• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surveyi Kondisi Sosial Ekonomi Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Surveyi Kondisi Sosial Ekonomi Sumbar"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Pandemi COVID-19

Tim Tanggap Darurat COVID-19

FISIP Universitas Andalas

bekerjasama dengan Balitbang

Prov Sumatera Barat

KAJIAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

SUMATERA BARAT PADA MASA PSBB

(2)

METODE SURVEI

Masyarakat yang disurvei adalah masyarakat Sumatera Barat yang tersebat

di 19 Kabupaten Kota termasuk yang berada di perantauan. Format riset ini

adalah deskriptif survei. dengan metode penarikan sampel dilakukan

dengan metode random sampling tidak sistematis. Jumlah responden:

minimal 1010. Pengumpulan data: wawancara online kepada responden

menggunakan kuesioner, berbasis teknologi informasi. Kendali mutu survei:

adalah dengan menggunakan pertanyaan saring yaitu orang yang

mengetahui dan paham dengan masalah yang ditanyakan. Hasil

wawancara

dikontrol

secara

sistematis

oleh

peneliti

dengan

membandingkan konsistensi jawaban responden. Respon yang berisi

jawaban yang tidak konsisten akan di-reject. untuk menjamin akurasi data

yang diperlukan. Validasi data: perbandingan karakteristik demografis dari

sampel yang diperoleh dari survei dengan dari populasi yang diperoleh

melalui data sensus (BPS) terakhir.

(3)

Kondisi Objektif PDP

PENYEBARAN COVID-19 DI SUMBAR BAR PER 5 MEI 2020

(4)

Kondisi Objektif

PERKEMBANGAN ODP DI SUMBAR BAR PER 5 MEI 2020

(5)

Kondisi Objektif

PERKEMBANGAN POSITIF COVID-19 DI SUMBAR

PER 5 MEI 2020

(6)

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(7)

PEMAHAMAN MASYARAKAT

TENTANG COVID-19

66,5%

Responden di nagari dan

jorong tidak mendapatkan

informasi protokol kesehatan

dengan baik dan lengkap

(8)

SUMBER INFORMASI

MASYARAKAT

82,7%

responden selalu meng-update

informasinya dari internet dan

media sosial seperti Instagram,

Facebook, Tweeter dan

Whatsapp.

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(9)

PENGETAHUAN MASYARAKAT

41,7%

Responden mengetahui

tentang kebijakan pemerintah

mengenai penanganan

(10)

RESPON MASYARAKAT

16,7%

responden yang menerima

sosialisasi dan penjelasan dari

aparatur pemerintah di tingkat

Desa/Nagari/Jorong/Kelurahan

/RW/RT

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(11)

RESPON MASYARAKAT

11,6%

masyarakat mengkhawatir

tentang bahaya pandemi

COVID-19 dari informasi yang

mereka terima setiap hari

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(12)

TINGKAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT

TERHADAP INFORMASI RESMI PEMERINTAH

62,2%

masyarakat percaya

dengan edaran &

informasi resmi yang

disampaikan pemerintah

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(13)

KESUKARELAAN SOSIAL RESPONDEN DALAM

MEMBANTU MASYARAKAT TERDAMPAK COVID-19

0

200

400

600

Bersedia membantu dalam bentuk materi

Bersedia membantu dalam bentuk tenaga

Bersedia membantu dalam bentuk sumbangan pikiran, informasi, nasihat

Bersedia membantu dalam bentuk peminjaman tempat

Tidak bersedia membantu

46,4%

28,3%

56%

5,6%

0,7%

(14)

Meningkat

Tetap

Menurun

600

400

200

0

Dampak Pandemi

COVID-19 pada

pendapatan

Responden

R=1007

Mayoritas Responden

mengalami penurunan

pendapatan sejak

pandemi COVID-19

52%

36%

12%

52%

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(15)

Pe

da

ga

ng

Pr

of

es

ion

al

Pe

ga

wa

i b

er

ta

rg

et

Pe

ke

rja

H

ar

ian

L

ep

as

So

pir

/P

en

go

jeg

UM

KM

Pe

ke

rja

R

T

Dl

l

25

20

15

10

5

0

Beberapa jenis

pekerjaan yang

mengalaman

penurunan

pendapatan

Pedagang kecil, UMKM,

Pekerja Harian Lepas,

Pegawai yang bekerja

di bawah target,

sopir/ojeg

29%

> 50%

7%

13%

16%

10%

18%

8%

4%

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(16)

10% - 25%

38.1%

Di atas 50%

32.7%

25% - 50%

29.2%

Berapa persen

penurunan

pendapatan

Bapak/Ibu/Sdr?

