 sampai 2015 terdapat data sebagai berikut:
Tabel 1. Daftar Rasio Keuangan ROA, CAR, BOPO, NPL, dan LDR Bank Umum yang Terdaftar di BEI Periode 2011 – 2015 (dalam %)
Tahun ROA CAR BOPO NPL LDR
2011 3,03 16,05 85,55 0,63 78,77
2012 3,11 17,43 74,10 0,45 83,58
2013 3,08 18,13 74,08 0,38 89,70
2014 2,85 19,57 76,29 0,29 89,42
2015 2,32 21,39 81,49 0,25 92,11
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, (2016). Secara umum, nilai rasio ROA
dan rasio NPL dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang menurun, sedangkan variabel lain seperti CAR, BOPO, dan LDR terlihat mengalami perubahan yang berfluktuatif. Pada pergerakan tahun 2011 sampai 2015 terjadi kenaikan CAR yang diikuti dengan penurunan ROA. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh
Margaretha (2013), Pasaribu (2011), dan Christiano (2014) menjelaskan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA bank umum. Bank Indonesia menetapkan besarnya nilai kewajiban penyediaan modal minimum bank paling rendah adalah 8% dari ATMR.
Bank Indonesia menetapkan nilai BOPO bagi bank umum adalah maksimal 85%. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adityantoro (2013), Christiano (2014), dan Dewi (2014) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, yang berarti setiap kenaikan BOPO akan diikuti dengan penurunan nilai ROA. Selain BOPO, faktor lain yang mempengaruhi ROA adalah NPL. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia, batas maksimum NPL adalah sebesar 5%. Penelitian yang dilakukan Adityantoro (2013), Christiano (2014), dan Margaretha (2013) menunjukkan bahwa NPL
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, yang berarti setiap terjadi kenaikan NPL maka akan mengakibatkan nilai ROA mengalami penurunan.
Selain CAR, BOPO, dan NPL, ROA juga dipengaruhi oleh rasio LDR. Bank Indonesia menetapkan batas ideal untuk rasio LDR adalah paling rendah 78% dan paling tinggi 92%. Penelitian Christiano (2014), Pasaribu (2011), dan Dewi (2014)
menunjukkan bahwa rasio LDR
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA yang berarti setiap terjadi kenaikan LDR maka akan diikuti dengan kenaikan ROA.
TINJAUAN PUSTAKA
Return On Asset (ROA)
Sutrisno dalam Dasih (2014:24) menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) atau juga sering disebut
sebagai rentabilitas ekonomi
merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau Earning Before Interest and Tax (EBIT).
Husnan dalam Christiano
besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila Return on Asset meningkat, berarti profitabilitas
perusahaan meningkat, sehingga
dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.
Capital Adequacy Ratio (CAR) Setiap bank harus memiliki dana
modal yang mencukupi untuk
menyerap kerugian dan menjamin
keamanan dana para deposan
(Darmawi, 2011:89). Bank Indonesia
menetapkan rasio yang biasa
digunakan untuk mengukur modal minimum bank adalah rasio Capital
Adequacy Ratio (CAR). CAR
merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana suatu bank mampu memperkuat permodalannya serta mampu meningkatkan kemampuan untuk mengelola usaha maupun resiko yang akan dihadapinya di masa yang akan datang.
Muljono dalam Hutagalung
(2013:123) menyatakan jika modal yang dimiliki oleh bank tersebut mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, maka
bank dapat mengelola seluruh
kegiatannya secara efisien, sehingga kekayaan bank (kekayaan pemegang saham) diharapkan akan semakin meningkat demikian juga sebaliknya.
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur efisiensi operasional bank
dengan membandingkan biaya
operasional terhadap pendapatan
operasional. Biaya operasional
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pihak bank dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya, sedangkan
pendapatan operasional adalah
pendapatan yang diterima oleh bank dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya (Shidieq, 2013).
Dendawijaya dalam Margaretha (2013:135) menyatakan bahwa setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak dan akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (laba) bank yang bersangkutan.
