LAPAROSKOPI
Di S U S U N Oleh : ThifalenaPROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN HELVETIA MEDAN
A. PENGERTIAN
Laparoskopi adalah suatu teknik operasi yang menggunakan alat-alat berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di dalam rongga perut. Untuk melihat organ di dalam perut tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini dengan terlebih dahulu
dimasukkan gas untuk membuat ruangan di rongga perut lebih luas. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya.
Atau dapat diartikan tindakan bedah yang tidak membutuhkan sayatan lebar karena menggunakan alat bantu kamera kecil yang dapat dimasukkan dalam rongga abdomen untuk melihat
lambung, hati, dan organ-organ lain. Metode ini dikatakan makin berkembang dengan didukung oleh peralatan canggih yang disebut Endo Alfa.
Gambar. Endo Alpha
Alat ini merupakan yang pertama di Indonesia dan yang ketiga di Asia, selain Jepang dan Hongkong. Endo Alfa dilengkapi dengan teknologi Narrow Brand Image (NBI) yang menangkap warna yang lebih spesifik dalam pemeriksaan. Dengan gambar yang lebih jelas, dokter dapat dengan tepat dan cepat mendeteksi keganasan kanker sejak dini.
B. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI (SEARCH LAGI YANG BAG. OBSTETRI)
1. Terdapat banyak indikasi laparoskopi diantara lain: a. Diagnosis, contohnya anomali
uteri,endometriosis,biopsi tumor
ovarii,omentum,limpa atau hati, dan membedakan kehamilan ektopik dengan salpingitis, atau nyeri panggul organik dengan psikogenik.
b. Evaluasi, contohnya pada pemeriksaan infertilitas, misalnya uji patensi tuba dan penilaian respons terhadap pengobatan pada wanita dengan kanker ovarium atau kanker pelvis lainnya.
Sterilisasi tuba dengan fulgurasi,pemasangan cincin Silastik atau klip logam
Memisahkan pelekatan
Eliminasi gangguan misalnya fulgurasi endometriosis
Pengeluaran benda asing,misalnya AKDR yang keluar dari kavum uteri.
2. Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut laparoskopi adalah abstruksi usus dan peritonitis umum. Penyakit jantung atau paru berat adalah kontrindikasi relatif
C. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BEDAH LAPARASKOPI
Gambar.Suasana kamar operasi laparoskopi 1. Keuntungan
Rasa nyeri minimal karena luka operasi kecil dan tidak melukai otot.
Pemulihan dan penyembuhan lebih cepat sehingga waktu perawatan di rumah sakit lebih singkat dan cepat kembali ke aktivitas normal.
Luka kecil mengakibatkan perut bekas operasi hampir tidak terlihat.
2. Kerugian
Teknik operasi ini tidak dapat dilakukan pada pasien-pasian yang pernah operasi perut sehingga terjadi perlengketan hebat di dalam rongga perut.
Memerlukan biaya yang cukup mahal karena alatnya sekali pakai.
Bila bedah laparaskopi tidak memungkinkan, maka dilakukan tindakan pembedahan biasa dengan sayatan yang lebih besar.