Terdapat 32,7% Responden

mengalami penurunan

pendapatan sejak pandemi

COVID-19 sebesar 50%

(17)

Kisah Pengendara Ojol

Mengalami penurunan pendapatan >50%

Pendapatan dalam kondisi normal saja kurang dari 1,8

jt/bln (bawah UMR)

Kondisi Kesehatan Batuk Pilek

Merasa perlu dapat bantuan, tapi belum menerima

bantuan

Selalu keluar rumah karena tuntutan pekerjaan

Kurangnya penjagaan kesehatan: selalu pakai masker,

tidak pernah pakai sarung tangan, jarang cuci tangan,

hanya kadang-kadang menghindari antrian dan

menyentuh benda-benda di area publik

Merasa sangat khawatir, tapi tetap bekerja di luar

rumah

(18)

Pendapatan dalam kondisi normal saja kurang dari 1,8 jt/bln

(bawah UMR)

Kondisi Kesehatan kurang sehat,

Merasa perlu dapat bantuan, tapi belum mendapat

bantuan

Selalu keluar rumah karena tuntutan pekerjaan

Kurangnya penjagaan kesehatan: tidak pakai masker, tidak

pernah pakai sarung tangan, jarang cuci tangan, hanya

kadang-kadang menghindari antrian dan menyentuh

benda-benda di area publik

Merasa sangat khawatir, tapi tetap harus bekerja di luar

rumah

Kisah Pekerja Harian Lepas

Mengalami penurunan

pendapatan lebih dari 50%

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(19)

Meningkat Tetap Menurun 750 500 250 0

BAGAIMANA DAMPAK

PANDEMI COVID-19 INI

PADA PENGELUARAN

BAPAK/IBU/SDR?

70% dari 1007 orang

Responden mengatakan

terjadi peningkatan

pengeluaran selama

Pandemi Covid-19, 21%

mengatakan tetap dan

hanya 9% yang

menjawab menurun

70%

21%

9%

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(20)

10% - 25%

48.5%

25% - 50%

36.8%

Di atas 50%

14.7%

10%-25%

BERAPA PERSEN

PENINGKATAN

PENGELUARAN

BAPAK/IBU/SDR?

Paling banyak yaitu 48,5%

menjawab mengalami

peningkatan pengeluaran

antara:

(21)

Perubahan

Cara

Berbelanja

AKTIVITAS BELANJA

ONLINE

29% Responden mengalami

peningkatan aktivitas belanja

online, 32% menyatakan tetap,

sedangkan sisanya 38%

mengatakan terjadi penurunan

aktivitas belanja

menurun

38.4%

Tetap saja

32.2%

Meningkat

29.4%

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(22)

Ba

ha

n

M

ak

an

an

M

ak

an

an

/M

inu

m

an

Ja

di

Ke

se

ha

ta

n

(o

ba

t,

vit

am

in

da

n

sa

nit

as

i)

Lis

tri

k

BB

M

(B

ah

an

B

ak

ar

M

iny

ak

)

Pu

lsa

/P

ak

et

D

at

a

Tr

an

sp

or

ta

si

um

um

(t

er

m

as

uk

tr

an

sp

or

ta

si

on

lin

e)

600

400

200

0

PERUBAHAN

PENGELUARAN

PENGELUARAN YANG

PALING DOMINAN PADA

MASA COVID-19

Perubahan pengeluaran

responden yang paling dominan

adalah Bahan Makanan

(sembako, sayuran dan lauk

mentah) yaitu sebanyak 57%

57%

4%

17,9%

11,3%

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(23)

POSKO TANGGAP COVID-19

APAKAH SUDAH TERBENTUK DI LINGKUNGAN TEMPAT

TINGGAL ANDA?