Non Performing Loan (NPL)
Masyhud dalam Hutagalung
(2013: 124) menyatakan bahwa Non
Performing Loan (NPL) adalah
perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang
diberikan kepada debitur. Bank
dikatakan mempunyai NPL yang tinggi jika banyaknya kredit yang bermasalah lebih besar daripada jumlah kredit yang diberikan kepada debitur. NPL merupakan kredit yang
telah disalurkan, namun kurang
lancar, diragukan dan macet atau kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dapat ditunjukan oleh rasio NPL.
Kasmir dalam Margaretha (2013: 135) menjelaskan bahwa NPL yang tinggi akan memperbesar biaya,
sehingga berpotensi terhadap
kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung
kerugian kegiatan operasionalnya
sehingga akan berpengaruh terhadap penurunan laba yang diperoleh bank.
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio LDR merupakan rasio
untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan
modal sendiri yang digunakan
(Kasmir, 2014:319). Surat Edaran BI No. 15/41/DKMP Tanggal 1 Oktober 2013 menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK) yang mencakup giro,
tabungan, dan deposito dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank.
Menurut Sianturi dalam Dewi (2014), hubungan antara LDR dan ROA seharusnya adalah berbanding lurus, dimana setiap kenaikan LDR akan diikuti kenaikan Return On Assets (ROA).
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan dan kajian teori diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
2. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
3. Non Performing Loan (NPL)
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
4. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
5. CAR, BOPO, NPL dan LDR
secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif asosiatif. Dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah
terdapat pengaruh antara CAR,
BOPO, NPL dan LDR terhadap ROA Bank Umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh
perusahaan perbankan konvensional (umum) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2011–2015
yang berjumlah 40 perusahaan
perbankan. Sampel yang diperoleh sebanyak 25 perusahaan perbankan
yang dipilih menggunakan teknik
Purposive Sampling. Data dalam
penelitian ini diperoleh dari Annual Report (laporan keuangan) lima tahun terakhir (2011-2015) tiap perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan telah memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan metode Random Effect.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Analisis Deskriptif Penelitian
X1_CAR X2_BOPO X3_NPL X4_LDR Y_ROA
Mean 16.53360 79.92432 1.227520 83.36904 2.188480 Median 16.34000 82.38000 0.900000 85.01000 1.910000 Maximum 25.57000 98.90000 3.980000 108.8600 10.01000 Minimum 10.25000 47.86000 0.000000 44.24000 0.200000 Std. Dev. 2.923420 11.62518 0.925315 11.62127 1.286269
Sumber: Hasil Olahan Eviews 6, (2016). Berdasarkan tabel diatas, nilai variabel ROA terendah sebesar 0,20. Sedangkan nilai ROA tertinggi adalah 10,01 dan nilai median ROA sebesar 1,91. Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 2,188480. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia, batas ideal ROA adalah
berkisar antara 1,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa laba yang
diperoleh bank umum yang terdaftar di BEI sudah sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia yang diperkuat dengan nilai standar deviasi sebesar 1,286269 yang nilainya relatif lebih kecil dari nilai mean variabel ROA.
Dapat disimpulkan bahwa data
variabel ROA adalah baik karena telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
Nilai variabel CAR terendah sebesar 10,25. Sedangkan nilai CAR
tertinggi adalah 25,57 dan nilai
median CAR sebesar 16,34. Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebesar 16,53360. Sesuai
dengan Ketentuan Bank Indonesia, batas ideal CAR minimal adalah 8%.
Hal ini menunjukkan bahwa
perolehan CAR bank umum yang terdaftar di BEI sudah sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia yang diperkuat dengan nilai standar deviasi sebesar 2,923420 yang nilainya relatif lebih kecil dari nilai mean variabel
CAR. Dapat disimpulkan bahwa data variabel CAR adalah baik karena telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
Variabel BOPO menunjukkan
nilai terendah sebesar 47,86.
Sedangkan nilai BOPO tertinggi adalah 98,90 dan nilai median BOPO sebesar 82,38. Dari tabel di atas
diperoleh nilai rata-rata (mean)
sebesar 79,92432. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia, batas ideal BOPO adalah maksimal 85%.