D. RESIKO
Jarang terjadi penyulit yang serius akibat laparoskopi diagnostik maupun operatif. Risiko utama dari tindakan ini adalah kerusakan usus, kandung kemih, ureter, pembuluh darah besar atau organ lain, yang kemungkinan memerlukan tindakan operatif segera. Kemungkinan terjadinya risiko adalah sekira dua sampai empat per 1.000 tindakan. Cedera organ dapat terjadi saat
memasukkan alat-alat untuk laparoskopi melalui dinding perut, atau saat pelaksanaan tindakan. Selain itu, terdapat beberapa keadaan yang dapat meningkatkan risiko penyulit saat
laparoskopi. Hal tersebut meliputi adanya riwayat operasi daerah perut sebelumnya (terutama operasi usus), endometriosis,
infeksi panggul, obesitas, ataupun badan yang sangat kurus. Terdapat beberapa penyulit lain yang dapat timbul akibat tindakan laparoskopi seperti pembentukan hematoma
(terkumpulnya darah di luar pembuluh), perdarahan, infeksi rongga perut atau panggul, kerusakan saraf, reaksi alergi, dan penyulit akibat tindakan pembiusan. Penyulit yang mungkin timbul pascaoperasi antara lain infeksi saluran kemih, infeksi pada luka sayatan, retensio urine atau trombosis vena. Risiko kematian saat laparoskopi sangat jarang, yaitu antara satu
sampai lima kejadian per 1.000, masih lebih rendah dibandingkan angka kematian akibat kehamilan
E.CONTOH PENGGUNAAN LAPAROSKOPI (SEARCH LAGI YANG BAG. OBSTETRI)
Kista ovarium, cukup populer di telinga wanita khususnya jika ini menyangkut kesehatan reproduksi. Jangan panik dulu jika Anda didiagnosis mengidap kista, karena kista banyak jenisnya dan tidak selalu berbahaya. Namun kista tetap perlu diwaspadai karena tanda dan gejalanya sering kali tidak disadari dan baru terdeteksi saat seseorang memeriksakan dirinya atau
berkonsultasi kepada dokter.
Keluhan atau sakit biasanya dirasakan utama sakit waktu
menstruasi yang tak kunjung mereda atau gangguan pada siklus haid. Ada juga kista yang sifatnya ganas dan dapat berkembang menjadi kanker.
Menurut dr Med Hardi Susanto, SpOG dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kista ovarium merupakan benjolan yang membesar, seperti sebuah balon yang berisi cairan, yang tumbuh di indung telur. Cairan ini bisa berupa air, darah, nanah, atau cairan coklat kental seperti darah menstruasi yang disebut kista coklat atau kista endometriosis.
Karena tumbuh di indung telur, kista ini lazim disebut kista ovarium. Kista banyak terjadi pada wanita di usia subur atau reproduksi dan biasanya dapat mengecil atau hilang dengan sendirinya setelah wanita memasuki masa menopause, karena menurunnya aktivitas indung telur.
Penanganannya tidak selalu harus dengan tindakan operasi, kecuali jika kista dianggap berbahaya, ukurannya makin membesar, lebih dari 5 cm, benar- benar mengganggu dan menimbulkan sakit yang luar biasa pada si penderita, terutama apabila kista terpuntir atau pecah," ungkapnya.
Walaupun kista tidak selalu menjadi ganas atau mengarah kepada kanker, namun demikian pemeriksaan tetap perlu
dilakukan untuk mengetahui indikasi dan penanganan yang lebih tepat. Belum ada jawaban yang pasti mengapa kista dapat timbul, apalagi seringnya kista tidak memberikan tanda dan gejala khusus, sehingga si penderita tidak menyadarinya dan baru diketahui secara kebetulan pada saat memeriksakan diri ke dokter dengan ultrasonografi atau USG (ultrasonografi).
F. METODE LAPAROSKOPI
Terapi bedah atau operasi merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien apabila kista tidak menghilang, memiliki ukuran besar, menimbulkan keluhan- keluhan seperti rasa nyeri perut, nyeri haid atau gangguan siklus dan infertilitas. Dibandingkan dengan metode konvensional, dimana pasien dibedah dengan sayatan yang lebar di sekitar perut untuk pengangkatan kista,
metode laparoskopi merupakan metode terkini (Gold Standard) dalam dunia kedokteran.
Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat dua atau tiga lubang kecil
(berdiameter 5-12 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain.
Teknik ini disebut juga teknik operasi minimal invansif (Minimal Invansive Surgery). Namun, teknik ini tetap memiliki resiko bagi pasien, terutama karena saat melakukan operasi tersebut, dokter yang menangani memerlukan ruang dalam rongga perut
sehingga memerlukan gas karbondioksida (CO2) untuk
mengembangkan rongga perut, antara lain risiko yang dapat terjadi jika gas bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam pem- buluh darah.
