• Tidak ada hasil yang ditemukan

Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia 2"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BUMI PERKEMAHAN PALUTUNGAN

BERDASARKAN ANALISIS DAYA DUKUNG

LINGKUNGAN WISATA DI TAMAN NASIONAL

GUNUNG CIREMAIKABUPATEN KUNINGAN

PROPINSI JAWA BARAT

1

Silvia Lucyanti,

2

Boedi Hendrarto dan

3

Munifatul Izzati

1Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

2Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Diponegoro, Semarang, Indonesia 3Fakultas MIPA Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Abstrak

Perkembangan wisata di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) saat ini menunjukkan kemajuan yang cukup pesat ditandai dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang khususnya di obyek wisata Bumi Perkemahan (Buper) Palutun-gan. Pengembangan pengelolaan obyek wisata sudah seharusnya memperhatikan daya dukung lingkungan wisata baik pada aspek biofisik, psikologis, sosial maupun ekonomi untuk mewujudkan pembangunan pariwisata alam berkelanjutan.Tujuan penelitian ini adalah menilai daya dukung lingkungan wisata sebagai dasar penentuan strategi yang tepat dalam pengembangan obyek wisata Buper Palutungan. Metode yang digunakan adalah rumus daya dukung fisik (Cifuentes,1992); daya dukung sosial-psikologis meng-gunakan pendekatan persepsi pengunjung dan masyarakat lokal; sedangkan daya dukung ekonomi berupa gambaran perekonomian masyarakat setempat terkait keberadaan Buper Palutungan dan penentuan strategi pengembangan menggunakan SWOT Analysis.

Hasil perhitungan dan analisis daya dukung lingkungan wisata diperoleh kesim-pulan bahwa rata-rata jumlah aktual wisatawan yang datang ke Buper Palutungan ada-lah 179 pengunjung/hari dan kondisi ini masih berada di bawah daya dukung fisiknya. Daya dukung psikologis-sosial berdasarkan persepsi tingkat kepuasan pengunjung pada aktivitas wisata mencapai rata-rata 71,72% dan tingkat penerimaan sosial masyarakat rata-rata adalah 66,32%. Keberadaan Buper Palutungan memberikan manfaat ekonomi namun masih terbatas pada masyarakat yang terlibat sebagai pelaku usaha dan masih minimnya keterlibatan masyarakat setempat dalam pengelolaan Buper Palutungan. Ber-dasarkan hasil analisis SWOT diperoleh strategi prioritas dalam pengembangan obyek wisata Buper Palutungan berdasarkan daya dukung lingkungan wisata yaitu antara lain: peningkatan kerjasama dengan pihak pengelola, masyarakat, dan pemerintah dalam me-narik kunjungan wisatawan terutama pada hari-hari off-season; pengelolaan dan peng-aturan pengunjung sesuai dengan daya dukung fisiknya pada musim puncak (peak-sea-Email:slucyanti@gmail.com

(2)

son); peningkatan keterlibatan masyarakat dalam memperoleh manfaat ekonomi dengan pelatihan ketrampilan produk wisata; penataan ruang dan pengembangan fasilitas wisata sesuai dengan kondisi lingkungan lanskap; pengelolaan limbah sampah dan kebersihan; pengembangan kompetensi SDM sebagai bagian dari sektor pariwisata; peningkatan ket-erlibatan masyarakat pada sektor wisata melalui peran lembaga model desa konservasi (LMDK); pengawasan oleh organisasi masyarakat terhadap gangguan yang timbul dari kedatangan pengunjung.

Kata Kunci: strategi, daya dukung, wisata, taman nasional, Bumi Perkemahan Palutungan

Pendahuluan

Perkembangan pengelolaan ka-wasan taman nasional saat inimenunjukkan kemajuan dalam sector kepariwisataan. Kawasan Taman Nasional berdasarkan kategori IUCN (1994) merupakan wilayah yang dilindungi dan sebagian besar diatur untuk perlindungan ekosistem dan rekreasi (Eagles et al, 2002).Kawasan Taman Na-sional Gunung Ciremai (TNGC) merupak-an salah satu kawasmerupak-an konservasi di Kabu-paten KuninganPropinsi Jawa Barat yang memiliki beberapa obyek wisata salah satunya adalah Bumi Perkemahan (Bu-per) Palutungan.Obyek wisata ini cukup diminati oleh masyarakat ditandai dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Selama kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan 2011 jumlah wisatawan ke kawasan TNGC mengalami peningkatan dari 8.478 wisatawan menjadi 331.258 wisatawan dan kunjungan pal-ing tpal-inggi adalah pada obyek wisata Bumi Perkemahan Palutungan (Balai TNGC, 2011).

