• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN NUTRISI PADA PASIEN DI ICU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERIAN NUTRISI PADA PASIEN DI ICU."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN NUTRISI PADA PASIEN DI ICU.

Soenarjo

Bag. Anestesiologi / SMF. Anestesi FK.UNDIP / RS.Dr.Kariadi S e m a r a n g.

Pendahuluan.

Malnutrisi di rumah sakit kira-kira 30 – 50% ( 50% merupakan kasus bedah) . Infeksi berat atau sepsis dan trauma ganda luas dapat menyebabkan malnutrisi dan hal ini dapat menyebabkan peningkatan mortalitas. Bila kita melakukan perbaikan nutrisi dapat mengurangi morbiditas, mortalitas, dan meningkatkan derajat hidup dan meningkatkan penyembuhan.

Tujuan optimal dari nutrisi adalah bagaimana mengatur komponen nutrisi , bagaimana keadaan saluran cerna dan enzim pencernaan.

Malnutrisi adalah gangguan pada komposisi tubuh, dimana terjadi defisiensi makro nutrien dan mikro nutrien bila pemasukan nutrien kurang dari yang dibutuhkan sehingga menyebabkan mengurangnya fungsi organ dan mengurangnya masa tubuh dan menyebabkan berkurangnya penderita pulang dengan sembuh .

Yang dimaksud zat gizi (nutrien) : adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya , yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Bantuan nutrisi merupakan bagian rutine terapi di ICU.1

Hal-hal yang pelu diperhatikan . - Biokimia komposisi nutrisi - Proses metabolisme dalam sel - Kapan memulai NPE

- Lama pemberian

- Cara menghitung kebutuhan - Memilih komposisi cairan - Membuat skema terapi - Monitoring

(2)

Regulasi dalam air, keseimbangan Kalium dan Natrium.

Effectors Stimulators

Hypothalamus

and

posterior pituitary lobe

(Vasopresin)

Pain, fear Medications

(eg. Anesthetics etc.) Volume deficit (intravascular)

Hypothalamic

osmoreceptor

Kidney (renin)

Adrenal cortex

(aldosteron)

H2O

-retention

Na+

-retention

K +

-retention

Hyperosmolarity

Hypovolemia

Hyponatremia

Hyperkalemia

Fig. 1. Regulation in water -, Pottasium – and Sodium balance (acc, to schullis, K., Beisbarth, H)

(3)

Akibat nyeri, pengobatan ( misalnya obat-obat anestesi, kekurangan cairan intravaskuler ) dapat merangsang efektor di hipotalamus dan glandula pituitary

posterior (vasopressin) yang menyebabkan retensi air. Hiper osmolaritas dapat

merangsang osmoreseptor hipotalamus dan dapat menyebabkan retensi air. Sedangkan hiperkalemi dapat merangsang korteks adrenal (aldosteron) sehingga dapat menyebabkan retensi air, retensi natrium, dan menyebabkan hilangnya kalium.

Kondisi diabetik metabolik pasca stress metabolisme .

ATP

Cathecolamines

Adenyl-

Glucagons

Cyclase

Vasopresissin

ACTH

3,5 cAMP

Lipolysis

Glucogenolysis and

Other sources of glucose

Blood glucose

NEFA

Hyperglucosemia

and glucosuria

Increase in

Ketone bodies

Glucose utilization

Fig. 3. The diabetic metabolis condition in post-stress metabolism (acc, to schullis, K., Beisbarth, H)

(4)

Peningkatan katekolamine, glukagon, vasopressin, dan ACTH dapat merangsang

adenylcyclase dan mempengaruhi glukose darah. Adenylcyclase dapat mempengaruhi

perubahan ATP menjadi 3,5 cAMP. 3,5 cAMP dapat mempengaruhi glukogenolisis dan sumber glukosa lain sehingga menyebabkan kenaikan gula darah. Kenaikan gula darah dapat menyebabkan hiperglukosemia dan glukosuria dan mempengaruhi penggunaan glukose oleh tubuh. 3,5 cAMP mempengaruhi lipolisis dan menghasilkan NEFA yang dapat menyebabkan kenaikan keton. NEFA seperti kita ketahui dapat mempengarauhi penggunaan glukose oleh tubuh.

Gangguan metabolisme bantuan hidup

Protein

catabolisme

Fig. 3. Disturb life-support metabolism (acc, to schullis, K., Beisbarth, H)

Rangsangan terhadap ACTH ( glukokortikoid), TSH ( Hormon thiroid ), glukagon , dapat menyebabkan katabolisme protein, sehingga perlu pemberian protein tambahan. Tujuan bantuan nutrisi penderita di ICU

Tujuan bantuan nutrisi di ICU adalah :5

1. Memperoleh bantuan nutrisi yang sesuai dengan kondisi medik penderita, status nutrisi dan cara pemberiannya.

2. Mencegah atau mengobati kekurangan atau defisiensi makro nutrien dan mikro nutrien.

3. Memperoleh nutrien yang layak dengan adanya metabolisme

4. Menghindari komplikasi yang berhubungan dengan tehnik pemberian diet

5. Memperbaiki pengeluaran penderita dari rumah sakit yang ada berhubungan dengan penyakitnya.

Indikasi dukungan nutrisi.