Untuk meminimalkan risiko-risiko dalam tindakan laparoskopi, dirancang dan diciptakan suatu alat untuk mendukung teknik laparoskopi ini, sehingga operasi bisa dilakukan tanpa gas karbondioksida. Penyediaan ruang di rongga perut tidak lagi menggunakan gas, melainkan dengan kait baja untuk menarik dinding perut, selanjutnya dokter melakukan langkah-langkah laparoskopi seperti biasa.
"Teknik laparoskopi tanpa gas (gasless laparoscopy) merupakan teknik yang paling canggih dan elegan dari semua teknik yang pernah dilakukan untuk tindakan operasi, sehingga risiko dapat diminimalkan”. Selain meminimalkan risiko, teknik ini juga mempercepat pemulihan dan mengurangi nyeri luka
pascaoperasi, mempersingkat waktu rawat inap sehingga hanya dalam satu atau dua hari saja pasien sudah dapat pulang dan melakukan aktivitasnya, permukaan perut pasien tidak akan
memerlukan jahitan yang lebar sehingga tidak mengurangi estetika, dan meminimalkan biaya yang dikeluarkan.
G.LAPAROSKOPI OPERATIF (SEARCH LAGI YANG BAG. OBSTETRI)
Cara ini dipopulerkan oleh Patrick Steptoe pada akhir tahun 1960-an. Gunanya untuk memeriksa kemungkinan sumbatan pada saluran telur, dengan cara menyuntikan zat pewarna khusus kedalam rahim, kemudian memeriksa alirannya melalui rahim dan keluarnya dari saluran telur. Alat laparoskopi berupa tabung fiberglass yang lentur berisi lampu dan lensa untuk memeriksa rongga-rongga di dalam tubuh, yang di masukkan melalui sayatan kecil pada dinding perut dekat pusar. Dengan zat kontras tersebut di atas dapat dilihat seberapa ukuran luasnya penutupan, parut yang terjadi, maupun kondisi pelengketan pada saluran telur. Juga bisa diketahui kondisi indung telur.
biasanya dilakukan sebelum ovulasi untuk mencegah kerusakan sel telur.
Dengan laparoskopi operatif, beberapa kelainan dalam rongga perut dapat ditangani bersamaan saat diagnosis ditegakkan. Biasanya dokter akan memasukkan alat-alat seperti gunting, alat biopsi, alat bedah elektro atau laser, melalui dua atau tiga
sayatan kecil pada dinding perut. Pilihan teknik atau alat sangat bergantung pada pengalaman dan keahlian dokter, lokasi
penyakit, dan ketersediaan alat.
Beberapa kelainan yang dapat diatasi dengan laparoskopi operatif meliputi pembebasan perlekatan sekitar saluran dan indung telur, membuka saluran telur yang tersumbat,
pengangkatan kista indung telur, pengangkatan jaringan endometriosis, dan pengangkatan jaringan kehamilan ektopik. Pada beberapa keadaan, dapat dilakukan pengangkatan mioma uterus.
Terkadang diperlukan lebih dari satu kali prosedur laparoskopi. Hal ini yang dikenal sebagai second-look laparoscopy, biasanya dilakukan dalam beberapa hari, minggu, atau bulan setelah laparoskopi atau pembedahan pertama. Pada second-look laparoscopy ini dokter akan melihat hasil dari pembedahan sebelumnya, seperti apakah perlekatan yang telah dibebaskan timbul kembali, atau apakah jaringan endometriosis yang telah diangkat ternyata tumbuh kembali. Bila ditemukan keadaan demikian, langsung dilakukan tindakan operatif kembali
Dengan laparoskopi operatif, beberapa kelainan dalam rongga perut dapat ditangani bersamaan saat diagnosis ditegakkan. Biasanya dokter akan memasukkan alat-alat seperti gunting, alat biopsi, alat bedah elektro atau laser, melalui dua atau tiga
sayatan kecil pada dinding perut. Pilihan teknik atau alat sangat bergantung pada pengalaman dan keahlian dokter, lokasi
penyakit, dan ketersediaan alat. Beberapa kelainan yang dapat diatasi dengan laparoskopi operatif meliputi pembebasan
perlekatan sekitar saluran dan indung telur, membuka saluran telur yang tersumbat, pengangkatan kista indung telur,
pengangkatan jaringan endometriosis, dan pengangkatan jaringan kehamilan ektopik.