Sudah Efektif

27.5%

Belum terbentuk

26.6%

Tidak Tahu

24.4%

Sudah, tapi belum efektif

21.4%

(24)

PERUBAHAN PERILAKU "TETAP DI RUMAH"

SETELAH DITETAPKAN PSBB

0

200

400

600

800

Patuh dan disiplin untuk tetap berada di rumah

Sering berada di rumah, daripada bepergian

Sama banyak antara di rumah dan bepergian

Sering keluar untu bekerja

Responden

menyatakan

mematuhi

aturan PSBB,

47%

25%

3%

25%

47%

29%

36%

27%

(25)

Alasan Bagi

yang Tidak

Menjalankan

PSBB

87% mengatakan Sulit

Menjalankan

Mayoritas Responden mengatakan

Sudah Paham dan menjalankan

PSBB (80%), Namun ada 20% yang

belum menjalankan

Tahu tapi tidak paham 4%

Tahu tapi Sulit Menjalankan 87% Tahu tapi Sulit Menjalankan 87%

7%

Tahu tapi tidak paham

4%

Tidak Pernah mendengar

2%

Tidak Mau Tahu T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(26)

Kondisi Keuangan Responden

yang butuh Bantuan Pemerintah

Tidak Perlu Bantuan

54.4%

Perlu Bantuan

41%

Belum Sekarang

4.5%

41% Responden Perlu merasa perlu dibantu pemerintah,

namun 63% dari mereka menyatakan belum dapat bantuan

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(27)

Su

da

h

Be

lum

Ti

da

k T

ah

u

600

400

200

0

Pendistribusian

Bantuan Di

Lingkungan

Tempat Tinggal

21% Responden mengatakan

kalau bantuan sudah

diterima masyarakat

57,1%

21%

21%

57,1% Responden

mengatakan kalau bantuan

belum diterima masyarakat

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(28)

Beru saha diba ntu buru h tid ak te tap Beru saha diba ntu buru h te tap Beru saha send iri Buru h/Ka ryaw an/P egaw ai Peke rja b ebas di n onpe rtania n Peke rja b ebas di p erta nian 40% 30% 20% 10% 0%

WARGA TERDAMPAK EKOMONOMI

BERDASARKAN STATUS PEKERJAAN

WARGA

TERDAMPAK

EKONOMI

Penurunan Pendapatan

lebih dari 50%, Butuh

Bantuan Pemerintah

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(29)

Berusaha sendiri

Pekerja keluarga/tak dibayar

Buruh/Karyawan/Pegawai

Pekerja bebas di nonpertanian

Berusaha dibantu buruh tidak tetap

Pekerja bebas di pertanian

STATUS PEKERJAAN

PERANTAU YANG

TERDAMPAK EKONOMI

: 54%

: 9%

: 18,2

: 18,2%

: 9,1%

: 9,1%

T im T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

(30)

Tidak

57.4%

Masih Ragu

27.7%

Ya

15%

(31)

Hasil survei yang dilakukan oleh Tim Tanggap Darurat COVID-19 FISIP Unand bekerjasama dengan Balitang Provinsi Sumbar ini menunjukkan adanya dilema yang dihadapi masyarakat kita di tengah pembatasan sosial berskala besar di Sumbar. Terlihat bahwa di satu sisi mayoritas masyarakat kita sudah mengetahui dan paham tentang kebijakan PSBB di Sumatera Barat, namun karena tuntutan ekonomi dan pekerjaan masih terdapat sekitar 20% warga yang terpaksa harus tetap beraktivitas seperti biasa. Sebelum PSBB ada 29% warga yang telah patuh dan disiplin menjalankan pembatasan social dengan tetap berada di rumah. Dengan diterapkan PSBB jumlah itu meningkat menjadi 47%. Sebelum PSBB ada 36% warga yang masih kadang-kadang masih suka bepergian keluar rumah, namun setelah diterapkan PSBB jumlah itu alhamdulillah menurun menjadi 25%. Namun yang belum banyak berubah adalah orang tetap keluar ramah bekerja mencari nafkah yang sebelumnya ada 27% dengan diterapkan PSBB hanya berkurang menjadi 25%. Alasan mereka adalah sulit menjalankan PSBB khususnya dengan tetap berada di rumah karena alasan ekonomi. Lagi-lagi menurut hadil survey Tim Tanggap COVID FISIP Unand bekerjasama dengan Balitbang Prov. Sumbar, saat ini 52% dari 1010 responden menyatakan telah terjadi penurunan pendapatan mereka dengan angka yang bervariasi. 32,7% mengatakan terjadi penurunan lebih dari 50%, 30% mengatakan antara 25%-50%. Mereka yang mengalami penurunan pendapatan tertinggi adalah terutama para pedagang kecil, UMKM, Pekerja harian lepas, para pegawai yang pendapatan mereka berdasarkan penilaian kinerja harian atau mingguan, para sopir angkutan umum, pengendara ojeg dan sebagainya.