Hal ini menunjukkan bahwa
perolehan BOPO bank umum yang terdaftar di BEI sudah sesuai dengan ketentuan dari Bank Indonesia yang diperkuat dengan nilai standar deviasi sebesar 11,62518 yang nilainya relatif lebih kecil dari nilai mean variabel BOPO. Dapat disimpulkan bahwa data variabel BOPO adalah baik karena telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
Untuk variabel NPL, nilai
terendah sebesar 0,00. Sedangkan nilai NPL tertinggi adalah 3,98 dan nilai median NPL sebesar 0,90. Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebesar 1,227520. Sesuai
dengan Ketentuan Bank Indonesia, batas maksimum NPL adalah sebesar 5%. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan NPL bank umum yang terdaftar di BEI telah sesuai dengan
ketentuan dari Bank Indonesia yang diperkuat dengan nilai standar deviasi sebesar 0,925315 yang nilainya relatif lebih kecil dari nilai mean variabel NPL. Dapat disimpulkan bahwa data variabel NPL adalah baik karena telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
Variabel LDR nilai terendah
sebesar 44,24. Sedangkan nilai LDR tertinggi adalah 108,86 dan nilai median LDR sebesar 85,01. Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebesar 83,36904. Sesuai
dengan Surat Edaran Bank Indonesia, batas ideal LDR adalah berkisar antara sebesar 78% - 92%. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan LDR bank umum yang terdaftar di BEI telah sesuai dengan ketentuan dari
Bank Indonesia yang diperkuat
dengan nilai standar deviasi sebesar 11,62127 yang nilainya relatif lebih kecil dari nilai mean variabel LDR.
Dapat disimpulkan bahwa data
variabel LDR adalah baik karena telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia.
Tabel 2. Regresi Data Panel Model Random Effect
Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: Y_ROA
Method: Panel Least Squares Date: 12/02/16 Time: 20:34 Sample: 2011 2015
Periods included: 5
Cross-sections included: 25
Total panel (balanced) observations: 125
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.265888 1.641007 4.427701 0.0000 X1_CAR 0.009317 0.042229 0.220626 0.8259 X2_BOPO -0.050416 0.014634 -3.445161 0.0008 X3_NPL -0.006144 0.143456 -0.042831 0.9659 X4_LDR -0.014328 0.016632 -0.861439 0.3911 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.634005 Mean dependent var 2.188480
Adjusted R-squared 0.527256 S.D. dependent var 1.286269 S.E. of regression 0.884392 Akaike info criterion 2.792202 Sum squared resid 75.08637 Schwarz criterion 3.448371 Log likelihood -145.5127 Hannan-Quinn criter. 3.058769
F-statistic 5.939228 Durbin-Watson stat 1.618633
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Olahan Eviews 6, 2016. Nilai koefisien regresi
masng-masing variabel dapat diartikan
sebagai berikut:
1. Nilai konstanta (c) adalah sebesar
7,265888 menunjukkan bahwa
jika variabel independen yang terdiri dari CAR, BOPO, NPL, dan LDR dianggap konstan atau
tidak terjadi kenaikan yang signifikan, maka nilai ROA tetap
akan mengalami peningkatan
sebesar 7,265888%.
2. Nilai koefisien variabel CAR
menunjukkan nilai positif sebesar 0,009317, berarti bahwa setiap terjadi kenaikan CAR sebesar 1%
maka akan menyebabkan
kenaikan nilai ROA sebesar 0,009317% dengan asumsi bahwa variabel lain adalah konstan atau tetap.
3. Nilai koefisien variabel BOPO
bernilai negatif sebesar
-0,050416, yang berarti setiap terjadi kenaikan BOPO sebesar 1%, maka akan berakibat pada menurunnya nilai ROA sebesar -0,050416% dengan asumsi bahwa
variabel lain adalah konstan atau tetap.
4. Nilai koefisien variabel NPL
bernilai negatif sebesar
-0,006144, yang berarti setiap terjadi kenaikan NPL sebesar 1%
maka akan menyebabkan
penurunan nilai ROA sebesar 0,006144% dengan asumsi bahwa variabel lain adalah konstan atau tetap.