Indikasi dukungan nutrisi pada penderita di ICU adalah :

Glucocorticoids (ACTH – stimulated) Thyroid hormone (TSH – stimulated) Glucagon (metabolite – stimulated)

(5)

1. Penderita tidak dapat makai 2. Penderita harus puasa 3. Penderita tidak mau makan 4. Pemderita tidak cukup makan

Cara pemberian nutrisi pada penderita dapat dimulai dengan energi yang rendah sampai maksimal, kemudian diturunkan sampai semula ,semuanya dimulai dan diakhiri dengan perlahan- lahan.

Kapan memulai NPE dan lamanya.

Pada fase akut belum perlu diberikan nutrisi. Terapi nutrisi baru dimulai setelah fase akut berakhir. Malnutrisi dapat terjadi pada penderita mengalami pembedahan dan pemberian kemoterapi. Nutrisi dapat dimulai beberapa saat pasca bedah. Kalau gizi baik pemberian nutrisi dapat berlangsung 3 – 4 hari atau sampai saluran cerna berfungsi.

Menghitung kebutuhan nutrisi.

Para klinisi perlu mengetahui bagaimana cara menghitung energi (kalori) , protein , lemak , elektrolit, vitamin, trace- elemen dan air.

Substrat Nutrisi J u m l a h

Air ( cc/kg/hari) 20 – 25 (kritis)

30 – 50

Energi (kcal/kg/hari) 20 – 25 (kritis)

30 – 50

Protein / asam amino (g/kg/hari) 1,2 – 1,5

Na (mEq / kg / hari) 1 - 2

K (mEq/kg/hari) 1

Glukosa : lemak 3 : 1 - 1 : 1

(6)

A. Kebutuhan energi dasar (BMR) BB = Berat badan T = Tinggi U = Usia

B. Kebutuhan energi aktual (AEE)

AF = Activity Factor (faktor aktivitas) IF = Injury Factor

TF = Termal Factor

TABEL FAKTOR KOREKSI

BMR Pria = 66.0 + 13.7 x BB (kg) + 5 x T (cm) – 6.8 x U (tahun) Kcal/hari BMR Wanita = 655 + 9.6 x BB (kg) + 1.7 x T (cm) – 4.7 x U (tahun) Kacl/hari

(7)

FAKTOR AKTIFITAS (AF) Koreksi

• Istirahat tidur (bed rest) 1,2

• Mobilisasi 1,3

FAKTOR PEMBEBANAN (IF) Koreksi

• Tanpa komplikasi 1,0 • Paska bedah 1,1 • Patah tulang 1,2 • Sepsis 1,3 • Peritonitis 1,4 • Multi trauma 1,5

• Multi trauma + sepsis 1,6

• Luka bakar 30 – 50% 1,7

• Luka bakar 50 – 70% 1,8

• Luka bakar 70 – 90% 2,0

FAKTOR SUHU (TF) Koreksi

• 38OC 1,1

• 39OC 1,2

• 40OC 1,3

• 41OC 1,4

Kebutuhan kalori

Untuk menentukan kebutuhan kalori perlu mengatahui gambaran fisiologis dari keadaan hiperkatabolik. Seperti kita ketahui keadaan hiperkatabolik adalah : meningkatnya produksi panas , meningkatnya kebutuhan energi ( meningkat 25 – 50%) , meningkatnya kecepatan nafas, meningkatnya kecepatan nadi.

Kebutuhan kalori (kcal/kg BB) : 25 – 30 kcal/kg BB (ASPEN Board of Directors , 1993) Glukosa merupakan substrat kalori primer, sedangkan kebutuhan lemak sekitar 15 – 40%. Dalam menentukan kebutuhan kalori harus dihindari terjadinya hiperglikemia.

Kebutuhan nitrogen

Nitrogen dibutuhkan pada penderita-penderita dengan :

- hipermetabolik, stress dan penderita yang mengalami trauma.

- Penderita yang mengalami ekskresi urea sebesar 85% dari protein tubuh yang mengalami pemecahan.