Pada beberapa keadaan, dapat dilakukan pengangkatan mioma uterus. Kadangkala diperlukan lebih dari satu kali prosedur laparoskopi. Hal ini yang dikenal sebagai second-look
laparoscopy, biasanya dilakukan dalam beberapa hari, minggu, atau bulan setelah laparoskopi atau pembedahan pertama. Pada second-look laparoscopy ini dokter akan melihat hasil dari
pembedahan sebelumnya, seperti apakah perlekatan yang telah dibebaskan timbul kembali, atau apakah jaringan endometriosis yang telah diangkat ternyata tumbuh kembali. Bila ditemukan keadaan demikian, langsung dilakukan tindakan operatif kembali. Setelah laparoskopi, biasanya daerah pusat akan terasa nyeri dan memar. Gas yang digunakan dalam laparoskopi biasanya menyebabkan rasa kembung dan nyeri pada daerah perut dan bahu. Selain itu, dapat pula timbul rasa pusing dan mual akibat tindakan pembiusan. Derajat ketidaknyamanan yang terjadi biasanya bergantung pada jenis dan luasnya tindakan
beraktivitas normal kembali. Walaupun demikian, pasien diminta agar waspada bila timbul nyeri perut yang hebat, mual, dan muntah terus-menerus, peningkatan suhu badan di atas 38 derajat Celsius, atau perdarahan yang terus menerus dari bekas sayatan. Bila ditemukan hal-hal tersebut, pasien harus segera datang ke pusat pelayanan kesehatan.
E. PERSIAPAN ALAT
Demonstrasi instrumen dan teknologi dalam operasi laparoskopi secara menyeluruh akan tercantum di bawah ini pada dasar bahan ramah disajikan kepada kita oleh NPF "Krylo". Federasi Rusia dan GmbH "Richard Serigala", Jerman.
Sebuah kit teknis standar peralatan laparoskopi , yang digunakan selama operasi laparoskopi, ditunjukkan dalam gambar
Unit pertama dari jangkauan gambar menampilkan adalah sistem optik
laparoskopi (laparoskop) terdiri dari tabung optik dengan sistem lensa aliran yang mendalam kecil.
Teleskop transfer gambar dari rongga perut pasien untuk kamera video.
Kabel serat optik digunakan untuk menghubungkan sumber cahaya dengan sistem optik. Hal ini diperlukan untuk secara terpisah memeriksa prinsip-prinsip
pengobatan yang tepat dan akurat dengan konduktor cahaya untuk menghindari serat kaca merusak tipis dan sensitif optik.
Penggunaan sistem video endoskopi adalah elemen yang lebih penting untuk teknologi laparoskopi baru.
Karena ini, informasi video (berasal dari laparoskop, yang ditempatkan di dalam rongga perut) tentang proses intervensi endoskopik pada saat yang sama menjadi tersedia untuk semua anggota kru operasi, karena semua manipulasi
intra-abdomen dilakukan di bawah kontrol monitor pencitraan..
Hanya dengan menerapkan ke endovideosystem adalah mungkin untuk mengoperasikan awak untuk bertindak secara terkoordinasi dengan dua atau lebih manipulator bersamaan mendekatkan kompetensi operasi bedah
laparoskopi dengan yang operasi tradisional, dan dalam beberapa kasus melebihi satu sama lain.
blok prosesor, dan kecil kamera video yang kepala yang dihubungkan ke kedua dengan kabel sambungan.
Dengan menggunakan plug khusus kepala kamera terhubung ke mata dari teleskop optik yang dilengkapi dengan aliran cahaya dari sumber-intensitas tinggi khusus melalui kabel lampu-melakukan .
Gambar berwarna ditransfer ke monitor dengan resolusi tinggi dengan bantuan endovideocamera. Monitor harus memiliki ukuran tidak kurang dari 51-54 cm diagonal.