5. Nilai koefisien variabel LDR menunjukkan nilai negatif sebesar -0,014328, yang berarti bahwa setiap terjadi kenaikan nilai LDR
sebesar 1% maka akan
menyebabkan penurunan nilai ROA sebesar 0,014328% dengan asumsi bahwa variabel lain adalah konstan atau tetap.
Uji Hipotesis
Tabel 3. Hasil Uji t (Parsial)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7.265888 1.641007 4.427701 0.0000
X1_CAR 0.009317 0.042229 0.220626 0.8259
X2_BOPO -0.050416 0.014634 -3.445161 0.0008
X3_NPL -0.006144 0.143456 -0.042831 0.9659
X4_LDR -0.014328 0.016632 -0.861439 0.3911
Sumber: Hasil Olahan Eviews 6, (2016). Setelah probabilitas dari setiap variabel independen diketahui, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Nilai koefisien variabel CAR
0,009317 dengan probabilitas t sebesar 0,8259. Nilai probabilitas t lebih besar dari nilai kritis 0,05 (Prob t > 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
2. Nilai koefisien variabel BOPO adalah sebesar -0,050416 dengan
probabilitas t sebesar 0,0008.
Nilai probabilitas t lebih kecil dari nilai kritis 0,05 (Prob t < 0,05). Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
3. Nilai koefisien variabel NPL
adalah sebesar -0,006144 dengan
Nilai probabilitas t lebih besar dari nilai kritis 0,05 (Prob t > 0,05). Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
4. Nilai koefisien variabel LDR
adalah sebesar -0,014328 dengan
probabilitas t sebesar 0,3911.
Nilai probabilitas t lebih besar dari nilai kritis 0,05 (Prob t > 0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
Tabel 4. Hasil Uji F (Simutan)
R-squared 0.634005 Mean dependent var 2.188480
Adjusted R-squared 0.527256 S.D. dependent var 1.286269 S.E. of regression 0.884392 Akaike info criterion 2.792202 Sum squared resid 75.08637 Schwarz criterion 3.448371 Log likelihood -145.5127 Hannan-Quinn criter. 3.058769
F-statistic 5.939228 Durbin-Watson stat 1.618633
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Olahan Eviews 6, (2016).
Berdasarkan hasil estimasi
tersebut diperoleh nilai probabilitas F sebesar 0,000, nilai ini lebih kecil daripada nilai kritisnya yaitu 0,05
(Prop F < α). Dengan demikian maka
dapat disimpulkan bahwa variabel CAR, BOPO, NPL dan LDR secara
bersama–sama memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2011–2015.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai R-Squared
(R2) sebesar 0,634005. Artinya bahwa
kemampuan dari model regresi yang terdiri dari variabel CAR, BOPO, NPL, dan LDR sebagai variabel
independen dalam menjelaskan
variasi perubahan ROA sebagai variabel dependen adalah sebesar 0,634005 atau 63,40%. Sedangkan
sisanya sebesar 36,60% variasi
perubahan ROA dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data panel dan pengujian hipotesis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dengan koefisien
regresi 0,009317, nilai thitung
0,220626, dan nilai signifikan 0,8259 > 0,05.
2. Variabel Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO)
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dengan koefisien
regresi -0,050416, nilai thitung
-3,445161, dan nilai signifikan 0,0008 < 0,05.
3. Variabel Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dengan koefisien regresi sebesar -0.006144, nilai
thitung -0.042831, dan nilai
signifikan 0,9659 > 0,05.
4. Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset (ROA) dengan nilai koefisien regresi -0,014328, nilai
thitung -0,861439, dan nilai
signifikan 0,3911 > 0,05.