Peningkatan jumlah kunjungan wisata di kawasan taman nasional seringkali tidak diimbangi dengan pengelolaan yang tepat dalam pemanfaatan daya tarik wisatanya. Pengembangan wisata di zona pemanfaatan wisata taman nasional cenderung lebih mengutamakan mutu atraksi wisata serta pelayanan dan mengabaikan kemampuan daya dukung

lingkungan wisata. Peningkatan jumlah wisatawan akan berpengaruh terhadap kondisi fisik lingkungan, kondisi psikologis wisatawan dan sosial masyarakat terhadap aktivitas wisata di Buper Palutungan. Masalah daya dukung dalam ekowisata adalah sangat penting karena berkaitan erat dengan kerusakan lingkungan (Fandeli & Muhammad, 2009).Selain itu, keadaan lingkungan perlu diperhatikan karena dengan terganggunya mutu lingkungan satu obyek wisata maka daya tariknya pun akan terganggu atau berkurang (Fandeli & Suyanto,1999).

Daya dukung lingkungan merupa -kan salah satu alat yang dapat dipakai untuk mengukur, sejauh mana sebuah destinasi bisa berkelanjutan. Penilaian ini diguna-kan untuk mengetahui daya dukung antara lain lingkungan alamiah destinasi, lingkun -gan sosial budaya, struktur warisan alam dan budaya, kapabilitas infrastruktur, dan kepuasan pengunjung(Mc Minn, 1997 da-lam Hakim, 2004).Selain faktor fisik, daya dukung kawasan pariwisata juga berkaitan dengan faktor psikologis wisatawan dimana pada umumnya kawasan pegunungan yang memiliki hawa sejuk rata-rata wisatawan mencari nilai-nilai keheningan, jauh dari hiruk-pikuk polusi suara, dan rendahnya tingkat kepadatan manusia (Muhammad & Baiquni, 2012).

Buper Palutungan mempunyai prospek pengembangan ke depan sehingga

(3)

memerlukan suatu startegi yang tepat dalam pengelolaannya. Strategi pengembangan merupakan bagian dari perencanaan pariwisata. Menurut Pitana & Diarta (2009), perencanaan menyangkut strategi sebagai implementasi kebijakan merupakan prediksi dan oleh karenanya memerlukan beberapa perkiraan persepsi akan masa depan. Strategi merupakan respon-secara terus menerus maupun adaptif-terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi (Argyris, 1985; Mintzberg, 1979; Steiner dan Miner, 1977 dalam Rangkuti, 2006).Melalui pendekatan daya dukung lingkungan wisata, dapat memberikan informasi dalam merencanakan pengembangan obyek wisata yang mempertimbangkan kondisi fisik, sosial dan ekonomi.Penelitian ini bertujuan untuk menilai daya dukung lingkungan wisata pada aspek fisik, sosial-psikologis dan ekonomi sebagai dasar dalam penyusunan strategi pengembangan obyek wisata Buper Palutungan.

Metodologi

Tipe dan Metode Penelitian

Penelitian tentang strategi pengembangan obyek wisata dilakukan di obyek wisata Buper Palutungan yang merupakan kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Ciremai, Jawa Barat secara administrasi terletak di Desa Cisantana Dusun Palutungan Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Dalam menganalisis strategi pengembangan menggunakan pendekatan daya dukung lingkungan wisata yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu daya dukung lingkungan fisik, daya dukung sosial-psikologis, dan daya dukung ekonomi dengan metode penelitiankuantitaif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara/kuisioner dan studi literature terkait data yang dibutuhkan.

Analisis Deskriptif

Analisis data daya dukung lingkungan wisata dilakukan dengan metode deskriptif berdasarkan data-data yang diperoleh.Daya dukung sosial-psikologis menggunakan pendekatan persepsi denganparameter utama adalah tingkat kepuasan pengunjung pada parameter fasilitas dan aktivitas wisata serta persepsi penerimaan penduduk lokal terhadap kedatangan pengunjung serta keberadaan obyek wisata.Kuisioner diberikan kepada 124 responden pengunjung Buper Palutungan dan 95 responden penduduk Dusun Palutungan Desa Cisantana untuk mendapatkan data-data terkait penilaian daya dukung sosial-psikologis Buper Palutungan serta ekonomi masyarakat. Hasil survey responden dari kuisioner baik karakteristik/profil responden diolah dengan statistik deskriptifsedangkan tingkat persepsi, sikap dan pendapat berdasarkan data ordinal berupa skala/ gradasi/tingkatan dari yang positif maupun negatif. Skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial yaitu skala Likertdan dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawasan dari responden (Sugiyono, 2012). Sedangkan analisis daya dukung ekonomi berupa analisis deskriptif kualitatif yang menggambarkan perekonomian penduduk lokal dikaitkan dengan keberadaan aktivitas wisata Buper Palutungan.