Ketersediaan monitor kedua sebagai pendukung membantu mungkin ukuran kecil. Hal ini seharusnya menggunakan saver informasi untuk menyimpan dan mengarsipkan bahan video dalam kondisi modern (hard disc, DVD, CD), yang juga penting dalam tahap metode-beradaptasi, serta pada melakukan intervensi berdiri karena keunikan
tidak perlu memiliki pencahayaan khusus dan cukup rongga perut untuk melakukan operasi laparoskopi. Illuminator mungkin berbagai jenis lampu sebagai sumber cahaya.
Yang lebih umum satu, lampu xenon, sangat handal, dan akan melayani panjang (lebih dari 2000 jam). Suhu lampu menyala (dari pijaran lampu, atau lampu filamen) adalah 5000K yang memungkinkan untuk memiliki cahaya dekat dengan matahari dengan komposisi spektral.
Hal ini pada gilirannya memberikan kesempatan untuk memiliki reproduksi warna kualitas alami .
Insufflator Elektronik berfungsi untuk memasok permanen insufflating disterilkan gas medis (CO2) dari botol gas ke rongga perut untuk menciptakan ruang tertentu, dan untuk mempertahankan tekanan hadir saat melakukan operasi endoskopi.
Insufflators modern otomatis menjaga tekanan dipasang di rongga perut pasien, mengubah tingkat dari gas yang disediakan tergantung pada tingkat kebocoran nya.
Dengan ada dua atau lebih gas memasok rezim dengan tingkat yang berbeda-dari 1 hingga 10-20 l / min.
Perangkat mengontrol tingkat menciptakan tekanan rongga perut sesuai dengan yang sekarang sebelum operasi, dan menunjukkan konsumsi gas selama operasi. Jika situasi darurat terjadi selama proses operasi, yang dikondisikan oleh adanya gas dalam botol gas, istirahat atau remasan selang, ada muncul sinyal suara dan cahaya pada panel perangkat.
Keunikan konstruktif dari endocoagulator menyediakan dengan kemungkinan baik untuk bipolar koagulasi dan monopolar satu dan pemotongan. Sebagai koagulasi bekerja adalah mungkin untuk menggunakan peraturan tenaga manual.
Sinyal suara yang menyertai proses koagulasi merupakan faktor lain keamanan yang mencegah kemungkinan koagulasi yang tidak terkontrol santai dalam rongga perut, mengamankan koagulasi jaringan di tengah cabang forsep.
Umumnya kita menggunakan jenis pohon instrumen koagulasi bipolar (tergantung pada bentuk bagian kerja)
1. Cabang lebar untuk koagulasi massa jaringan yang cukup besar (mesenterium, usus buntu, kapal diameter kecil, dll).
2. Persempit cabang untuk koagulasi lebih halus (commissures pendek dll). 3. Tipis-cabang graspers untuk persiapan untuk bipolar tipe forsep.
Bipolar koagulasi jauh lebih aman daripada monopolar karena proses aksi lokal hanya di tempat kedua cabang instrumen, yang menjadi sangat penting saat bekerja sangat dekat ke formasi pembuluh darah atau dinding usus.
Berikut monopolar coagulating instrumen yang digunakan: Gunting
Kait bentuk yang berbeda digunakan untuk persiapan sangat nyaman ketika memisahkan perlengketan lebar atau peritoneum massa dari kapal atau usus;
Monopolar elektroda yang lain bentuk-bulat, "sekop" dll - umumnya digunakan untuk mengontrol perdarahan parenchymatous (dari tempat tidur kandung empedu, setelah tang biopsi hati, limpa dll).
Instrumen ini (serta kait) disediakan dengan saluran bekerja untuk hisap (aspirasi), yang memungkinkan menggabungkan hisap darah dan koagulasi dengan tempat perdarahan.
Aquapurator, sistem aspirasi dan irigasi, diperlukan untuk melaksanakan sanation dari rongga perut.
Aquapurator memiliki akumulatif (penyimpanan) kapal (tidak kurang dari 2 l). Untuk lavage dari rongga perut solusi fisiologis digunakan.