5. Variabel CAR, BOPO, NIM, dan
LDR secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh signifikan
terhadap ROA. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai F
statistik sebasar 6,251441 dan Probabilitas F sebesar 0,0000 < 0,05. Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai
R-Squared sebesar 0,634005,
yang berarti bahwa kemampuan model regresi yang terdiri dari CAR, BOPO, NIM, dan LDR
sebagai variabel independen
mampu menjelaskan variasi
perubahan ROA sebagai variabel dependen adalah sebesar 63,40% dan sisanya 36,60% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dalam penelitian ini penulis menyarankan:
1. Bagi pihak investor agar
memperhatikan faktor-faktor lain selain rasio keuangan perusahaan
serta faktor-faktor eksternal
perusahaan sebelum mengambil
keputusan untuk melakukan
investasi pada perusahaan
perbankan.
2. Bagi pihak perusahaan perbankan agar lebih memperhatikan rasio CAR dan LDR. Karena kedua variabel ini merupakan rasio dominan yang perlu ditingkatkan
mengingat kedua variabel ini
memiliki hubungan yang positif terhadap ROA. Sehingga dengan optimalnya peningkatan CAR dan LDR diharapkan akan berdampak pada peningkatan profitabilitas perbankan yang optimal.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian dengan judul dan tema yang sama sebaiknya untuk memperpanjang
periode pengamatan sehingga
pengaruh dapat dilihat dari jangka waktu yang lebih panjang dan untuk mempertinggi daya uji
empiris. Selain itu juga
disarankan bagi peneliti
selanjutnya untuk dapat
menambahkan variabel-variabel
lainya seperti Firm Size, Good
Corporate Governance (GCG),
Status Perusahaan, Pangsa Pasar,
dan faktor-faktor lain diluar
model regresi yang dianalisa agar
hasil yang diperoleh lebih
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariefianto, M. Doddy. (2012).
Ekonometrika Esensi dan
Aplikasi dengan Menggunakan Eviews. Jakarta: Erlangga.
Bank Indonesia. (2015). Statistik
Perbankan Indonesia. Diakses
dari www.bi.go.id tanggal 30 Juli 2016.
Bursa Efek Indonesia. (2015). Daftar Perusahaan Perbankan Go
Public. Diakses dari
www.idx.co.id tanggal 16 Juni 2016.
Christiano, M., Tommy, P., &
Saerang, I. (2014). Analisis
Untuk Mengukur Profitabilitas Pada Bank-Bank Swasta Yang
Go Public Di Bursa Efek
Indonesia. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Jurusan Manajemen
Universitas Sam Ratulangi
Manado, 2(4), 817–830.
Darmawi, Herman. (2011).
Manajemen Perbankan (Cetakan Pertama). Jakarta: Bumi Aksara.
Dasih, Kuntari. (2014). Pengaruh
Rasio Keuangan Terhadap Return On Asset Perbankan (Studi Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2007-2013. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Universitas Negeri Yogyakarta. Dewi, K. A. K., Sinarwati, N. K., &
Darmawan, N. A. S. (2014). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Assets (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2012. Jurnal Akuntansi,
2(1).
Fahmi, Irham. (2012). Analisis
Kinerja Keuangan (Cetakan
Kesatu). Bandung: Alfabeta. Hutagalung, E. N., Djumahir, &
Kusuma, R. (2013). Analisa Rasio Keuangan terhadap Kinerja
Bank Umum di Indonesia.
Universitas Brawija Malang
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, 11(1), 122–130.
Kasmir. (2014). Manajemen
Perbankan (Revisi). Jakarta:
Rajawali Pers.
Margaretha, F., & Zai, M. P. (2013).
Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Keuangan
Perbankan Indonesia. Jurnal
Bisnis Dan Akuntansi, 15(2),
133–141.
Shidieq, Hasbi A. (2013). Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Non
Performing Loan, Good
Governance, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Assets Pada bank Devisa yang Go Public Periode 2010-2012. Universitas Telkom.
Surat Edaran Bank Indonesia No.15 /41/DKMP tanggal 01 Oktober 2013. Perihal Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder dan
Giro Wajib Minimum
Berdasarkan Loan to Deposit Ratio dalam Rupiah. Diakses dari www.bi.go.id tanggal 16 Juni 2016.
Widarjono, Agus. (2007).
Ekonometrika Teori dan Aplikasi
untuk Ekonomi dan Bisnis.