(32)

Sementara itu disisi lain telah terjadi peningkatan pengeluaran masyarakat dengan angka yang juga bervariasi. 14,7% mengatakan lebih dari 50%. Terdapat sebanyak 35,8% warga yang pengeluarannya meningkat 25% - 50%. Hal ini terjadi karena banyak warga terpaksa mengalihkan cara berbelanja ke belanja online. Jadi peningkatan pengeluaran terbesar adalah untuk kebutuhan bahan makanan pokok. .

Setelah dilaksanakan kebijakan PSBB di Sumbar terdapat 41% warga yang mengeluhkan tentang persediaan keuangan dan bahan kebutuhan pokok dan merasa perlu mendapat bantuan dari pemerintah dan para dermawan. Mirisnya 63% dari mereka mengatakan belum mendapatkan bantuan yang diharapkan. Dari hasil survey terlihat bahwa 57,1% responden mengatakan bahwa di lingkungan mereka belum ada pendistribusian bantuan dari pemerintah kepada yang membutuhkan. Berdasarkan fakta ini Tim Tanggap COVID FISIP Unand menghimbau kepada pihak terkait agar segera mempercepat proses pendistribusian bantuan kebutuhan pokok warga yang terdampak ini jika kita ingin menyukseskan pelaksanakan PSSB tahap 2 ini. Jika tidak dapat dipastikan kinerja kebijakan PSBB jilid 2 ini tidak jauh berbeda dengan PSBB Jilid 1.

Yang perlu terus menjadi perhatian serius semua pihak adalah peluang perantau yang akan mudik. Dari hasil survey ini terlihat hanya 57,4% perantau yang telah memastikan tidak akan pulang kampung lebaran ini. Artinya ada 42,6% potensi perantau akan tetap berusaha untuk pulang. Kita harus tetap berusaha meyakinkan saudara-saudara kita di Rantau untuk menahan diri sementara waktu ini untuk tidak mudik dulu sampai kondisi benar-benar pulih.

Dr. Aidinil Zetra, MA

(33)

Hubungi Kami

Tim T a n g g a p D a ru ra t C O V ID -1 9 F IS IP U n a n d

FISIP UNAND

akademik@soc.unand.ac.id

Kampus FISIP Lumau Manis Padang

0751-71266 HP 082382347119

ALAMAT EMAIL

ALAMAT SURAT

Referensi

Dokumen terkait

2017). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap siswa terhadap IPA di SMPN 3 Muaro Jambi berdasarkan indikator yang digunakan peneliti. Adapun rumusan masalah

Tujuan penelitian pada anak usia sekolah ini adalah ingin mengetahui prevalensi gangguan tidur, gambaran gangguan tidur, pengaruh intervensi sleep hygiene pada keluhan

Setiap hotel bersaing untuk mendapatkan konsumen yang berloyalitas tinggi, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan. Dalam upaya

Rerata skor intrumen penilaian unjuk kerja yang dibuat oleh guru IPA SMP di Kota Pekanbaru berada pada kriteria kurang sekali, dengan persentasi 77%, dimana

(2) Beberapa faktor yang mempengaruhi penanganan kasus keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam pemilihan umum, yaitu: a) Kurang Alat Bukti. b) Tidak adanya

Larutan garam jenuh (untuk Indonesia paling ideal). Kedua bahan di atas untuk sampel padat atau organ.. Kedua bahan diatas untuk sampel cair adalah Natrium Benzoat dan phenyl

Maka dari itu perusahaan harus memberi perhatian lebih terhadap likuiditas dan perusahaan harus membuat strategi yang bermanfaat, untuk mengoptimalisasikan dan

Menurut kajian yang dijalankan oleh Majlis Tindakan Ekonomi Negara (2005), pekerja yang kekurangan kemahiran kerja dan pengalaman kerja serta tidak dapat memenuhi