Analisis SWOT

Hasil analisis dari ketiga aspek daya dukung lingkungan wisata Buper Palutunganyaitu pada asepk fisik, social-psikologis dan ekonomi kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menentukan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal(peluang dan ancaman). Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut menjadi input dalam matriks analisis SWOT (Tabel 1) sebagai dasar dalam menentukan strategi prioritas pengembangan obyek

(4)

wisata Buper Palutungan. Perkemahan, Curug Putri, keindahan hutan IFAS

EFAS

Strengths (S) Tentukan 5 - 10 faktor faktor kekuatan Internal

Weaknesses (W) Tentukan 5 - 10 faktor faktor

kelemahan Internal Opportunities (O)

Tentukan faktor peluang Eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang Threats (T)

Tentukan faktor ancaman Eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

Hasil dan Pembahasan

Gambaran Wilayah Penelitian

Bumi Perkemahan Palutungan terdapat di Desa Cisantana, Dusun Palutungan di Kecamatan Bumi Perkemahan Palutungan Kabupaten Kuningan yang termasuk pada wilayah kerja Resort Cigugur pada Seksi Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai (SPTN) Wilayah I Kuningan. Bumi Perkemahan Palutungan memiliki luas sekitar 11,39 ha pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan merupakan bagian zona pemanfaatan wisata kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.Curah hujan di wilayah ini rata-rata 3.500 mm/th dengan jumlah bulan hujan dalam setahun berkisar 3 – 6 bulan. Suhu rata-rata harian antara 26 - 32˚C pada ketinggian 750 – 1.200 mdpl.Topografi wilayah Buper Palutungan dan Desa Cisantana adalah dataran dan pegunungan dengan kelerengan lahan mulai dari landai sampai curam. Buper Palutungan mempunyai potensi daya tarik wisata antara lain pemandangan alam areal wisata Buper PalutunganLokasi

Pinus (Pinus merkusii)permainan anak dan flying fox,jalur trekking/hiking, pengamatan satwa burung/birdwatchinglegenda Curug Putridan arboretum/hutan pendidikan. Analisis Daya Dukung Lingkungan

Wisata

Aspek Fisik

Jumlah kunjungan aktual rata-rata wisatawan Buper Palutungan saat ini adalah 179 pengunjung/hari dan masih berada di bawah daya dukung fisikarea Buper Palutungan sehingga dalam pengembangan obyek wisata ke depan masih dapat dioptimalkan. Optimasi jumlah pengunjung ini dapat dilakukan terutama padamusim-musim off-season. Liu (1994) dalam Pitana & Diarta (2009) menyatakan bahwa pemakaian standar daya dukung fisik bagi destinasi wisata mampu menghindarkan pembangunan kawasan yang terlalu cepat dan tidak terkendali yang justru akan merugikan pengembangan ekowisata tersebut. Sejalan dengan pemikiran Butler (1999) dalam Jovicic & Dragin (2008) yang menyatakan bahwa daya dukung merupakan suatu batas

Tabel 1. Matrik Analisis SWOT

(5)

penggunaan ruang pariwisata sebelum terjadinya penurunan secara signifikan terhadap pondasi sumberdaya pariwisata atau kualitas pengalaman wisatawan. Potensi pengunjung Buper Palutungan ke depan mengindikasikan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Menurut Widodo (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa laju pertumbuhan pengunjung di Buper Palutungan pada tahun 2010 adalah sebesar 0,39. Daya dukung menentukan jumlah pengunjung optimal dari yang dibutuhkan sehingga dapat mempertahankan lokasi wisata baik secara ekonomi maupun lingkungan (Patil, 2008). Faktor lain yang dapat mempengaruhi daya dukung fisik adalah kapasitas manajemen pengelola dari jumlah kebutuhan petugas. Kapasitas petugas pengelola CV Wisata Putri Mustika masih rendah ditunjukkan dengan jumlah petugas yang masih kurang. Selain itu berdasarkan persepsi responden yang menyatakan puas dengan pelayanan petugas hanya 20,16 persen sedangkan lainnya menyatakan cukup s/d tidak puas terhadap pelayanan petugas.

Aspek Sosial-Pskologis

Daya dukung fisik yang terlampui dapat mempengaruhi kualitas pengalaman pengunjung.Kaitannya dengan daya dukung lingkungan wisata harus memperhatikan elemen fasilitas karena fasilitas berkaitan dengan kebutuhan wisatawan (Wearing and Neil, 1999 dalam Hakim, 2004). Menurut pendapat responden pengunjung mengenai kecukupan jumlah fasilitas yang tersedia di Buper Palutungan, sebanyak 61,29persen responden menyatakan jumlah fasilitas yang ada telah mencukupi dan 38,71 persen menyatakan fasilitas belum mencukupi jumlahnya.