- Idealnya pemberian nitrogen harus :

1. seminimal mungkin sesuai dengan yang hilang 2. cukup untuk mempertahankan masa tubuh. 3. nitrogen cukup untuk penyembuhan 4. cukup adekwat untuk penyembuhan

(8)

(1 gr nitrogen = 6.25 gr protein = 30 gr jaringan) 6. NPC : P ratio = 100 : 1

Prinsip dasar bantuan nutrisi

Kita memberikan enteral nutrisi sedini mungkin kecuali ada alasan-alasan khusus dimana penderita terpaksa diberikan cara yang lain. Kadang-kadang kita perlu memberikan kombinasi parenteral nutrisi dan enteral nutrisi bila enteral nutrisi tidak mencukupi. Total parenteral nutrisi hanya boleh diberikan bila traktrus gastro enterstinal tidak berfungsi atau bila tidak boleh digunakan akibat operasi.

Mengapa nutrisi enteral ?

Penderita yang tidak mendapat nutrisi enteral dapat mengalami atrofi mukosa usus, karena tidak ada bahan nutrien untuk enterosit dan colonosit. Bila pemberian nuitrisi enteral tidak cukup , maka fungsi barier usus mengalami kegagalan dan mengakibatkan translokasi endotoksin dan bakteri dan ini sangat membahayakan penderita.

Keuntungan enteral nutrisi dini

Dengan memberikan enteral nutrisi dini maka penderita dapat : 1. mempertahankan mukosa usus

2. mengurangi risiko sepsis dan translokasi bakteri 3. dapat meningkatkan status imunologi

4. mempersingkat lama rawat di rumah sakit. 5. biaya murah

Nutrisi parenteral

Yang dimaksud dengan nutrisi parenteral adalah suatu cara pemberian nutrisi (karbohidrat, protein,lemak, vitamin dan mineral) bagi mereka yang tidak dapat menggunakan saluran cernanya.

Indikasi nutrisi parenteral

Indikasi nutrisi parenteral adalah penderita dengan : 1. hemodinamik tidak stabil

2. tidak dapat akses ke saluran cerna 3. permukaan absorbsi usus tidak cukup 4. laparatomi , open abdomen

5. ileus paralitik 6. obstruksi usus 7. high output fistula

(9)

Tabel : Komposisi cairan sebagai sumber energi/1000 cc

CAIRAN KARBOHIDRAT (Gm/L) Kcal/L Mosm/L

Gluk Fruk Xyl Mal

Dekstrosa 5% 50 - - - 200 278* Dekstrosa 10% 100 - - - 400 555* Dekstrosa 20% 200 - - - 800 1110 Dekstrosa 40% 400 - - - 1600 2220 Martos 10 - - - 100 400 278* TRIPAREN (+Elektrolit) 167 83 42 - 1168 2100 Ka EN MG3 (+Elektrolit) 100 - - - 400 695 TRIFLUID (+Elektrolit) 60 30 15 - 420 800

Kebutuhan protein (asam amino) Ada suatu rumus :

Konsumsi nitrogen ( mmg / 24 jam ) = Ureum urine / 24 jam (mmol) x 28 + 4000mg Kebutuhan asam amino = Konsumsi nitrogen x 6.25

Memilih komposisi cairan.

Kebutuhan protein (asam amino) :

Memilih komposisi cairan : a. Sumber kalori

• Sumber kalori dari karbohidrat (50 – 80%)

• Sumber kalori dari lemak/protein (20 – 50%) b. Jumlah dan komposisi protein

• Jumlah kebutuhan protein

• Pilih komposisi yang cocok o Sepsis

o Gagal ginjal o Gagal hati c. Vena perifer/sentral

d. Pilih cairan sesuai kebutuhan

Konsumsi nitrogen (mmg/24 jam) = ureum urine/24 jam (mmol) x 28 + 4000 mg Kebutuhan asam amino = Konsumsi nitrogen x 6,25

(10)

Memilih komposisi asam amino untuk NPE a. Penyakit hati / ginjal (-)

 AA esensial dan non esensial seimbang

• PAN – AMIN G

• AMINOVEL 600

• AMIPAREN

b. Penyakit hati (+)

 Branched chain AA rendah methionin, fenilalanin, triptofan c. Penyakit ginjal (+)

 AA esensial dan non esensial seimbang tanpa elektrolit (K+)

SKEMA TERAPI NPE 24 – 48 jam : air + elektrolit

24 – 72 jam : NPE hipokalori (V. Perifer) 72 – 96 jam : NPE total (V. Sentral)

Catatan :

a. Merata 24 jam.

b. Fungsi ginjal dan hati ? c. > 4 hari + asam lemak. d. + vitamin dan trace elemen. e. + elektrolit secara individual. f. Monitoring.

g. Kontrol ureum darah. Monitoring NPE

a. Laboratorium

• Gula darah

• Fungsi ginjal

(11)

b. Komplikasi

Komplikasi Sebab Pencegahan Pengelolaan

Hiperglikemia DM, menurunnya toleransi terhadap insulin (fase akut)