Sebuah bagian yang cukup penting dari peralatan untuk intervensi laparoskopi adalah meja operasi dengan penggerak listrik yang memungkinkan untuk dengan mudah dan cepat mengubah posisi tubuh, yang terutama diperlukan saat membuat inspeksi dan lavage dari rongga perut (aquapurator).
Veress The jarum merupakan bagian integral dari Instrumentarium laparoskopi, dan digunakan untuk membuat carboxipneumoperitoneum-yaitu untuk infus karbon dioksida ke dalam rongga perut sebelum pengenalan trocar.
Trocars
- 5,5 mm-in mayoritas kasus untuk optik 5mm dan instrumen 5mm;
- 11mm-dalam operasi selama ekstraksi objek tertentu dari rongga perut sangat diperlukan (lebih sering lampiran berbentuk ulat atau kandung empedu), serta untuk penggunaan intraoperatif standar klip-aplikator (10mm).
Ketika membuat rencana untuk operasi itu adalah sangat penting untuk
menyediakan untuk saat-saat seperti itu, serta hati-hati merenungkan tempat untuk trocars besar (11 atau 12mm diameter) pengenalan. Wajib norma untuk
menggunakan trocars tersebut adalah adanya reduksi transien (12-10-5 mm) atau, apa yang lebih nyaman, sisi piring di trocars untuk memasukkan instrumen 5mm dan optik melalui mereka. Mayoritas instrumen laparoskopi memiliki konstruksi modular, yaitu mereka terdiri dari komponen, bagian terpisah disterilkan - tubuh bekerja, menangani, isolasi tunik. Menangani memiliki berbagai bentuk - dengan dan tanpa gigi - untuk kenyamanan keseluruhan sementara penanganan dan, selain itu, untuk pendekatan maksimal untuk gerakan ergonomis dan kebiasaan seorang ahli bedah.
Salah satu tren mendasar dalam merancang instrumen modern menjamin banyak tingkat kuantitatif kebebasan gerakan 'dari bagian kerja sebanyak mungkin.
Gunting Tang
Forceps dapat traumatis dan atraumatic tergantung pada pembangunan cabang instrumen (kehadiran garpu, dll). Kami menggunakan berbagai 5 mm forsep. Diseksi atraumatic jaringan dibuat dengan bantuan forsep atraumatic lembut - lurus dan melengkung, terutama dengan dua cabang bergerak, dengan fitur rotasi aksial mudah dengan segala cara.
Monopolar koagulasi saat ini hampir semua forsep dilengkapi dengan lapisan isolasi yang diperlukan dan elektroda untuk menghubungkan ke kabel monopolar.
Pemotongan instrumen.
Berbentuk Beak gunting untuk transaksi struktur tubular (embel-embel, jilid pembuluh darah dan lain-lain). Formulir ini memungkinkan Anda untuk menangkap dan kemudian transek objek, menghindari slip dari gunting.
Gunting lurus untuk pemisahan jaringan. Gunting melengkung lebih nyaman untuk berbagai jenis pembedahan, selain itu, kehadiran fasilitas mudah untuk rotasi cabang sangat penting. Semua jenis gunting mampu untuk melaksanakan monopolar koagulasi.
Jarum Pemegang
Terdapat berbagai jenis konstruksi jarum pemegang dengan berbagai bentuk cabang dan menangani. Kami mewakili jarum pemegang yang memiliki salah satu pilihan yang paling berguna dengan kualitas ergonomis mereka, yang
memungkinkan operator untuk mengulang dalam gerakan ukuran besar dalam operasi terbuka selama tindakan teknis yang sulit endoskopi.
Kami menggunakan dua jenis klip-aplikator:
- 10 mm instrumen untuk klip titanic dengan ukuran menengah-besar untuk digunakan dalam kasus seperti ketika transaksi lebih atau kurang penting
pembuluh darah dan pembentukan tabung dituntut.
- 5 mm instrumen untuk klip titanic dengan ukuran kecil jarang digunakan terutama untuk menutupi cacat parietalis peritoneum.