Tingkat kepuasan penggunaan fasilitas wisata rata-rata hanya mencapai 63,29 persen dan terendah pada fasilitas MCK/Toilet serta fasilitas pembuangan sampah. Fasilitas tempat sampah merupakan salah satu fasilitas yang masih

kurang jumlahnya.Hal ini ditunjukkan dengan adanya permasalahan sampah pengunjung yang selalu menumpuk terutama pada musim puncak kunjungan. Namun diluar permasalahan sampah, kondisi kenyamanan lingkungan Buper Palutungan ternyata masih memuaskan pengunjung dimana tingkat kenyamanan lingkungan yang dirasakan responden dalam melakukan aktivitas mencapai 76,99%.Kenyamanan pengunjung merupakan suatu perhatian yang pada umumnya menjadi pertimbangan serius oleh staf pariwisata (Moscardo, 1998).

Selain tingkat kenyamanan yang cukup tinggi dirasakan oleh pengunjung Buper Palutungan, hasil survey juga menunjukan terpenuhinyadaya dukung psikologis-sosial pengunjung dalamkepuasan beraktivitas wisata dengan rata-rata tingkat kepuasan mencapai 71,72%. Tingkat kepuasan pengunjung yang cukup tinggi ini kemungkinan dipengaruhi oleh musim kunjungan dimana jumlah wisatawan masih berada di bawah nilai daya dukung fisik.Lopez-Bonilla (2008) dalam penelitiannya di Cadiz Nikaragua menyatakan bahwa musim kunjungan secara signifikan mempengaruhi kepuasan pengunjung sehubungan dengan layanan restoran, kualitas secara keseluruhan,

pemandangan, lingkungan dan

pemeliharaan.Kepuasan wisatawan adalah indikator pengakuan atas keberhasilan kapasitas dan pengelolaan tempat wisata (Siswantoro, 2013).Daya dukung sosial-psikologis pengunjung berdasarkan tingkat kepuasan terhadap aktivitas wisata Buper Palutungan terpenuhi ditunjukkan dengan tingginya minat wisatawan yang ingin berkunjung kembali ke Buper Palutungan mencapai lebih dari 80%.

Sedangkan daya dukung sosial-psikologis berdasarkan persepsi penduduk lokal terhadap keberadaan wisatawan yang datang menunjukkan tingkat penerimaan rata-rata mencapai 66,32 persen. Persepsi

(6)

penduduk juga menyatakan adanya gangguan yang ditimbulkan oleh kehadiran pengunjung sebanyak 49,47 persen terutama pada musim-musim puncak kunjungan dimana jumlah wisatawan yang datang telah melebihi daya dukung efektif. Gangguan yang ditimbulkan dalam bentuk perilaku pengunjung yang tidak disukai oleh penduduk setempat. Penduduk mengharapkan adanya jumlah kunjungan yang stabil sehingga tidak melebihi daya dukung fisik area Buper Palutungan.Terkait dengan keberadaan obyek wisata, hasil survey menunjukkan terdapat ketidakpuasan masyarakat karena minimnya keterlibatan dalam pengelolaan Buper Palutungan.

Aspek Ekonomi

Keberadaan Buper Palutungantelah memberikan manfaat ekonomi baik kepada pengelola, maupun masyarakat sekitar dengan adanya kontribusi manfaat dari penjualan tiket pengunjung.Hasil survey kepada responden menunjukkan bahwa manfaat ekonomi yang terutama terbatas pada masyarakat sebagai pelaku usaha ekonomi di Buper Palutungan.Persentase penduduk yang bekerja pada sektor wisata Buper Palutungan hanya sebesar 0,997% dari jumlah penduduk Desa Cisantana yang telah bekerja.Kecilnya manfaat ekonomi yang diperoleh dari keberadan obyek wisata menimbulkan sikap ketidakpuasan di masyarakat setempat. Kemudian berdasarkan tingkat pendapatan rata-rata responden penduduk juga menunjukkan sebanyak 48,42% responden memiliki pendapatan rata-rata yang masih berada di bawah Kriteria Kemiskinan Desa Cisantana Tahun 2013 serta masih berada di bawah pendapatan per kapita Kabupaten Kuningan.Hasil ini menunjukkan belum optimalnya peran obyek wisata Buper Palutungan dalam mendukung peningkatan taraf perekonomian masyarakat setempat. Penentuan Strategi Pengembangan Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan

Wisata

Hasil analisis daya dukung lingkungan wisata yang meliputi aspek fisik, aspek sosial-psikologis dan ekonomi selanjutnya menjadi dasar dalam menentukan strategi pengembangan.Dalam penilaian ini melibatkan stakeholder dari pengelola CV Wisata Putri Mustika, Balai TNGC, Pelaku Usaha, LMDK, Dinas Pariwisata, masyarakat dan Peneliti dalam penentuan bobot dan rating masing-masing faktor. Pendekatan daya dukung membantu manajemen untuk merencanakan strategi yang mencerminkan seperangkat kondisi lingkungan dan sosial yang diinginkan (Williams & Gill, 1991 dalam Patil, 2008).Sebagai alat manajemen, konsep daya dukung bisa juga diterapkan untuk mengurangi dampak negatif di daerah-daerah yang sudah mengalami pengembangan pariwisata yang intensif (Coccossis& Parpairis, 1992). Hasil analisis faktor internal dan faktor eksternal berdasarkan daya dukung lingkungan wisata diperoleh hasil pada tabel 2.

Hasil analisis faktor internal pada tabel di atas diperoleh masing-masing 7 (tujuh) kekuatan dan kelemahan berdasarkan analisis daya dukung lingkungan wisata. Selanjutnya analisis faktor eksternal ditunjukkan pada tabel 3.

(7)

Tabel 2.Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan(Strenght)

Daya dukung fisik masih dapat ditingkatkan pada musim-1.

musim off-season

Potensi daya tarik wisata alam yang ditawarkan menarik 2.

persepsi pengunjung

Potensi lanskap Buper Palutungan pada kualitas sedang 3.

Persepsi tingkat kepuasan wisatawan dalam melakukan 4.

aktivitas wisata mencapai 71,72%

Persepsi tingkat dukungan responden wisatawan terhadap 5.

keberadaan dan keberlanjutan obyek wisata Buper Palutungan mencapai 89,81%

Persepsi tingkat kenyamanan lingkungan yang dirasakan 6.

responden mencapai 76,99%

Daya dukung ekonomi berupa kontribusi manfaat 7.

ekonomi yang diterima oleh stakeholder

0.074 0.077 0.064 0.071 0.077 0.069 0.077 3 3 3 3 3 3 3 0.222 0.230 0.191 0.214 0.230 0.207 0.230 Kelemahan (Weakness)

Daya dukung fisik terlampaui pada musim puncak 1.

kunjungan (peak-season)

Tingkat kelerengan area buper antara agak curam-curam 2.

serta jenis tanah Latosol agak peka terhadap erosi Rendahnya kapasitas manajemen pengelola karena 3.

kurangnya jumlah petugas

Fasilitas wisata belum mencukupi menurut persepsi 4.

responden sebesar 38,71%

Persepsi wisatawan terhadap kondisi fisik dan kebersihan 5.

fasilitas wisata masih ada yang belum memuaskan Permasalahan sampah pengunjung terutama musim 6.

puncak kunjungan

Daya dukung ekonomi terbatas pada pelaku usaha wisata, 7.

masih kecil kontibusi untuk masyarakat setempat.

0.073 0.059 0.068 0.059 0.059 0.071 0.066 2 3 3 3 2 2 2 0.146 0.176 0.205 0.176 0.118 0.141 0.132 Total 1.000 2.732

(8)

Kondisi internal maupun eksternal di atas menggambarkan kondisi daya dukung lingkungan wisata baik dilihat pada aspek fisik, sosial-psikologis dan ekonomi

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang (Opportunity)

Kemungkinan peningkatan jumlah kunjungan 1.

wisatawan Buper Palutungan setiap tahunnya Daya dukung sosial dalam bentuk tingkat

2.

persetujuan dukungan responden masyarakat lokal terhadap pengembangan obyek wisata ke depan

mencapai 76,93%

Daya dukung sosial dalam bentuk tingkat

3.

penerimaan responden masyarakat terhadap kehadiran/kedatangan pengunjung mencapai

66,32%

Respon wisatawan yang ingin berkunjung kembali

4. (80%)

Dukungan Pemerintah baik Pusat dan Daerah

5.

dalam pengembangan obyek wisata Buper

Palutungan 0.108 0.101 0.104 0.104 0.108 3 3 3 3 3 0.325 0.302 0.313 0.313 0.325 Ancaman (Threaths)

Persepsi tingkat gangguan yang dirasakan oleh

1.

masyarakat akibat perilaku pengunjung Buper Palutungan terutama pada musim puncak

kunjungan

Persepsi negatif masyarakat terhadap pengelolaan

2.