Kontrol gula darah

teratur Insulin, batasi intake glukosa Hipoglikemia Menghentikan terapi

NPE tiba-tiba Terapi NPE dihentikan bertahap Glukosa 40% I.V. Uremi prerenal Overdosis asam amino,

dehidrasi Kontrol fungsi ginjal teratur Kurangi dosis asam amino, atasi dehidrasi Gangguan fungsi hati Overdosis lemak,

glukosa Kontrol fungsi hati teratur Kurangi intralipid/ dekstrosa Gangguan cairan/

elektrolit Overhidrasi/dehidrasi, hipofosfatemi Kontrol elektrolit/cairan teratur Perhatikan balansn elektrolit/cairan/glukosa Defisiensi trace

elemen/ vitamin Underdosis Kontrol kadar serum, pembekuan darah Tambahkan vitamin/ trace elemen Hiperkapni Produksi CO2 oleh

metabolisme sel NPE harus hati-hati pada PPOM Kurangi kalori dan glukosa Penutup

NPE perlu pemahaman :

• Biokimiawi komponen nutrisi dan proses metabolisme

• Kapan NPE dimulai

• Lama pemberian

• Kebutuhan nutrisi

• Komposisi cairan

• Skema terapi

• Monitoring

• Komplikasi : Pencegahan dan Pengelolaan Kesimpulan

• Malnutrisi, umum terjadi di RS.

• Perlu penilaian status nutrisi untuk setiap pasien yang masuk RS, terutama pasien rencana operasi besar.

• Komplikasi post operatif lebih besar pada pasien malnutrisi.

• Pemberian enteral nutrisi preoperatif pada pasien malnutrisi menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

• Pemberian enteral nutrisi dini postoperatif post pylorus menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

• Pemberian TPN perioperatif hanya diberikan bila enteral nutrisi tidak memungkinkan.

• Durante operatif dan post operatif perlu dipertahankan perfusi viseral untuk mempertahankan fungsi GIT.

(12)

• Dalam pemberian PN Lipid tidak dapat sebagai sumber kalori tunggal, asam amino harus diberikan bersama sumber kalori.

Daftar Pustaka

1. Cerra, Frank B. Et al. Applied Nutrition in ICU Patients : A Concensus Statement of the American College of Chest Physicians. Chest, 1997 ; 111 : 769 – 78.

2. Regulation in water, Potassium – and Sodium – balance (acc, to schullis, K., Beisbarth, H)

3. The diabetic metabolis condition in post-stress metabolism (acc, to scullis, K., Beisbart, H)

4. Distrub life-support metablism (acc, to schullis,K., Beisbarth,H)

5. Cerra, Frank B. Et al. Applied Nutrition in ICU Patients : A Concensus Statement of the American College of Chest Physicians. Chest , 1997 ; 111 : 769 – 78.

(13)

Gambar

Fig. 1. Regulation in water -, Pottasium – and Sodium balance            (acc, to schullis, K., Beisbarth, H)
Fig. 3. The diabetic metabolis condition in post-stress metabolism                                     (acc, to schullis, K., Beisbarth, H)
Fig. 3. Disturb life-support metabolism                                                           (acc, to schullis, K., Beisbarth, H)
Tabel : Komposisi cairan sebagai sumber energi/1000 cc

Referensi

Dokumen terkait

Unmet electrical load 0 0 Capacity shortage 0 0 Dari Gambar 15 terlihat perbandingan produksi daya yang dihasilkan oleh sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan konseling yang dilakukan oleh konselor kepada siswa, untuk mengetahui motivasi

Oleh karena itu, hasil penelitian ini sesuai de- ngan hipotesis awal penelitian yaitu kadar VCAM-1 pada serum pasien APS yang dipajankan pada kul- tur sel endotel vena

Dengan menentukan nilai rata-rata pada tiap kriteria dan bobot yang bergantung pada kepentingan maka hasil penilaian kualitas perangkat lunak yang diperoleh dari 48

Perencanaan mempertimbangkan informasi dari asesmen pasien lain dan mengidentifikasi anestesi yang akan digunakan, termasuk metode pemberiannya, pemberian medikasi dan cairan

Wendy S.A.F, D0111085, Manajeen Transportasi dan Lalu Lintas Oleh Dishubkominfo dalam Upaya Mengatasi Kemacetan, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu

Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dilakukan usaha-usaha sebagai berikut: (1) Diusahakan dengan membuat ruang pembakaran sedemikian rupa sehingga tidak terdapat ruangan

Berikut adalah data waktu tempuh seorang pembalap sepeda dengan jarak yang sama selama 9 kali latihan.. 49 menit 54 menit 47 menit 45 menit