lingkungan Buper Palutungan

Terjadinya kerusuhan sosial akibat ketidakpuasan

3.

masyarakat terkait kontribusi pendapatan wisata buper

Persepsi ketidakpuasan masyarakat karena

4.

minimnya keterlibatan di dalam pengelolaan buper Persepsi ketidakpuasan masyarakat terhadap

5.

manfaat/pengaruh yang diterima secara ekonomi dari keberadaan buper

0.086 0.097 0.104 0.086 0.101 4 3 2 2 2 0.343 0.291 0.209 0.172 0.201 TOTAL 1.000 2.795

Tabel 3.Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS)

Sumber: Analisis Data (2013)

pada area Buper Palutungan. Identifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal adalah suatu bagian penting dari suatu proses perencanaan strategis yang menjadi

(9)

komponen pembangunan berkelanjutan dimanaanalisis lingkungan seperti ini berperan penting dalam perumusan dan penentuan strategi (Reihanian et al, 2012). Analisis strategi melalui matrik analysis

Internal (IFAS)

Eksternal (EFAS)

Kekuatan/ Strength

(S)

Daya dukung riil masih dapat 1.

ditingkatkan pada musim-musim off-season mencapai 75%

Potensi daya tarik wisata alam yang 2.

menarik persepsi pengunjung Potensi lanskap Buper Palutungan 3.

pada kualitas sedang

Persepsi tingkat kepuasan wisatawan 4.

dalam melakukan aktivitas wisata mencapai 71,72%

Persepsi tingkat dukungan responden 5.

wisatawan terhadap keberadaan dan keberlanjutan obyek wisata Buper Palutungan mencapai 89,81% Persepsi tingkat kenyamanan 6.

lingkungan yang dirasakan responden mencapai 76,99%

Daya dukung ekonomi berupa 7.

kontribusi manfaat ekonomi yang diterima oleh stakeholder

Kelemahan/Weakness (W) Daya dukung riil terlampaui pada 1.

musim puncak kunjungan

(peak-season)

Tingkat kelerengan area Buper 2.

Palutungan agak curam s/d suram serta jenis tanah Latosol agak peka terhadap erosi

Rendahnya kapasitas manajemen 3.

(MC) pengelola sebesar 30,43% karena kurangnya jumlah petugas Fasilitas belum mencukupi menurut 4.

persepsi responden sebesar 38,71% Persepsi wisatawan terhadap kondisi 5.

fisik dan kebersihan fasilitas wisata masih ada yang belum memuaskan Permasalahan sampah pengunjung 6.

terutama musim puncak kunjungan Daya dukung ekonomi terbatas 7.

pada pelaku usaha wisata, masih kecil kontibusi untuk masyarakat setempat.

Tabel 4. Matriks Analisis SWOT

SWOT pada areal Buper Palutungan di kawasan TNGCdengan memanfaatkan factor-faktor internal dan eksternal diperoleh hasil sebagai berikut:

(10)

Peluang/Opportunity (O) Kemungkinan 1. peningkatan jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya Daya dukung 2. sosial dalam bentuk tingkat persetujuan dukungan responden masyarakat lokal terhadap pengembangan obyek wisata ke depan mencapai 76,93% Daya dukung 3. sosial dalam bentuk tingkat penerimaan responden masyarakat terhadap kehadiran/ kedatangan pengunjung mencapai 66,32% Dukungan 4. Pemerintah

baik Pusat dan

Daerah dalam pengembangan obyek wisata Buper Palutungan Respon wisatawan 5. yang ingin berkunjung kembali mencapai 80% Strategi S-O

Peningkatan kerjasama dengan 1.

pihak masyarakat, pengelola dan

pemerintah dalam menarik kunjungan wisatawan pada hari-hari off-season (S1,S4,O1,O3, O4,05)

Penataan ruang dan pengembangan 2.

fasilitas wisata sesuai dengan kondisi lingkungan lanskap (S2,S3,S6,O1,O2)

Starategi W-O

Pengelolaan dan pengaturan

1.

pengunjung pada musim puncak kunjungan (peak-season) (W1,W2, O1,O2,O5);

Pengembangan kompetensi SDM 2.

sebagai bagian dari sektor pariwisata (W3,W7, O2,O4)

Pengelolaan limbah sampah dan 3.

(11)

Selanjutnya strategi-strategi yang telah ditentukan di atas mempunyai prioritas tersendiri berdasarkan skor nilai

Ancaman (Threat = T) Persepsi tingkat 1. gangguan yang dirasakan oleh masyarakat akibat perilaku pengunjung Buper Palutungan terutama pada musim puncak kunjungan Persepsi negatif 2. masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan buper Terjadinya 3. kerusuhan sosial akibat ketidakpuasan masyarakat terkait kontribusi manfaat wisata Buper Persepsi 4. ketidakpuasan masyarakat karena minimnya keterlibatan di dalam pengelolaan buper Persepsi 5. ketidakpuasan masyarakat terhadap manfaat/ pengaruh yang diterima secara ekonomi dari keberadaan buper Strategi S-T

Peningkatan keterlibatan masyarakat 1.

dalam memperoleh manfaat ekonomi dengan pelatihan ketrampilan produk

wisata (S4,S5,S7,T3,T4,T5)

Strategi W-T

Pengawasan oleh organisasi 1.

masyarakat terhadap gangguan yang

timbul dari kedatangan pengunjung (W1,T1)

Peningkatan peran lembaga 2.

masyarakat desa konservasi (LMDK) pada sektor wisata (W7, T2,T4,T5)

yang ada. Hasil penjumlahan skor nilai dari faktor-faktor terkait pada masing-masing strategi diperoleh hasil sebagai berikut:

(12)

Kesimpulan

Kunjungan wisatawan Buper Palutungan saat ini masih berada pada daya dukung fisik sehingga mempunyai potensi untuk dikembangkan ke depan. Sedangkan pada kondisi daya dukung sosial-psikologis terpenuhi pada tingkat kepuasan pengunjung terhadap aktivitas wisata yang dilakukan namun kurang memuaskan dalam penggunaan beberapa fasilitas wisata. Sedangkan padatingkat penerimaan masyarakat terhadap keberadaan wisatawan rata-rata mencapai 66,32 persen namun masyarakat mengharapkan adanya jumlah kunjungan wisatawan yang stabil. Daya dukung ekonomi obyek wisata Buper Palutungan masih minim dalam mendukung peningkatkan perekonomian masyarakat Desa Cisantana. Strategi prioritas dalam pengembangan obyek wisata Buper

Tabel 5. Penilaian dan Penentuan Strategi Prioritas No Alternatif Pilihan Faktor yang

Terkait Bobot Prioritas

1 2 3 4 5

Peningkatan kerjasama dengan pihak masyarakat, 1.

pengelola dan pemerintah dalam menarik kunjungan wisatawan pada hari-hari off-season

S1,S4,O1,

O3, O4,05 1.712 I

Penataan ruang dan pengembangan fasilitas wisata 2.

sesuai dengan kondisi lingkungan lanskap S2,S3,S6,O1,O2 1.254 IV Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam

3.

memperoleh manfaat ekonomi dengan pelatihan ketrampilan produk wisata

S4,S5,S7,

T3,T4,T5 1.256 III

Pengelolaan dan pengaturan pengunjung pada 4.

musim puncak kunjungan (peak –season) O1,O2,O5W1,W2, 1.301 II Pengembangan kompetensi SDM sebagai bagian

5.

dari sektor pariwisata W3,W7, O2,O4 0.980 VI

Pengelolaan limbah sampah dan kebersihan

6. W4, W5, W6,

O2, O5 1.099 V

Pengawasan oleh organisasi masyarakat terhadap 7.

gangguan yang timbul dari kedatangan pengunjung W1,T1 0.483 VIII Peningkatan keterlibatan masyarakat pada sektor

8.

wisata melalui peran lembaga masyarakat desa konservasi (LMDK)

W7,T2,T4,T5 0.807 VII

Sumber: Analisis Data (2013)

Palutungan berdasarkan pendekatan daya dukung lingkungan wisataadalah peningkatan kerjasama dengan pihak masyarakat, pengelola dan pemerintah dalam menarik kunjungan wisatawan pada hari-hari off-season; pengelolaan dan pengaturan pengunjung pada musim puncak kunjungan (peak–season); dan peningkatan keterlibatan masyarakat dalam memperoleh manfaat ekonomi dengan pelatihan ketrampilan produk wisata; penataan ruang dan pengembangan fasilitas wisata sesuai dengan kondisi lingkungan lanskap; pengelolaan limbah sampah dan kebersihan; pengembangan kompetensi SDM sebagai bagian dari sektor pariwisata; dan peningkatan keterlibatan masyarakat pada sektor wisata melalui peran lembaga masyarakat desa konservasi (LMDK);

(13)

Jovicic, D., and Dragin, A., 2008. The Assessment of Carrying Capacity – A Crucial Tool for Managing Tourism Effects in Tourist Destinations. Journal of Turizam Volume 12 (2008): 4 -11

Lopez-Bonilla, J. M., and Lopez-Bonilla, L.M., 2008.Measuring Social Carrying Capacity: An Exploratory Study. Journal of Tourismos Volume 3, Number 1 Spring 2008: 116 -134 Muhammad, dan Baiquni, M., Studi

Perkembangan Wilayah Dan Daya Dukung Lingkungan Kepariwisataan Di Wilayah Yogyakarta Utara. Jurnal KawistaraVolume 2 No. 1, April 2012: 15-24

Moscardo, Gianna, 1998. Interpretation and Sustainable Tourism: Functions, Examples and Principles.The Journal of Tourism Studies Vol. 9, No. 1, May 1998: 2-13

Patil, D.Y., and Patil, Lata S., 2008. Environment Carrying Capacity and Tourism Development in Mahastra.Journal IIMK Conference on Tourism in India – Challenges Ahead, 15-17 May: 95-101

Pitana, I.G. dan Diarta, I.K.S., 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Reihanian, A., Mahmood, N.Z, Kahrom, E., and Hin, T.W., 2012. Sustain-able Tourism Development Sstrate-gy by SWOT Analysis: Boujagh Na-tional Park, Iran. Journal Elsevier, TourismManagementPerspectives4 (2012): 223–228

Siswantoro, H., Anggoro, S., dan Sasongko, D.P., 2012.Strategi Optimasi Wisata Massal di Kawasan Konservasi Ta-man Wisata Alam Grojogan Sewu. Jurnal Ilmu Lingkungan Volume 10 Issue 2: 100-110

Soemarwoto, Otto, 2004. Ekologi, Ling-kungan Hidup dan Pembangunan Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kementerian Kehutanan atas kesempatan studi yang telah diberikan dan kepada Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Pusbindiklatren Bappenas) yang telah memberikan kesempatan dan pembiayaan penuh kepada penulis dalam melaksanaan penelitian ini.

Daftar Pustaka

Balai TNGC, 2011. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan dan Monev Kegiatan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Ciremai. Ditjen PHKA Kementerian Kehutanan: Kuningan

---, 2012.Desain Tapak Objek Daya Tarik Wisata Alam Bumi Perkemahan Palutungan Taman Nasional Gunung Ciremai. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan: Kuningan Eagles, P.F.J., McCool, S. F. and Haynes,

C.D.A., 2002.Sustainable Tourism in Protected Areas Guidelines for Planning and Management. Best Practice Protected Area Guidelines Series No.8. The World Conservation Union World Commission on Protected Areas (WCPA)

Fandeli,C., & Suyanto, A., 1999. Kajian Daya Dukung Lingkungan Obyek dan Daya Tarik Wisata Taman Wisata Grojogan Sewu, Tawangmangu. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 19 (7): 32 – 47

Fandeli, Chafid dan Muhammad, 2009.Prinsip-Prinsi Dasar Mengkonservasi Lanskap. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Hakim, Luchman, 2004.Dasar-Dasar

Ekowisata.Penerbit Bayumedia Publishing: Malang

(14)

Edisi ke 10. Penerbit Djambatan: Jakarta

Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Kuan-titatif Kualitatif dan R &D. Cetakan ke-15. Penerbit Alfabeta: Bandung

Gambar

Tabel 3.Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS)
Tabel 4. Matriks Analisis SWOT
Tabel 5. Penilaian dan Penentuan Strategi Prioritas No                          Alternatif Pilihan Faktor yang

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan Ilustrasi Buku Legenda Reyog dan Warok Ponorogo Perancangan Ilustrasi Buku Legenda Reyog dan Warok Ponorogo merupakan salah satu upaya dalam melestarikan sejarah dan

Kemampuan menulis ilmiah populer bagi para guru Penjas SD pada umum- nya rendah, sehingga mereka jarang mengekspresikan gagasannya ke dalam tulisan, padahal itu sangat dibutuhkan

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan dan pemahaman sistem informasi akuntansi berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung

Sedangkan berdasarkan perhitungan frekuensi konsumsi makanan dengan metode  food kuantitatif didapatkan hasil: sumber pangan  pokok yang paling sering dikonsumsi adalah nasi,

meningkatkan daya guna dan hasil guna barang/asset daerah untuk kepentingan daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya, telah diatur tarif retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

Permasalahan kondisi sector ini diakibatkan oleh lemahnya tiga sector yang kontribusiya paling besar terhadap tingkat keselamatan pelayaran yang terjadi disuatu daerah yakni

Dalam penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) buah balok beton bertulang, dimana 1 (satu) buah merupakan beton bertulang normal (tanpa hollow) dan 1 (satu) buah balok

Bisa juga melalui akar filosofis kaum pengemis di sana, berpatokan dari penjelasan temanku bahwa orang luar yang ingin menikah dengan orang kampung pengemis, harus